Archive for the ‘Ma’juj’ Tag

2.3. Perjalanan Bangsa Alan   Leave a comment


Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa yang dimaksud dengan Ya’juj Ma’juj masa lalu adalah Suku Alan. Namun bagaimana sebenarnya sepak terjang dari kaum barbar tersebut? Berikut sejarah perjalanan Bangsa Alan (yang banyak dikutip dari website http://www.turkicworld.org/):

Tahun 500 SM suku Aderbics, bagian dari Masguts / Massagetae, mengirim 40 ribu infanteri dan 2 ribu orang berkuda ke kamp Darius Agung di Babel. Ini adalah bukti dari penduduk nomaden besar yang tinggal di tepi Uzboy.

Dari sumber-sumber Cina, Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku orang-orang Hun (Xu-la, Lan, Hiu-bu, Siu-lin) yang paling disukai oleh raja-raja Timur Hun (Mao-dun / Mete dan anaknya Ki-ok / Kök) dari abad ke-3 SM. Hiu-bu dan Siu-lin adalah variasi kata untuk suku Yui atau Uigurs. Sedangkan Lan adalah sebutan untuk suku Alan.

Sekitar 220 SM terjadi migrasi awal suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia.

Sekitar 210 SM terjadi migrasi tahap ke-2 suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia, berakhir dengan himpitan Scyths dan dominasi Sarmatian di Pontic Utara.

Sekitar 204 SM Kekaisaran Hun dimana Alans termasuk di dalamnya mendirikan kekaisaran yang berlokasi di utara Siberia, timur Kashmir, dan sebelah barat Samudera Pasifik dan Laut Kaspia, dengan luas wilayah sekitar 18.000.000 km2.

Tahun 128 SM, para Alans disebutkan oleh penjelajah dan diplomat Cina Zhang Qian sewaktu berkunjung ke Kangju. Zhang Qian mengatakan: Kangju terletak sekitar 2.000 li [832 km] barat laut dari Dayuan. Penduduknya merupakan perantau dan menyerupai Yuezhi dalam adat istiadat mereka. Mereka memiliki 80.000 atau 90.000 pemanah terampil. Negara ini kecil, dan berbatasan dengan Dayuan (Ferghana). Mereka berhubungan dengan orang-orang Yuezhi di Selatan dan Xiongnu di Timur.

negara zhang qianNegara-negara yang dijelaskan dalam laporan Zhang Qian. Negara yang dikunjungi disorot dengan warna biru.

Sumber: en.wikipedia.org

Jenderal Ban Chao dalam Buku Han mengatakan bahwa pada 94 M Yuezhi mengatur perkawinan raja mereka dengan putri Kangju. Orang-orang Cina kemudian mengirim “hadiah besar sutra” ke Yuezhi yang berhasil mendapatkan bantuan mereka dalam menekan Kangju untuk berhenti mendukung raja Kashgar yang merupakan lawan mereka.

Dalam Buku Han juga tertulis bahwa pada periode dari 125 SM sampai 23 M wilayah Kangju telah meluas jauh dengan jumlah penduduk 600.000 orang, dimana 120.000 orang diantaranya mampu memikul senjata. Pada saat itu mereka telah menguasai Dayuan dan Sogdiana yang dikendalikan oleh sekitar lima orang raja.

Dengan posisi yang strategis yang didukung oleh ratusan ribu pemanah hebat, Kangju mengendalikan semua jalan di sepanjang rute perdagangan melintasi Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.

Pada abad ke-3 Weilüe menyatakan:

“Di kawasan Kangju ada kerajaan Liu, kerajaan Yan [di utara Yancai], dan kerajaan Yancai, yang berubah nama menjadi Alanliao (Alan). Mereka semua memiliki cara hidup dan berpakaian yang sama sebagai orang-orang dari Kangju.

Ke barat, kerajaan Alanliao berbatasan dengan Da Qin [wilayah Kekaisaran Romawi], ke arah tenggara berbatasan dengan Kangju Chu, Talas, dan Jaxartes.

Kangju berada di antara sejumlah negara yang telah ada sebelumnya dan tidak tumbuh atau menyusut, tapi kemudian kerajaan Liu, Yan dan Yancai / Alan tidak lagi menjadi bagian dari Kangju.”

Kangju mempertahankan independensi dan terus mengirim utusan ke Cina sampai akhir abad ke-3. Tak lama setelah itu, kekuatannya mulai berkurang dan akhirnya diserap ke dalam kerajaan Hephthalite.

Beberapa sarjana percaya bahwa negara Kangju / Kangui adalah polyethnic, yang terdiri dari empat suku utama, yakni Saks (Saka), Hun, Sarmatians Asia dan Kangju sendiri. Dua gaya hidup – nomaden dan menetap di sana hidup berdampingan.

Saat ini Kangju Wilayah Sogdiana berkaitan dengan provinsi Samarkand dan Bokhara di Uzbekistan modern serta provinsi Sughd di Tajikistan modern.

Pada 107 SM pemimpin Rhoxolani, yang bersekutu dengan Palacus, Raja Crimean Scythians, berperang melawan Mithridates VI Eupator, Raja Pontus.

Pada 16 SM terjadi serangan pertama dari Iazyges pada Moesia (salah satu daerah kekuasaan Romawi).

Pada 6 M Iazyges dan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 35 M Alan berpartisipasi dalam perang Ibero-Parthia, dimana Alan berperang di sisi Iberia.

Pada 49 M Eunones, Raja Aorsi, yang merupakan sekutu Romawi bersama dengan Cotys I, Raja Bosporus, berperang melawan Mithridates (Raja Pontus/Pontic).

Pada 56 M Plautius Sylvanus menahan serangan Sarmatians di Lower Danube.

Pada 62 M Raja Parthia Vologeses berjuang melawan Kuluk, Raja Alani.

Pada 67 M Roxolans menghancurkan Moesia, yang menyebabkan Legiun Ketiga dari Mark Antonius (Jenderal Romawi) memeriksa Moesia akibat serangan tersebut pada tahun 69 M.

Pada 69 M Roxolans yang beraliansi dengan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 72 M Alans menyerang Kaukasus, dan akhirnya menyerang kerajaan bawahan Parthia dari Media dan Armenia.

Pada 89-92 M Iazyges bersama dengan suku Jerman Suebi menyerang wilayah Romawi dibawah kekuasaan Domitianus yang akhirnya menderita kekalahan. Ini adalah serangan pertama yang sukses dari kaum barbar terhadap suatu kerajaan.

Pada 93 M terjadi aliansi antara kepala suku Barbar lokal dengan Alans di Bosporus pada masa pemerintahan Sauromates I, Raja Bosporus.

Pada 102 M kavaleri Roxolan berpartisipasi dalam serangan Decibal untuk menjatuhkan Moesia.

Pada 117 M Roxolans menyerang pasukan Romawi di Dacia. Pada tahun ini juga Sarmatian dan Rhoxolan melakukan penyerbuan di Moesia. Akibat penyerbuan ini, Kerajaan Romawi dibawah kepemimpinan Kaisar Hadrian memilih berdamai dengan raja Rhoxolani, P. Aelius Rasparaganus.

Pada 128 M Kaisar Hadrian membayar upeti tahunan kepada Rhoxolani untuk memungkinkan pasukan Romawi dapat melalui jalur Dacia menuju ke Tissa.

Pada 135 M Alan melakukan operasi militer di Transkaukasus dan Media guna menyerang Albania, Media, Armenia dan Cappadocia, yang akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Flavius ​​Arrianus dari Nikomedia.

Pada 139 M sebagaimana ditulis oleh Ptolemy bahwa di Eropa hidup suku Sarmatians Asia.

Pada pertengahan abad ke-2, Alans dikalahkan oleh tentara Romawi di bawah kepemimpinan Marcus Aurelius. Namun justru disini kedudukan Alans semakin kuat. Mereka kawin-mengawin dengan suku-suku Sarmatian lainnya dan membentuk satu-kesatuan yang solid. Banyak dari Alans (sekitar 8000 orang) yang diambil sebagai pasukan Romawi untuk menginvasi Eropa. Karena kemahirannya dalam berkuda dan memanah, salah satu diantara para Alans dipercaya sebagai panglima di Legion VI Victrix yang bertugas di Inggris. Legiun ini sebagian besar juga diisi oleh para Alans. Nama panglimanya adalah Lucius Artorius Castus setelah berganti nama. Setelah pensiun dari tugas mereka di Inggris, banyak diantara mereka menetap di dekat desa Lancashire dari Ribchester, yang dikenal pada zaman Romawi sebagai Bremetennacum Veteranorum. Dan populasi mereka di Inggris semakin lama semakin banyak.

Pada tahun 210 M Dacia diduduki oleh Sarmatians yang dimotori oleh Alans, sehingga sejak saat itu daerah di sekitar Sungai Danube menjadi derah yang sangat rawan dan berbahaya.

Pada tahun 225 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia Xosrov I untuk melawan Persia.

Pada 230 M,  Goth datang ke Pontic barat laut, sementara Roxolans tiba di Tissa dan bergabung dengan Yazygs.

Pada tahun 235-238 M, Pemerintahan Maximinus yang merupakan keturunan Alan memerintah Romawi.

Pada 273 M perluasan wilayah pengaruh Sassanian Persia sejauh “Gerbang Alans” (Darial) di bawah kepemimpinan Sabuhr I.

Pada 242 M, Alans bersekutu dengan Goth dan Carpi untuk mengganggu Trakia dan mengalahkan Gordian II di Phyllipolys.

Pada 260 M, Jenderal Dacia (Regalianus) yang pernah berbalik melawan Romawi tewas di Moesia oleh rakyatnya sendiri, akibat provokasi Rhoxolani.

Pada tahun 274 M, Alans merebut Palmyra dan Galia.

Pada 276 M terjadi pertikaian antara Roma dan Alans dibawah kepemimpinan Probus.

Pada tahun 300 M, sejarawan mengatakan bahwa “para Alans meraih kemenangan demi kemenangan dibawah nama nasional mereka sendiri, yakni Geloni, Agathyrsi, Melanchlaeni, Anthropophagi, Amazon, dan Seres. Hal ini menunjukkan kepemimpinan negara yang kuat saat Ammianus memerintah”.

Yang menarik disini sejarawan mengatakan suku “Amazon” merupakan bagian dari suku Alan. Wikipedia mengatakan: “Suku Amazon adalah suatu suku bangsa yang seluruhnya adalah perempuan pada Era Klasik dan dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon ada di daerah perbatasan Skithia  di Sarmatia (Ukraina modern). Para historigrafer lainnya berpendapat bahwa suku Amazon menghuni  Asia Minor, Libya, atau India. Dalam historiografi Romawi, ada banyak serangan suku Amazon di Asia Minor. Sejak masa Modern Awal, nama suku Amazon telah menjadi julukan untuk prajurit wanita secara umum”.

Pada tahun ini juga (300 M) bangsa Goth ditundukkan oleh Alans.

Pada tahun 330 M, Alans bersekutu dengan Sanesan, Raja Massagetae untuk melawan Raja Xosrov II Kotak dari Armenia. Sepertinya disinilah (gabungan antara Alans dan Massagetae), nama Schythians semakin dikenal.

Pada tahun 351 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia (Arsak II) guna melawan Persia.

Pada 356 M, Raja Shapur II memukul mundur Chionite Hun di perbatasan Persia.

Pada 359 M, Raja Chionite Grumbat mengambil bagian dalam pengepungan Amida yang merupakan negara bagian Persia dibawah Shah Shapur II.

Pada tahun 360 M bangsa barbar Cina, Hun melintasi Sungai Volga dan menyerang Alans. Sebagian dari Alans mundur ke Kaukasus Utara, sebagian diserap dalam Hun, dan sebagian lagi mundur ke Donets Utara.  Pada akhirnya, suku Alans dan Hun bergabung dan membentuk konfederasi Hunnic (Hunno-Alanic). Mereka mengontrol Pontic Utara, Tanais, dan stepa Kaspia Utara. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa sebenarnya dalam literatur China sejak abad ke-3 SM Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku Hun, selain Xu-la, Hiu-bu, dan Siu-lin. Alans sendiri disebut sebagai Lan dalam literatur Cina. Jadi sebenarnya Alans termasuk Hun juga. Pada tahun ini, gabungan Hun dan Alans berhasil menaklukkan Bulgar dan menyerang Ostrogoth di bawah kepemimpinan Ermanaric.

Pada tahun 375-454 M Kekaisaran Hun di Eropa terbentang seluas 4.000.000 km2, yang meliputi Rusia Selatan, Rumania, Yugoslavia Utara, Hungaria, Austria, Chekoslovakia, Jerman Selatan dan Jerman Pusat, Prancis Timur, Urals, Hungaria Utara, dan Byzantium.

Pada 375 M sebagaimana anggapan Ammianus Marcellinus bahwa Alans dan Masguts (Massagets) telah kawin-mengawin serta menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Pada tahun 376 M, Hunnic mengalahkan Vestgoths dan Ostrogoth dalam invasinya ke Eropa. Pada tahun ini, Alans-Hun (Hunnic) kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa Eropa. Sejarawan mengatakan “With Ermanaric’s Ostrogoths, Hun’s Bülümar (Balamber) acquired not only Alans, but other Ostrogoth subjects. Jordanes: “thirteen peoples which the Amalung ruler Ermanaric conquered in north: Golthescytha (Goths Scyths), Thiudos (Germ. People), Inaunxis, Vasinabroncae, Merens (Merya), Mordens (Mordvins), Imniscaris, Rogas (Germ.), Tadzans, Athaul (Türk. Atagul=Archers), Navego, Bubegenes, Coldas”, plus Heruli, Aesti and Venethi, numerous people Taifali who before 370 held Oltenia and western part of Muntenia. In Gaul Taifali, probably Türkic, and Sarmatians were settled together.

Pada tahun 377-378 M, aliansi Hun dan Alans dikenal sebagai barbar di Moesia. Pada tahun 378 M, anak tertua dari Hun Bulyumar (Balamber) menyeberangi Danube dan dengan Visigoth, Ostrogoth dan Alans mengalahkan tentara Byzantium dekat Andrianopole, sehingga Valeria, provinsi paling timur Pannonia, dibanjiri oleh Goth, Hun, dan Alans. Pada akhirnya gabungan Goth, Hun, dan Alans menguasai Pannonia setelah menyerang Gratian dan membunuh Kaisar Valens di Konstantinopel. Namun pada tahun 379 M, Kaisar Theodosius mengalahkan mereka. Pada tahun 380 M, Kaisar Theodosius berhasil membujuk Goth menjadi bagian dari Romawi. Sementara sebagian Alans memilih untuk bergerak ke utara. Banyak dari Alan, Hun, dan Gothic menjadi bagian dari tentara Romawi di bawah Kaisar Theodosius setelah direkrut oleh Gratianus.

Pada 383 M, invasi Juthungi di Raetia (wilayah Romawi) dipukul mundur oleh pasukan tambahan yang terdiri dari Alans dan Huns. Juthungi (Jerman: Juthungen, Yunani: Iouthungoi, Latin: Iuthungi) adalah suku Jermanik di wilayah utara sungai Danube dan Altmuhl di negara bagian Jerman Bavaria modern.

Tahun 394 M, Saul, Jenderal Theodosius dari suku Alan terlibat dalam pertempuran di Sungai Frigidus melawan Arbogast dan perampas Flavius ​​Eugenius.

Pada 395 M, Hun melakukan operasi militer di Transkaukasus dan menyerang Suriah, Cappadocia, dan Mesopotamia.

Pada 400 M, Alans dan Bolgars teridentifikasi hidup bersama di antara Itil dan Don.

Pada 401 M, pasukan tambahan Alans berada di Norrn Italia untuk memperkuat tentara Romawi dibawah pimpinan Alaric, Raja Visigoth.

Pada tahun 402 M, jenderal tertinggi pasukan Romawi Barat, Stilihon (Flavius Stilicho) yang memiliki ayah dari suku Vandal bersekutu dengan Hun dan Alans, guna membantu Stilihon melawan serangan suku Jerman. Pada tahun ini juga, tentara Stilicho yang dibantu oleh Alan terlibat dalam pertempuran di Pollentia melawan Alaric. Disini terjadi perselisihan internal antara Alans dan Hun, serta antar suku Goth, yang berujung pada saling bantai.

Pada 405 M, bantuan kembali datang dari Hun dan Alans ke Stilihon untuk melawan serangan suku Jerman (Sweves) dan suku Ostrogothic dibawah kepemimpinan Raja Radagaisus.

Pada tahun 406 M, Alans bergabung dengan Vandal dalam menginvasi Galia (Prancis), yang setelah itu mereka bertempur melawan kaum Frank (Frankish) dalam pelayanan terhadap Romawi. Pada tahun ini terjadi pula disintegrasi dari persekutuan Hunno-Alanic, dimana Alans meninggalkan Hun.

Pada tahun 407 M, para Alans yang berada di Inggris dan Prancis menikah dengan penduduk setempat. Sejarawan mengatakan “In 407 AD, Alans settled extensively north of Loire river, once called Armorica, now called Brittany. Alans arrived at about same time as Celtic Britons were fleeing to France after Saxon takeover of England. Alans and Celtic Britons intermarried extensively. Legacy of Alans includes French name “Alain” and its many variations, and cultural foundation of chivalric warfare (armored knights on horseback). Dari sinilah muncul istilah Anglo-Saxon. Jadi negara-negara yang disebut Anglo-Saxon memiliki nenek moyang yang berasal dari bangsa Alan.

Wikipedia mengatakan Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon. Salah satu pengaruh Alan di Inggris adalah pembentukan pasukan ksatria berkuda yang dilengkapi dengan baju besi. Sementara keturunan dan peninggalan Alan di Prancis dapat ditandai dari nama mereka, Alain beserta variasinya.

Pada tahun ini juga (407 M), gabungan Alans, Suebi (Swevs), dan Vandals menginvasi Gaul.

Pada tahun 409 M, Alans, Suebi dan Vandal bergerak dari Gallia ke Spanyol. Mereka menerobos Semenanjung Pyrenean, dimana mereka membentuk Negara Alanian.

Pada 410 M, Bulgar yang telah ditaklukkan Alan menyerang Lombardia (Longobards).

Pada 411 M, Goar (Goarchur) memimpin Alans yang ditinggalkan sekutu Vandal-nya. Pada tahun ini juga wilayah Spanyol dibagi-bagi antara penjajah: Alans, Raja Lusitania dan Carthaginiensis.

Pada 411 M, Alans menyerang perampas Maximus di Tarraco dalam pelayanannya terhadap Gerontius. Pada tahun ini juga, Jovinus yang didukung oleh Alan, Burgundi, dan kaum bangsawan Galia melakukan pemberontakan di Gaul Utara, namun pemberontakan ini gagal dan berujung pada eksekusi mati Jovinus oleh Kaisar Honorius pada tahun 413 M.

Pada 412 M, berdirinya Kedutaan Bizantium untuk Hun Barat di daerah Pontic.

Pada 414 M, pembelotan dilakukan oleh Alans yang bersekutu dengan Visigoth selama pengepungan Vasatae (Aquitaine).

Pada tahun 418 M, Westgoths mengalahkan Alans di Alanian. Raja Alanian di Spanyol, Addac tewas dan dibunuh oleh Vallia di Gibraltar. Para Alans lari ke Kerajaan Vandal dan menyerahkan diri mereka ke Gunderic, Raja Vandal di Gallaecia. Mereka diterima dengan baik oleh Gunderic. Sejak ini, Vandal dan Alans selalu bersatu dan bahu membahu. (hmm… bisa dibayangin deh kalau dua suku paling barbar di dunia bergabung menjadi satu. Alans dari timur, dan Vandal dari barat. Pernah dengar khan istilah vandalism yang merujuk pada tindakan barbar dan sadis. Istilah tersebut diambil dari nama suku Vandal yang memang terkenal kejam)

Pada 420 M, Hun menduduki Pannonia dan menetap di tengah Danube, dipimpin oleh Yabgu Roila (Rugila), Aybat (Mundzuk) dan Kagan Oktar.

Pada 422 M, terjadi perjanjian perdamaian antara Bizantium dengan Persia.

Pada tahun 424-471 M, keluarga Alan Flavius yang keturunan Alans menunjukkan pengaruh besarnya di Byzantium.

Pada 428 M, Geiseric naik tahta menjadi Raja Vandal dan Alans.

Pada tahun 429 M, Vandal dan Alan melakukan penyeberangan dari Spanyol ke Afrika Utara.

Pada 434 M, Hun mengepung Konstantinopel yang berakibat  kematian pada Rugila. Rugila lalu digantikan oleh Atilla dan Bleda.

Pada 436 M, St Germanus memohon pada Raja Alanik untuk mengampuni Armorika (termasuk wilayah jajahan Romawi saat itu). Saat ini Armorika disebut Brittany, merupakan salah satu provinsi di Prancis. Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan, dengan luas wilayah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 440 M, Alans menetap di Valence di bawah kepemimpinan kepala suku Sambida.

Pada 442 M, pembenahan kediaman Alans di Transalpine Gaul oleh Aetius.

Pada 445 M, Attila mulai memimpin Hun dalam pemerintahan tunggal.

Pada 447 M,  Eochar, raja Alans, dikirim oleh Aetius untuk menghadapi Bacaudae dari Armorica sebagai balasan atas pemberontakan mereka. Pembantaian Alans terhadap kaum Bacaudae baru berhenti setelah St Germanus (Uskup Auxerre) turun tangan.

Pada 448 M, Attila kalah dari Akatsir Scythians dan akhirnya digantikan oleh Ellak, anak tertuanya, sebagai penguasa Pontus Hun.

Pada 450 M, tentara negara-negara sekutu di Selatan Kaukasia mendapatkan benteng-benteng yang dinamai “Pahane Honsu” (pertahanan terhadap Hons). Pada tahun ini terjadi pula penghancuran terhadap Benteng Chor (Derbent) oleh pasukan Armenia dan Albania. Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap Alans yang dipimpin oleh Raja Georgia, Vaxtang Gorgasali.

Pada 451 M, terjadi pertempuran di jurang Catalaun dekat Trua antara Atilla dengan Aecius.  Di sisi Atilla ada Hun, Geruls, dan bagian dari Frank Ostrogoth, sedangkan di sisi legiun Romawi pimpinan Aecius tentaranya direkrut dari Gaul dan Jerman, serta Vestgoths, Burgunds, Frank, dan Armorician Alans (dipimpin oleh Sanhiban). Tidak ada hasil yang pasti pada pertempuran ini.

Pada 452 M, Hun menginvasi Azerbaijan.

Pada 453 M, terjadi penaklukan Alans di [Transalpine] Gaul oleh Raja Visigoth, Thorismud.

Pada 454 M Ellak (anak tertua Atilla) mencoba menekan pemberontakan, namun ia dikalahkan dan tewas dalam pertempuran di Nedao. Sisa-sisa tentara Ellak mundur ke timur Carpathians. Dua anak lainnya (Dengizik dan Ernak) tetap di Dacia dan Bessarabia. Kekalahan Hun di Nedao mengakhiri masa Kekaisaran Hun. Sementara Alans, yang dipimpin oleh Kandak dipaksa untuk pergi ke Dobrudja. Dobrudja atau Dobrogea adalah wilayah di Rumania dan Bulgaria, terletak antara Sungai Donau dan Laut Hitam. Wilayah Dobrogea meliputi Dobrogea Utara yang merupakan bagian dari Rumania dan Dobrogea Selatan yang merupakan bagian dari Bulgaria.

Pertempuran Nedao di Pannonia adalah pertarungan paling brutal dalam sejarah; dimana beberapa suku barbar terlibat di dalamnya, yaitu Goth, Gepids, Rug, Swev, Hun, Alan, dan Gerule. Sejarawan Jordanes mengatakan And so the bravest nations tore themselves to pieces. For then, I think, must have occurred a most remarkable spectacle, where one might see the Goths fighting with pikes, the Gepidae raging with the sword, the Rugi breaking off the spears in their own wounds, the Suavi fighting on foot, the Huns with bows, the Alani drawing up a battle-line of heavy-armed and the Heruli of light-armed warriors.

Setelah pertempuran di Sungai Nedao (Pannonia), Alans menetap di Scythia Minor dan Lower Moesia dibawah pimpinan kepala suku Candac pada tahun 455 M. Pada tahun ini juga, Kerajaan Hephthalites yang sering disebut Hun Putih menaklukkan Kushans dan menyerang India dibawah kepemimpinan Abdaly.

Pada 456 M, Byzantium menduduki Lazika (sekarang masuk wilayah Georgia) yang merupakan tempat strategis di sekitar Laut Hitam.

Pada 463 M, Saragurs dari kaum Oguric menundukkan Akatsirs dari kaum Schythia.

Pada 464 M, Beorgor, raja Alans, dikalahkan dan dibunuh di Bergamo oleh bangsawan Ricimer.

Pada 466 M, terjadi invasi Saragurs dan Onogurs di Transkaukasia.

Pada tahun 468-469 M pecah pertempuran di Danube antara Hun dan Byzantium. Bel-Kermek (Hernach) setelah kematian Dengizik memimpin tentara Hun. Byzantium mengalahkan serbuan Hun dengan susah payah. Tentara Byzantium yang dipimpin oleh Aspar (yang ayahnya seorang Alan) terdiri dari tentara bayaran dari Slavia dan Alans. Setelah kemenangan Byzantium, Hun meninggalkan Dacia dan Bessarabia. Provinsi ini dibuka untuk kolonisasi Slavia. Selain itu, Hun juga menawarkan aliansi pada kekaisaran Romawi Timur.

Pada tahun 477 M, Huneric naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alan.

Pada 478 M, percobaan pembunuhan Konsul Illus, konselor dari Kaisar Zeno, oleh seorang Alan.

Pada 481 M, kaum Goth pimpinan Theodoric, anak dari Triariya, meraih kemenangan atas Bulgars.

Pada 487 M, tentara Alans memperkuat ekspedisi dari Ravenna-Italia melawan Rugi yang dipimpin oleh Raja Italia (Odoacer).

Pada 530 M, Gelimer menjadi Raja Vandal dan Alan.

Pada 531 M, Raja Sasania Husrav Anosruvan memperkuat Darband dan membentengi wilayah Kaukasus Timur dan Tengah dalam upaya untuk menangkis serangan kaum nomaden dari utara, termasuk oleh Alans.

Pada 534 M, penghancuran kerajaan Vandal di Afrika oleh Belisarius (Jenderal Bizantium).

Pada 548 M, suatu aliansi dibuat oleh Gubazes, Raja Lazi/Lazica, dengan Alans dan Sabirs untuk menguasai Iberia yang dikuasai Romawi.

Pada 549 M, Alans ikut dalam ekspedisi Jenderal Sasania (Chorianes/Farroxan) guna melawan Lazika.

LazikaPeta Lazika pada abad kuno

Sumber: en.wikipedia.org

Sekitar 550 M, terjadi kontak erat antara Alania dan Byzanthia/Byzantium di masa pemerintahan Raja Sarosius di Alania.

Pada 551 M, Bulgar dan Alans terdeteksi sebagai populasi yang menetap di kota-kota di Bulgaria, berada dekat dengan Gerbang Kaspia. Selain itu, ada juga Alans dan Bulgar yang terdeteksi sebagai nomaden yang berada di stepa utara Kaukasus. Sejarawan Zachariah Ritor mengatakan bahwa pada saat itu juga orang-orang Avnagur (Onogur), Avgar, Sabir, Burgar, Alan, Kurtargar, Avar, Hasar, Dirmar, Sirurgur, Bagrasir, Kulas, Abdel dan Hephtalite tinggal di tenda, memakan daging ternak dan ikan, serta berburu hewan liar dengan senjata mereka.

Pada 556 M terjadi konflik teritorial antara Alans dan Misimians di Lazica.

Pada 557 M Bangsa Avar datang di tanah yang dikuasai Sarosius (Sarodius, Saroes), raja Alans. Sejarawan Gumilev mengatakan nenek moyang orang Hungaria adalah percampuran antara suku Avar dengan Alans.

Pada 561 M, merupakan kejadian lima puluh tahun perdamaian antara Justinian (Kaisar Romawi) dan Husrav Anosruvan (Raja Persia). Alans dan Hun dilarang untuk menyeberang Darial dan Darband (wilayah Persia) untuk menyerang wilayah Bizantium (Romawi).

Pada 563-567 M, Persia menjalankan aksi militer yang sukses melawan Ephtalites, namun di waktu yang hampir bersamaan Persia dikalahkan suku Savir yang berada di Kaukasus Selatan. Suku Savir tinggal bertetangga dengan suku Masguts (Alans).

Antara 566 dan 571 M, Istemi Djabgu ditundukkan masyarakat Banajar, Balanjar (Belenjer) dan Khazar. Baranjar (Balanjar) = Onogur = Utigur Bolgars. Pengaruh Khazar meningkat. Khazar menjadi asisten dan sekutu terdekat dari bangsa Turks.

Sekitar tahun 570 M, Diplomat Zemarchus dari Bizantium pergi ke Kekhanan di Turki Barat. Persia lalu berupaya untuk mencegat Zemarchus melalui Alans. Dalam perjalanan kembali, ketegangan terjadi antara Sarodius, raja Alans, dan duta besar Turki.

Pada 572 M, Saroes, raja Alans, bersekutu dengan John dari Armenia, guna melawan Persia.

Pada 574 M, Alans (sekutu Persia) ditangkap dan dibawa sebagai sandera ke Byzantium untuk diperhadapkan ke Kaisar Tiberius Constantine.

Pada 576 M, Bizantium yang dibantu oleh Savirs dan Alans merampas Albania yang dikuasai Sassanid (Persia). Hal ini juga mengakibatkan suku Alan berhasil mengontrol Celah Darial.

Pada 580 M terjadi serangan dari Alans yang di bayar Byzantium untuk melawan Persia di Azerbaijan.

Dalam “Buku Sui” yang diterbitkan pada 581 M dibahas tentang “Deskripsi Tele”, dimana disitu terdapat daftar 45 suku padang rumput Asia, termasuk Lan (Alans). Alans disebutkan berasal dari Turki yang berbahasa suku Tele.

Pada 642 M kampanye militer dilakukan oleh Jenderal Asad, atas perintah Khalifah ‘Umar I, di pegunungan Alans.

Pada 651 M dengan hilangnya aturan Kekhanan Utara, mantan konfederasi Khazaria, seperti Bolgar Kutugurs, Alans, Slavia dan ITIL Bolgars mendapatkan kemerdekaan. Sedangkan Khazar tetap merupakan Kekhaganan dari Dinasti Ashina. Pada tahun ini pula (651 M) kekalahan tentara Khazar-Alan oleh pasukan Abd Al Rahman di pertempuran Efrat.

Pada 655 M Khazar bekerja sama dengan Alans yang menggunakan bahasa Iran.

Pada 662 M terjadi ekspedisi militer oleh orang Muslim terhadap Alans.

Pada 670 M Bolgars Bat-Boyan dikalahkan oleh Khazar. Khazar lalu memulihkan wilayah dengan Bolgar timur (Utugur) dan populasi Alan. Wikipedia mengatakan ada kemungkinan kata “Boyan” berasal dari kata “Boii” (laki-laki) dari suku Celtic yang pernah berdiam di Ceko. Kata ini kemudian juga meluas ke bekas Negara Yugoslavia, seperti Serbia dan Kroasia, dengan nama “Bojan”. Boyan sendiri adalah kata berbahasa Bulgaria dan Slavia yang biasa diberikan untuk nama anak lelaki. Bentuk pendek dari nama Boyan digunakan di Bulgaria adalah Bobi atau Bobby.

Ada juga kemungkinan lain bahwa nama “Boyan” atau “Bojan” berasal dari bahasa Celtic: “Bryan” atau “Brian” yang memiliki arti “kuat” atau “mulia”.

Pada 682 M terdeteksi “Kerajaan Hun” yang biasa disebut dengan nama Belenjer atau Baranjar atau Balanjar atau Onogur atau Utigur Bolgars dengan ibukota Varachan yang terletak di utara Derbent. Kerajaan ini berada dibawah kekuasaan Kerajaan Khazar.

Pada 705 M serangan Alan melawan Abasgia (di bawah pemerintahan Arab) setelah dihasut oleh Kaisar Romawi (Justinian II).

Pada 715 M terjadi ekspedisi militer bangsa Arab terhadap Alans dibawah kepemimpinan Khalifah ‘Umar II.

Pada 721 M terjadi invasi negara Alans oleh bangsa Turki Khazar.

Pada 722 M terjadi Perang Kedua antara bangsa Khazar dengan Arab dimana kampanye militer pertama dilakukan pasukan Arab yang dipimpin oleh Zh. Jirrah di Kaukasus Utara melawan Alans dan Khazar. Pasukan Arab yang dipimpin Jenderal Tabit al-Nahram dikalahkan oleh Alans dan Khazar.

Pada 723 M Khazar kehilangan Balanjar oleh pasukan Arab, sehingga Khazar terpaksa memindahkan ibukota mereka ke Samandar.

Pada 724 M lagi-lagi terjadi ekspedisi militer melawan Alans dan Khazar oleh bangsa Arab yang dipimpin oleh al Jarrah bin ‘Abdallah al-Hakami.

Pada 725 M bangsa Alans terdorong ke anak sungai sebagai akibat dari serangan terhadap mereka oleh pasukan Khalifah Umayyah yang dipimpin oleh al-Hajjaj bin ‘Abd al-Malik.

Pada 728 M terjadi ekspedisi militer melawan Turki Khazar oleh pasukan Arab yang dipimpin oleh Maslamah bin ‘Abd al-Malik melalui Gerbang Alans (Darial).

Pada 730 M terjadi kekalahan pasukan Arab dan kematian al-Jarrah bin ‘Abdallah al Hakami di tangan Turki Khazar yang merupakan penjajah dari negara Alans.

Pada 735 M terjadi kampanye militer oleh pasukan Arab dibawah kepemimpian Mervan Kru di Alania yang dipimpin oleh Raja Itaz.

Pada 736 M terjadi penaklukan tiga benteng di negara Alans oleh pasukan Muslim pimpinan Marwan bin Muhammad.

Pada 737 M terjadi ekspedisi militer melawan negara Khazar yang dipimpin oleh Marwan bin Muhammad melalui Gerbang Alans.

Pada 751 M pasukan tambahan Alan terdeteksi di Armenia untuk memperkuat pasukan Romawi (Constantine V).

Pada 758 M pasukan Muslim pimpinan Yazid bin Usaid bin Sulami berhasil menaklukkan Gerbang Alans.

Pada 770 M Bangsa Oguzes datang ke Transoxania. Mereka akhirnya memiliki wilayah sendiri disana yang disebut Oghuz Yabgu. Para pendiri kekaisaran Ottoman adalah keturunan dari Oghuz Yabgu. Saat ini warga Turki, Turkmenistan, Azerbaijan, dan Gaugazia adalah keturunan Oghuz. Istilah Oghuz berangsur tergantikan dengan istilah Turkmen atau Turcoman yang berarti Orang Turki. Mereka pernah memiliki peran utama sebagai tentara bayaran Pangeran Rus untuk memperkuat pasukan kavaleri Rusia. Saat itu mereka dikenal dengan julukan “Topi Hitam”. Mereka juga tercatat pernah memperkuat pasukan Muslim di Timur Tengah, Byzantium, bahkan di Spanyol dan Maroko.

Oguz YabguPeta wilayah Oghuz Yabgu (Kazakhstan saat ini)

Sumber: en.wikipedia.org

Transoxania sendiri adalah nama sebuah wilayah kuno yang terletak di Asia Tengah, antara Sungai Amu Darya (Sungai Oxus) dengan Sungai Syr Darya (Sungai Jaxartes/Yaxartes). Transoxania atau Transoxiana berasal dari bahasa Yunani yang berarti “daerah di sekitar Sungai Oxus”. Setelah ditaklukkan Arab pada abad ke-8, daerah ini dikenal sebagai Ma-Nahr wara’un yang artinya “yang berada di luar sungai”. Orang Persia menyebutnya dengan nama “Turan”. Wilayah ini pernah merupakan salah satu satrap dari Dinasti Achaemenid Persia dengan nama Sogdiana.

Daerah ini sekarang sebagian besar berada di Uzbekistan, tetapi juga sebagian di selatan Kazakhstan,  Tajikistan dan Turkmenistan.

Kota-kota bersejarah yang penting di Transoxania yaitu Samarkand dan Bukhara.

Pada tahun 776 M, Negara Alania terdeteksi dalam peta St. Beat yang terletak antara muara Sungai Danube dengan Dniester.

Pada tahun 820 M Alans memperkuat pasukan Thomas dari suku Slav, pemimpin pemberontakan melawan Kaisar Bizantium (Michael II).

Pada 842 M, Sallam pergi ke negara Alans dengan bertindak sebagai juru bahasa bagi negara Khazars.

Pada 851 M, ekspedisi militer dilakukan oleh bangsa Turk pimpinan Abu Musa Buga Elder terhadap Georgia, Abkhazia, Alans dan Khazar. Serangan ini menyebabkan sekitar seratus Alan dideportasi ke Dmanisi (Tasiri).

Pada 888 M, keturunan suku Alan berjuluk “Alan I the Great”, menjadi raja Brittany. Brittany atau Bretagne adalah wilayah budaya di utara-barat Perancis; meliputi bagian barat Armorica, seperti yang dikenal selama periode pendudukan Romawi. Brittany kemudian menjadi sebuah kerajaan yang independen dan kemudian kadipaten sebelum bersatu dengan Kerajaan Perancis pada 1532 sebagai provinsi. Brittany juga telah disebut sebagai Kurang, Lesser atau Little Britain. Letak Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan. Luas wilayahnya adalah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 888 M, Alan Baqat’ar, sekutu Bagrat I dari Abkhazia berperang melawan raja Georgia, Adarnase II.

Pada 895 M, Alans dan Bulgar dibebaskan dari kekuasaan Khazar.

Pada 900 M, terjadi perang Alano-Khazar selama pemerintahan Aaron, raja Khazaria.

Pada 903 M, Ibnu Rustah memberi keterangan mengenai deskripsi geografis Kerajaan Alania.

Pada 905 M, Raja Alans pindah ke agama Kristen melalui perantaraan Exusiastes dari Abasgia.

Pada 910 M, pengkhotbah-pengkhotbah Kristen dari Bizantium memulai misi pertamanya di Alania. Mereka berusaha membangun fondasi keuskupan di Alania, dimana Peter menjadi Uskup Agung yang pertama.

Pada 920 M, Khazar bertarung dengan Burtas, Oghuz, Bizantium, Kengeres dan Kara Bolgars.

Pada 924 M, upaya aliansi anti-Bulgaria dilakukan oleh Kaisar Romanus I Lecapenus dengan Ruses, Pechenegs, Alans dan Magyars.

Pada tahun 930 M, Kazars bersekutu dengan Alans, dan mengadopsi Yudaisme sebagai agama, serta mengatur pernikahan dinasti.

Pada 931 M, Agama Kristen ditinggalkan oleh Alans yang akhirnya mengusir uskup dan imam yang dikirim oleh Kaisar Bizantium.

Pada 943 M, deskripsi geografis kerajaan Alania dilakukan oleh al-Mas’udi yang sekaligus merupakan orang pertama yang mencatat penampilan kota Magas. Pada tahun ini juga terjadi aliansi antara raja Alans dan raja Daghestan dari kaum Avar. Al-Mas’udi dalam catatannya berjudul “Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia” melaporkan bahwa Raja Alans melengkapi pasukannya sebanyak 30.000 kavaleri. Dia mengatakan bahwa Raja Alans adalah raja yang kuat, dan menikmati pengaruh lebih dibanding raja-raja lainnya. Pada saat itu Alania telah memiliki 150.000 penduduk.

Pada 944 M terjadi persekongkolan antara Alans, Rusia dan Lesghians melawan Arran.

Pada 965 M penghancuran Kekaisaran Khazar serta kekalahan Alans dan Circassians oleh Pangeran Rus (Svyatoslav dari Kyiv).

Pada 977 M, Ibnu Haukal dalam “Wajah Bumi” mencatat bahwa bahasa Azeri dan bahasa Persia digunakan sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di Kaukasus.

Pada 1014 M, Alda (putri Alan), diperistrikan oleh Raja Giorgi I dari Georgia.

Pada 1029 M, Urdure, raja Alans, dibunuh dalam pertempuran oleh Kwirike III, raja Kaxet’i. Pada tahun ini pula terjadi ekspedisi militer yang dipimpin oleh Pangeran Yaroslav Wise dari Kyiv terhadap Alans.

Pada tahun 1032-1033 M, serangan dari Alans, Avars, dan Ruses terhadap daerah-daerah Muslim di Transkaukasia Timur, seperti Sarwan dan Darband mengalami kegagalan.

Pada tahun 1050 Kaisar Constantine IX Monomachus dan putri raja Alania terlibat perselingkuhan.

Tahun 1062 M Dorgoleli diangkat menjadi raja Alans. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan antara raja Georgia (Bagrat IV) dengan putri Alan (Borena).

Pada tahun 1062-1065 M para Alan melakukan serangan melalui Darial terhadap Saddadid, Emirat Arran (Timur Transkaukasia).

Pada 1065 M Raja Alania (Durguleit Yang Agung) berkunjung kepada raja Georgia (Bagrat IV) di Kutais.

Pada tahun 1066 M, banyak keturunan Alanic dari Bretons bergabung dengan William Sang Penakluk dalam penaklukan Inggris. Kontribusi taktik militer diwarisi dari leluhur mereka, dan kemudian menyebarkan pengaruh genetik mereka melalui Inggris ke Skotlandia serta tempat lain. Salah satu frekuensi tertinggi haplotype R1b 35 di mana saja di database Y-STR adalah salah satu sampel dari Paris, Perancis, berdekatan dengan Normandia, dan bahkan lebih dari itu, diantara Amerika keturunan “Cajun”. “Cajun” sebenarnya merupakan kontraksi sehari-hari dari kata “Acadian” (sekarang Nova Scotia dan New Brunswick, dan bagian utara Maine). Mayoritas dari pemukim awal PerancisKanada adalah dari Acadia dan Quebec berasal dari Norman atau Breton. Banyak keluarga Skotlandia yang menunjukkan penanda DYS393 = 12 yang berarti merupakan keturunan dari Alans yang tiba dengan Normandia, sejak Sarmatians yang datang dengan Romawi.

Pada tahun 1072 M, terjadi pernikahan antara Maria Alania (keturunan Alans) dengan kaisar Byzantium, Michael VII Duca Parapinaces.

Pada tahun 1072 M terjadi perekrutan pasukan tentara bayaran di Alania oleh Michael VII Ducas untuk menghadapi pemberontakan Norman Roussel dari Bailleul. Pada tahun ini pula tentara bayaran Alan melayani Comneni bersaudara di Anatolia.

Pada tahun 1075 M intrik licik terjadi di Byzantium yang dilakukan Maria dari Alania (istri Michael VII Ducas) dengan Nicephorus III Botaneiates. Pada tahun ini, Irene dari Alania dipristrikan oleh Isaac Comnenus (saudara tua dari Kaisar Alexios I Komnenos).

Pada tahun 1085 M Adam dari Bremen memberi keterangan tentang suku Scythian kuno di wilayah Baltik timur. Ia mengatakan bahwa di wilayah tersebut hidup suku Alans atau Albans, yang dalam bahasa mereka sendiri disebut Vizzes yang kemudian disebut Ambrones yang dikenal sangat kejam dan terlahir dengan rambut putih.

Hmm.. mungkinkah pernyataan diatas memiliki korelasi dengan hadits berikut:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka. ” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.

Pada 1099 M, Karachai-Balkarian (bagian dari serikat suku Alan) muncul ke permukaan.

Pada 1107 M, Rhosmices, bangsawan dari Alania membantu Bizantium selama invasi Epirus oleh pangeran Norman, Bohemund dari Antioch.

Pada 1116 M, Don Kipchak menyerbu lagi dan dikalahkan oleh Pangeran Rusia. Rusia menyerbu balik Cumans-Kipchaks dan berhasil mengambil kota Sharukhan, Sugrov dan Balin yang dihuni oleh populasi Alano-Bulgar. Pada akhirnya terjadi pernikahan Yaropolk, putra Vladimir II Monomah dari Kyiv, dengan putri Alan. Pada tahun ini pula suku Alan direkrut menjadi tentara bayaran oleh Alexius I Comnenus untuk menghadapi Turki Seljuk pimpinan Sultan Melik Shah.

Pada tahun 1118 M, Suku Kipchak berdamai dengan Alans. Khan Otrak (pemimpin Kipchak yang dikalahkan Rusia) bersekutu dengan Raja Georgia (David IV). Alhasil suku Kipchak boleh menetap di Georgia namun harus membantu Georgia dalam perang dengan Seljuk.

Pada 1150 M, Khuddan menjadi raja Alans. Selain itu, pada tahun ini juga terdeteksi dalam Peta Hieronim nama Sungai Danube yang dinamakan sebagai Sungai Pruth “Alanus”.

Pada tahun 1153 M ahli hukum Muslim, Ibn al-Azraq yang kelahiran Granada, pergi ke Alania bersama-sama dengan Raja Georgia, Demetre I.

Pada tahun 1155 M tentara bayaran dari suku Alan yang dikirim oleh Kaisar Manuel I Comnenus melakukan ekspedisi militer untuk menaklukkan kembali Italia. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan pangeran Georgia (Giorgi) dengan Burdukhan (putri Raja Alan [Khuddan]).

Pada tahun 1160 M Benjamin dari Tudela melakukan perjalanan, dan menemukan bukti adanya komunitas Yahudi di Alania.

Pada tahun 1173 M terjadi perampasan dari Alans, Cumans dan Avar dalam pelayanan terhadap Bekbars dari Darband yang berperang melawan Sirwansah Ahsatan.

Pada tahun 1175 M, seorang Alans bernama Küchük Anbal (yang berarti Turk kecil atau anak selir) yang merupakan saudara dari Putri Yasian membunuh iparnya, Pangeran Andrey Bogolyubsky.

Andrey BogolyubskyTampak pada gambar diatas Andrey I Yuryevich, yang umumnya dikenal dengan julukannya, Andrey Bogolyubsky. Dia adalah anak dari Yuri Dolgoruki (seorang Pangeran Rurikid dan pendiri Moskow). Sedangkan ibunya adalah seorang putri Cuman (yang wilayahnya dikenal dengan sebutan Cuman-Kipchak, setelah bergabung dengan Kipchak). Andrey Bogolyubsky dikenal di Barat sebagai Pangeran Skit/Scythian. Andrey dibeatifikasi sebagai seorang santo dalam Gereja Ortodoks Rusia.

Sumber Gambar: russiapedia.rt.com

Pada tahun 1185 M, tentara bayaran Alan dari Tesalonika menaklukkan Normandia dari Sisilia.

Pada tahun 1189 M terjadi pemusnahan korps tentara bayaran Alan dekat Philippopolis (Plovdiv) oleh tentara salib dari Jerman atas perintah Kaisar Frederick Barbarossa I.

Sekitar tahun 1190 M, terjadi pernikahan antara Ratu Tamar dari  Georgia dengan David Soslan (Pangeran Alans). Bagi Ratu Tamar ini adalah pernikahannya yang kedua setelah sebelumnya ia bercerai dengan Pangeran Rus (Yuri Bogolyubsky). Yuri Bogolyubsky adalah anak dari Andrei Bogolyubsky yang mati terbunuh (lihat 1175 M). Pernikahannya dengan Ratu Tamar adalah pernikahan yang diatur oleh bangsawan Georgia. Besar kemungkinan, pernikahan tersebut diatur untuk meredam ambisi Yuri yang ingin kembali menguasai Rus (yang saat ini meliputi wilayah Rusia, Ukraina, dan Belarus) yang telah berada dalam genggaman penguasa keturunan Alan dari daerah pegasingannya (di Kipchack Khanate). Jika hal tersebut terjadi (Yuri menguasai Rus), maka bisa jadi Rus suatu saat akan meluaskan wilayah kekuasaannya sampai ke Georgia.

Rus MapTampak dalam peta diatas wilayah Belarus, Ukraina, dan Rusia, yang dekat dengan Georgia

Sumber Gambar: jeremyrenners.blogspot.com

Pangeran Yuri diceraikan oleh Ratu Tamar karena dituduh menjadi pemabuk berat, ambisius, dan terlibat dalam kejahatan seksual (melakukan sodomi). Walaupun hal buruk tersebut bisa jadi telah diatur dan merupakan jebakan atas dirinya, namun Yury diusir dari Georgia pada tahun 1188 M. Pada tahun 1191, ia bersekutu dengan beberapa bangsawan kuat Georgia untuk memimpin pemberontakan melawan Tamar. Namun pemberontakannya berhasil dipadamkan, dan Tamar mengampuninya. Tetapi ia sempat memberontak lagi dalam beberapa tahun, namun ia dikalahkan lagi. Ia akhirnya benar-benar terusir dari Georgia. Sejak itu, Yuri menghilang dari sejarah.

Sedangkan Ratu Tamar adalah putri dari George III, Raja Georgia, dan permaisurinya Burdukhan, putri Raja Alania. Ratu Tamar konon memilih sendiri David Soslan sebagai suami keduanya. David Soslan sendiri ditengarai sebagai keturunan dari George I dari Georgia (1014-1027) dan istrinya yang merupakan Putri Alan (Alde/Alda) yang merupakan orang tua dari Demetrius/Demetre [ayah David]. Yang tak kalah mengejutkan, baik nama David maupun Tamar berasal dari bahasa Ibrani dan seperti nama-nama alkitabiah lainnya, disukai oleh Dinasti Georgia (Bagrationi) karena klaim mereka sebagai keturunan Efraim dan Daud (David), raja kedua Bani Israil. 

Pada tahun 1222 M, suku Alans dan Cumans-Kipchak dikalahkan oleh serangan Mongol-Tatar, yang menyebabkan Mongol-Tatar berhasil merebut ibukota Alania [Magas (Meget)].

Pada tahun 1223 M, Georgia disubordinasikan oleh Mongol, tetapi keturunan Thamar dan David bertahan dan terus memasok Georgia dengan raja sampai abad kesembilan belas. Salah satunya adalah Pangeran Ovs (sebutan Alans bagi orang Georgia dan bisa jadi merupakan asal kata dari “Ossetia”).

Pada tahun 1225 M, suku Alans membantu Georgia pimpinan Ratu Rusudan (putri dari Tamar dan Soslan) melawan invasi Kekaisaran Khwarezmian pimpinan Hwarezmsah Galal al-Din.

Pada tahun 1226 M, Uskup Theodore mulai melakukan perjalanan pastoralnya ke Alania.

Pada tahun 1229 M, Mongol mengirim para Alan ke Cina selama pemerintahan Ogodei dan Mongke.

Pada tahun 1236 M, Qachir-Ukule (pemimpin Ases) ditangkap dan dieksekusi oleh Mongke di tepi Volga.

Pada tahun 1239 M terjadi aneksasi Alania ke Ulus Juchi.

Pada tahun 1243 M terjadi pernikahan antara Raja Georgia Raja Davit VII Ulu (Turk. “David Uĝlu = Besar”) dengan putri Alan bernama Altun (Turk. “Emas”).

Pada tahun 1245 M, sebagian Alans mencoba menyerang Mongol demi mendapatkan kembali sebagian wilayah mereka di Kaukasus.

Pada tahun 1253 M, Friar William dari Rubruck melakukan perjalanan ke Kekaisaran Mongol, dimana Alans juga berada disitu (di Karakorum).

Pada tahun 1258 M, Alan terlibat sebagai tentara bayaran dalam membantu aktifitas militer Dinasti Yuan (Mongol) di Cina.

Pada tahun 1261 M, hubungan diplomatik terjadi antara Mamluk (dibawah kepemimpinan Sultan al-Malik al-Zahir) dengan Kipchak Khanate (dibawah kepemimpinan Berke), melalui pedagang Alan.

Pada 1263-1264 M dilaporkan adanya pemukiman Alan di Krimea (wilayah Rusia saat ini).

Pada 1275 M terjadi pembantaian oleh garnisun Kristen Alan dalam pelayanan terhadap Mongol pimpinan Jenderal Bayan di kota Zhenchao (Jiangsu) di Cina.

Pada 1277 M terjadi ekspedisi militer oleh Pangeran Rus terhadap Alans yang dikirim oleh pemimpin Kipchak Khanate (Mongke Termir).

Pada 1278 M, Mongol-Tatar dan Ruses merebut kota Alania (Dediakov).

Pada 1280 M, Alans melayani Kepala Suku Mongol (Noyai) di Kipchak Khanate.

Pada 1290 M terjadi serangan oleh Alan yang dipimpin oleh Pangeran Parejan ke Georgia.

Pada 1300 M terjadi perang saudara di Kipchak Khanate. Pada tahun ini juga terjadi serangan oleh Alan pimpinan Bagatar di Georgia.

Pada 1301 M terjadi perdagangan budak Alan dari koloni Italia di utara Laut Hitam ke Eropa.

Pada 1302 M tentara bayaran Alan tiba di Byzantium untuk membantu Romawi melawan Turki.

Pada 1304 M Bizantium merekrut Alans Kaukasus sebagai sekutu proksi.

Pada 1304-1306 M terjadi bentrokan antara tentara bayaran Alan dengan perusahaan besar Catalan di wilayah Kekaisaran Bizantium.

Pada 1310 M tiga puluh ribu Alans terlibat dalam pelayanan untuk kekaisaran Mongol (Dinasti Yuan) di Cina.

Pada 1314 M terjadi kekalahan dan pengusiran Alans dari Georgia oleh Raja George V.

Pada 1318 M kehadiran Alans (Yasses / Jasses) terdeteksi di Hongaria.

Pada 1322 M, Alans dari Itiles (Itil) dan Temeres (Timur) melayani/membantu Raja Bulgaria (Tsar George II Terter), yang bertanggung jawab atas pertahanan Philippopolis dalam perang melawan Bizantium.

Pada 1329 M, Sayf al-Din Bahadur As (Asian Bogatyr), atau yang dikenal dengan nama Alan Mamluk (keturunan Alan) meninggal di Mesir.

Pada tahun 1333 M, Ibn Battuta menginap di Kipchak Khanate, dimana ia menemukan Muslim Alan di Sarai al Djadid, ibukota Özbeg Kagan.

Pada 1336 M, kedutaan dikirim oleh Kaisar Mongol (Togon Temur) dan lima pangeran Alan di Cina untuk Paus Benediktus XII. Hal ini terkait dengan misi Friar John dari Marignolli di Khan Baliq (Beyjing).

Pada 1349 M, John Cantacuzenus menjadi “Kaisar Alans”.

Pada 1385 M, para Alans dikuasai oleh Tar-Tar yang berhasil menghancurkan ibukota Alania (Maghas) dan bergabung bersama mereka dibawah kepemimpinan Toqtamish Khan (keturunan dari cucu tertua Genghis Khan) untuk melawan Persia. Namun akhirnya pada tahun 1395 mereka dikalahkan oleh Persia dibawah kepemimpinan Tamerlan (Timurleng) di Kaukasus Utara, yang membantai Alan secara masif. Para korban terfragmentasi, didorong lebih jauh ke selatan Kaukasus, mulai mengintegrasikan diri dengan penduduk asli dan akhirnya kembali muncul sebagai proto-Ossetia. Mereka membentuk menjadi dua kelompok, Digor dan Iron.

Yang unik disini adalah perkataan iron. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa kata “iron” tersebut mungkin memiliki makna yang sama dengan kata “Iran”. Ini karena bahasa orang Iron sangat mirip dengan bahasa orang Iran. Sejarawan memasukkan bahasa orang Iron (Iron Dialect) dalam keluarga bahasa Indo-Eropa, Indo-Iran, dan Iran. Namun bisa jadi juga bahwa kata “iron” berarti “besi”, mengingat bahasa Iron juga memiliki hubungan dengan bahasa Anglo-Saxon. Jika ini benar, maka semakin menguatkan pendapat bahwa mereka memang pernah terkungkung oleh Dinding Besi Derbent yang dibuat oleh Zulkarnain, sehingga mereka mengatakan dirinya sebagai “Bangsa Besi (Iron People)”. Disamping itu, bisa jadi juga memiliki makna “pandai besi”. Hal ini karena sejak nenek moyang mereka (bangsa Kassites), mereka terkenal sudah pandai membuat pisau dan pedang yang terbuat dari besi berlapis baja. Oleh sebab itu, Wikipedia mengatakan bahwa jika mengacu ke bahasa Proto Indo Eropa, maka Iran berarti ar-yo- (aryan) yang memiliki makna “perakit terampil (skillful assembler)“. Kata “assembler” dalam Bahasa Inggris lebih ditujukan kepada perakitan mesin (yang terbuat dari besi/baja). Sedangkan kata “Digor” mungkin berhubungan dengan kata “Georgia” sebagai tempat tinggal sebagian besar diantara mereka.

Pada 1400 M, Alan melayani kepala suku Arugtai di Mongolia.

Pada 1690 M, Kabardins (kelompok Adyg) mengisi dataran Alania.

Pada tahun 1767, daerah Alans jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan Rusia.  Dalam hal identitas mereka membentuk Ossetia yang berbasis di Georgia saat ini dan berbatasan dengan Republik Rusia. Mereka adalah salah satu wakil yang tersisa dari Scythians kuno dan Sarmatians. Sebagian besar orang Ossetia beragama Kristen Ortodoks dan sebagiannya lagi beragama Islam. Agama Kristen Ortodoks dianut mereka setelah Rusia menekan mereka untuk pindah agama. Sedangkan agama Islam diperkenalkan oleh tetangga mereka (orang-orang Kardabay). Selama perang Rusia – Georgia, banyak dari Muslim Digor dan Muslim Iron yang beremigrasi ke Kekaisaran Ottoman, dan saat ini menjadi warga minoritas di Turki.

Beberapa kota dengan nama yang mungkin terkait dengan ‘Alan’, seperti: Allainville, Allaines, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Eure-et-Loir, dan Les Allains, serta Eure mencermikan bukti keberadaan mereka di Eropa. Begitupun dengan nama hewan seperti Alaunt dan Alano, yang secara historis telah digunakan untuk sejumlah ras anjing di beberapa negara Eropa diperkirakan turun dari anjing asli dari Alans. Alaunt/Alano dikenal di Eropa sebagai jenis anjing yang sangat pandai berburu dan berkelahi.

2.2. Kemunculan Suku Alan   Leave a comment


Ada hal menarik dari asal kata Darial Gorge, tempat Ya’juj wa Ma’juj pernah tertahan yang berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans (Alani) di Persia. Besar kemungkinan dinamakan demikian karena lewat celah inilah Bangsa Alan dulunya selalu lewat untuk menyerang Derbent dan sekitarnya. Namun bisa jadi juga bahwa nama Darial Gorge berasal dari nama Raja Darius Agung (Darius I) yang membuat ngarai tersebut menjadi tempat terkungkungnya bangsa Alan, karena bangsa tersebut hanya bisa melihat Derbent dari Darial, sebab mereka tidak mampu menembus benteng yang dibuat Darius.

Oleh sebab itu, nama Darial dan nama Darius memiliki kemiripan, sama-sama berkonsonan d-a-r-i. Bahkan jika kita memakai bahasa asli Darial dari Georgia, yaitu Darialis dengan bahasa Iran Kuno (Elamite) dari Darius, yakni Dariamauis, maka nyaris tidak ditemukan adanya perbedaan berarti dalam pengucapannya. Maka dari itu, boleh jadi kata “Darial” berarti tempat dikurungnya bangsa Alan oleh Darius.

Berdasarkan materi arkeologi, Alans adalah salah satu suku nomaden dari Iran yang mulai memasuki era Sarmatian antara pertengahan abad ke-1 dan abad ke-2. Nama “Alani” muncul pada waktu yang hampir bersamaan di geografi Yunani-Romawi dan sejarah Dinasti Cina.

Suku Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1 dan dijelaskan sebagai orang-orang kejam yang suka berperang. Mereka sering menyerang kerajaan Persia dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran Romawi. Bangsa Alan dikenal sangat pandai berkuda, dimana dalam keadaan berkuda mampu memainkan berbagai senjata tajam dengan lihai, serta memiliki pergerakan yang sangat cepat dalam menyerang lawan-lawannya.

Di Persia, suku Alan disebut dengan nama Saka atau dalam dunia sejarah lebih dikenal dengan istilah suku Schytians/Scythia, namun terkadang juga disebut dengan nama Aorsi, Agathyrsi, Roxolani, Hun, Masguts, Massagetae, Iazygez, Yazygs, Maeotis, Dacians, Chionite, Xiongnu, Burtas, Cumans, Turks, Tatars, dan lain-lain. Adanya penyebutan yang berbeda-beda ini disebabkan sebagai akibat dari perbedaan penyebutan lafadz atau dialek serta nama daerah asal atau kediaman yang berbeda-beda dari suku-suku itu. Secara umum suku-suku nomaden dan bar-bar tersebut disebut dengan istilah Sarmatian oleh para sejarawan. Pada akhirnya suku-suku Sarmatian dari berbagai penjuru berkumpul dan bersatu, dan akhirnya lebih dikenal dengan nama Schythia atau Alan. Menurut saya, suku Alan atau Schytia inilah yang dimaksud sebagai Ya’juj wa Ma’juj.

kulit sakaTampak pada gambar (1), relief suku Saka bersama kuda mereka yang berada di Persepolis, Iran. Tampak wajah mereka seperti topi baja yang berbulu. Sementara gambar (2) adalah alas kaki bulu suku Schythian, sedangkan gambar (3) menunjukkan perisai mereka yang terbuat dari kulit dan rotan, dan gambar (4) merupakan pakaian mereka yang terbuat dari kulit yang bersulamkan legenda kuda terbang bertanduk [unicorn/pegasus] (tersimpan di Hermitage Museum, St. Petersburg – Rusia).

Sumber: kavehfarrokh.com (1), pinterest.com (2), bookandsword.com (3), skinandbonetattoo.blogspot.co.id (4)

Penjelajah terkenal Marco Polo pernah mengatakan bahwa suku Comanians terperangkap di belakang Dinding Besi Alexander. Suku ini pada akhirnya bersatu dengan suku Kipchak, sehingga sering disebut sebagai Cuman-Kipchak. Yang mencengangkan adalah ciri-ciri bangsa ini sangat mirip dengan ciri-ciri Ya’juj Ma’juj, dimana rambut mereka berwarna terang; ada yang pirang dan ada yang merah, serta kulit kekuningan. Bahkan dari patung mereka yang ada di Luhansk – Ukraina menunjukkan bahwa mata mereka kecil dan memiliki wajah seperti perisai (lihat gambar bawah).

KipchakPatung suku Kuman-Kipchak di Luhansk – Ukraina

Sumber: en.wikipedia.org

Dalam bukunya yang berjudul Yas’aluunaka Min Zulkarnain, Abul Kalam Azad menyebut suku Scythia/Schytian dengan “Sitahin”. Ia mengatakan bahwa pada tahun 700 SM, muncul suku Sitahin diatas panggung sejarah. Mereka menyerang daerah-daerah di Asia Barat, salah satunya adalah serangan yang terjadi pada 620 SM. Mereka melewati celah Darial di Pegunungan Kaukasus sebagai tanda bahwa barisan depan dari pasukan yang kejam itu sampai di Ninoi (Ninive), mereka memusnahkan Azerbaijan, Mazandaran, Jailan, dan Kurdistan.

Maka dari itu, tak heran jika Mikhail Lermontov mengejawantahkan Darial Gorge sebagai iblis, karena dari tempat inilah suku Alan atau Schythia, sang pemuja setan sering bersemayam. Dari sinilah mereka sering melancarkan serangan brutal dan biadab terhadap negeri-negeri yang ingin mereka kuasai. Di lokasi inilah mereka pernah membantai, menyiksa, dan memperkosa. Dan di tempat ini pula mereka sering berbuat tak senonoh dan menjijikkan, serta melakukan ritual-ritual aneh yang sangat disenangi oleh iblis.

Apa yang dikatakan sejarawan timur, Abul Kalam Azad menunjukkan bahwa Alans/Schythians rupanya sudah muncul sebelum milenium ke-1, yakni pada tahun 700 SM. Pendapat ini diperkuat dalam sumber-sumber Assirian yang menyebut nama Scythian dengan istilah Ishkuza = Ish-Oguz pada 650 SM.

Sejarawan Yahudi kontemporer, Josephus, mengatakan dalam bukunya berjudul “Perang Yahudi bagaimana Alans atau Scythians yang tinggal dekat Danau Meotis, dan pernah terperangkap oleh Gerbang Besi (yang dibuat oleh Raja Alexander) menjarah dan mengalahkan tentara Pacorus II, raja Media, dan Tiridates I, Raja Armenia, dua bersaudara yang kerajaannya diberikan oleh saudara mereka yang lain, Vologases I (raja Parthia). Saat itu, Parthia menguasai Media dan Armenia.

Berikut perkataan Josephus (dari Wikipedia):

Now there was a nation of the Alans, which we have formerly mentioned somewhere as being Scythians, and inhabiting at the Lake Meotis. This nation about this time laid a design of falling upon Media, and the parts beyond it, in order to plunder them; with which intention they treated with the king of Hyrcania; for he was master of that passage which king Alexander shut up with iron gates. This king gave them leave to come through them; so they came in great multitudes, and fell upon the Medes unexpectedly, and plundered their country, which they found full of people, and replenished with abundance of cattle, while nobody durst make any resistance against them; for Pacorus, the king of the country, had fled away for fear into places where they could not easily come at him, and had yielded up everything he had to them, and had only saved his wife and his concubines from them, and that with difficulty also, after they had been made captives, by giving them a hundred talents for their ransom. These Alans therefore plundered the country without opposition, and with great ease, and proceeded as far as Armenia, laying all waste before them. Now, Tiridates was king of that country, who met them and fought them but had luck to not have been taken alive in the battle; for a certain man threw a net over him from a great distance and had soon drawn him to him, unless he had immediately cut the cord with his sword and ran away and so, prevented it. So the Alans, being still more provoked by this sight, laid waste the country, and drove a great multitude of the men, and a great quantity of the other prey they had gotten out of both kingdoms, along with them, and then retreated back to their own country.

Dari perkataan Josephus diatas kita dapat memetik pelajaran bahwa suku Alan yang merupakan kaum “Ya’juj wa Ma’juj” memang pernah terhalang oleh gerbang besi, serta menghancurkan berbagai wilayah yang dilaluinya.

Sisi menarik lainnya dari perkataan sejarawan Josephus bahwa ia menyebut kata “Hyrcania”; tempat yang menurut saya dimaksud QS. 18:93 sebagai tempat “diantara dua gunung”. Hyrcania saat ini bernama Mazandaran yang berarti dalam batas atau batas gunung, persis petunjuk yang diberikan QS. 18:93. Tempat ini memiliki panorama menawan serta lahan subur, yang ditumbuhi banyak pohon penghasil kayu, memiliki banyak sungai yang semuanya berjalan dari gunung ke laut, dan hewan-hewan herbivora maupun karnivora.

Wikipedia mengatakan:

Hyrcania, now called Mazanderan, comprehends the largest and widest portion of the low plain along the shores of the Caspian Sea. It is one of the most fertile provinces of the Persian empire, whether the mountains or the plains are considered. Travellers passing through the forests of Mazanderan, pass through thickets of sweetbriar and honeysuckle ; and are surrounded with acacias, oaks, lindens, and chestnut trees. The summits of the mountains are crowned with cedars, cypresses, and various species of pines. So beautiful is this district, that in the hyperbolical language of the orientals it is styled, Belad-al-Irem, or, the Land of the Terrestrial Paradise.

Selanjutnya dalam Wikipedia disebutkan:

“Hyrcania (Ὑρκανία) adalah nama Yunani yang berasal dari bahasa Persia Lama Verkâna seperti yang tercatat dalam Prasasti Behistun Raja Darius Agung, serta di Prasasti Kuno berskript cuneiform lainnya di Persia. Verka berarti “serigala” dalam bahasa Persia Kuno. Dalam bahasa Avesta disebut Vəhrkō, dalam bahasa Gilaki dan Mazandarani disebut Verk, dalam bahasa Persia modern disebut gorg, dan dalam Sansekerta disebut Vŗka (वृक). Akibatnya, Hyrcania berarti “Tanah Serigala”. Nama itu meluas ke Laut Kaspia dan mendasari nama kota Sari (Zadracarta), kota pertama dan kemudian terbesar di bagian utara Iran (Mazandaran, Golestan [Gorgan], dan Gilan) dan merupakan ibukota Hyrcania kuno.

cangkir emas HyrcaniaTampak pada gambar diatas, cangkir emas orang Hyrcania yang diperkirakan merupakan peninggalan pada tanggal paruh pertama di Milenium ke-1, digali di Kalardasht di Mazandaran.

Sumber: en.wikipedia.org

Kata “Verk” dan “Vrka” merupakan dasar dari kata “Vargr”, “Warg” dan “Varg” dalam mitologi nordik yang berarti serigala dan khususnya mengacu pada serigala Fenrir dan anak-anaknya Sköll dan Hati. Berdasarkan hal ini, JRR Tolkien dalam fiksi nya (yang dikenal dengan judul The Hobbit dan The Lord of the Rings) menggunakan bahasa Inggris Kuno (warg) untuk menyebut makhluk seperti serigala dari jenis yang sangat jahat.

WargTampak pada foto sebelah kiri, seorang wanita raksasa yang memegang ular sedang mengendarai warg pada batu bergambar. Batu bergambar ini berasal dari monumen kuno (Monumen Hunnestad) yang telah hancur di Swedia. Sedangkan gambar sebelah kanan menunjukkan warg yang ditunggangi oleh seorang kaum barbar yang melayani Sauron (Dewa bermata satu) dalam film The Lord of The Rings.

Sumber: en.wikipedia.org (gambar kiri), lotr.wikia.com (gambar kanan)

Dalam literatur Latin, Hyrcania sering disebutkan dalam hubungan dengan harimau, yang tampaknya sangat melimpah di sana selama Zaman Klasik (meskipun telah punah sejak awal 1970-an).

Komik fiksi karya Robert E. Howard tentang pahlawan wanita bernama Red Sonja digambarkan datang dari Hyrcania.

Shakespeare, mengandalkan sumber Latin, membuat ulang referensi dalam dramanya ke “Harimau Hyrcania” (Macbeth, III.iv.1281) atau “binatang Hyrcanian” (Hamlet, II.ii.447) sebagai lambang haus darah dan kekejaman. Di Henry VI, Bagian 3, Duke of York membandingkan Queen Margaret dengan “Harimau Hyrcania” (I.iv.622) atas kebiadabannya.

Bahkan di Merchant Shakespeare di Venesia, Pangeran Maroko juga membuat referensi ke Hyrcania. Dia mengatakan, “Padang pasir Hyrcania dan alam liar Arabia memiliki kesamaan saat ini”.

Menurut Morier, Mazanderan adalah ungkapan Persia modern, yang berarti: “Dalam batas atau Batas gunung”. Hal ini ditegaskan oleh Sir W. Ouseley, yang mengatakan dari Hamdallah (seorang ahli geografi Persia terkemuka), bahwa Mazanderan awalnya bernama Mawz-anderan, atau dalam gunung Mawz. Ia mengatakan: “Coh-Alburz adalah gunung yang sangat besar yang berdekatan dengan Bab al-abwab (Derbend), dan banyak gunung yang terhubung dengan Alburz, sehingga dari Turkestan ke Hejas, membentuk jarak sepanjang kurang lebih 1.000 farsangs, atau sekitar 130 mil, dan pada akun ini beberapa menganggapnya sebagai gunung Kaf [Kaukasus]. Sisi baratnya terhubung dengan pegunungan Gurjestan (Georgia), disebut Coh Lagzi (Daghestan), dan berkaitan dengan Sur a lakaeim. Dalam Coh Lagzi ada berbagai ras orang, sehingga sekitar tujuh puluh bahasa dan dialek yang digunakan di antara mereka. Dalam gunung yang memiliki banyak objek indah ini, dan ketika [kisaran] mencapai Shemshat dan Malatiah (Samosata Melitene), atau Kali Kala Pada Antakia dan Sakeliah (Antiokhia dan Seleukia), itu disebut Lekam, yang membagi Sham (Suriah) dari Room (Asia Minor). Ketika mencapai antara Hems (Emesa) dan Demishk (Damaskus), itu disebut Lebnan (Libanon), dan dekat Mekkah dan Madinah itu disebut Arish. Sisi timurnya terhubung dengan pegunungan Arran (Timur Armenia) dan Aderbijan (Azerbaijan), hal itu disebut Keik, dan saat mencapai Ghilan (Gelae dan Cadusians), dan Iraq (Media), dibutuhkan nama Terkel-diz-cuh, itu disebut Mauz saat mencapai Kurnish dan Mazandaran, dan awalnya Mazandaran bernama Mawzandaran, dan ketika Alburz mencapai Khorassan (Khurasan), hal itu disebut Lurry”.

Hyrcania terletak di sebelah utara Laut Kaspia (sehingga pada masa lampau Laut Kaspia disebut dengan nama “Laut Hyrcania”), dan pegunungan Alborz  di selatan dan barat. Negeri ini memiliki iklim tropis dan sangat subur. Orang-orang Persia menganggap wilayah Hyrcania merupakan salah satu “tanah-tanah dan negara-negara yang bagus” yang pernah diciptakan dewa tertinggi mereka (Ahura Mazda) sendirian.  Ke timur laut, Hyrcania terbuka ke stepa Asia Tengah, di mana suku nomaden telah hidup selama berabad-abad.”

Dari sini kita juga bisa menafsirkan bahwa bisa jadi laut yang dimaksud dalam QS. 18:86 adalah Laut Kaspia. Laut Kaspia adalah danau terluas di dunia. Danau ini merupakan danau yang berciri-ciri seperti laut: berair asin dan sangat luas, serta dikelilingi daratan berpasir seperti halnya pesisir pantai. Karena itulah danau ini sering disebut laut. Laut Kaspia terletak di sebelah timur dari Pegunungan Kaukasus dan di sebelah barat padang luas Asia Tengah. Di bagian utara laut Kaspia, terdapat daratan depresi (Caspian Depression) yang merupakan salah satu titik darat terendah di dunia. Iklim di wilayah sekeliling laut ini adalah sub tropis lembab, dikarenakan banyaknya uap air dari danau tersebut. Vegetasi disana berupa hutan musim yang selalu basah seperti hutan hujan, namun bukan hutan tropis.

Laut Kaspia memiliki luas permukaan 371.000 km2 (143.200 sq mi) (tidak termasuk laguna terpisah nya Garabogazkol Aylagy ) dan volume 78.200 km3 (18.800 cu mi). Ia memiliki salinitas sekitar 1,2% (12 g/l), sekitar sepertiga dari salinitas air laut. Danau ini diairi oleh sungai Volga, Ural, Kura, dan Terek.

Danau ini mungkin terbentuk sekitar 5,5 juta tahun yang lalu dan masih menjadi satu dengan Danau Aral, namun kedua danau itu sekarang terpisah menjadi danau-danau tersendiri, yakni Danau Aral dan Laut Kaspia.

Nama “Kaspia” berasal dari kata Caspi yang merupakan sebutan untuk suku pedalaman yang hidup di wilayah Caspiane (istilah Strabo untuk Transkaukasia), yaitu wilayah di sepanjang pantai selatan dan barat daya dari Laut Kaspia. Suku Caspi atau Caspians ini umumnya dianggap sebagai orang-orang pra Indo-Eropa oleh para sejarawan, dimana mereka telah diidentifikasi oleh  Ernst Herzfeld  sebagai Kassites atau Kossaei (istilah Strabo). Kassites atau Kossaei adalah orang-orang Timur Dekat Kuno yang menguasai Babilonia setelah jatuhnya Kekaisaran Babilonia Lama dan memiliki nama yang mirip dengan orang-orang Indo-Eropa. Mereka juga sangat pandai berkuda dan memanah. Penulis menduga bahwa suku Caspians atau Kassites inilah yang merupakan nenek moyang dari suku Alan dan Khazar, serta merupakan nenek moyang orang-orang Babilonia (termasuk Raja Nebukadnezar II) yang menguasai Israel pada masa silam.

Mungkin sampai disini Anda agak bingung dengan perkataan saya. Tetapi menurut saya inilah bukti kebesaran Allah yang ditunjukkan lewat Al-Qur’an. Dari QS. Al Kahfi 83-98 kita dapat mengetahui bahwa Darius I pernah berada di wilayah Laut Kaspia serta padang pasir Khorasan sebelum menuju Derbent untuk membangun Dinding Besi. Dan dari QS. Al Kahfi 83-98 pula kita akhirnya mengetahui bahwa Alexander III melewati daerah Laut Hitam serta gurun Anatolia sebelum menuju Derbent untuk membarui Gerbang Besi.

Lebih lanjut Wikipedia mengatakan:

“Hyrcania menjadi bagian dari Kekaisaran Persia pada masa pemerintahan Cyrus Agung (559-530 SM) atau Cambyses (530-522 SM). Semasa Dinasti Akhemeniyah (Achaemenids), Hyrcania sepertinya dimasukkan sebagai sub provinsi Parthia dan tidak disebutkan secara terpisah dalam daftar provinsi Darius dan Xerxes. Ibukota dan juga kota terbesar dan situs dari “istana” dari Hyrcania adalah Zadracarta.  Dari Prasasti Behistun kita tahu bahwa Hyrcania merupakan bagian dari Persia pada tahun 522. Ceritanya adalah sebagai berikut: Setelah kematian Cambyses, yang Majusi perampas Gaumâta, yang tidak termasuk dalam dinasti Achaemenian, merebut tahta. Para penganut kerajaan rumah Persia, bagaimanapun, membantu Darius untuk menjadi raja, ia membunuh perampas pada tanggal 29 September 522 SM. Hampir segera, subyek kekaisaran memberontak. Ketika Darius menekan pemberontakan ini dan tinggal di Babel, pemimpin Median, Phraortes, mengajukan tawaran untuk kekuasaan (Desember 522). Pemberontakannya segera menyebar ke Armenia , Asyur , Parthia dan Hyrcania. Namun garnisun Persia di Parthia masih bertahan. Itu diperintahkan oleh ayah Darius, Hystaspes. Pada tanggal 8 Maret 521 SM, Partia dan sekutu mereka, Hyrcanians, menyerang garnisun Persia, tetapi mereka dikalahkan. Tidak lama kemudian, Darius mampu meredakan ayahnya. Ini adalah penampilan pertama dalam sejarah Hyrcanians.”

Dari penjelasan diatas jelas Raja Darius Agung alias Malaikat Zulkarnain pernah berada di Hyrcania. Ini semakin menguatkan dugaan saya bahwa tempat “diantara dua gunung” yang dimaksud dalam QS. Al-Kahfi ayat 93 adalah Hyrcania alias Mazandaran. Sedangkan kalimat tempat “duunihimaa” (arah belakang kedua gunung) yang merupakan kediaman dari suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan pada QS. 18:93 adalah Dagestan. Sebagaimana yang dikatakan Sir W. Ouseley yang mengutip pernyataan Hamdallah bahwa dalam Coh Lagzi (Dagestan) ada berbagai ras orang, sehingga sekitar tujuh puluh bahasa dan dialek yang digunakan di antara mereka.

Hampir senada dengan Ouseley dan Hamdallah dalam artkel Harian Republika berjudul “Dagestan, Negeri Islam di Rusia” dikatakan bahwa Dagestan adalah sebuah kawasan yang memiliki keragaman etnis yang kaya, dengan puluhan kelompok etnis dan subetnis hidup di dalamnya. Amri Shikhsaidov dalam situs http://www.ca-c.org mengutip pandangan umum yang menyebut negara tersebut dihuni oleh lebih dari 30 kebangsaan. Hal ini juga sekaligus semakin menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa Zulkarnain pernah membangun Gerbang atau Benteng Besi di Derbent, yang merupakan salah satu kota penting di Dagestan.

peta dagestanPeta Dagestan dan Sekitarnya

Sumber: republika.co.id

2.1. Ciri-Ciri Ya’juj Ma’juj   Leave a comment


Walau para ulama berbeda pandangan tentang sosok Ya’juj wa Ma’juj, namun mereka semua sepakat bahwa Ya’juj wa Ma’juj adalah sekelompok manusia seperti kita yang memiliki perangai tidak terpuji. Kemunculannya merupakan salah satu pertanda akan datangnya hari kiamat.

“Kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda, yaitu: dukhan, Dajjal, daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj wa Ma’juj, tiga khusuf (satu di timur, satu di barat, dan satu di Jazirah Arab), dan terakhir adalah api yang keluar dari ‘Aden (Yaman) yang menggiring manusia ke makhsyar.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama berbeda pandangan tentang urutan tanda-tanda kiamat tersebut. Ada yang menyatakan urutannya seperti yang telah disebutkan diatas, namun ada pula yang mengatakan bahwa keluarnya Dajjal berada dalam urutan pertama dan yang terakhir adalah turunnya Isa bin Maryam. Bahkan ada pula yang berkata bahwa terbitnya matahari dari arah barat berada dalam urutan pertama. Semua pandangan memiliki dalil masing-masing, yakni hadits yang diriwayatkan oleh orang yang sama, yaitu Imam Muslim. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa tanda-tanda yang disebutkan tersebut bisa jadi tidak berurutan. Bisa saja munculnya Ya’juj wa Ma’juj berada pada urutan pertama. Bukan begitu? Namun tentunya kita tidak ingin berlama-lama memperdebatkan tentang hal itu. Yang menjadi pertanyaan penting dalam konteks ini adalah; apakah Ya’juj wa Ma’juj telah berhasil menembus Tembok Besi? Jawabannya: Ya!, sebab sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Dinding Besi Derbent tempat Ya’juj wa Ma’juj tertahan telah hancur lebur.

Hal ini sebenarnya juga sudah tersirat dalam hadits berikut:

Dari Zainab binti Jahsyin bahwa Nabi bangun dari tidurnya seraya berkata: “La ilaha illallah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang telah dekat. Telah terbuka pada hari ini dari dinding Ya`juj dan Ma`juj seperti ini.” –dan Sufyan (seorang perawi) melingkarkan tangannya dalam bentuk angka sepuluh– Kemudian saya (Zainab) berkata: “Ya Rasulullah, apakah kita akan binasa meskipun bersama kita ada orang-orang shalih?”. Beliau menjawab: “Ya, ketika al-khabats (kemaksiatan) semakin banyak jumlahnya”.

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu dalam Musnad-nya no. 26145, 26148; Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam Kitab Ahaditsul Anbiya` no. 3346; Kitabul Manaqib no. 3598; Kitab Ath-Thalaq secara mu’allaq; Kitabul Fitan no. 7059, 7135; Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Kitabul Fitan wa ‘Asyrathus Sa’ah no. 7164-7168; Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu dalam Kitabul Fitan ‘an Rasulillah no. 2187; Al-Imam Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan no. 3953.

Hadits ini juga diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra., seperti yang disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan no. 7059.

Nah, pertanyaan sekarang siapakah yang dimaksud dengan Ya’juj wa Ma’juj?

Terjadi perselisihan apakah kedua nama ini berasal dari bahasa Arab ataukah bukan. Yang berpendapat bahwa keduanya dari bahasa Arab, mereka mengatakan bahwa keduanya berasal dari kata ajja (أَجَّ), yang berarti berkobar. Atau dari kata ujaaj (أُجَاجٌ) yang berarti air yang sangat asin. Atau dari kata al-ajj (الْأَجُّ), yang berarti melangkah dengan cepat. Atau Ma`juj berasal dari kata maaja (مَاجَ) yang berarti goncang. {Asyrathus Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 365-366}

Dalam kamus Lisanul-‘Arab dikatakan bahwa kata Ya’juj wa Ma’juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul.Kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat.

Sejumlah ahli bahasa meyakini bahwa Ya’juj wa Ma’juj adalah orang-orang Cina. Ya’juj wa Ma’juj, menurut ahli lughah, ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bahasa Arab) berasal dari Ajaja an-Nar artinya jilatan api. Menurut Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja, yaitu kekacauan.Ma’juj berasal dari Mu’juj, yaitu Malaja.

Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya’juj wa Ma’juj bukan isim musytaq, melainkan isim ‘ajam dan laqab(julukan).Ada pula yang menyebutkan kata Ya’juj wa Ma’juj adalah dari bahasa Cina. Ya bermakna Asia, Jou atau Zhou adalah benua (tempat tinggal) dan Ma adalah kuda. Ya’juj adalah Benua Asia dan Ma’juj adalah bangsa berkuda.

Dari beberapa pengertian diatas, maka kita bisa menafsirkan bahwa Ya’juj Ma’juj adalah suatu bangsa yang berasal dari Asia yang berdiam di sekitar laut, yang mampu bergerak dengan sangat cepat dan mahir berkuda, serta suka menimbulkan kekacauan.

Nabi Muhammad saw pernah menyebutkan tentang ciri-ciri Ya’juj Ma’juj. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari bibinya, Ibnu Harmalah, dia berkata:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda:

“Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar dahinya, kecil matanya, dan menyala (terang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, wajah mereka seperti perisai.”

Dalam hadits lain dikatakan:

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kalian memerangi suatu kaum yang bermata kecil dan berwajah lebar. Mata mereka seperti belalang, dan wajah mereka seperti topi baja yang berbulu. Mereka memakai alas kaki dari bulu, membuat perisai dari kulit, dan senang menambatkan kuda pada pohon kurma.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Said Al Khudri)

Apa yang dikatakan oleh hadits Rasulullah tentang ciri-ciri Ya’juj Ma’juj diatas mirip dengan perkataan sejarawan Ammianus Marcellinus tentang ciri-ciri bangsa Alan serta Herodotus tentang ciri-ciri suku Schythian. Berikut perkataan Wikipedia:

Ammianus Marcellinus considered the Alans to be the former Massagetae: “the Alani, who were formerly called the Massagetae“and stated “Nearly all the Alani are men of great stature and beauty; their hair is somewhat yellow, their eyes are terribly fierce.”

“According to Herodotus, Scythian costume consisted of padded and quilted leather trousers tucked into boots, and open tunics. They rode with no stirrups or saddles, just saddle-cloths.”

1.7. Derbent dan Darial Gorge   5 comments


Dari perkataan Sallam kita mengetahui bahwa ia menemukan Tembok Besi di sekitar kawasan Igu. Igu maksudnya disini adalah wilayah yang didiami suku Uygur, yang pernah dikenal dengan istilah Uyguristan, dan pada masa kini mereka menamakan daerahnya dengan sebutan Turkistan Timur. Saat ini daerah yang didiami suku Uygur masuk ke dalam wilayah Cina (Provinsi Xinjiang).

Jadi besar kemungkinan bahwa Sallam telah berbohong kepada khalifah al Watsiq bahwa tembok besi hanya mengalami keretakan, karena sesungguhnya yang ia temukan di sekitar kawasan Igu adalah Tembok Cina yang tidak terbuat dari besi. Walau demikian, bukan berarti Sallam tidak menemukan lokasi Dinding Besi yang sebenarnya. Ia telah menemukannya, tetapi ia menemukannya dalam keadaan hancur. Maka dari itu, yang berhasil ia bawa pulang hanyalah sisa besi dari reruntuhan Tembok Zulkarnain serta cerita dari penduduk di sekitar tembok tersebut. Sallam berbohong karena merasa khawatir dengan kondisi kesehatan khalifah al Watsiq yang akan semakin parah jika ia menceritakan keadaan sebenarnya.

Yang menjadi pertanyaan, dimanakah Sallam berada pada saat ia menemukan Tembok Besi? Besar kemungkinan wilayah tersebut berada di sekitar Tiflis (Tbilisi, Georgia), karena dari sinilah ia mulai berangkat ke Igu untuk mencari alasan pelipur lara pengganti lokasi Tembok Besi. Hal ini diperkuat oleh penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah bahwa pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Kemungkinan besar yang dimaksud Ibn Bathuthah adalah daerah Rusia yang berada di sebelah barat Laut Cina, yaitu Derbent.

Derbent merupakan kota di Republik Dagestan di Rusia; dimana disana terdapat sebuah gerbang besi (ion gate) yang dulunya digunakan sebagai benteng pertahanan terhadap serangan musuh. Sebagai hasil dari kekhasan geografis, Derbent dikembangkan diantara dua dinding yang membentang antara Pegunungan Kaukasus dan Perairan Besar di Wilayah Timur Bumi (termasuk Laut Kaspia dan Laut Hitam). Secara historis, posisi ini memungkinkan penguasa Derbent untuk mengontrol lalu lintas darat antara Stepa Eurasia dan Timur Tengah.

Untitled 1Inilah gerbang besi (ion gate) yang berada di kota Derbent, Dagestan-Rusia.

Sumber: en.wikipedia.org

Benteng tersebut telah jatuh berkali-kali ke tangan berbagai bangsa. Sempat dibangun kembali pada masa Dinasti Sassanid (Persia) berkuasa, namun kembali hancur setelah jatuh dan diperebutkan lagi oleh berbagai negara. Pada akhirnya selama Ekspedisi Persia 1796 , Derbent diserbu oleh pasukan Rusia di bawah pimpinan Valerian Zubov. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Gulistan 1813 antara Rusia dan Persia, Derbent menjadi bagian dari Rusia hingga saat ini.

Yang menjadi pertanyaan; siapakah yang membangun dinding besi tersebut pertama kali? Banyak yang menyangka Raja Aleksander III (Alexander The Great) dari Makedonia yang membangunnya pertama kali, sehingga gerbang besi tersebut sering disebut dengan nama Gates of Alexander (Dinding Aleksander). Namun pada kenyataannya, para sejarawan mengatakan bahwa Benteng Derbent mulai digunakan pada akhir abad ke-5 atau awal abad ke-6 Sebelum Masehi oleh raja-raja Persia.

Kalau demikian kemungkinan besar dinding besi Derbent dibangun oleh Raja Darius I (Darius The Great), yang memang namanya mirip dengan nama asli Derbent dari bahasa Persia, Darband (sama-sama berkonsonan d-a-r). Darband sendiri berarti closed gates (gerbang ditutup), atau “knot gates” atau “lock gates”, yang berarti gerbang terkunci. Bahkan orang Arab menamai Derbent sebagai “Bab al-Abwab” yang artinya gerbang dari segala gerbang. Maka dari itu, penulis sangat yakin bahwa Dinding Besi yang dimaksud oleh Al-Qur’an berada di Derbent.

Perlu pula diketahui disini bahwa penyeberangan ke Derbent pada saat itu praktis hanya dari punggung Kaukasus, yakni Celah Darial (Darial Gorge/Darial Pass). Darial Gorge  adalah ngarai di perbatasan antara Rusia dan Georgia. Terletak di dasar timur dari Gunung Kazbek (salah satu Pegunungan Kaukasus), terlewat oleh sungai Terek untuk jarak 8 meter antara bukit batu (1800 m/5900 kaki) dan selatan Vladikavkaz.

Untitled 3Gambar-gambar diatas adalah gambar-gambar Darial Gorge dari tahun ke tahun. Dua gambar diatas merupakan lukisan, sedangkan dua gambar dibawah adalah foto.

Sumber: wikimedia.org (kiri atas, kanan bawah), arthandle.com (kanan atas), panoramio.com (kiri bawah)

Anehnya, Darial Gorge telah diabadikan dalam puisi berjudul The Demon (Iblis) oleh sastrawan Rusia bernama Mikhail Lermontov (1814-1841). Mengapa bisa demikian? Nanti kita bahas pada bab selanjutnya.

Sampai disini apakah kita sudah dapat membuat kesimpulan bahwa Raja Darius Agung adalah Zulkarnain? Ternyata belum! Lho, koq belum? Khan bukti-buktinya sudah kuat?

Betul! Bukti-bukti yang ada memang mengarah ke Raja Darius I. Tetapi ternyata riwayat hidup Darius I tidak menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengembara.

Wah, kalo gitu tidak ada kesimpulan dong?

Ntar dulu! Raja Darius Agung bisa saja bertindak sebagai pemrakarsa pembangunan Benteng Derbent, tetapi bukan berarti dia yang membuatnya, bukan berarti dia arsiteknya. Sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengetahui bahwa Tugu Monas, Masjid Istiqlal, dan Lapangan Gelora Bung Karno dibuat pertama kali pada era Presiden Soekarno, sehingga kalau ditanya: “Siapa yang buat?”; maka mereka menjawab: “Presiden Soekarno!”. Tetapi kalau ditanya, “siapa arsiteknya?”. Mereka jawab, “Tidak Tahu!”.

Jadi, untuk menjawab siapa pembuat atau arsitek Benteng Derbent, maka kita harus menelusuri siapa orang kepercayaan Raja Darius Agung yang sanggup membuat situs tersebut yang juga sekaligus merupakan seorang pengembara.

1.6. Ekspedisi Mencari Dinding Besi   Leave a comment


Suatu malam, Khalifah Watsiq bin Mu’tasim Billah (Al-Watsiq) bermimpi: tembok yang pernah dibangun oleh Zulkarnain telah terbuka. Itu berarti, kaum yang berada di dalamnya, yaitu Ya’juj wa Ma’juj, telah berkeliaran di alam bebas. Perihal mimpi khalifah al Watsiq tentang telah berkeliarannya Ya’juj wa Ma’juj itu tertulis dalam sebuah manuskrip Arab, catatan Ibnu Khurradadhbih, dengan redaksi sebagai berikut: “Sallam al Tardjuman memberitahu saya [Ibnu Khurradadhbih]: “Ketika al Watsiq Billah melihat dalam mimpinya bahwa tembok yang dibangun Zulkarnain untuk memisahkan kita dengan Ya’juj wa Ma’juj telah terbuka, dia mencari seseorang yang bisa dia kirim ke tempat itu [di mana tembok berdiri] untuk mencari informasi perihal tersebut”.”

Sallam al Tardjuman adalah orang yang diutus Khalifah al Watsiq —Khalifah kesembilan Dinasti Abbasiyah, yang memerintah Baghdad pada 842–847 M— untuk mencari tembok Zulkarnain. Ada pun Ibnu Khurradadhbih adalah salah seorang yang mencatat kata-kata yang didiktekan Sallam, yang berisi catatan perjalanan, perintah Khalifah, dan laporan Sallam kepada Khalifah. Catatan Ibnu Khurradadhbih tersebut dibukukan dengan judul Kitab al-Masalik w’al Mamalik yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul Book of Routes and Kingdom, dan diceritakan pula dalam “Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources; Sallam’s Quest for Alexander’s Wall”, karya Emeri van Donzel dan Andrea Schmidt.

Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi karya al-Idrisi, bahwa untuk tugas pentingnya mencari tembok Zulkarnain, Khalifah al-Watsiq, tulis al-Idrisi, membekali Sallam dengan 5.000 dinar, 10 ribu dirham sebagai uang darah, dan 50 pemuda berbadan kuat. Khalifah juga memberikan kepada pemuda yang menemani Sallam masing-masing seribu dirham dan biaya hidup selama setahun. Selain itu, Khalifah juga memerintahkan agar semua anggota rombongan menyesuaikan cara berpakaian-nya dengan pakaian penduduk kawasan yang hendak didatangi, seperti menambahkan kulit dan bulu binatang pada pakaian dan sepatu. Khalifah juga memberikan 200 ekor keledai untuk membawa perlengkapan dan air.

Rombongan Sallam berangkat dari Samarra (Iraq) menuju Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.

27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Sesampainya di kawasan Igu, disitu ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Di sana, Sallam mendapati tembok tersebut telah retak. Dia sempat mencungkil bagian tembok yang retak tersebut dengan pisau, mengambil sebagian serpihannya, untuk diperlihatkan kepada Khalifah al-Watsiq.

Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).

Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari balik pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan di sekitarnya. Hal itu menunjukkan bahwa di balik pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.

Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya-juj-Ma-juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk disitu melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhstan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a (Samarra), Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.

Total waktu perjalanan Sallam, menurut catatan al-Idrisi, berlangsung selama 28 bulan. Perjalanan mencari tembok memakan waktu 16 bulan, sedangkan perjalanan kembali memakan waktu 12 bulan. Sedangkan total waktu tempuh perjalanan Sallam menurut perkiraan Emeri van Donzel dan Andrea Schmidt dalam bukunya “Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources; Sallam’s Quest for Alexander’s Wall” adalah 6281 km (lihat tabel di bawah). Selain itu, ekspedisi ini juga memakan korban yang tak sedikit.

tabel sallamKeterangan: Tabel diatas memperlihatkan waktu tempuh yang dilakukan Sallam selama perjalanannya dalam mencari Tembok Zulkarnain.

Sumber: “Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources”

Sallam tiba kembali di Samarra, dan melaporkan temuannya kepada Khalifah al-Watsiq. Tak lama setelah ekspedisi tersebut, al-Watsiq wafat dalam usia muda, yaitu 32 tahun.

Berjarak sekitar enam puluh tahun sejak perjalanan Sallam, Khalifah Abbasiyah ke-18, al-Muqtadir (908-932 M), juga mengirimkan ekspedisi ke utara, menuju ke Kerajaan Bulgar di daerah Volga (sekarang masuk wilayah Rusia). Ekspedisi ini dipimpin oleh Ahmad Ibnu Fadlan pada tahun 921 M sebagai respon atas permintaan bantuan mereka, dan juga untuk mendakwahkan Islam. Ibn Fadhlan memberikan laporan yang sangat menarik tentang keadaan wilayah yang berada di utara kekhalifahan Islam itu berikut ciri-ciri masyarakatnya.

Penjelasan Ibn Fadhlan bukan hanya menarik bagi orang-orang yang membacanya pada masa itu, tetapi juga para peneliti dan pembaca yang hidup di zaman sekarang ini. Bahkan Michael Crichton, seorang novelis Barat modern terinspirasi oleh kisah Ibn Fadhlan ini dalam menuliskan novelnya, Eaters of the Dead yang kemudian difilmkan menjadi The 13th Warrior yang dibintangi oleh Antonio Banderas, dengan menjadikan Ibn Fadhlan sebagai tokoh utama ceritanya, walaupun pada kenyataannya cerita dari novel dan film tersebut sudah melenceng dari faktanya. Cerita yang ada di film itu sebenarnya disadur dari literatur klasik (turats) arab kategori adab rihlah (prosa perjalanan) yang berjudul Rihlah Ibn Fadhlan ila Biladit Turk war Ruus wash Shaqalibah (Perjalanan Ibn Fadhlan; ke Wilayah Turki, Rusia, dan Slavic).

the 13th warriorTampak pada gambar diatas sampul film The 13th Warrior yang dibintangi Antonio Banderas

Sumber: heaval.blogspot.com

Literatur perjalanan ini dikarang langsung oleh Ahmad ibn Fadhlan yang menjadi perwakilan dari khalifah dinasti Abbasiyah Al-Muqtadir billah (295 H) untuk memenuhi permintaan penguasa wilayah Slavic (Shaqalibah) yang bernama Al-Musy ibn Bulthuwar (versi arab) yang ingin mengerti lebih jauh tentang agama Islam dan syariatnya, sekaligus memohon dinasti Abbasiyah untuk membangunkan benteng maupun masjid di wilayahnya. Rombongan perwakilan terdiri dari Ahmad ibn Fadhlan bersama beberapa ahli fiqh, ahli perjalanan dan rombongan pengawalnya, yang bertolak dari Baghdad pada bulan Shafar 309 H. Dan perjalanan ditempuh selama kurang lebih 3 tahun.

Salah satu cerita menarik dalam perjalanannya itu, dia mengidentifikasi orang-orang yang posturnya setinggi pohon kurma, bermata biru, berkulit putih, berambut kemerahan. Dia mendapat informasi bahwa orang-orang tersebut adalah Ya’juj wa Ma’juj.

Dari kisah Sallam al Tardjuman diatas, kita dapat mengetahui bahwa Dinding Besi telah retak, dan kemungkinan besar sebagian telah hancur. Saya memperkirakan bahwa Dinding tersebut telah memiliki lubang yang cukup besar yang membuat sebagian kaum Ya’juj wa Ma’juj yang bertubuh mungil dapat melewatinya. Bahkan karena keretakan dan lubang yang dialaminya, membuat sebagian diantara kaum Ya’juj wa Ma’juj juga akhirnya mampu mendaki dinding tersebut.

Sedangkan dari cerita Ahmad ibn Fadhlan, kita akhirnya dapat meyakini bahwa Dinding Zulkarnain benar-benar telah terbuka lebar, sehingga membuat seluruh kaum Ya’juj wa Ma’juj termasuk yang berpostur tinggi – besar akhirnya mampu sepenuhnya melewati dinding.

Konon sisa gerbang besi yang masih tersisa sempat dikenali sebagai Dinding Zulkarnain atau yang lebih dikenal dengan sebutan Alexander’s Wall atau Gates of Alexander oleh Timurleng, Klapigeo, Syah Rukh, Slade Verger, Marco Polo, dan Winston Churchil.

Dari ekspedisi Sallam dan Fadhlan diatas, kita bisa memetik hikmah bahwa keberadaan Dinding Zulkarnain bukanlah mitos belaka, faktanya tembok tersebut memang nyata adanya. Tinggal bagaimana kita menelusuri keberadaan lokasi yang dimaksud Sallam dan Fadhlan tersebut pada masa kini.

1.5. Petunjuk Kuat Qur’an Pada Sosok Zulkarnain   Leave a comment


Oleh karena kita belum dapat membuat kesimpulan siapa sosok Zulkarnain yang benar, maka mari kita melangkah pada perkataan lebih lanjut dari Al-Qur’an. Dalam QS. 18:95-96, Allah berfirman:

Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan batas/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua pinggir/puncak gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!. Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berikanlah kepadaku agar aku tuangkan ke atasnya leburan tembaga“.”

Petunjuk kuat dari ayat Qur’an diatas adalah bahwa lokasi kejadian berada di pegunungan dan sekitarnya, dimana di gunung tersebut terdapat penghalang yang terbuat dari besi dan tembaga.

Banyak orang yang beranggapan bahwa para ahli belum menemukan lokasi dengan ciri-ciri yang dimaksud. Kita tentu bertanya-tanya, masa sich zaman modern dan canggih seperti sekarang, lokasi yang mencolok tersebut belum didapat? Bahkan kalau dipikir-pikir, untuk menemukan lokasi mencolok seperti itu sebenarnya tidak memerlukan peralatan modern nan canggih. Berarti, Al-Qur’an ngawur dong!

Anda bisa saja berpikir demikian! Tetapi bagaimana kalau saya katakan bahwa penghalang besi tersebut telah lama hancur? Tetapi kalau begitu khan, berarti sudah kiamat, karena Ya’juj dan Ma’juj sudah lama keluar!

Saudaraku, jika Al-Qur’an berbicara “telah dekat” bukan berarti benar-benar dekat menurut kita yang tinggal di bumi. Dalam hal ini, Al-Qur’an berbicara dalam alam Lauh Mahfudz di akhirat. Maka dari itu, Allah berfirman pada beberapa ayat:

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al-Hajj [22]:47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As-Sajdah [32]:5)

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al-Ma’aarij [70]:4)

Ayat-ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa satu hari disisi Allah tidak dapat dibandingkan dengan satu hari seperti yang ada di bumi. Secara logika sederhana, penjelasan ini mungkin sulit diterima. Namun secara ilmiah sebenarnya telah ada pembuktiannya. Ilmuwan besar asal AS, Albert Einstein menunjukkan dalam teori relativitasnya bahwa lamanya waktu tergantung dari massa dan kecepatan.

Namun memang sebaiknya kita berpikir bahwa kiamat itu telah dekat, agar kita segera rajin beribadah dan memohon ampun kepada-Nya. Bukankah kita tak tahu kapan kiamat itu terjadi?

Firman Allah:

“Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran serta dengan perimbangan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat.” {QS. Asy-Syuura [42] ayat 17}

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. {QS. 7:187}

Kembali kepada topik pembahasan!

Suatu hari istri Nabi Muhammad, Zainab binti Jahsy didatangi Rasulullah dengan tergopoh-gopoh sambil mengatakan :

La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab dari keburukan yang telah dekat. Pada hari ini benteng Ya`juj Ma`juj dibuka seperti ini. Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari telunjuknya.” (Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1341; Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1987).

Dari hadits tersebut sebenarnya secara tersirat kita dapat mengetahui bahwa pada waktu itu lubang dinding besi sudah mulai terbuka. Dan pada zaman ini, kemungkinan besar benar-benar telah terbuka.

Maka dari itu, lokasinya sulit didapat karena penutup/dinding besinya telah hancur. Namun rupanya ada titik terang mengenai ini.

1.1. Pendahuluan   2 comments


Dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan:

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.”Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati disitu suatu kaum. Kami berkata: “Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulkarnain: “Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”. Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati di belakangnya suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/dinding antara kami dan mereka?”. Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan batas/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua pinggir/puncak gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!. Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berikanlah kepadaku agar aku tuangkan ke atasnya leburan tembaga”. Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”.

Kisah ini muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraisy Makkah yang ingin menguji kenabian Muhammad SAW. Dikisahkan kaum kafir Quraisy Makkah mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al Harits untuk menjumpai rabi Yahudi di Madinah yang kemudian menyarankan untuk mengajukan 3 pertanyaan kepada Rasulullah SAW.

Sang pendeta berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang bajingan…… Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG dimasa lalu ….. kedua, tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. TANYAKANLAH KEPADANYA TENTANG ROH. Jika mampu menjawab dengan benar, maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.

Dari ayat diatas, ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam benak kita:

~ Siapakah sosok Zulkarnain sebenarnya?

~ Siapakah yang disebut Ya’juj wa Ma’juj oleh Allah?

~ Dimanakah letak dinding besi tempat Ya’juj wa Ma’juj terhalang?

~ Apakah dinding besi tersebut telah hancur atau belum?

Para ulama berbeda pendapat dalam menjawab keempat pertanyaan diatas. Oleh sebab itu, maka saya mencoba untuk menguak misteri kisah Zulkarnain serta Ya’juj dan Ma’juj berdasarkan hasil ijtihad saya secara mendalam setelah membaca berbagai sumber referensi tentang hal tersebut.