Archive for the ‘Inggris’ Tag

3.21. Freemason di Indonesia   Leave a comment


Freemason aktif tersebar di seluruh Hindia Belanda (Indonesia) sejak tahun 1762 sampai 1962. Loji pertama di Asia, “La Choisie”, didirikan di Batavia (Jakarta) oleh Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher (1741–1783), yang datang bersama VOC. Setelah beberapa lama tinggal di Batavia, Jacobus Cornelis mendirikan pusat aktivitas para anggota Freemason (logi). Waktu itu anggota organisasi hanya berasal dari warga Belanda yang beranggotakan enam orang yang berasal dari kalangan petinggi militer dan sebagian lagi para pengusaha Yahudi. Organisasi ini mulai berkembang setelah anggota baru direkrut dari pedagang Tiongkok dan warga pribumi terutama para ningrat Nusantara.

Perkembangan organisasi ini sangat pesat. Beberapa tokoh nasional dikabarkan pernah terlibat sebagai anggota Freemason. Dr. T.H. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya berjudul “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962“, yang edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Sinar Harapan dalam jumlah yang sangat terbatas, banyak memaparkan tentang gerakan dan tokoh-tokoh Freemasonry di Indonesia. Tokoh-tokoh Mason Indonesia menurut buku tersebut —yang dilengkapi foto-foto eksklusif sebagai buktinya— banyak menyangkut nama-nama terkenal seperti Raden Saleh, Sultan Hamengkubuwono VIII, RAS. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam VIII, RMAA. Tjokroadikoesoemo, dr. Radjiman Wedyodiningrat, dr. Tengku Mansyur (Gubernur Negara Sumatera Timur), Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Kapolri pertama), dan banyak pengurus organisasi Boedhi Oetomo.

TMIGambar sebelah kiri menunjukkan peresmian pengurus baru Tarekat Mason Indonesia pada tanggal 7 April 1955. Sedangkan gambar sebelah kanan adalah lukisan sosok diri Raden Saleh yang berada di Gedung Loji “Ster in het Oosten” (sekarang gedung Bappenas). Lukisan tersebut diabadikan di Rijksmuseum, Amsterdam tahun 1845.

Sumber: ardiyansyah.com

Sejarah mencatat, Boedi Oetomo dikenal sebagai organisasi kepemudaan pribumi di era kolonial Belanda yang mencetuskan nasionalisme dan menjadi salah satu penopang pergerakan pemuda di Tanah Air untuk melawan Belanda, namun Herry Nurdi dalam buku ‘Jejak Freemason & Zionis di Indonesia’ menyebut, lembaga pendidikan ini justru sangat menentang nasionalisme, karena sejak Vrijmetselarij ‘menunggangi’ organisasi ini, para Mason telah mencekoki para tokohnya dengan berbagai doktrin, termasuk doktrin Indonesia Baru yang dikonsep sesuai dengan tujuan mereka untuk menguasai dunia, dan sikap mereka yang menolak Islam serta Kristen, karena mereka menganut Kabbalah. Maka tak heran ketika KH. Ahmad Dahlan, salah seorang tokoh senior mereka, mengusulkan agar di organisasi mereka diadakan pengajian, mayoritas tokoh Boedi Oetomo menolak. Bahkan para penolak usulan kyai yang pada 1912 mendirikan Muhammadiyah itu tak segan-segan menghina dan menghujat Islam, serta menghasut umat Islam agar tak perlu berhaji karena hanya membuang-buang uang. Salah satu tokoh Boedi Oetomo yang bersikap keras terhadap Islam di antaranya Dr. Soetomo yang kemudian membentuk Surabaya Studie Club dan berdebat sengit dengan Sarekat Islam tentang banyak hal terkait dengan masalah-masalah ke-Islam-an, termasuk dalam hal berbangsa dan bernegara. Dalam kongres yang diselenggarakan pada 1952, Boedi Oetomo mengukuhkan kebudayaan Jawa sebagai dasar pendidikan mereka.

SoetomoDr. Soetomo, pendiri Boedi Oetomo

Sumber: id.wikipedia.org

Tahun berdirinya BO sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement). Gerakan Turki Muda yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk juga mengadakan revolusi kebangkitan nasional.

Gerakan ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekuler. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekuleris. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syariat Islam.

Mengenai Gerakan Revolusi Turki Muda, pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, dr Soetomo mengatakan,”perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa “cita-cita Pan-Islamisme” telah digantikan oleh nasionalisme”. Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam dan mengagumi gerakan kebangsaan yang terjadi di Turki.

Tahun 1767 pada umumnya dianggap sebagai awal kehadiran Tarekat Mason Bebas yang terorganisir di Jawa. Selain melakukan pertemuan di loji-loji, mereka juga kerap melakukan pertemuan rahasia di kawasan Molenvliet yang kini menjadi Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk untuk membahas mengenai pendirian loji tersebut.

Pada tahun 1922, seorang Loji Agung Provinsi Belanda, di bawah Grand Orient of the Netherlands, di Weltevreden (Batavia) ditugaskan mengendalikan 20 loji di Indonesia. Empat belas di Jawa, tiga di Sumatra, dan sisanya di Makassar dan Salatiga.

lojiTampak pada gambar: Loji Mataram di Yogyakarta (kiri atas), Loge Arbeid Adelt di Makassar (kanan atas), Loji di Magelang (kiri bawah), Loji di Palembang (kanan bawah). Kesemua gambar memperlihatkan lambang Freemason dan Bintang Daud kaum Yahudi.

Sumber: indocropcircles.wordpress.com

Loji-loji Freemason mulai banyak berkembang di Indonesia pada 1945-1950-an. Para Mason banyak membangun loji tersebut untuk berkumpul.

Sejumlah pribumi saat itu ikut bergabung dalam kelompok bawah tanah ini. Salah satu loji bangunan Freemason berada di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat. Bangunan itu kini menjadi Gedung Kimia Farma. Bangunan itu dibangun pada tahun 1848 sebagai tempat pertemuan anggota Freemason (Vrijmetselaar).

Dikutip dari berbagai sumber, tempat perkumpulan ini disebut De Ster in het Oosten atau Bintang di Timur. Penduduk setempat menyebut para pengunjungnya merahasiakan apa yang mereka bicarakan dan perbuat di gedung yang dihiasi dengan portikus dan pilaster dalam gaya dorik tersebut.

Para anggota Freemason kala itu menjadikan gedung megah dengan enam pilar kokoh penyangga itu sebagai rumah pemujaan yang disebut loge atau loji. Di saat-saat tertentu, para Mason kerap menggelar upacara dengan pembakaran lilin dan menggenakan pakaian aneh-aneh mirip pakaian halloween.

Di gedung itu mereka menggelar ritual menyembah simbol-simbol yang melambangkan cita-cita dan pikiran tertinggi manusia. Bahkan, beberapa aktivitasnya adalah memanggil arwah atau jin dan setan.

Gedung itu sendiri sempat menjadi lokasi digelarnya Kongres Pemuda Indonesia yang pertama yakni pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Kini, setelah Indonesia merdeka, gedung itu kemudian diambil alih dan menjadi gedung farmasi Kimia Farma.

Selain Gedung Kimia Farma, Gedung Bappenas  pada masa Belanda juga sempat dijadikan sebagai loji oleh para anggota Freemason di Indonesia. Gedung yang terletak di dekat Taman Surapati, Jakarta Pusat ini juga dikenal dengan sebutan ‘Gedung Setan’.

Gedung yang pada awalnya bernama Adhuc Stat yang berarti ‘Berdiri Hingga Kini’ ini dibangun pada tahun 1880. Namun, pada tahun 1925, F.J.L. Ghijsels, seorang insinyur kelahiran Tulung Agung, Jawa Timur, mendapat tugas merenovasi gedung itu secara besar-besaran.

Alhasil, wajah bangunan berubah drastis dan berubah dari lantai tunggal menjadi gedung bertingkat. Dulu, di sisi kanan dan kiri gedung terdapat dua lambang vrijmedsclarij yang jika disambung dengan garis akan membentuk ‘Bintang David’ (lambang dan simbol suci kaum Yahudi).

bapenasTampak pada gambar sebelah kiri gedung Adhuc Stat atau Loji Bintang Timur, yang sekarang ditempati oleh Bappenas. Perancangnya ialah Ir. N.E. Burkoven Jaspers. Anehnya, gedung tersebut merupakan pilar yang membentuk kepala Baphomet (simbol kaum pagan) di kawasan Menteng – Jakarta Pusat seperti yang tampak pada gambar sebelah kanan.

Sumber: ardiyansyah.com (gambar kiri), ustadzrofii.wordpress.com (gambar kanan)

Pasca-kemerdekaan, gedung ini pernah menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun 1966, Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) menggelar sidang-sidangnya untuk mengadili para gembong Gerakan 30 September (G30S). Mereka yang diadili antara lain; tokoh PKI Nyono, Menteri Luar Negeri (Menlu) Subandrio dan Panglima AURI Laksamana Omar Dhani.

Kini gedung setan telah berubah fungsi. Adhuc Stat kini menjadi Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Di era Presiden Soekarno Freemason sempat dilarang. Bung Karno awalnya memanggil para tokoh Freemason tertinggi Hindia Belanda yang berada di Loji Adhucstat (sekarang Gedung Bappenas-Menteng) pada Maret 1950.

Mereka dipanggil untuk mengklarifikasi kegiatan yang mereka lakukan di loji. Sebab, rakyat yang saat itu mulai resah menyebut loji itu sebagai rumah setan karena di loji itu para Mason selalu melakukan ritual pemanggilan arwah orang mati.

Namun, para Mason mengelak atas tudingan ritual pemanggilan arwah orang mati. Namun, Bung Karno tak begitu saja percaya omongan mereka. Akhirnya pada Februari 1961, Bung Karno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Pembubaran dan pelarangan tersebut dilakukan Bung Karno dengan mengeluarkan Lembaran Negara Nomor 18/1961.

Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala derivatnya seperti Liga Demokrasi, Rotary, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC), dan Bahaisme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.

Namun 38 tahun kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut Keppres Nomor 264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres Nomor 69 Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000.

Sampai disini kita tentunya merasa tercengang. Namun ketercengangan kita belum berakhir, karena lambang Negara kita ternyata berbau paganisme. Penganut teori konspirasi beranggapan bahwa Perisai pada dada Garuda serupa dengan perisai-perisai di beberapa negara yang dikendalikan oleh Freemason, seperti contohnya Inggris. Atau jauh ke belakang sama halnya dengan lambang Ksatria Templar yang kerap diasosiasikan dengan pemuja setan. Lambang bintang lima di dada Garuda adalah simbol kepala Baphomet, kambing jantan jelmaan iblis. Sengaja ditaruh terbalik untuk mengaburkan bintang pentagram tersebut.

Adapun lambang rantai merupakan simbol untuk garis darah (bloodline) kelompok Illuminati atau sejenisnya yang menjaga (gatekeeper) keberlangsungan gerakan Freemason. Pohon Beringin adalah simbol pohon Sephiroth dalam tradisi mistik Kabbala. Kepala Banteng adalah simbol sapi Samiri yang menjadi sesembahan orang Yahudi ketika Moses meninggalkannya. Dan terakhir adalah padi dan kapas yang tidak ada bedanya dengan zaitun dan gandum yang digenggam elang Amerika Serikat, simbol kesuburan atau sumber kehidupan utama kehidupan manusia yang dijadikan lahan perah, atau sumber daya yang harus dihisap dan dikendalikan oleh Freemason.

Burung Garuda sendiri adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari. Kisah Garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India. Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut. Thailand juga menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya.

Garuda memiliki putra bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.

garudaTampak pada gambar diatas patung Garuda yang dikendarai Dewa Wisnu di Bali

Sumber: id.wikipedia.org

Selain itu, entah kebetulan atau tidak, 5 sila dari Pancasila isinya mirip doktrin Khams Qanun milik Freemasonry yang diilhami oleh Kitab Talmud kaum Yahudi:

  1. Monoteisme (ketuhanan yang maha esa);
  2. Nasionalisme (berbangsa, berbahasa, dan bertanah air satu Yahudi);
  3. Humanisme (kemanusiaan yang adil dan beradab bagi Yahudi);
  4. Demokrasi (dengan cahaya talmud suara terbanyak adalah suara tuhan); dan
  5. Sosialisme (keadilan sosial bagi setiap orang Yahudi). [Syer Talmud Qaballa XI:45].

Intinya adalah Garuda Pancasila dianggap murni representasi simbol-simbol Freemason, Knight Templar, Illuminati, dan sebagainya yang dianggap sebagai pengikut iblis.

Pertanyaannya: “Mengapa bisa demikian?”. Jawabannya karena perancang Lambang Negara Indonesia atau Garuda Pancasila adalah Sultan Hamid II. Sultan Hamid II adalah sebuah gelar dengan nama asli Syarif Abdul Hamid Alkadrie. Ia mewarisi darah masonik dari garis Abdul Rachman, Sultan Pontianak yang terdaftar dalam Freemason di Surabaya pada 1944.  Jenjang pendidikan Sultan Hamid II adalah sekolah dasar Belanda, bahkan termasuk salah seorang Indonesia yang disekolahkan di sekolah militer Belanda di Breda.

sealTampak pada gambar diatas, lambang Garuda Pancasila (kiri) yang mirip dengan lambang Negara Amerika Serikat (tengah) dan lambang Dewa Horus (kanan).

Sumber Gambar: en.wikipedia (gambar kiri, gambar tengah), panjimas.com (gambar kanan)

Dari tulisan diatas kita tentunya merasa sangat miris. Kita tidak menyangka bahwa Negara kita sudah disusupi Freemason sejak dulu. Saya yakin bahwa sebenarnya tokoh-tokoh kita, termasuk yang menjadi anggota Freemason banyak yang tidak menyadari bahwa gerakan mereka telah tersusupi oleh agenda Masonik. Bahkan sampai hari ini, para pemimpin serta anak-anak muda kita, termasuk para artis dan seniman seakan tidak sadar bahwa diri mereka telah termakan oleh propaganda Illuminati, yang berusaha menjauhkan kita dari sendi-sendi agama menuju paham yang berbau sekuler dan liberal.

kafe rakaTampak pada foto sebelah kiri terlihat gambar mata satu dan piramida di Kafe Markobar (Martabak Kottabarat). Kafe ini milik putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang berada di sebelah barat Solo Grand Mall. Sedangkan foto sebelah kanan memperlihatkan Coboy Junior yang juga menunjukkan simbol piramida dan mata satu yang merupakan simbol Masonik. Saya yakin anak-anak muda tersebut sebenarnya tidak sadar bahwa otak mereka sudah terkontaminasi oleh simbol-simbol keren milik kaum pagan tersebut yang gencar diperlihatkan oleh berbagai selebriti mancanegara serta media milik Illuminati. Simbol masonik juga semakin berkembang karena media Indonesia juga secara tidak sadar ikut ‘mempromosikan’ simbol-simbol setan tersebut..

Sumber: suara-islam.com (gambar kiri), votreesprit.wordpress.com (gambar kanan)

bieberTampak penyanyi dan artis mancanegara ternama, Justin Bieber memperlihatkan simbol mata satu (gambar kiri) dan Lindsay Lohan yang memperlihat simbol segitiga piramida mata satu (gambar kanan).

Sumber: blo9el.blogspot.com

kartunTampak simbol ‘mata satu’ dalam film animasi “9” (gambar kiri) dan film “Despicable Me 2” (gambar tengah), serta simbol ‘phallic’ atau ‘obelisk’ dalam film kartun “Donald in Mathmagic Land” (gambar kanan).

Sumber: vigilantcitizen.com (gambar kiri), tune.pk (gambar tengah), disinfo.com (gambar kanan)

tvTampak diatas, berbagai program acara televisi yang menampilkan simbol “Mata Satu (One Eye)” di beberapa stasiun tv di Indonesia. 

Sumber: blaxzone.com

Posted 29 Juni 2015 by Ada in U. Freemason di Indonesia

Tagged with , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

3.19. Demi The Promise Land   Leave a comment


Freemasonry berasal dari dua kata, yakni free yang berarti bebas, dan mason yang berarti tukang batu atau tukang bangunan. Namun demikian, freemasonry diartikan sebagai ‘pembangun kebebasan’, dan organisasi ini menamakan gedung tempat organisasi dikelola dengan lodge, sama dengan nama pemondokan para tukang batu di Skotlandia tempat dimana organisasi terbentuk, dan bentuknya pun sama persis dengan lodge-lodge para tukang batu itu. Karenanya, dimanapun organisasi ini berkiprah, jejaknya dapat dilacak melalui keberadaan lodge. Di Indonesia, lodge antara lain dapat ditemukan di kawasan Jakarta, Surabaya, Medan, Banda Aceh, Padang, Palembang, dan Pekalongan. Dalam bukunya yang  berjudul Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia, Herry Nurdi menyebut kalau gedung Bappenas yang berdiri megah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, adalah lodge kaum Mason. Dulunya gedung ini bernama Adhuc Stat. Ini membuktikan bahwa Freemason pun telah menjadikan negara ini sebagai salah satu wilayah pergerakannya.

Lodge pertama yang dibuat Freemasonry adalah Grand Lodge of England yang diresmikan bersamaan dengan diproklamirkannya keberadaan organisasi ini di Inggris pada 24 Juni 1717. Lodge inilah yang dijadikan basis utama kegiatan para masonik (anggota Freemasonry).

Seperti umumnya sebuah organisasi, Freemansonry juga memiliki hirarki berupa tingkatan-tingkatan atau diistilahkan dengan derajat keanggotaan. Berdasarkan kongres di London pada 1717, hirarki organisasi ini diputuskan menyerupai piramida yang tersusun dari 33 lapisan yang disebut Scottish Rite atau Sekte Skotlandia, dan 13 tingkatan yang disebut York Rite atau Sekte York.

Status keanggotaan yang paling rendah pada Scottish Rite disebut entered apprentice yang posisinya berada di dasar piramida. Status ini diberikan bagi para anggota baru. Sedang status tertinggi pada Scottish Rite atau status pada urutan 33 yang berada di puncak piramida disebut Sovereign Grand Inspector General. Pada status inilah pentolan-pentolan yang berwenang membuat kebijakan berada.

house of templeGambar diatas adalah markas The Scottish Rite yurisdiksi selatan di AS. Letaknya di Washington DC di gedung yang bernama The House of Temple. Markas ini adalah markas Freemason yang paling terkenal di dunia.

Sumber: konspirasizionis.wordpress.com

Pada York Rite, status terendah yang berada di dasar piramida juga disebut entered apprentice, dan diperuntukkan bagi para anggota baru. Sedang status tertinggi berada pada tingkatan ke-13 yang disebut Order of Knight Templar.

Selain penetapan status, dalam struktur resmi, Freemansonry juga mencantumkan delapan organisasi sekutu mereka (allied organization of Freemansonry), yakni Tall Cedars of Lebanon, Orders of Eastern Star, Grotto, Job’s Daughter, Rainbow Girls, Orders of De Molay, Shrine, dan Daughter of The Nile. Setiap orang yang menyatakan bersedia menjadi anggota organisasi ini harus mau diindoktrinasi sesuai tujuan utama pergerakan, bersedia disumpah, dan bersedia mengikuti ritual-ritual yang mereka lakukan yang tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Knights Templar sebelum diberangus Raja Prancis Philippe le Bel dan Paus Clement V pada 1307.

Karena merupakan transformasi dari Knights Templar, tujuan utama pergerakan Freemansory tak jauh berbeda dengan Templar, yakni merealisasikan konsep The Promise Land atau Tanah Yang Dijanjikan yang dibuat para pemuka Yahudi ketika hidup dalam pengasingan di Babylonia ketika Yerusalem dikuasai Raja Nebukadnezar II. Itu sebabnya Knights Templar pada 1118 berpura-pura menjadi petugas keamanan bagi orang Eropa yang ingin berziarah ke Yerusalem setelah kota suci itu dapat direbut kembali oleh para Pejuang Salib pada 1099, namun sebenarnya, seperti dikatakan sejarawan Prancis Ghaetan de Laforge, mengemban misi untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.

Siapakah yang memberi misi kepada Knights Templar, dan mengapa para pemuka Yahudi membuat konsep The Promise Land? Mari kita mundur jauh ke belakang, ke zaman sebelum Babylonia ketika Raja Nebukadnezar II berkuasa pada 587 SM.

Bani Israil alias bangsa Yahudi merupakan saudara bangsa Arab, karena kedua bangsa ini berasal dari satu ‘bapak’, yakni Nabi Ibrahim as. Hanya saja, jika bani Israil berasal dari anak Nabi Ibrahim as yang bernama Ishaq dari istri bernama Siti Sarah, sedang Bani Hasyim atau bangsa Arab yang juga disebut suku Quraisy, berasal dari anak Nabi Ibrahim yang bernama Ismail dari istri bernama Siti Hajar.

Sejarah mencatat, meski bersaudara, kedua bangsa ini bermusuhan dan selalu berperang. Pemicunya adalah watak Bani Israil yang licik, keras kepala, dan egois. Bangsa Israil bahkan kian lama kian sesat karena gemar mendalami ilmu sihir yang dipraktekkan para pendeta tinggi Fir’aun, dan menyembah berhala (paganisme). Kisah Samiri yang dimuat  dalam Al Qur’an memperjelas hal ini. Patung sapi betina yang dibuat Samiri merupakan adopsi dari bentuk Hathor dan Aphis, patung dewa Mesir kuno yang juga berbentuk sapi betina, dan terkait dengan penyembahan terhadap Dewa Matahari (The Sun God).

Namun demikian, Allah tetap berusaha menyelamatkan mereka dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya dengan memerintahkan kepada Nabi Musa as agar memukul lautan dengan tongkatnya, dan laut pun terbelah sehingga Bani Israil dapat menyeberang, sementara Fir’aun dan bala tentaranya terbenam, lalu tewas.

Namun meski telah ditolong, Bani Israil tetap pada kesesatannya, sehingga Allah mengutuk mereka, dan mengharamkannya memasuki Tanah Suci Palestina hingga beberapa tahun. Bani Israil baru dapat memasuki tanah suci itu kembali pada zaman Nabi Daud as yang merupakan ayah Nabi Sulaiman as. Mereka memasuki Palestina dari Sinai, dan kemudian menguasai Yerusalem. Ini terjadi sekitar tahun 2000 SM.

Pada 960 SM, Nabi Sulaiman mendirikan istana di Yerusalem yang kemudian dikenal sebagai Haikal Sulaiman. Setelah mengalami pasang surut kejayaan dan kemunduran, 370 tahun kemudian bangsa Babylonia yang dipimpin Raja Nebukadnezar II menduduki Yerusalem dan menghancurkan Haikal Sulaiman. Bangsa Yahudi ditangkap dan ditawan, dan kemudian diasingkan ke Babylonia. Kejadian ini membuat para pemuka Yahudi bertekad untuk dapat kembali ke Palestina dengan cara apapun.

Nebukadnezar IIRaja Nebukadnezar II

Sumber: gamesrocket.de

Untuk itu mereka membuat konsep The Promise Land, dan meyakini bahwa Bani Israil merupakan bangsa pilihan Tuhan. Mereka bahkan menganggap bahwa bangsa di luar Yahudi adalah bangsa kelas dua yang mereka sebut sebagai ghoyim atau gentiles, dan yang diciptakan Tuhan untuk melayani seluruh kepentingan mereka.

Berbekal konsep tersebut, bangsa Yahudi selalu berusaha agar dapat kembali ke Palestina dan menguasai Yerusalem. Mereka sempat berhasil ketika pada 70 M, Romawi yang dipimpin panglimanya, Titus, menguasai kota suci itu. Namun pemberontakan yang dilakukan Yahudi pada 132-135 M, membuat bangsa Bani Israil ini harus lari tunggang langgang meninggalkan Yerusalem karena dibantai. Mereka menyebar ke seluruh penjuru Bumi, namun tetap bertekad akan kembali menguasai Yerusalem pada suatu saat kelak. Tak heran jika akhirnya bangsa Yahudi menjadi begitu suka, dan bahkan sangat terbiasa, untuk bergerak dalam organisasi-organisasi rahasia dan penuh konspirasi. Bahkan sebelum Knights Templar muncul, sejarah mencatat adanya sebuah organisasi rahasia bangsa Yahudi yang bernama Priory of Sion atau Biarawan Sion. Organisasi inilah yang diduga memberi misi kepada Templar untuk menggali di Haikal Sulaiman dengan berpura-pura bekerja kepada King Baldwin I sebagai penjaga keamanan bagi masyarakat Eropa yang berziarah ke Yerusalem. Dalam buku ‘Knights Templar, Knights of Christ’ yang ditulisnya, Rizki Ridyasmara menyebut kalau Templar adalah ordo militer yang dibentuk Biarawan Sion.

3.17. Menguasai Amerika   Leave a comment


Dengan adanya Illuminati, gerakan Yahudi untuk menguasai dunia kian efektif. Apalagi karena menurut catatan sejarah, para Mason ‘ikut turun tangan’ dalam kemerdekaan Amerika Serikat yang terjadi pada 4 Juli 1776 dengan tujuan menjadikan negara itu sebagai basis gerakan utama mereka. Para Mason tak puas, meski sejumlah negara di Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, Portugis, dan lain sebagainya telah mereka kuasai secara ekonomi maupun politik. Mereka ingin melebarkan sayap ke benua lain, yakni Benua Amerika.

Selain itu, ‘permusuhan’ dengan gereja Katolik juga adakalanya membuat mereka harus ‘mengorbankan keyakinan mereka terhadap Kabbalah’ seperti yang terjadi pada 1489. Kala itu, pasca pembataian Knights Templar oleh Raja Prancis Phillipe le Bel dan Paus Clement V pada 1307, komunitas Yahudi merupakan komunitas yang paling dibenci masyarakat Prancis. Bahkan komunitas Yahudi yang tetap tinggal di negara itu, seperti di Pyrennes, sebuah provinsi di Selatan Prancis, Arles, Aix, dan Marseilles, mengalami intimidasi dan kekerasan yang tiada henti, serta dipaksa meninggalkan Kabbalah yang mereka anut, dan memeluk Katolik. Bahkan sinagog-sinagognya, tempat beribadah kaum Yahudi, ada yang dibakar.

Situasi ini membuat Rabi Shamur, petinggi Yahudi yang tinggal di Arles, Prancis, prihatin. Dia menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Kaum Yahudi di Konstantinopel, dan meminta petunjuk apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi masalah ini. Surat itu dibalas pada 24 Juli 1489 dengan kalimat seperti ini:

“Saudara-saudara, dengan rasa sedih, pengaduan kalian kami pelajari. Derita, nasib buruk yang kalian alami membuat kami ikut bersedih. Kalian mengadukan, bahwa Raja Prancis telah memaksa kalian memeluk agama Nasrani. Kalian sulit menentang perintah paksaan itu. Maka masuklah agama Nasrani. Tetapi harus diingat, bahwa ajaran Musa harus tetap kalian pegang erat-erat dalam hati sanubari. Umat Kristen memerintahkan kalian supaya kalian menyerahkan harta benda kalian. Laksanakanlah. Selanjutnya didiklah putera-putera kalian menjadi pedagang dan pengusaha yang tangguh, agar pelan-pelan bisa merebut kembali harta benda itu dari tangan mereka.

Kalian juga melaporkan, bahwa mereka mengancam hidup kalian. Maka binalah putera-puteri kalian menjadi dokter, agar dapat membunuh orang-orang Kristen secara rahasia. Mereka menghancurkan tempat peribadatan kalian. Maka didiklah putera dan puteri kalian untuk menjadi pendeta agar dapat menghancurkan gereja mereka dari dalam. Mereka menindas dengan melanggar hak dan nilai kemanusiaan. Maka didiklah putera-puteri kalian sebagai agen-agen propaganda dan penulis agar dapat menelusup ke berbagai jajaran pemerintahan. Dengan demikian, kalian akan dapat menundukkan orang Kristen dengan cengkeraman kuku-kuku kekuasaan internasional yang kalian kendalikan dari balik layar. Ini berarti pelampiasan dendam kesumat kalian terhadap mereka.”

Jawaban surat dari Konstantinopel ini menjadi terkenal karena dengan lugas mencerminkan strategi kaum Yahudi untuk menundukkan Gereja dan dunia. Surat ini pula yang membuat ribuan orang Yahudi di Prancis, termasuk yang telah menjadi anggota Freemasonry, bersedia dibaptis dan memeluk Katolik. Tapi tentu saja, setelah Rabi Shamur mensosialisasikan isi surat itu kepada mereka, hanya dalam beberapa tahun, banyak di antara mereka yang telah menjadi gembala-gembala sidang di Gereja-gereja Katolik di Prancis.

Momentum pertama mereka untuk merusak Gereja terjadi pada 31 Oktober 1517 ketika Martin Luther memprotes kebijakan Gereja Katolik Roma dengan membuat 95 pernyataan yang dibacakan di hadapan umum. Para Yahudi yang telah memeluk Katolik diam-diam mendukungnya, sementara para Masonik mengomporinya agar terus menentang Gereja. Maka lahirlah agama Kristen Protestan. Para Mason dan Yahudi Katolik juga lah yang mendukung John Calvin dalam menyuarakan Calvinisme, sebuah gerakan yang juga menggugat otoritas Gereja Katolik Roma yang dinilai terlampau mempengaruhi kehidupan masyarakat Eropa selama berabad-abad, sehingga mereka jenuh dan menginginkan reformasi.

Lukisan Martin Luther oleh pelukis Lucas Cranach

Sumber: en.wikipedia.org

Kebutuhan para Mason akan negara sendiri yang dapat dikendalikan sedemikian rupa, membuat mereka melirik benua baru yang ditemukan Christopher Colombus, Amerika Serikat, pada 1498. Kebetulan, setelah benua itu ditemukan, orang Yahudi berbondong-bondong meninggalkan Eropa dan bermigrasi ke Brazil di Amerika Selatan. Namun tak lama setelah mereka melakukan migrasi, Brazil berperang dengan Belanda, sehingga karena merasa tak aman, bangsa Yahudi kembali melakukan migrasi ke Nieuw Amsterdam, sebuah koloni Belanda di Amerika Utara.

Kedatangan bangsa Yahudi di Nieuw Amsterdam tidak disukai Gubernur Jenderal Pieter Stuyvesant yang berkuasa di koloni Belanda itu, namun berkat lobi para pengusaha kaya dan kapitalis Yahudi internasional yang di antaranya merupakan anggota Freemason-Illuminati, ketidaksukaan dapat diredam sehingga bangsa Yahudi dapat nyaman tinggal di situ dan menjuluki Nieuw Amsterdam sebagai The New Yerusalem.

Tak sampai setengah abad kemudian, Inggris merebut Nieuw Amesterdam dan wilayah-wilayah lain di Amerika, dan koloninya itu dibagi menjadi 13 negara bagian. Nama Nieuw Amsterdam pun diganti menjadi New York hingga sekarang, dan negara bagian itu menjadi wilayah dengan jumlah penduduk beretnis Yahudi paling banyak di Amerika.

Menjelang 1775, Amerika mengalami krisis keuangan yang parah karena diperangkap para kapitalis Yahudi melalui penerbitan mata uang Amerika. Awalnya, dengan dalih demi memajukan perekonomian dan industri Amerika, Inggris disarankan untuk mencetak mata uang tersendiri untuk koloninya itu yang terpisah dari mata uang Inggris. Inggris setuju. Maka seluruh aset di koloni Amerika pun didepositokan di Bank Sentral Inggris sebagai jaminan atas dana yang dipinjamkan, plus bunganya. Setahun kemudian, bank milik Freemasonry itu berulah dengan menolak menerima pembayaran lebih dari 50 persen dari nilai mata uang Amerika, meski skema pembayaran utang ini diatur dalam undang-undang yang dibuat Inggris sebelum mata uang Amerika diterbitkan. Akibatnya, nilai tukar mata uang Amerika anjlok hingga setengahnya, dan Amerika terperosok dalam krisis moneter yang kemudian melebar menjadi krisis ekonomi, sosial, dan politik. Kemakmuran yang dinikmati rakyat Amerika pun berakhir. Parahnya lagi, untuk mengatasi krisis, pemerintah Inggris mengenakan pajak tambahan kepada rakyat di koloninya itu yang kemudian dikenal dengan Pajak Teh. Situasi pun semakin memburuk. Kelaparan dan kekacauan mulai terjadi dimana-mana. Dalam kondisi ini, Freemasonry-Illuminati kian getol ‘bermain’ untuk kian memanaskan situasi demi mengobarkan apa yang sebelumnya telah terjadi di Inggris dan Prancis, yakni revolusi.

Sejarah mencatat, bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan rakyat Amerika yang memberontak demi mendapatkan kemerdekaannya, terjadi pada 19 April 1775. Jenderal George Washington diangkat sebagai pemimpin kaum revolusioner. Selama perang berlangsung, Konspirasi Yahudi Internasional dimana di dalamnya terdapat para Mason, Illuminati, dan para kapitalis Yahudi, bermain di dua pihak. Di satu sisi mendukung Inggris dengan cara menggelontorkan dana untuk perang dan senjata, namun di sisi lain mendukung kaum revolusioner, juga dengan uang dan senjata. Inggris akhirnya kalah, dan kaum revolusioner mendeklarasikan kemerdekaan Amerika pada 4 Juli 1776.

Konspirasi Yahudi Internasional terus bekerja untuk dapat menguasai Amerika secara politik dan ekonomi. Melalui dua agennya yang disusupkan ke Kongres Amerika yang dibentuk pasca deklarasi kemerdekaan, Alexander Hamilton dan Robert Morris, pada 1783 Konspirasi Yahudi Internasional berhasil mendirikan Bank Amerika yang merupakan cabang Bank Sentral Inggris, namun gagal menjadi lembaga yang berhak mencetak mata uang Amerika karena dicounter anggota Kongres.

Kepada rekannya, Thomas Jefferson pernah menulis surat yang isinya begini; “Saya yakin sepenuhnya bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuasaannya mengancam pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak uang bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak”.

Konspirasi Yahudi marah bukan main ketika mengetahui isi surat ini. Nathan Rothschild, kapitalis Yahudi yang juga seorang Masonik, mengancam Presiden Andrew Jackson akan menciptakan kondisi Amerika yang lebih parah dan krisis berkepanjangan. Tapi Presiden tak gentar. “Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian semua!” kata Presiden seperti ditulis William Guy Carr dalam bukunya “Yahudi Menggenggam Dunia”.

Gambar: Andrew Jackson, Presiden AS yang ke-7

Sumber Gambar:greatamericanadventure.net

Konspirasi semakin marah dan menghasut Inggris agar menyerang Amerika, dan terjadilah perang pada 1816. Intervensi Yahudi di Bumi Amerika yang tiada henti, membuat negara baru itu terus bergejolak. Bahkan pada 14 April 1865, Presiden Abraham Lincoln dibunuh karena berniat mengeluarkan sebuah undang-undang yang akan menyingkirkan hegemoni Konspirasi Yahudi Internasional terhadap Amerika. Pembunuhnya bernama Dickles Booth, pembunuh bayaran yang disuruh Konspirasi untuk menghabisi nyawa sang presiden. Pembunuh berdarah Yahudi ini diketahui terkait dengan Konspirasi, karena berhubungan dengan Yahuda B. Benjamin, seorang agen salah satu pentolan Freemasonry, Rothschild, yang ditugaskan di Amerika. Booth berhasil ditangkap dan dihukum, namun hingga kini Konspirasi sama sekali tak tersentuh.

Jika saat ini kita melihat Amerika merupakan sekutu Yahudi yang paling baik, paling hormat, dan paling setia, jangan kaget, karena sejak sebelum negara itu merdeka, Yahudi sudah ‘cawe-cawe’. Bahkan berdasarkan presentasi Prof. Richard Claporth diketahui kalau upaya Freemasonry cs untuk menjadikan Amerika sebagai ‘negaranya’, telah membuat seluruh warga negara itu beserta aset-asetnya, sebenarnya telah menjadi milik The Federal Reserve Bank of New York, bank milik Konspirasi, sejak 1913.

3.16. Revolusi Prancis   Leave a comment


Rangkaian peristiwa yang mengantar Prancis ke dalam Revolusi, telah diatur dengan sangat matang oleh para konspirator Freemason/Templar, yang pada dasarnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Langkah pertama adalah menciptakan timbulnya semangat pembangkangan di kalangan masyarakat luas terhadap penguasa kerajaan di Prancis. Semangat benci harus merasuki pikiran dan perasaan rakyat Prancis, dan hal ini disusupkan lewat propaganda media maupun ucapan para cendekiawan yang berafiliasi ke Mason. Tujuannya, agar rakyat marah dan melakukan langkah-langkah brutal untuk menggulingkan pemerintah. Pada saat itu, kondisi ekonomi Prancis sedang morat-marit, dan pemerintah kerajaan dituduh sebagai penyebab kejatuhan ekonomi itu, sehingga seruan “reformasi sosial” bisa terdengar bagai “angin surga”.
  1. Para konspirator menggunakan loji-loji Masonik yang ada di Prancis untuk menyebarluaskan paham materialistis dan atheisme, yang dibungkus dalam bahasa yang indah dan menarik, seperti “demokratisasi”.

Di dalam bukunya Yahudi Menggenggam Dunia, William Guy Carr menyebutkan peranan Rothschild dalam menyiapkan dana dan rancangan umum bagi Revolusi Prancis, yang kemudian diimplementasikan oleh loji Masonik yang ada di negara tersebut.

Sementara dalam The Occult Conspiracy, sejarawan Inggris Michael Howard menyebutkan peran yang dimainkan oleh Loji Mason (Masonic Lodge) dalam mempersiapkan Revolusi Prancis. Seorang imam mason, Savalette de Lage, mendirikan loji ini yang dinamakan Friends of Truth, yang filosofi politiknya menjadi kerangka bagi reformasi sosial yang mencetuskan Revolusi Prancis.

Salah satu loji lain yang memiliki hubungan dengan Friends of Truth adalah Neuf Soeurs (Nine Sisters) yang sejumlah anggotanya merupakan tokoh-tokoh terkemuka dunia, seperti: Voltaire, Benjamin Franklin, dan John Paul Jones. Neuf Soeurs merancang sistem pendidikan sekuler dan melakukan sekulerisasi secara bertahap di bidang sejarah, kimia dan obat-obatan sebagai bentuk perlawanannya terhadap hegemoni Gereja. Selama masa Revolusi, Neuf Soeurs mendirikan sekolah yang dinamakan College of Apollo yang kemudian berganti nama menjadi Lycee Republican.

Menurut sejumlah sejarawan, pemberontakan yang kemudian memicu pecahnya Revolusi Prancis sebenarnya sudah dirancang dalam Pertemuan Para Anggota Mason di Wilhelmsblad pada 1782. Salah satu peserta konvensi adalah Comte de Mirabeau, pemimpin kaum sosialis revolusioner Jacobin. Comte de Mirabeau adalah tokoh berdarah bangsawan yang sangat berpengaruh di kalangan keluarga kerajaan, disamping juga seorang orator ulung yang bisa mempengaruhi publik umum. Saat kembali, dia segera mengimplementasikan hasil dari konvensi tersebut di Prancis.

Comte de Mirabeau

Sumber: fr.wikipedia.org

Sementara itu, di belakang layar, Comte Cagliostro memainkan perannya untuk “menjelek-jelekkan” anggota istana Prancis, dengan harapan rakyat Prancis termakan fitnahnya dan memandang rendah keluarga kerajaan. Lahir di Sicilia, nama asli Comte Cagliostro adalah Joseph Balsamo. Dia adalah anggota Illuminati dan anggota Loji Masonik Jerman. Di Prancis, Balsamo menjadi anggota Jacobin, sebuah gerakan politik yang berperan besar dalam menggulingkan Louis XVI dari tahtanya.

Dalam Revolusi Prancis, Balsamo berperan besar dalam menciptakan skandal Diamond Neckless Affair, atau Skandal Kalung Permata Ratu. Sebuah skandal yang menjatuhkan nama baik permaisuri Marie Antoinette, dimana pihak konspirator pemuja berhala ini berhasil menggambarkan bahwa Marie Antoinette adalah seorang bejat yang telah melakukan pemborosan sekaligus perbuatan serong dengan seorang Kardinal bernama Rohand. Skandal ini dengan cepat menyebabkan jatuhnya martabat institusi Gereja dan Kerajaan di mata rakyat Prancis dan “memanaskan” situasi menuju Revolusi. Penulis terkenal Prancis, Alexandre Dumas mengakui bahwa skandal Diamond Neckless Affair ini dirancang oleh Kaum Mason Prancis.

Dalam kapasitasnya sebagai agen provokator, Balsamo atau Cagliostro memainkan peran besar dalam sejumlah peristiwa yang memicu terjadinya Revolusi. Dalam suratnya yang ditujukan kepada seorang teman di London menjelang terjadinya Revolusi, ia menyebutkan bahwa penjara Bastille akan diserbu oleh massa yang mengamuk, dan kekuasaan Gereja serta istana akan dihapus, dan digantikan oleh sebuah “agama” baru yang berlandaskan pada “prinsip rasionalitas”. Balsamo bukanlah seorang peramal. Informasi yang ditulisnya dalam surat kemungkinan besar berasal dari pimpinannya dalam loji Masonik Prancis.

Tujuan dari penyerbuan ke Bastille sendiri sebenarnya bukan untuk membebaskan tahanan yang tidak layak dihukum. Penyerbuan ini adalah sebuah simbol, karena di penjara inilah, Imam Besar Jacques de Molay pernah disekap, sebelum dijatuhi eksekusi mati pada 1314. Jika salah satu tujuan Revolusi yang dirancang oleh kaum Mason dan Illuminati ini adalah membalaskan dendam Jacques de Molay, maka penjara Bastille jelas menjadi sasaran utama.

Pada musim semi dan musim panas 1789, Kaum Illuminati dan Mason menyebarluaskan isu bahwa Prancis kekurangan bahan makanan. Namun, yang sebenarnya mereka lakukan adalah menahan keluarnya bahan makanan, sehingga rakyat Prancis menderita kelaparan. Para Mason di pasar bahan pokok yang berperan besar melakukan manipulasi ini, dan mereka dipimpin oleh Duc d’Orleans, Imam Besar dari Loji Grand Orient. Mereka melakukannya demi memperburuk keadaan dan rakyat yang kelaparan akan kehilangan akal sehatnya.

Ketika Revolusi bergulir, kelompok Jacobin, penggerak utama Revolusi Prancis yang hampir semua anggotanya adalah Mason, memulai kampanye terornya. Sepuluh ribu bangsawan dan anggota Gereja dibawa ke guillotine dan membuat Prancis banjir darah. Termasuk diantara korban guillotine adalah permaisuri Marie Antoinette dan Raja Louis XVI. Mary Antoinette dieksekusi pada 16 Oktober 1793 di Place de la Concorde, dua setengah pekan sebelum ulang tahunnya ke-38. Tubuh tak berkepalanya kemudian dibuang ke pemakaman Madeleine. Bersama dengan tubuh suaminya yang dieksekusi lebih dulu pada 21 Januari 1793.

guillotineGambar diatas adalah ilustrasi guillotine Prancis era abad ke-17 dan ke-18. Guillotine adalah sebuah alat untuk membunuh seseorang yang telah divonis hukuman mati dengan cepat dan ‘manusiawi’. Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Prancis. Sebelumnya, sarana pemisah tubuh manusia dengan kepalanya sudah digunakan di Irlandia dan Inggris. Sebagai bahan percobaan, guillotine digunakan pada mayat, 25 April 1792. Sedangkan korban pertamanya adalah seorang pria –tak disebutkan namanya– yang dieksekusi saat Revolusi Prancis berlangsung. Alat pancung ini ditemukan oleh Antoine Louis, seorang dokter bedah kelahiran Metz, Prancis. Guillotine dinamakan menurut Joseph Ignace Guillotin (1738 – 1814), yang menyarankan supaya memakai alat ini sebagai alat eksekusi. Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia berharap bahwa alat’nya’ akan menghapuskan hukuman mati. Guillotine dirancang untuk membuat sebuah eksekusi semanusiawi mungkin dengan menghalangi sakit sebanyak mungkin. Terdakwa disuruh tidur tengkurap dan leher ditaruh di antara dua balok kayu di mana di tengah ada lubang tempat jatuhnya pisau. Pada ketinggian 7 meter, pisau dijatuhkan oleh algojo dan kepala terdakwa jatuh di sebuah keranjang di depannya. Pemenggalan kepala dengan guillotine hanya berlangsung beberapa detik saja. Pendapat para dokter pada awal yang katanya orang baru kehilangan kesadarannya setelah 30 detik dihiraukan. Menurut pendapat para dokter modern, otak seseorang maksimal hanya bisa sadar selama 10 detik saja. Eksekusi dengan guillotine kala itu menjadi tontonan umum, tetapi kemudian guillotine ditaruh di dalam penjara karena dianggap sangat kejam. Terdakwa terakhir yang dihukum mati dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi. Ia dieksekusi di Marseille pada tanggal 10 September 1977.

Sumber Gambar: professorplastik.com

Teror ini, merupakan bentuk nyata permusuhan terhadap Gereja dan Kerajaan yang dilakukan oleh Mason dan Illuminati, pewaris Ordo Templar.

Tahun 1796, buku berjudul The Tomb of Jacques de Molay terbit di Prancis, menyatakan bahwa Revolusi merupakan hasil upaya Freemasonry dan Illuminati, yang asal muasalnya adalah Ordo Ksatria Templar. Setahun kemudian, seorang pendeta Jesuit, Father Baumel menerbitkan buku berjudul Memoires pour servir de l’histoire du Jacobinisme (Memori Sejarah Jacobinisme), mengungkapkan bahwa Templar masih hidup di bawah nama Freemasonry, dan Revolusi Prancis adalah hasil konspirasi mereka.

Tahun 1808, misa memperingati kematian Jacques de Molay diselenggarakan secara umum di Gereja St. Paul, dimana anggota Mason yang datang ke misa ini mengenakan pakaian kebesaran Templar pada abad pertengahan. Mereka melakukan sejumlah ritual terhadap tulang dan benda-benda peninggalan de Molay, lalu bergerak mengelilingi Paris sambil membawa lambang kebesaran Templar.

Lima abad setelah runtuhnya kekuasaan raja dan gereja di Prancis, kematian Jacques de Molay diperingati dengan seremoni besar-besaran, seakan-akan dia seorang pahlawan. Templar, melalui tangan para pewarisnya, telah berhasil memenangkan “pertarungan” di Prancis.

Revolusi Prancis adalah salah satu contoh bagaimana para konspirator penyembah berhala ini menggulingkan sebuah pemerintahan yang sah dalam sebuah negara. Mereka memulainya dengan menciptakan keadaan yang buruk sedemikian rupa (biasanya krisis ekonomi) yang membuat rakyat menderita, kemudian menyebarluaskan fitnah yang menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah, demikian pula sebaliknya. Dan puncaknya, gerakan massa untuk menggulingkan pemerintahan, baik lewat gerakan keras maupun “lunak”.

Metode yang hampir sama juga digunakan oleh Illuminati dan Freemasonry yang didukung Kelompok Bankir Yahudi Internasional terhadap Rusia dan Inggris. Ketika sebuah pemerintahan baru hasil persekongkolan Freemasonry terbentuk, maka pemerintah ini tidak lebih dari “sebuah boneka” yang tujuan keberadaannya adalah melayani Kelompok Bankir Yahudi Internasional dan Kelompok Pemuja Berhala yang ingin mendirikan Pemerintahan Satu Dunia.

3.13. Rosicrucian   Leave a comment


Rosicrusian adalah organisasi yang juga dibentuk oleh Templar sebagai sister organization bagi Freemason, namun melayani tujuan yang berbeda; tujuan yang lebih gelap dan lebih rahasia. Bahkan sampai saat ini, sejumlah sejarawan tidak bisa memastikan kapan dan dimana organisasi ini berdiri.

Dua dokumen penting terkait kelompok Rosicrucian adalah Confessio Rosae Crusis dan Fama Fraternitatis, ditemukan di Jerman antara tahun 1614 dan 1615; mengandung sejumlah informasi penting mengenai Rosicrucian. Menurut dokumen ini, Rosicrucian adalah sebuah sekte rahasia yang menggabungkan pengetahuan Hermetisisme Mesir Kuno, Gnotisisme, dan Kabbalah. Masih menurut dua dokumen tersebut, pendiri ordo ini adalah seorang Ksatria Jerman bernama Christian Rosencreutz-sebuah nama yang menurut ahli sejarah bukanlah nama sebenarnya.

Dalam ordo Rosicrucian, Templar bisa dengan bebas menjalankan ritual gelap seperti sihir dan alkemi, sesuatu yang sulit mereka lakukan di organisasi Mason. Mengapa? Karena di organisasi Mason, Templar harus menerima anggota biasa, yang tidak memiliki keyakinan gelap seperti mereka, sehingga melaksanakan ritual gelap seperti itu bisa membongkar kedok mereka. Dari perspektif ini, Rosicrucian jelas menjadi tempat bagi Templar untuk mempraktekkan ritual satanis mereka demi mendapatkan kekuatan untuk menguasai dunia material.

Dari semua anggota Rosicrucian, yang paling terkenal adalah Sir Francis Bacon. Mungkin banyak dari Anda yang belum tahu, bahwa Sir Francis Bacon adalah nama asli dari sastrawan yang sangat terkenal di dunia, William Shakespeare. Ya, William Shakespeare adalah nama pena dari Sir Francis Bacon.

BaconSir Francis Bacon alias William Shakespeare

Sumber: blog-rye.blogspot.com

Lahir di Inggris pada 1561, Sir Francis Bacon ditahbiskan sebagai ksatria oleh Kerajaan Inggris dengan gelar 1st Baron of Verulam dan juga Viscount of St. Albans karena pengabdiannya di bidang sains dan filsafat. Dia juga memperoleh reputasi sebagai “Bapak Sains Positif” karena sejumlah karya tulisnya di bidang sains dan filsafat, meskipun semua karya tulis tersebut menggunakan nama samaran.

Bacon adalah Imam Besar Ordo Templar Inggris, dan jabatan ini menjadikannya anggota Rosicrucian paling senior. Dalam kapasitasnya sebagai Imam Besar, tidak diragukan lagi, dia adalah ahli dalam ilmu mistik Kabbalah, sihir, dan alkemi. Sejumlah penelitian dan karya tulis yang memberikannya gelar ksatria serta reputasi sebagai Bapak Sains, sesungguhnya tidaklah terlalu ilmiah, melainkan lebih melibatkan kekuatan mistik dan supranatural untuk memahami dan mengendalikan alam.

Karya Bacon yang terbit pada 1626, New Atlantis, adalah utopia bangsawan ini yang merupakan hasil adaptasinya dari konsep negara ideal versi Templar. Karya fiksi ini bercerita tentang orang-orang yang hidup di negara imajinasi bernama Bensalem (yang artinya “Yerusalem Baru”). Penduduk di Bensalem digambarkan sebagai masyarakat yang ilmiah, saintifik, penuh dengan penemuan yang menakjubkan, bahkan mereka dituturkan bisa mengendalikan angin. Di Bensalem ini juga terdapat sebuah kuil ilmu pengetahuan yang dinamakan Kuil Sulaiman.

Salah satu cita-cita Templar kembali ke Yerusalem adalah untuk membangun apa yang mereka sebut sebagai “Kuil Sulaiman”, untuk menyambut kedatangan Messiah versi mereka. Saat ini cita-cita itu hendak diwujudkan oleh Negara Israel yang diam-diam berusaha merubuhkan Masjid Al Aqsa. Konon, Kuil Sulaiman yang begitu dipuja Templar itu berada tepat di lokasi tempat Masjid Al Aqsa sekarang berdiri, dan agar kuil bisa dibangun di lokasi yang tepat, tentu saja mereka harus menyingkirkan masjid suci tersebut terlebih dahulu. Jika melihat upaya Israel ini, tentu kita sudah bisa mengira, siapa yang berada di belakang berdirinya negara Yahudi tersebut.

Sampai disini, kita telah mendapatkan tiga organisasi serupa, namun menggunakan nama yang berbeda: Templar, Mason dan Rosicrucian. Ketiga organisasi ini berasal dari satu sumber dan mempunyai satu visi yang sama. Organisasi-organisasi persaudaraan ini dari tahun ke tahun meningkatkan kekuatannya dan berusaha tanpa kenal lelah untuk mengganti “wajah” dunia menjadi seperti yang mereka inginkan.

3.12 Scottish Rite   Leave a comment


Scottish Rite Freemasonry, loji Mason tertua yang menjadi tempat perlindungan Ksatria Templar dari kejaran Gereja Katolik, berdiri pada abad ke-14 saat kaum pelarian Templar mencari suaka ke Skotlandia. Telah dipaparkan diatas, di Skotlandia Templar diterima dengan terbuka oleh Raja Robert The Bruce. Mereka kemudian membangun loji Scottish Rite sebagai upaya untuk memperkuat kedudukan mereka. Loji ini, Scottish Rite, menjadi contoh bagi semua loji Freemasonry yang tersebar di seluruh dunia. Gelar-gelar yang diberikan kepada anggota tingkatan tertinggi Freemason dari loji Scottish Rite ini sangat identik dengan gelar petinggi Templar beberapa abad yang lampau. Baron Karl von Hund, salah seorang Mason paling terkenal pada abad ke-18, menyebut loji Scottish Rite sebagai bentuk “restorasi” dari Ordo Templar.

Masih menurut von Hund, pada masa penangkapan besar-besaran terhadap anggota Templar di jantung Eropa, delapan pemuka Templar berlayar terlebih dahulu ke Irlandia, sebelum berlabuh di Skotlandia, dimana mereka mengumpulkan kembali kekuatan. Dengan cepat Templar yang telah menjadi Freemason aktif kembali di sejumlah negara Eropa, namun Skotlandia telah menjadi “benteng” mereka yang baru, tempat dimana markas besar mereka berdiri.

Baron Karl von Hund

Sumber: azza-write.blogspot.com

Pada abad selanjutnya, Masonik Templar di Skotlandia ini menyebar ke berbagai penjuru dunia, terutama Benua Eropa, menjelma menjadi kekuatan global yang sangat diperhitungkan. Di balik penyamarannya sebagai Mason, Templar masih kuat mempertahankan ideologi dan keyakinan pagannya.

Pada tahun 1717, para Mason yang bekerja di loji memutuskan untuk membentuk semacam organisasi kemanusiaan yang menjunjung nilai toleransi dalam pandangan politik, keyakinan beragama, ideologi dan nilai-nilai moral dalam masyarakat. Simbol, tradisi dan upacara dalam organisasi ini berasal dari organisasi rahasia semacam Templar, Freemasonry dan Rosicrucian. Filsafat perenungan (kontemplasi) yang menjadi keyakinannya berasal dari ide pikiran bebas, sebuah gagasan yang berasal dari abad ke-17 dan tersebar di Inggris pada abad ke-18.

3.11. Dari Templar ke Freemasonry   Leave a comment


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada awal kemunculannya, Templar menggunakan kedok sebagai Ksatria Kristen yang taat dan tulus, namun kemudian mereka memasuki tahap paling gelap dalam keyakinan mereka dan menjalankan kehidupan yang menyimpang dari agama.

Perubahan ini tidak terjadi dalam seketika, melainkan secara perlahan. Sejatinya para Ksatria Templar bukanlah penganut Kristen, mereka adalah pengikut keyakinan Kabbalah Eropa yang berpusat di Narbonne, Prancis. Saat mereka menguasai Yerusalem dan melakukan penggalian di reruntuhan Kuil Herod, mereka menemukan manuskrip “rahasia” dalam filsafat Kabbalah, Sepher ha Bahir yang dengan segera mengubah stagnasi filsafat ini, menghidupkan kembali ajaran Kabbalah, dan menciptakan revolusi kultural di Eropa yang berlandaskan Kabbalah. 

Selain mempelajari rahasia Kabbalah, Templar juga mempelajari mistik dan strategi dari Sekte Al Nizari yang bermarkas di Alamut, dan menggabungkan mistik sekte ini dengan filsafat mistik Kabbalah. Pada titik ini, Templar sudah memalingkan wajah sepenuhnya dari agama Kristiani. 

Perubahan kedua dari Ordo Templar adalah ketika para ksatria yang menyebut dirinya “Ksatria Miskin” ini secara menakjubkan memperoleh kekayaan yang luar biasa banyak dalam tempo yang relatif singkat. 

Sangat penting untuk diingat bahwa mistik dan pengetahuan rahasia semacam sihir memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sebagian manusia. Banyak diantara kita yang percaya, untuk mendapatkan kekayaan atau kekuasaan, seseorang membutuhkan bantuan dari kekuatan gelap yang gaib, yang hanya bisa dipanggil melalui ritual Sihir atau perdukunan. Di Indonesia, kita tentu mengenal, atau paling tidak pernah mendengar, idiom-idiom seperti pesugihan dan tumbal. Sesungguhnya, kedua hal tersebut juga sama dengan Sihir atau Black Magic dalam pengertian bangsa Eropa.

Ordo Templar, yang sejak awal memang memiliki keyakinan mistik, menggunakan bantuan kekuatan gelap itu untuk memperoleh tujuan-tujuan mereka di dunia ini, disamping mereka juga menguasai teknik-teknik yang belum dipahami bangsa Eropa pada masa itu, terutama teknik perbankan yang berbasis riba. 

Investigasi bertahun-tahun yang dilakukan oleh Paus maupun lembaga pengadilan milik Raja Prancis berhasil menunjukkan wajah sebenarnya dari ordo ini, bahwa selama ini mereka bersembunyi di balik topeng Kristiani. Templar telah menggabungkan filsafat dan simbol-simbol, tradisi dan ritual penyembahan berhala, bentuk kepercayaan kuno yang ditentang keras para nabi dan rasul. Dan mereka telah membangun sistem demi kemenangan kepercayaan pagan ini di dunia, sekaligus merintis jalan bagi sejumlah organisasi rahasia yang terbentuk di kemudian hari, yang dilahirkan oleh “anak-anak” mereka sendiri.

lambang freemasonGambar diatas adalah salah satu simbol Freemasonry

Sumber: azzra-write.blogspot.com (gambar kiri), farizsabilla11.blogspot.com (gambar kanan)

Setelah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, Templar “bersembunyi” untuk menghindari penangkapan yang dilakukan oleh Dewan Inkuisisi Gereja. Mereka kemudian menyusup ke sejumlah sekte dan organisasi. Demi tujuan mereka untuk kembali berkuasa, serikat para tukang batu (mason lodge) menjadi pilihan yang ideal, mengingat kedudukan organisasi ini cukup kuat di kalangan masyarakat. Dengan cepat, anggota Templar menyusup ke dalam organisasi ini, mempengaruhinya sedemikian rupa, untuk kemudian mengendalikannya. Salah satu kelebihan yang dimiliki Templar sehingga dengan cepat menguasai serikat tukang batu adalah karena mereka memiliki keahlian dalam hal seni dan arsitektur bangunan, terutama bangunan bergaya Gotik. Semenjak masuknya anggota Templar ke dalam serikat, bangunan-bangunan hasil karya para mason menggambarkan sejumlah simbol dan ukiran yang merupakan simbol-simbol yang dimiliki oleh Templar. Dalam hal ini, kapel Rosslyn adalah contoh terbaik betapa simbol-simbol dan filsafat Templar telah menyatu dengan Mason, dan mewujud ke dalam sebuah bangunan.

Sebuah artikel di majalah Mimar Sinan (majalah terbitan Freemason Turki)  yang terbit tahun 1998 menggambarkan dengan baik berbagai elemen pagan Masonik Templar pada kapel tersebut.

Bukti paling meyakinkan dari penyatuan Templar dengan Mason di Skotlandia adalah benteng sekaligus kapel yang terletak di desa Rosslyn, 10 km di Selatan Edinburgh dan 15 km dari pusat Templar kuno di Balantrodoch. 

Kapel tersebut dibangun antara tahun 1446-1448 oleh William St. Clair yang merupakan salah satu bangsawan utama di Skotlandia bahkan di Eropa pada saat itu. Para Mason dan Rosicrucian melaksanakan pembangunan. Arsitek kapel ini adalah Imam Besar Templar William St. Clair sendiri. Ia membawa arsitek dan tukang batu mason yang berkelana di setiap bagian Eropa. Rumah-rumah baru dibangun di desa terdekat dari Rosslyn dan sebuah perkampungan dibuka.

Perencanaan dan dekorasi kapel ini sungguh unik. Tidak ada contoh semacam itu di Skotlandia atau bahkan di Eropa. Kapel ini dengan tepat menangkap atmosfer Kuil Herod dan setiap bagiannya didekor dengan simbol-simbol Masonik/Templar. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan yang menggambarkan kepala Hiram dan pembunuhnya, sebuah relief dari upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas. Selain itu, kapel ini dikonstruksi dalam suatu gaya pagan yang nyata, dengan berbagai elemen arsitektur Yahudi, Gothik, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik.

Rossilyn ChapelGambar diatas adalah Kapel Rosslyn di Skotlandia tampak luar (gambar kiri) dan tampak dalam (gambar kanan).

Sumber: en.wikipedia.org

Dengan Imam Besar Templar yang juga menjadi anggota Mason, semakin kuat pula cengkeraman Templar di dalam organisasi yang sebelumnya murni beranggotakan para pekerja dan arsitek bangunan ini. Para Templar mempengaruhi anggota-anggota mason yang lemah, dan membentuk kelompok Rosicrucian. Mereka mengorganisasikan dan memperkuat kelompok ini, dan pada akhirnya, menggunakannya sebagai alat.

Templar tidak menemui kesulitan dalam menginfiltrasi organisasi Mason. Ketika kekuasaan Templar menguat, maka sudah tidak bisa dibedakan lagi antara Mason dan Templar, karena keduanya telah menyatu. 

Semenjak itu, karya organisasi Mason senantiasa terilhami Kuil Herod (kuil yang dipuja Templar), disamping juga menggunakan simbol-simbol mistik Kabbalah, upacara-upacara dan sumpah, pakaian, bahkan peraturan kenaikan jabatan, semua menyerupai Templar. 

Templar telah menguasai organisasi Mason di Skotlandia, Inggris, Jerman dan Portugal. Mereka membawa organisasi-organisasi tersebut di bawah kontrol mereka, dan menggunakannya sebagai sarana untuk meraih tujuan mereka.

3.10. Pergerakan Tersembunyi Ordo Templar   Leave a comment


Meskipun Ordo Templar telah resmi dibubarkan, namun menghapuskan keberadaan ordo ini dari benua Eropa terbukti lebih sulit dari yang diperkirakan. Walaupun Imam Besar Templar Jacques de Molay dan sejumlah orang terdekatnya sudah mati dihukum bakar, Templar sebenarnya masih tetap hidup, hanya saja, para anggotanya bergerak “di bawah tanah” atau secara sembunyi-sembunyi. Ribuan kastil dan benteng yang tersebar di seluruh penjuru Eropa masih menjadi milik Ordo Templar.

Menurut sumber sejarah, Dewan Inkuisisi Gereja “hanya” menghukum 620 dari 2.000 anggota Templar yang tertangkap. Jumlah total dari ksatria Templar adalah 20.000 orang, dan untuk setiap ksatria Templar biasanya memiliki delapan pengawal yang masih termasuk anggota ordo juga. Jadi jika kita melakukan perhitungan secara sederhana, ada 160.000 anggota Templar di seluruh Eropa, dan jumlah ini masih merupakan kekuatan terbesar di Eropa pada masa itu. Lepas dari klaim Paus yang menyatakan Templar sudah dimusnahkan, pada kenyataannya, tidak saja Templar berhasil meloloskan diri dari kejaran Dewan Inkuisisi, namun mampu terus bernapas dan melanjutkan hidupnya “di bawah tanah”, terutama di kawasan Inggris dan Eropa Utara. Salah satu negara yang menjadi tempat pelarian anggota Templar adalah Skotlandia.

Pada abad ke-14, Skotlandia adalah satu-satunya negara di Eropa yang tidak mengakui otoritas Gereja Katolik Roma. Di negara ini, Templar menyusun kekuatannya kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert the Bruce, dan membangun sebuah markas di daerah Balontrodoch. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat kerja) terpenting di Kepulauan Inggris pada abad pertengahan – lodge (pemondokan) para mason (tukang batu). Di luar Kerajaan dan pemerintahan lokal di Inggris waktu itu, Mason Lodge atau Pemondokan Tukang Batu adalah organisasi yang paling kuat keberadaannya. Anggota Templar menyusup ke dalam lodge-lodge ini, dan kemudian menguasainya. Lodge Mason yang sebelumnya adalah organisasi murni profesional, setelah dikuasai oleh Templar, berubah menjadi organisasi politik dan ideologis. Sekarang, kita mengenal organisasi yang telah dikuasai Templar ini sebagai Freemason.

Patung Raja Robert the Bruce di pintu masuk utama Kastil Edinburgh, Skotlandia

Sumber: bestofedinburgh.com

Selain Skotlandia, Spanyol juga menjadi tujuan pelarian anggota Templar. Di Spanyol, mereka menyusup ke dalam ordo-ordo seperti CaltravaAlcantra dan Santiago de la Espada. Ada juga anggota Templar yang melarikan diri ke Portugal dan membangun sebuah ordo yang dinamakan Order Of Christ. Sementara sebagian Templar lain memilih Holy Roman Empire di Jerman sebagai tempat pelarian, dimana mereka bergabung ke dalam Ordo Ksatria Teuton (Teuton Knight), atau ke dalam ordo Hospitalers. Di Inggris, para anggota Templar ditangkap, namun dengan segera dibebaskan. Sementara di beberapa negara lain, Templar dibiarkan hidup tanpa mendapat gangguan. 

Sejumlah sumber menyebutkan, setelah kematian Jacques de Molay, para Templar yang bergerak di bawah tanah merencanakan konspirasi untuk menjatuhkan kerajaan Prancis, kerajaan yang telah mengharamkan keberadaan mereka dan mengeksekusi Imam Besar mereka. Rencana ini secara rahasia diwariskan secara turun-temurun kepada para keturunan anggota Templar. Dan lewat upaya tidak kenal lelah dilakukan oleh organisasi “penerus” Templar yaitu Illuminati dan Freemason, rencana ini akhirnya berhasil diwujudkan melalui REVOLUSI PRANCIS.

3.9. Pembubaran Ordo Templar   Leave a comment


Dengan bukti-bukti berupa dokumen, ditambah pengakuan dari saksi mata, menunjukkan bahwa Templar bukanlah ordo militer Kristen biasa. Ordo Templar adalah sebuah organisasi gelap: mereka menggabungkan keyakinan yang sesat, metode yang menakutkan, dan strategi yang licik sekaligus.

Selama masa kekuasaannya di Timur Tengah, Templar telah menjalin hubungan dengan sejumlah sekte mistik, termasuk penyihir. Mereka juga dikenal dekat dengan Sekte Al Nizari, atau Sekte Assassin menurut idiom Eropa, yang didirikan oleh Hasan Al Saba, dan merupakan salah satu sekte yang menyimpang dari akidah Islam. Dari sekte ini, Templar mempelajari sejumlah filsafat mistik serta strategi yang kejam, dan juga metode mengatur sebuah organisasi rahasia.

Para petinggi Templar yang tidak pernah mengimani Kristen secara sungguh-sungguh, melakukan ritual menyimpang yang berlandaskan filsafat mistik Kabbalah, yang lekat dengan sihir dan kemusyrikan. Menurut anggota Templar, Setan adalah “tuhan” di dunia manusia dan mereka memang menyembah Setan yang direpresentasikan ke dalam bentuk berhala.

Salah satu berhala yang dipuja oleh Templar adalah Baphomet, setan berkepala kambing, yang kelak menjadi simbol bagi Gereja Setan yang dibangun oleh pemuja Lucifer, Anton Szandor La Vey.

Menurut Peter Underwood, penulis “Dictionary of the Occult and Supernatural”, Baphomet adalah berhala yang disembah oleh Ksatria Templar, dan di dalam Sihir, merupakan sumber sekaligus kreasi dari iblis; setan berkepala kambing yang juga dipuja para penyihir, Sabbath…

Selama masa pengadilan, hampir semua anggota Templar mengakui bahwa mereka telah menyembah Baphomet. Mereka mendeskripsikan berhala itu memiliki kepala manusia yang bentuknya mengerikan, dengan jenggot panjang dan mata yang bersinar. Mereka juga menyebutkan tentang berhala yang bentuknya menyerupai kucing. Para sejarawan sepakat, semua figur yang digambarkan oleh anggota Templar itu adalah obyek dari penyembahan berhala.

baphomet statuePatung Baphomet yang dijual di website celticjackalope.com

Sumber: celticjackalope.com

Para anggota Templar juga mengakui bahwa mereka tidak mengakui Jesus karena menganggap Jesus adalah “nabi palsu”. Mereka mengaku pula telah melakukan praktek homoseksual. Semua pengakuan ini dicatat oleh pengadilan, dan selama masa pengadilan itu, sebagian besar anggota Templar dipenjarakan.

Setelah pengakuan anggota Templar di pengadilan Raja Prancis, Paus kemudian melakukan interogasi langsung terhadap 72 anggota Templar. Dari hasil interogasi ini, Paus memutuskan untuk membubarkan Ordo Templar. Pada 1314, Jacques de Molay-Imam Besar Templar-dihukum bakar di atas panggung, disaksikan oleh rakyat Prancis. Sejumlah anggota Templar yang telah melarikan diri, dikejar dan ditangkap di berbagai penjuru Eropa. Italia dan Jerman adalah dua negara yang juga melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap anggota Templar. Namun, dengan sejumlah alasan, beberapa negara menerima para pelarian Templar ini.  Pada 10 November 1307, Raja Inggris Edward II menulis kepada Paus bahwa dia tidak akan menghukum anggota Templar dan di negaranya, pelarian Templar dijamin keselamatannya. Tapi dua tahun kemudian, setelah menginterogasi anggota Templar, Paus menyatakan bahwa Templar “telah melakukan kejahatan yang tak kuasa untuk diucapkan, dan telah melakukan praktik bid’ah yang buruk sekali”.

Setelah membaca pernyataan Paus, Edward II setuju untuk menghukum anggota Templar.  Puncaknya, pada Konsili Vienna yang diselenggarakan di Prancis tahun 1312, Ordo Ksatria Templar dinyatakan sebagai organisasi terlarang, dan semua anggota Templar yang tertangkap dijatuhi hukuman berat. Pada Maret tahun yang sama, Paus mengeluarkan keputusan yang dinamakan Vox in Excelso, yang intinya menyatakan bahwa Ordo Ksatria Templar telah resmi dibubarkan.

3.7. Memperkuat Kedudukan di Eropa   2 comments


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pada 4 Juli 1187, Yerusalem berhasil direbut kembali oleh Kaum Muslim. Raja Yerusalem, Guy de Lusignan ditangkap lalu dibebaskan setahun kemudian, setelah bersumpah tidak akan menyerang Kaum Muslim lagi.

Raja Guy dari Lusignan yang dibebaskan oleh Saladin, bukannya berterimakasih, tapi malah ikut bergabung dengan sisa kekuatan Kristen di Tirus dan kemudian berlayar ke Acre untuk mengepung sebuah benteng muslim di kota itu. Tentara Salib dalam jumah besar sedang berlayar dari Denmark dan Frisia untuk membantu Guy mengepung Acre.

Lukisan Guy de Lusignan

Sumber: en.wikipedia.org

Seiring dengan jatuhnya Yerusalem, Paus Gregory VIII menyerukan Perang Salib ketiga. Namun Kerajaan Eropa yang menanggapi seruan perang salib tersebut tidak terlalu semangat dalam menanggapinya. Baru pada 1191, hampir 4 tahun setelah perang Hittin, tentara salib yang utama sampai di Acre. Keterlambatan ini sebenarnya dikarenakan mereka sedang sibuk dengan masing-masing pertempurannya.

Takluknya Yerusalem ke tangan kaum Muslim, membuat Paus kembali menyeru para raja Eropa untuk bersatu dan memerangi Salahuddin. Akhirnya Richard si Hati Singa, raja Inggris; Philippe Auguste, raja Prancis; dan Friedrich Barbarossa, raja Jerman sekaligus Kaisar Romawi Suci, bersama-sama memimpin pasukan menuju Yerusalem. Sementara di Prancis dan Inggris ditetapkan pajak khusus untuk menghasilkan uang demi membiayai perang.

Akan tetapi, Perang Salib Ketiga, seperti yang kedua, menemui banyak permasalahan. Friedrich meninggal dalam perjalanan ke Yerusalem. Ia tenggelam ketika sedang mandi di sebuah sungai. Akibatnya sebagian besar tentaranya memilih untuk pulang.

Richard dan Philippe melanjutkan perjalanan ke Yerusalem melalui laut. Richard berhasil menaklukan Pulau Siprus dalam perjalanannya, namun ia merebutnya dari kerabat Kaisar Bizantium, sehingga sejak itu Bizantium memusuhi Richard. Tak lama setelah armada laut Inggris menaklukkan Siprus, salah satu Imam Templar (bukan Imam Besar) Robert de Sable mendatangi Raja Richard, membawa proposal untuk membeli Siprus dengan harga 100000 bezants (mata uang emas Kekaisaran Byzantium), bahkan de Sable berani membayar uang panjar sebesar 40000 bezants saat itu juga jika Raja Richard berkenan. Bagaimana Templar bisa mengeluarkan begitu banyak uang setelah kekalahan mereka di Hattin, jelas menunjukkan betapa kayanya ordo ini.

Sebelum melancarkan serangan inti ke Kota Suci Yerusalem (Al Quds), Tentara Salib III memutuskan untuk merebut sebuah pelabuhan, dimana mereka bisa mendaratkan pasukan dan mengatur suplai makanan dan senjata. Mereka sepakat memilih pelabuhan Acre.

Setelah menang di Acre, Richard membunuh 2700 tawanan di Acre karena tebusan mereka tidak dibayar hingga batas waktu yang ia tetapkan, sementara Philippe tak mau lagi melanjutkan perang. Ia memilih untuk pulang ke Prancis, di mana kemudian ia sibuk menyerang wilayah-wilayah milik Richard di Prancis. Perlu diketahui bahwa sewaktu seruan Paus memerangi Tentara Muslim, sebenarnya pada saat itu Inggris dan Prancis sedang bermusuhan. Raja Philip Agustus dari Prancis dan Raja Henry II dari Inggris saling menyerbu tiada henti. Pada 6 Juli 1189 Henry II wafat dan Richard “The Lion Heart” mewarisi kerajaan Inggris.

Potret abad ke-19 dari Richard si Hati Singa oleh pelukis Prancis, Merry-Joseph Blondel

Sumber: en.wikipedia.org

Raja pertama yang menjawab seruan Paus tersebut adalah William II dari Sisilia. Dia mengirimkan armada ke Timur tapi kemudian mati pada 1189. Henry II dari Inggris setuju untuk berpartisipasi, tapi juga mati di tahun yang sama. Kaisar Jerman, Frederick Barbarossa, yang telah ber-rekonsiliasi dengan Gereja (setelah sebelumnya sempat di ekskomunikasi), berpartisipasi dengan memimpin tentara yang besar yang mengalahkan Pasukan Seljuk pada 1190. Tapi bulan berikutnya, Kaisar yang sudah lanjut usia ini mati tenggelam saat dia iseng berenang di sungai Calycadnus yang terletak di dataran Seleucia dalam perjalanan ke Yerusalem.

Dua raja yang akhirnya memimpin Perang Salib ini adalah Richard I (yang berjuluk “The Lion Heart” [si hati singa]), serta Raja Philip II Agustus dari Prancis. King Richard I adalah anak ketiga dari Henry II dari Inggris dan Aliénor dari Aquitania, dan merebut tahta Inggris dari ayahnya dengan bekerja sama dengan Phillip II dari Prancis pada tahun 1189. Menariknya, Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, tidak bisa berbahasa Inggris, karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu, Richard juga dikenal sebagai “The Absent King”. Richard berbicara dengan bahasa langue d’ oïl, dialek Prancis, dan Occitan, bahasa romantis yang digunakan di Prancis Selatan dan daerah sekitarnya. Dia tinggal di Duchy of Aquitaine miliknya di barat daya Prancis. Dia hanya menghabiskan sekitar 6 bulan di Inggris, dia lebih memilih untuk menggunakan kerajaannya sebagai sumber pendapatan untuk mendukung pasukannya. Dia dipandang sebagai pahlawan saleh oleh rakyatnya, dan tokoh ikonik abadi di Inggris dan Prancis.

Pada akhirnya hanya Richard dan pasukan Inggrisnya yang masih bertahan untuk melanjutkan perang. Dalam keadaan seperti itu, Richard tak mampu mengalahkan Salahuddin sehingga akhirnya pada 1192 M, Acre jatuh ke tangan Kaum Muslimin, mengakhiri keberadaan Kaum Kristiani Eropa di Timur Tengah, dan Templar pun turut serta pergi meninggalkan kawasan tersebut. Sebagian dari Templar menetap di Siprus, dan membangun sebuah markas di pulau ini. Setelah terusir dari Tanah Suci, tujuan Templar selanjutnya adalah memiliki kerajaan sendiri di Eropa, seperti yang dialami oleh Ordo Ksatria Teutonic di Eropa Utara.

King Richard ITampak pada gambar diatas (dari kiri ke kanan): patung Raja Richard di Rouen Cathedral (Prancis), patung Raja Richard di Palace of Westminster (London, Inggris), patung Raja Richard  di Fontevraud (Prancis).

Sumber: en.wikipedia.org

Di Eropa, di bawah bimbingan dan perlindungan imam-imam mereka yang bermarkas di Prancis, Templar kembali menjalankan aktivitas mereka dengan kebebasan yang luar biasa; perbankan dengan riba, kapitalisme Abad Pertengahan, dan ritual Kabbalah. Imam Besar Templar menikmati kedudukan yang seimbang dengan raja-raja Eropa; dan Kaum Templar memiliki begitu banyak tanah di Benua Biru ini, dari Denmark hingga Italia. Templar juga membangun kekuatan militernya secara besar-besaran demi mendukung kekuatan politiknya. Dan karena hampir semua keluarga kerajaan di Eropa berhutang kepada Templar, mereka mulai merasakan ordo ini sebagai ancaman yang menakutkan bagi masa depan mereka sendiri.

3.6. Perang Hattin   Leave a comment


Menyusul wafatnya Baldwin I, Raja Kerajaan Latin di Yerusalem pada 1186, Guy de Lusignan-yang dikenal memiliki hubungan akrab dengan Ksatria Templar-dinobatkan sebagai Raja Yerusalem yang baru. Reynald de Chatillon, pangeran dari Antiokia, menjadi sahabat terdekat Sang Raja. Setelah terlibat dalam Perang Salib II, Reynald “beristirahat” di Yerusalem, dimana dia menjalin persahabatan dengan Ksatria Templar.

Naiknya Guy de Lusignan sebagai Raja Yerusalem terkesan dipaksakan. Setelah tiba di Tanah Suci, ia buru-buru menikahi Sibylla ketika ia melihat Raja Baldwin IV sudah sekarat. Sibylla adalah putri sulung Raja Amalric I dari Yerusalem dan Putri Agnes dari Courtenay, adik dari Raja Baldwin IV dan Putri Isabella I dari Yerusalem, serta ibu dari Raja Baldwin V. Ketika Raja Baldwin IV akhirnya meninggal akibat penyakit kusta pada tahun 1185, Baldwin V yang masih kecil diangkat menjadi raja, tetapi meninggal juga satu tahun kemudian akibat sakit yang dideritanya. Dengan dukungan dari Raynald dari Chatillon serta restu dari pihak Gereja-lah, Sibylla dengan mulus tanpa hambatan dianggap berhak menjadi ratu menggantikan Baldwin V yang berarti suaminya (Guy de Lusignan) berhak menjadi Raja Yerusalem.

Di Yerusalem, Reynald de Chatillon sangat terkenal dengan kekejamannya. Dia adalah pendukung Ksatria Templar yang menginginkan perang dengan Shalahuddin Al Ayyubi demi dominasi total seluruh kawasan Timur Tengah. Perang ini benar-benar terlaksana pada 4 Juli 1187 – sejarah menyebutnya Perang Hattin. Lebih dari 20000 prajurit infantri Tentara Salib beserta ribuan ksatria berkuda yang berangkat ke perang ini. Namun Shalahuddin Al Ayyubi dan pasukannya berhasil menyapu Tentara Salib, membuat ribuan dari mereka kehilangan nyawa, dan mereka yang masih hidup ditangkap. Diantara yang tertangkap adalah Guy de Lusignan dan Reynald de Chatillon.

Sultan Shalahuddin yang mengerti kekejaman Templar, menghukum mati mereka semua, termasuk diantaranya Reynald de Chatillon dan Imam Besar Ordo Templar. Akan halnya Guy de Lusignan, ia dibebaskan setelah dipenjara selama satu tahun di Nablus.

Lukisan Shalahuddin Al Ayyubi

Sumber: masmoi.wordpress.com

Setelah kemenangannya di Hattin, Salahuddin membawa pasukannya untuk membebaskan Yerusalem. Meskipun mengalami kekalahan telak dalam mempertahankan Yerusalem, sejumlah anggota Templar berhasil menyelamatkan diri dan bersama Umat Kristen lainnya kembali ke Eropa. Sebagian besar diantaranya pergi ke Prancis dan berkat status istimewa mereka di Eropa, anggota Templar yang kembali ini berhasil meningkatkan lagi kekuasaan dan kekayaan mereka, hingga mereka tumbuh menjadi “negara di dalam negara” di banyak negara Eropa.

Acre, benteng terakhir Tentara Salib di Palestina, berhasil direbut oleh Umat Islam pada 1192. Dengan direbutnya Acre, alasan utama keberadaan Templar di Palestina-melindungi peziarah Eropa yang datang ke Tanah Suci-lenyap bersama debu batu benteng Acre yang hancur.

Dalam situasi ini, anggota Templar mendapatkan pertolongan dari teman mereka, Richard “Si Hati Singa”. Raja Richard menjual pulau Siprus kepada Ksatria Templar, dan yang terakhir ini segera mengubah pulau itu menjadi basis sementara mereka, sebelum mereka menguatkan kedudukan di Eropa, lalu “merebut kembali” Palestina. Cita-cita Templar untuk kembali ke Palestina ini baru terwujud 800 tahun kemudian, ketika negara Israel berdiri di atas tanah milik bangsa Palestina.

2.4. Ya’juj Ma’juj Masa Kini   Leave a comment


Dari rentetan mengenai sejarah bangsa Alan, maka ada beberapa sifat buruk dari mereka yang kita dapat; yaitu bahwa mereka gemar berperang, suka berkhianat, pandai menipu, dan berusaha untuk kawin dengan orang berpengaruh.

Namun ada satu hal dari Alans yang membuat kita merasa was-was, yakni bahwa mereka telah banyak memiliki keturunan dimana-mana. Jadi rupanya jumlah mereka banyak dan telah menyebar hampir di berbagai penjuru bumi. Walau mungkin tidak semua dari mereka memiliki perangai buruk seperti nenek moyang mereka, namun hal ini tidak boleh membuat kita lengah dan tidak waspada.

Sabda Rasulullah saw:

Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan menyala (terang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)

“Sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka terlepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia. Dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)

gog and magogTampak pada gambar sebelah kiri patung Gog dan Magog di Royal Arcade, Melbourne – Australia. Sedangkan gambar sebelah kanan adalah parade dalam prosesi tradisional pada Lord Mayor’s Show di kota London – Inggris yang mempertontonkan patung Gog dan Magog yang dianggap sebagai penjaga kota London dan pelindung orang-orang kudus. Arak-arakan patung Gog dan Magog tersebut sempat menjadi tanda tanya masyarakat Inggris, karena mereka justru beranggapan bahwa Gog dan Magog adalah setan raksasa yang jahat. Gog dan Magog dianggap banyak kalangan sebagai nama lain dari Ya’juj wa Ma’juj, dimana kata “Gog dan Magog” terdapat di Bible, sedangkan Ya’juj wa Ma’juj disebutkan dalam Qur’an. Menurut salah satu mitos yang beredar di Eropa, bahwa Gog dan Magog merupakan keturunan dari 33 putri jahat Kaisar Romawi, Diocletian, setelah mereka terdampar di Pulau Albion yang dihuni oleh setan. Albion berasal dari kata “Alda” yang merupakan nama putri sulung dari Diocletian. Sementara dalam Alkitab dikatakan bahwa Gog adalah raja negeri Magog dan pimpinan tertinggi negeri Mesekh dan Tubal. Dalam Kejadian 10:2, Magog, Mesekh, dan Tubal adalah nama putra-putra Yafet (anak dari Nabi Nuh). Sedangkan Gog sendiri adalah putra Nabi Yoel (1 Tawarikh 5:4). Dalam Kitab Wahyu pasal 20 ayat 7-8 dikatakan: “Sesudah habis masa seribu tahun itu, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menipu bangsa-bangsa yang tersebar di seluruh dunia, yaitu Gog dan Magog. Iblis mengumpulkan mereka untuk berperang, suatu jumlah yang besar sekali, sebanyak pasir di laut”. Menurut Patrick Scrivener (sejarawan asal Irlandia): “Gog dan Magog adalah dua raksasa yang kakinya tertanam kuat di kota Vatikan dan London, yang menjaga semua emas di Bank of England yang dicuri dari Afrika Selatan dan Fort Knox. Yang tak kalah aneh, jika membicarakan Gog dan Magog di Inggris, mereka terkadang menghubungkannya dengan Orb. Secara umum, Orb merupakan sebuah fenomena munculnya objek berbentuk bola atau lingkaran pada sebuah frame foto atau rekaman digital yang diindikasikan sebagai hadirnya sosok gaib dari dunia lain (lihat gambar bawah). Namun secara khusus, Orb adalah simbol kekuasaan yang universal. Makanya, patung Dewa Zeus atau Jupiter bahkan Ratu Elizabeth pernah memegang orb di tangannya (lihat gambar bawah).

Sumber: en.wikipedia.org (gambar kiri), reformation.org (gambar kanan)

Orbking queenTampak pada gambar atas; Orb yang memancarkan energi. Hmm.. koq sewaktu melihat gambarnya, penulis jadi teringat dengan sosok Sauron (Dewa bermata satu) di film “The Lord of The Rings” yach.. Sementara gambar bawah kiri adalah patung Zeus/Jupiter yang memegang Orb di tangan kanannya, sedangkan gambar bawah kanan adalah Ratu Elizabeth II yang memegang Orb di tangan kirinya sewaktu dinobatkan menjadi Ratu Inggris.

Sumber: koprolmedan.blogspot.com (gambar atas), reformation.org (gambar bawah)

Jika kita melihat hadits Nabi diatas, maka ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang bermata kecil dan berambut terang tampaknya mengacu pada perpaduan antara orang Asia dan Eropa. Ciri-ciri ini pada masa kini sepertinya tidak pernah kita jumpai, terkecuali pada orang-orang Asia Timur yang sengaja mengecat rambutnya dengan warna blonde. Saat ini yang paling mendekati ciri-ciri itu hanyalah orang-orang Asia Tengah pecahan eks Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sejarawan mengatakan bahwa ciri-ciri tersebut hanya banyak dijumpai pada orang-orang Kaukasoid masa lalu, dimana wilayahnya memang dikenal dengan nama Eurasia (Eropa-Asia).

Walau demikian, ada petunjuk bagus mengenai ini. Pada tanggal 7 November 2007, di Sekolah Tinggi Jokela di Jokela-Tuusula, Finlandia, terjadi penembakan oleh mahasiswa berusia 18 tahun bernama Pekka Eric Auvinen, yang menewaskan 8 orang dan melukai 1 orang. Eric Auvinen sendiri bunuh diri dengan cara menembak dirinya di kepala. Menurut manifestonya,  motivasinya adalah keterasingan dan penghinaan bagi umat manusia. Dalam videonya di YouTube dengan akun bernama “Sturmgeist89”, ia mengatakan: “Saya, sebagai pemilih alami, akan menghilangkan semua yang saya lihat tidak layak, termasuk ras manusia yang merupakan kegagalan dari seleksi alam. Ia juga sempat berkata: “I am the law, judge, and executioner. There is no higher authority than me. I’m a god-like atheist”. “Sturmgeist” berarti semangat badai dalam bahasa Jerman. Semua video Eric Auvinen dihapus oleh YouTube, namun sebagian diantaranya ada yang berhasil diupload ulang oleh orang lain.

Kurang dari satu tahun setelah pembantaian sekolah Jokela, tepatnya pada tanggal 23 September 2008; penembakan sekolah lain terjadi di Kauhajoki-Finlandia, dimana seorang pria bersenjata menembak dan menewaskan 10 orang sebelum membunuh dirinya sendiri. Kejadian tersebut berlangsung di Universitas Seinäjoki oleh seorang mahasiswa kampus tersebut yang berusia 22 tahun bernama Matti Juhani Saari. Di asrama kampusnya, ia meninggalkan dua catatan, yang mengatakan: “Saya benci umat manusia”; “Solusinya adalah Walther 22” (jenis pistol yang digunakannya untuk membunuh). Seorang juru bicara polisi berkomentar: “Saari meninggalkan catatan dengan mengatakan bahwa ia memiliki kebencian bagi umat manusia, untuk seluruh umat manusia, dan bahwa ia telah memikirkan apa yang ia akan lakukan selama bertahun-tahun. Catatan tersebut juga menunjukkan bahwa dia sangat gelisah dan membenci segala sesuatu”. Saari juga sempat memposting video pada situs jejaring sosial, dimana ia menunjuk pistol pada kamera dan berkata dalam bahasa Inggris: “Kamu akan mati berikutnya”, diikuti dengan menembakkan empat tembakan ke arah kamera.

Yang menarik, ciri-ciri dari Eric Auvinen dan Matti Juhani Saari ini persis seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. Berikut gambar wajah dari Eric Auvinen dan Matti Saari:

Eric Auvinen

Gambar: Pekka-Eric Auvinen

Sumber: archive.worldhistoria.com (kiri), en.wikipedia.org (kanan)

Matti Saari 1Matti Saari 2Gambar: Matti Saari

Sumber: en.wikipedia.org (atas, kiri), news.bbc.co.uk (kanan)

Yang tak kalah menarik, baik Eric Auvinen maupun Matti Saari berasal dari negara yang sama, yakni: Finlandia.

Dalam buku “Pawns in The Game” karya William Guy Carr terbitan tahun 1958 dikatakan bahwa: “Ras Non-Semit dan Turki-Finlandia menyusup ke Eropa dari Asia pada abad pertama. Mereka mengambil jalur darat di sebelah utara Laut Kaspia. Merekalah yang dalam sejarah disebut sebagai Khazar. Mereka adalah orang-orang kafir penyembah berhala. Mereka menetap di Eropa Timur dan mendirikan Kerajaan Khazar yang sangat kuat. Mereka memperluas wilayah mereka lewat penaklukan militer sampai akhir abad ke-8, mereka menduduki porsi yang sangat besar di Eropa Timur, yakni di sebelah barat Pegunungan Ural, dan utara Laut Hitam. Bangsa Khazar akhirnya memilih Yudaisme sebagai agama mereka dibanding agama Kristen atau Islam. Sinagog dan sekolah untuk mengajar Yudaisme, dibangun di seluruh kerajaan mereka. Pada puncak kekuasaan mereka, bangsa Khazar mengumpulkan upeti dari 25 suku bangsa yang mereka taklukkan. Kerajaan Khazar Raya mampu eksis selama hampir lima ratus tahun. Kemudian, menjelang akhir abad ke-10, bangsa Khazar dikalahkan dalam pertempuran oleh Varangia (Rusia) yang menyapu mereka dari utara. Penaklukan Khazar telah selesai pada akhir abad ke-13. Gerakan revolusioner yang terinspirasi oleh Khazar-Yahudi tertular ke dalam Kekaisaran Rusia dari abad ke-13 sampai Revolusi Oktober Merah pada tahun 1917. Penaklukan bangsa Khazar di abad ke-13 menjelaskan bagaimana begitu banyak orang, yang kini biasa disebut sebagai Yahudi, tetap berada dalam Kekaisaran Rusia”.

Bangsa Khazar dulunya dikenal sebagai bangsa barbar. Pada abad ke-5, bangsa Khazar berada diantara gerombolan perusak Attila, bangsa Hun. Sekitar tahun 550 M, bangsa Khazar yang nomadik mulai menetap di wilayah sebelah utara Kaukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Setelah timbul perpecahan dalam Göktürk Qağanate (sekitar tahun 630 M), bangsa Khazar mulai mendirikan kerajaan sendiri, yang beribukota di Itil yang dibangun di hulu Sungai Volga yang mengalir ke Laut Kaspia, dalam rangka mengontrol lalu lintas sungai. Bangsa Khazar kemudian memungut pajak dalam jumlah besar setiap muatan yang melintasi Itil di Sungai Volga . Mereka yang menolak, diserang dan dibantai.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tahun 930 M, Bangsa Khazar mengatur pernikahan dinasti dengan Bangsa Alan; yang berarti bahwa keturunan Bangsa Khazar pada masa kini juga merupakan keturunan dari Bangsa Alan (ya’juj ma’juj pada masa lalu).

Menarik untuk dicermati bahwa gabungan dari bangsa Alan dan Khazar memilih Yudaisme sebagai agama, padahal mereka merupakan penganut paganisme (menyembah berhala). Alasannya jelas karena agama Yahudi lebih dapat diterima di dunia internasional. Mereka tidak mungkin mengakui bahwa diri mereka adalah penyembah setan, karena jika ini mereka lakukan, maka mereka akan dimusuhi dan dikucilkan dari dunia internasional. Lantas, mengapa mereka memilih Yudaisme, bukan Kristen atau Islam?. Sebab mereka memang memiliki darah Yahudi. Baik kerajaan Alania maupun Khazaria tercatat dalam sejarah merupakan salah satu tempat bermukim bagi bangsa Yahudi selama masa diaspora. Bahkan kemungkinan besar para rahib Yahudi beserta keturunan dan pengikutnya lebih memilih berdiam di Alania dan Khazaria, sebab pada dasarnya mereka adalah pengikut iblis yang suka memutarbalik perkataan Taurat dan Injil sesuai kehendak mereka. Keyakinan mereka tentunya sepaham dengan suku Alan dan Khazar yang juga adalah pengikut setan. Oleh sebab itu, jangan heran jika mereka dapat mengetahui dengan jelas tentang Yudaisme dan sejarah bangsa Yahudi.

Pada akhirnya keturunan Alan-Khazar-Yahudi dikenal dengan nama Yahudi Ashkenazi, dimana sebelumnya mereka juga dikenal dengan istilah ras Arya. Mereka inilah Ya’juj Ma’juj masa kini. Studi-studi genetika pada masa kini menunjukkan bahwa Y-DNA Yahudi cenderung berasal dari Timur Tengah, dan studi-studi yang memperhitungkan mtDNA memperlihatkan bahwa banyak penduduk Yahudi yang terkait dengan kelompok-kelompok non-Yahudi di sekitarnya lewat garis ibu. Sementara studi-studi ini juga menunjukkan bahwa sejumlah orang Yahudi Ashkenazi mempunyai nenek moyang Eropa Timur non-Yahudi.

Walau demikian, tak semua Yahudi Ashkenazi memiliki perangai yang buruk dan jahat. Ada juga sebagian kecil diantara mereka yang tetap melaksanakan ajaran Taurat dan Injil secara konsekwen. Maka dari itu, disini saya ingin mengistilahkan bahwa ada yang dinamakan dengan Yahudi Jahat dan Yahudi Baik.

Saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah keturunan Yahudi Ashkenazi. Kata Ashkenazi berasal dari sebutan orang Asyur terhadap Schythians, yaitu Ashkuza atau Ishkuza. Selain itu, juga disebutkan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Kitab 1 Tawarikh 1, Kitab Kejadian 10, Kitab Yeremia 51) sebagai Ashkenaz. Ashkenaz dalam Perjanjian Lama dikenal sebagai keturunan Gomer, dimana Gomer sendiri merupakan keturunan Yafet yang merupakan anak dari Nabi Nuh. Disamping itu, Ashkenaz juga disebutkan sebagai nama kerajaan bersama dengan Minni dan Ararat. Kata Arya sendiri diperkirakan merupakan sebutan suku Alan atau Schythia bagi diri mereka sendiri.

Dosen USC (University of Southern California), Dr. Kaveh Farrokh, dalam tulisannya berjudul “Schythians and Alans” mengatakan (dengan sedikit tambahan dari saya) bahwa:

“Sampai akhir dekade penutupan abad ke-4 SM, orang-orang Iran masih yang terbesar dan kelompok yang paling luas dalam keluarga Indo-Eropa yang besar; posisi ini sudah dilakukan selama ribuan tahun oleh nenek moyang mereka yang nomaden, dan tidak dilepaskan hingga memasuki periode Romawi. Selama ribuan tahun mereka pergi jauh, menjelang akhir milenium kedua SM, beberapa dari mereka, terpikat oleh peradaban besar Indus Vally, Elam, Mesopotamia, dan Asia Kecil, pindah ke selatan dan membuat permukiman permanen; tidak butuh waktu lama bagi satu kelompok untuk menetap. Media, adalah tempat leluhur nomaden mereka dalam waktu yang sangat lama; tidak sampai abad ke-5 suku-suku Turki menyerang dan mendorong mereka keluar dari tanah air mereka menuju Eropa Tengah dan Barat; saat itu, tentu saja, sejumlah besar dari mereka telah bergabung dengan Eropa Timur untuk membentuk inti dari Slavia yang modern; sisanya akhirnya berasimilasi di Eropa Barat, terutama di Prancis. Maksud dari tulisan ini adalah untuk memberikan garis besar dari sejarah dan budaya pejuang yang menarik, yang selama ribuan tahun menguasai stepa; sepanjang sejarah panjang kehidupan nomaden mereka, mereka dikenal dengan berbagai nama, baik asli maupun asing.

Kami berutang banyak terhadap pra-sejarah Iran, salah satunya adalah Zoroaster, umumnya dianggap sebagai yang pertama dari para nabi besar, dan awal dari pemikir besar; umatnya, dalam teks-teks suci, yang disebut sebagai Airyas, dan tanah air mereka, diyakini sebagai suatu tempat di Iran Timur, sebagai Airyana vaejah; kata Ariya, berarti mulia, juga dibuktikan dalam Prasasti Darius Agung dan putranya, Xerxes; digunakan baik sebagai linguistik dan sebutan rasial. Darius mengacu pada Prasasti Behistun-nya (DBiv.89) sebagai (tertulis) di Ariya; teks-teks mereka ada di Naqsh-i Rustam (DNa.14), Susa (DSe.13), dan Persepolis (XPh.13): (adam) P ~ rsa, P ~ ~ rsahy Puca; Ariya, Ariya Cica; artinya: Saya Persia, anak seorang Persia; Arya, milik ras Arya.

Kami bertemu kata ini lagi dalam literatur Pahlevi, dan dalam banyak prasasti Sasania, koin, segel dan dokumen lainnya; itu dibuktikan dalam Pahlevi sebagai _r, yang berarti mulia atau pahlawan; Iran, yang berarti Iran; Iran Shahr-, yang berarti Kekaisaran Iran; Iran-vez, yang berarti tanah asli mitos bangsa Arya; an’r, yang berarti non-Aryan, barbar; dan anīrān, yaitu, kebiadaban dan ignobility. Referensi paling awal untuk kata ini dalam konteks Iran, bagaimanapun, mendahului Zoroaster dan dibuktikan dalam non-Gathic Avesta; tampak sebagai airya, yang berarti mulia; sebagai airya dainhava (Yt.8.36, 52) yang berarti tanah bangsa Arya; dan sebagai vaejah airyana, tanah asli bangsa Arya; istilah ini, tampaknya, diadopsi di zaman kuno jauh dengan Iran sebagai identitas nasional mereka; maka orang lain disebut Anairya, yang berarti non-Aryan, mungkin sebutan rasial menghina seperti, Yunani & barbar, Yahudi & Goyim, Arab & Ajams, serta Jerman & Welsch. Fakta bahwa Iran, India, dan mungkin beberapa orang Eropa juga menyebut diri mereka dengan nama ini, menunjukkan bahwa kata Airya mungkin sebutan asli yang kuno untuk kelompok rasial, yang saat ini disebut Indo-Eropa, Indo-Jerman, Eropa, Kaukasian atau hanya kulit putih; itu memang diadopsi di pertengahan abad ke-19 sebagai sebutan kolektif untuk kelompok ras di atas dan bahasa mereka.

Kebanyakan sumber klasik mengatakan bahwa mereka adalah raksasa berambut pirang dan bermata biru, serta berkepala panjang. Baru-baru ini, sejumlah besar mayat mereka ditemukan di Cina barat. Mumi yang sangat terawat baik ini berada di kondisi kering gurun Taklamakan, sekarang dipajang di museum Khotan, Urumchi, dan Turfan di Sinkiang; mereka mengenakan kostum Skit, yaitu, tunik dan celana kulit, dan biasanya ditampilkan dalam posisi duduk, persis seperti yang dijelaskan oleh Herodotus. Ciri khas Eropa Utara mereka, bagaimanapun, adalah ketinggian raksasa mereka yang lebih dari dua meter meskipun secara berangsur telah menyusut selama ribuan tahun terakhir.

Orang-orang Zoroaster menyebut suku barbar nomaden di Iran bagian Timur sebagai Saka, dan beberapa dari mereka lebih ke barat sebagai Skudra atau Skuda.

Banyak suku Saka meninggalkan stepa utara sebentar-sebentar untuk menetap secara permanen di Asia Tengah, Afghanistan modern, dan Persia.

Bangsa Iran nomaden dari stepa barat utara, bagaimanapun, terutama yang menetap di Eropa, yang banyak dibahas oleh para penulis klasik; telah dibuktikan dalam penggalian arkeologi berada dalam jumlah yang sangat banyak di Eropa Timur. Orang-orang ini dikenal di Barat sebagai Cimmerians, Scythians, Sarmatians, Alans, dan akhirnya Ossets; harus ditekankan bahwa semua nama-nama ini merujuk pada gelombang migrasi berurutan dari orang yang sama, yang mungkin menyebut diri mereka dengan nama Airya.

Tercatat bangsa nomaden di Iran barat yang paling awal adalah Cimmerians; mereka membuat penampilan pertama mereka di sejarah Asyur pada awal abad ke-8 SM, di mana mereka disebut sebagai Gimmiri; mereka turun dari Ukraina modern, dan menaklukkan Trake Timur, dan sebagian besar dari Turki modern, didorong ke barat oleh bangsa Iran nomaden lainnya (Scythians); mereka tinggalkan kekayaan materi arkeologi yang termasuk sejumlah besar gundukan-penguburan di bagian barat Asia Kecil; mereka kemudian bersekutu dengan Media melawan Kekaisaran Asyur. Kata GIMMIRI terdapat dalam Perjanjian Lama (Kejadian 1:12), sebagai Gomer, nama yang diberikan untuk salah seorang putra Yafet.

Schythians adalah sebutan yang paling penting dan abadi yang diberikan oleh sumber-sumber klasik untuk bangsa Iran nomaden dari stepa; baik yang ada di barat (Skudra/Skuda) maupun di timur (Saka). Pengembara ini mungkin menyebut diri mereka dengan istilah generik “Airya”.

Penampilan pertama mereka dalam sejarah Asyur, di mana mereka mengejar Cimmerians, sanak saudara mereka sendiri, pertama dari Eropa, kemudian dari Asia Kecil ke dalam wilayah Median pada abad ke-7 SM. Mereka bersekutu dengan orang Asyur, dan menyerang pasukan gabungan dari Kerajaan Media dibawah pimpinan Raja Khshathrita (Phraortes dalam bahasa Yunani, Kashtariti dalam bahasa Akkadia) dan sekutu Cimmerians-nya. Bangsa Asyur lalu memukul mundur Media, membunuh Phraortes, dan mengalahkan orang Cimmerians. Pemenang sebenarnya, bagaimanapun, adalah Scythians. Untuk 28 tahun ke depan, Schythians bersekutu dengan mantan musuh mereka, Cimmerians. Mereka merusak sebagian besar wilayah di Timur Dekat Kuno, termasuk Media; kemudian mereka bersekutu dengan anak Khshathrita, kaisar Median, Hvakhshathara II (Cyaxares dalam bahasa Yunani, Uaksatar II dalam bahasa Akkadia), dan raja Babel, Nabopolassar. Mereka mengambil Niniwe pada tahun 612 SM dan menghancurkan Kekaisaran Asyur (mantan sekutu mereka) yang perkasa.

Suku Schythia sangat pandai berkuda, perempuan berjuang bersama laki-laki. Perempuan mereka tidak hanya memiliki status yang sama dengan laki-laki, tetapi juga secara berkala memerintah kaum lelaki mereka. Salah satu pemimpin perempuan mereka yang terkenal adalah Ratu Tomyris.”

Dari penjelasan diatas, kita mengetahui bahwa Suku Schythia disebut oleh orang-orang Zoroaster di Iran sebagai Saka dan Skudra atau Skuda, yang lalu oleh orang Yunani disebut dengan nama “Schythia”.

Kata “Saka” berhubungan dengan kata “Sachs” di Jerman yang berarti melempar belati, juga berhubungan dengan kata “Saxon” di Inggris yang berarti menembak. Ini semua tak lepas dari keahlian Schythians yang pandai melempar pisau dan memanah. Dalam perkembangannya, suku Schythia bergabung dengan suku Cimmeria yang dalam bahasa Asyur disebut sebagai “Gimmiri”, yang juga disebut sebagai “Gomer” dalam Alkitab, putra Yafet (anak Nabi Nuh yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Eropa).

Sedangkan kata “Skudra” kemungkinan besar berhubungan dengan kata “Dragon” yang berarti “Naga”, sedangkan kata “Dragon” hampir pasti yang membentuk kata “Dracula”. Kata “Dracula” merupakan dialek berbahasa Rumania yang bermakna “Anak Naga”. Wikipedia mengatakan Bahasa Rumania termasuk dalam sub rumpun Bahasa Indo-Eropa. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Bahasa Indo-Eropa berakar dari sub rumpun Bahasa Indo-Iran yang dikembangkan oleh suku Schythia. Hal ini menjadi wajar, sebab menurut Wikipedia, wilayah Rumania pada dahulu kala dihuni oleh orang Dacia. Dacia merupakan sebutan Romawi bagi tempat yang didiami oleh Schythians. Kata “Dragon (Naga)” bisa jadi diperoleh dari kebiasaan Schythians yang menyembah api. Sebagaimana yang diketahui bahwa Naga merupakan hewan mitos yang dapat menyemburkan api dari mulutnya. Tidak heran rasanya jika ada yang mengatakan bahwa Ya’juj wa Ma’juj memiliki akar kata dari bahasa Arab yakni dari Ajaja an-Nar yang berarti jilatan api.

ordo draculGambar diatas adalah lambang game “Ordo Dracul”. Dalam dunia nyata; Dracul adalah sebutan bagi Pangeran Vlad II Dracul dari Kerajaan Wallachia (sekarang masuk wilayah Rumania yang berbatasan dengan Sungai Donau di utara dan Carpathia Selatan di selatan). Sebutan Dracul di belakang namanya muncul setelah pada tahun 1431 M ia bergabung dalam Ordo Naga (Order of The Dragon) yang didirikan pada 1408 M oleh Raja Sigismund dari Luxemburg (yang pernah menjadi Raja Hungaria, Kroasia, Bohemia, Italia, serta Kaisar Romawi Suci), sebagai bagian dari desain untuk mendapatkan bantuan politik dari Gereja Katolik dan untuk membantu dalam melindungi Wallachia melawan Kekaisaran Ottoman. Anak dari “Vlad II Dracul” adalah “Vlad III Dracula”. Kata “Dracula” dibelakang namanya berarti “anak dari Dracul”, yang secara harfiah bermakna “Anak Naga”. Semasa hidupnya, Dracula pernah mengeksekusi kurang lebih 100.000 warga sipil Eropa secara biadab. Vlad Dracula diduga pernah berpesta pora diatas tubuh sekarat mereka yang menggeliat kesakitan, dan bahkan dikatakan minum darah korbannya yang diletakkan di mangkuk. Ordo Naga sendiri dibentuk dengan tujuan untuk membela salib dan melawan musuh-musuh Kristen, utamanya dalam melawan Kekaisaran Ottoman pada Perang Salib. Ordo Naga dibentuk pada tanggal 12 Desember 1408 setelah Pertempuran Dobor dimana Sigismund membantai 200 keluarga bangsawan Bosnia, yang mereka sebut dengan nama “Bogomil” yang berarti bidat sesat. Ordo ini mirip dengan Ordo St. Geoge (didirikan oleh Raja Carol Robert of Anjou pada tahun 1318) yang mengadopsi perintah St. George sebagai santo pelindungnya dan menggunakan naga sebagai simbol miter dan etos religius.

Sumber Gambar: whitewolf.wikia.com

Sementara kata “Skuda” bisa jadi memiliki hubungan dengan kata “kuda”. Kata “Kuda” merupakan bahasa Indonesia dan Melayu yang diserap dari lafadz bahasa orang India.

Wikipedia mengatakan: Di India bahasa Mundari dan bahasa Santali adalah bahasa Austro-Asia yang sudah dipengaruhi oleh bahasa Indo-Eropa cabang Indo-Arya dan bahasa-bahasa Dravida. Rumpun bahasa Austro-Asia menyebar terpisah-pisah di India, Bangladesh, dan Asia Tenggara, dipisahkan oleh daerah dimana bahasa-bahasa lain dituturkan. Secara luas dipercaya bahwa rumpun bahasa Austro-Asia merupakan bahasa asli daerah di Asia Tenggara dan bagian timur anak benua India, dan bahwa rumpun bahasa lain di daerah itu termasuk Indo-Eropa, Tai-Kadai, Dravida, dan Sino-Tibet, adalah hasil dari migrasi manusia yang terjadi belakangan. Beberapa ahli bahasa telah membuktikan bahwa rumpun bahasa Austro-Asia berkerabat dengan rumpun bahasa Austronesia, sehingga membentuk rumpun besar Austrik.

Munculnya kata “kuda” kemungkinan besar dipengaruhi oleh kemahiran orang-orang Schythia dalam berkuda.

Sementara kata “Massagetae” merupakan sebutan orang Romawi terhadap suku “Schythia”. Kata “massa” dapat berarti besar atau berat, sedangkan kata “getae” merupakan istilah Yunani yang merujuk kepada nama tempat kediaman suku “Schythia”. Jadi “Massagetae” dapat berarti “Orang-orang kuat dari Getae”. Strabo, adalah salah satu sumber kuno pertama yang menyebutkan kata Getae dan Dacians, dinyatakan dalam Geographica-nya (sekitar 7 SM – 20 M) bahwa Dacians tinggal di bagian barat Dacia, terhadap Germania dan sumber Sungai Danube, dan yang Getae di bagian timur, menuju Laut Hitam, baik selatan maupun utara Danube. Geografer kuno juga menulis bahwa Dacians dan Getae berbicara bahasa yang sama, setelah menyatakan hal yang sama tentang Getae dan Trakia.

Pada akhirnya, suku “Schythia” disebut juga dengan nama suku “Alan”. Kata “Alan” besar kemungkinan berasal dari kata “Aryan” atau “Arian”, sebutan bagi bangsa Arya. Begitupun dengan nama “Iran” yang merupakan sebuah kognat perkataan “Arya” yang berarti “Tanah Bangsa Arya”. Kata “Arya” juga digunakan dalam sebuah istilah dalam agama Hindu dengan sejumlah arti, dan dari kata ini orang-orang Jawa memiliki nama-nama seperti Arya, Aryo, Harya, Haryo, dll.

Pada era modern, nama Arya mulai menggema ketika Adolf Hitler menyebutnya sebagai istilah ras unggul dari bangsa Jerman yang terkadang disebut “Jerman Murni”. Untuk mendapatkan ras Arya (Jerman) murni, ia mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia, dimana di dalamnya pemuda-pemudi Jerman yang berambut pirang dan bermata biru dikumpulkan dan dituntut untuk melakukan hubungan seks bebas.

Yang lebih gila, ukuran tengkorak manusia Jerman, terutama yang baru lahir, juga diukur. Ini karena menurut teori Evolusi Darwin yang dianutnya, volume otak makhluk hidup akan membesar saat menaiki tangga evolusi. Akibatnya, bayi yang tak memiliki volume otak tak sesuai harus juga disingkirkan. Dengan demikian akan didapat manusia yang benar-benar sempurna untuk dijadikan prajurit masa depan Jerman.

Selain itu, dalam usahanya untuk memperoleh ras Arya (Jerman) murni tersebut, Hitler mengeluarkan undang-undang untuk mencegah lahirnya anak-anak dengan penyakit turunan. Di antara ketentuan lainnya adalah tindakan yang melarang “orang-orang yang tidak diinginkan” untuk mempunyai anak dan mewajibkan sterilisasi paksa atas orang-orang cacat fisik atau mental tertentu. Nazi lalu menyebarluaskan aturan tersebut lewat poster yang ditempelkan di tempat-tempat umum, lewat radio, film, di dalam ruang kelas, dan di dalam surat kabar. Nazi mulai mempraktikkan ideologinya dengan dukungan para ilmuwan Jerman yang meyakini bahwa ras manusia dapat ditingkatkan dengan cara membatasi reproduksi orang-orang yang dianggap “inferior.” Mulai tahun 1933, para dokter Jerman diperbolehkan melakukan sterilisasi paksa, yaitu tindak bedah yang menjadikan si korban tidak mungkin memperoleh anak. Di antara mereka yang menjadi sasaran program umum ini adalah orang-orang Roma (Gipsi), suatu minoritas etnis berjumlah 30.000 jiwa di Jerman, dan para pengidap cacat, termasuk para tunagrahita dan mereka yang terlahir tunarungu dan tunanetra. Selain itu, sekitar 500 anak Afrika-Jerman turut menjadi korban; mereka ber-ibu-kan orang Jerman dan ber-ayah-kan serdadu kolonial Afrika yang memperkuat tentara Sekutu yang menduduki wilayah Rhineland Jerman pasca-Perang Dunia I. Yang agak mengherankan disini, orang-orang Yahudi tidak termasuk dalam program sterilisasi paksa, padahal Hitler dikenal sebagai orang yang sangat membenci Yahudi.

HitlerTampak pada gambar diatas pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Kematian Hitler sampai saat ini masih menjadi misteri. Salah satu desas-desus yang beredar, ia meninggal di Indonesia, dengan nama samaran “Dr. Georg Anton Poch” atau yang lebih dikenal dengan “Dr. Poch”.

Sumber Gambar: planet-wissen.de

Kata “Aryan atau “Arian” berasal dari bahasa Avesta: “Airya” atau “Ariya”, yang berarti “mulia”; pertama kali digunakan oleh penganut paham Zoroaster untuk menyebut diri mereka, karena mereka percaya bahwa hanya mereka yang pantas disebut “mulia”, karena telah menyembah Tuhan yang benar, yang menciptakan seluruh ruh alam semesta.

Ini mirip kepercayaan umat Islam bagi orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. {QS. 49:13}

Siapa yang dimaksud orang yang paling taqwa, yang merupakan orang termulia di sisi Allah pada ayat diatas? Dalam Al-Qur’an jelas tersirat bahwa orang yang paling taqwa saat ini adalah umat Islam yang merupakan umat terbaik, yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah:

Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. {QS. 3:110}

2.3. Perjalanan Bangsa Alan   Leave a comment


Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa yang dimaksud dengan Ya’juj Ma’juj masa lalu adalah Suku Alan. Namun bagaimana sebenarnya sepak terjang dari kaum barbar tersebut? Berikut sejarah perjalanan Bangsa Alan (yang banyak dikutip dari website http://www.turkicworld.org/):

Tahun 500 SM suku Aderbics, bagian dari Masguts / Massagetae, mengirim 40 ribu infanteri dan 2 ribu orang berkuda ke kamp Darius Agung di Babel. Ini adalah bukti dari penduduk nomaden besar yang tinggal di tepi Uzboy.

Dari sumber-sumber Cina, Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku orang-orang Hun (Xu-la, Lan, Hiu-bu, Siu-lin) yang paling disukai oleh raja-raja Timur Hun (Mao-dun / Mete dan anaknya Ki-ok / Kök) dari abad ke-3 SM. Hiu-bu dan Siu-lin adalah variasi kata untuk suku Yui atau Uigurs. Sedangkan Lan adalah sebutan untuk suku Alan.

Sekitar 220 SM terjadi migrasi awal suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia.

Sekitar 210 SM terjadi migrasi tahap ke-2 suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia, berakhir dengan himpitan Scyths dan dominasi Sarmatian di Pontic Utara.

Sekitar 204 SM Kekaisaran Hun dimana Alans termasuk di dalamnya mendirikan kekaisaran yang berlokasi di utara Siberia, timur Kashmir, dan sebelah barat Samudera Pasifik dan Laut Kaspia, dengan luas wilayah sekitar 18.000.000 km2.

Tahun 128 SM, para Alans disebutkan oleh penjelajah dan diplomat Cina Zhang Qian sewaktu berkunjung ke Kangju. Zhang Qian mengatakan: Kangju terletak sekitar 2.000 li [832 km] barat laut dari Dayuan. Penduduknya merupakan perantau dan menyerupai Yuezhi dalam adat istiadat mereka. Mereka memiliki 80.000 atau 90.000 pemanah terampil. Negara ini kecil, dan berbatasan dengan Dayuan (Ferghana). Mereka berhubungan dengan orang-orang Yuezhi di Selatan dan Xiongnu di Timur.

negara zhang qianNegara-negara yang dijelaskan dalam laporan Zhang Qian. Negara yang dikunjungi disorot dengan warna biru.

Sumber: en.wikipedia.org

Jenderal Ban Chao dalam Buku Han mengatakan bahwa pada 94 M Yuezhi mengatur perkawinan raja mereka dengan putri Kangju. Orang-orang Cina kemudian mengirim “hadiah besar sutra” ke Yuezhi yang berhasil mendapatkan bantuan mereka dalam menekan Kangju untuk berhenti mendukung raja Kashgar yang merupakan lawan mereka.

Dalam Buku Han juga tertulis bahwa pada periode dari 125 SM sampai 23 M wilayah Kangju telah meluas jauh dengan jumlah penduduk 600.000 orang, dimana 120.000 orang diantaranya mampu memikul senjata. Pada saat itu mereka telah menguasai Dayuan dan Sogdiana yang dikendalikan oleh sekitar lima orang raja.

Dengan posisi yang strategis yang didukung oleh ratusan ribu pemanah hebat, Kangju mengendalikan semua jalan di sepanjang rute perdagangan melintasi Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.

Pada abad ke-3 Weilüe menyatakan:

“Di kawasan Kangju ada kerajaan Liu, kerajaan Yan [di utara Yancai], dan kerajaan Yancai, yang berubah nama menjadi Alanliao (Alan). Mereka semua memiliki cara hidup dan berpakaian yang sama sebagai orang-orang dari Kangju.

Ke barat, kerajaan Alanliao berbatasan dengan Da Qin [wilayah Kekaisaran Romawi], ke arah tenggara berbatasan dengan Kangju Chu, Talas, dan Jaxartes.

Kangju berada di antara sejumlah negara yang telah ada sebelumnya dan tidak tumbuh atau menyusut, tapi kemudian kerajaan Liu, Yan dan Yancai / Alan tidak lagi menjadi bagian dari Kangju.”

Kangju mempertahankan independensi dan terus mengirim utusan ke Cina sampai akhir abad ke-3. Tak lama setelah itu, kekuatannya mulai berkurang dan akhirnya diserap ke dalam kerajaan Hephthalite.

Beberapa sarjana percaya bahwa negara Kangju / Kangui adalah polyethnic, yang terdiri dari empat suku utama, yakni Saks (Saka), Hun, Sarmatians Asia dan Kangju sendiri. Dua gaya hidup – nomaden dan menetap di sana hidup berdampingan.

Saat ini Kangju Wilayah Sogdiana berkaitan dengan provinsi Samarkand dan Bokhara di Uzbekistan modern serta provinsi Sughd di Tajikistan modern.

Pada 107 SM pemimpin Rhoxolani, yang bersekutu dengan Palacus, Raja Crimean Scythians, berperang melawan Mithridates VI Eupator, Raja Pontus.

Pada 16 SM terjadi serangan pertama dari Iazyges pada Moesia (salah satu daerah kekuasaan Romawi).

Pada 6 M Iazyges dan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 35 M Alan berpartisipasi dalam perang Ibero-Parthia, dimana Alan berperang di sisi Iberia.

Pada 49 M Eunones, Raja Aorsi, yang merupakan sekutu Romawi bersama dengan Cotys I, Raja Bosporus, berperang melawan Mithridates (Raja Pontus/Pontic).

Pada 56 M Plautius Sylvanus menahan serangan Sarmatians di Lower Danube.

Pada 62 M Raja Parthia Vologeses berjuang melawan Kuluk, Raja Alani.

Pada 67 M Roxolans menghancurkan Moesia, yang menyebabkan Legiun Ketiga dari Mark Antonius (Jenderal Romawi) memeriksa Moesia akibat serangan tersebut pada tahun 69 M.

Pada 69 M Roxolans yang beraliansi dengan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 72 M Alans menyerang Kaukasus, dan akhirnya menyerang kerajaan bawahan Parthia dari Media dan Armenia.

Pada 89-92 M Iazyges bersama dengan suku Jerman Suebi menyerang wilayah Romawi dibawah kekuasaan Domitianus yang akhirnya menderita kekalahan. Ini adalah serangan pertama yang sukses dari kaum barbar terhadap suatu kerajaan.

Pada 93 M terjadi aliansi antara kepala suku Barbar lokal dengan Alans di Bosporus pada masa pemerintahan Sauromates I, Raja Bosporus.

Pada 102 M kavaleri Roxolan berpartisipasi dalam serangan Decibal untuk menjatuhkan Moesia.

Pada 117 M Roxolans menyerang pasukan Romawi di Dacia. Pada tahun ini juga Sarmatian dan Rhoxolan melakukan penyerbuan di Moesia. Akibat penyerbuan ini, Kerajaan Romawi dibawah kepemimpinan Kaisar Hadrian memilih berdamai dengan raja Rhoxolani, P. Aelius Rasparaganus.

Pada 128 M Kaisar Hadrian membayar upeti tahunan kepada Rhoxolani untuk memungkinkan pasukan Romawi dapat melalui jalur Dacia menuju ke Tissa.

Pada 135 M Alan melakukan operasi militer di Transkaukasus dan Media guna menyerang Albania, Media, Armenia dan Cappadocia, yang akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Flavius ​​Arrianus dari Nikomedia.

Pada 139 M sebagaimana ditulis oleh Ptolemy bahwa di Eropa hidup suku Sarmatians Asia.

Pada pertengahan abad ke-2, Alans dikalahkan oleh tentara Romawi di bawah kepemimpinan Marcus Aurelius. Namun justru disini kedudukan Alans semakin kuat. Mereka kawin-mengawin dengan suku-suku Sarmatian lainnya dan membentuk satu-kesatuan yang solid. Banyak dari Alans (sekitar 8000 orang) yang diambil sebagai pasukan Romawi untuk menginvasi Eropa. Karena kemahirannya dalam berkuda dan memanah, salah satu diantara para Alans dipercaya sebagai panglima di Legion VI Victrix yang bertugas di Inggris. Legiun ini sebagian besar juga diisi oleh para Alans. Nama panglimanya adalah Lucius Artorius Castus setelah berganti nama. Setelah pensiun dari tugas mereka di Inggris, banyak diantara mereka menetap di dekat desa Lancashire dari Ribchester, yang dikenal pada zaman Romawi sebagai Bremetennacum Veteranorum. Dan populasi mereka di Inggris semakin lama semakin banyak.

Pada tahun 210 M Dacia diduduki oleh Sarmatians yang dimotori oleh Alans, sehingga sejak saat itu daerah di sekitar Sungai Danube menjadi derah yang sangat rawan dan berbahaya.

Pada tahun 225 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia Xosrov I untuk melawan Persia.

Pada 230 M,  Goth datang ke Pontic barat laut, sementara Roxolans tiba di Tissa dan bergabung dengan Yazygs.

Pada tahun 235-238 M, Pemerintahan Maximinus yang merupakan keturunan Alan memerintah Romawi.

Pada 273 M perluasan wilayah pengaruh Sassanian Persia sejauh “Gerbang Alans” (Darial) di bawah kepemimpinan Sabuhr I.

Pada 242 M, Alans bersekutu dengan Goth dan Carpi untuk mengganggu Trakia dan mengalahkan Gordian II di Phyllipolys.

Pada 260 M, Jenderal Dacia (Regalianus) yang pernah berbalik melawan Romawi tewas di Moesia oleh rakyatnya sendiri, akibat provokasi Rhoxolani.

Pada tahun 274 M, Alans merebut Palmyra dan Galia.

Pada 276 M terjadi pertikaian antara Roma dan Alans dibawah kepemimpinan Probus.

Pada tahun 300 M, sejarawan mengatakan bahwa “para Alans meraih kemenangan demi kemenangan dibawah nama nasional mereka sendiri, yakni Geloni, Agathyrsi, Melanchlaeni, Anthropophagi, Amazon, dan Seres. Hal ini menunjukkan kepemimpinan negara yang kuat saat Ammianus memerintah”.

Yang menarik disini sejarawan mengatakan suku “Amazon” merupakan bagian dari suku Alan. Wikipedia mengatakan: “Suku Amazon adalah suatu suku bangsa yang seluruhnya adalah perempuan pada Era Klasik dan dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon ada di daerah perbatasan Skithia  di Sarmatia (Ukraina modern). Para historigrafer lainnya berpendapat bahwa suku Amazon menghuni  Asia Minor, Libya, atau India. Dalam historiografi Romawi, ada banyak serangan suku Amazon di Asia Minor. Sejak masa Modern Awal, nama suku Amazon telah menjadi julukan untuk prajurit wanita secara umum”.

Pada tahun ini juga (300 M) bangsa Goth ditundukkan oleh Alans.

Pada tahun 330 M, Alans bersekutu dengan Sanesan, Raja Massagetae untuk melawan Raja Xosrov II Kotak dari Armenia. Sepertinya disinilah (gabungan antara Alans dan Massagetae), nama Schythians semakin dikenal.

Pada tahun 351 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia (Arsak II) guna melawan Persia.

Pada 356 M, Raja Shapur II memukul mundur Chionite Hun di perbatasan Persia.

Pada 359 M, Raja Chionite Grumbat mengambil bagian dalam pengepungan Amida yang merupakan negara bagian Persia dibawah Shah Shapur II.

Pada tahun 360 M bangsa barbar Cina, Hun melintasi Sungai Volga dan menyerang Alans. Sebagian dari Alans mundur ke Kaukasus Utara, sebagian diserap dalam Hun, dan sebagian lagi mundur ke Donets Utara.  Pada akhirnya, suku Alans dan Hun bergabung dan membentuk konfederasi Hunnic (Hunno-Alanic). Mereka mengontrol Pontic Utara, Tanais, dan stepa Kaspia Utara. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa sebenarnya dalam literatur China sejak abad ke-3 SM Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku Hun, selain Xu-la, Hiu-bu, dan Siu-lin. Alans sendiri disebut sebagai Lan dalam literatur Cina. Jadi sebenarnya Alans termasuk Hun juga. Pada tahun ini, gabungan Hun dan Alans berhasil menaklukkan Bulgar dan menyerang Ostrogoth di bawah kepemimpinan Ermanaric.

Pada tahun 375-454 M Kekaisaran Hun di Eropa terbentang seluas 4.000.000 km2, yang meliputi Rusia Selatan, Rumania, Yugoslavia Utara, Hungaria, Austria, Chekoslovakia, Jerman Selatan dan Jerman Pusat, Prancis Timur, Urals, Hungaria Utara, dan Byzantium.

Pada 375 M sebagaimana anggapan Ammianus Marcellinus bahwa Alans dan Masguts (Massagets) telah kawin-mengawin serta menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Pada tahun 376 M, Hunnic mengalahkan Vestgoths dan Ostrogoth dalam invasinya ke Eropa. Pada tahun ini, Alans-Hun (Hunnic) kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa Eropa. Sejarawan mengatakan “With Ermanaric’s Ostrogoths, Hun’s Bülümar (Balamber) acquired not only Alans, but other Ostrogoth subjects. Jordanes: “thirteen peoples which the Amalung ruler Ermanaric conquered in north: Golthescytha (Goths Scyths), Thiudos (Germ. People), Inaunxis, Vasinabroncae, Merens (Merya), Mordens (Mordvins), Imniscaris, Rogas (Germ.), Tadzans, Athaul (Türk. Atagul=Archers), Navego, Bubegenes, Coldas”, plus Heruli, Aesti and Venethi, numerous people Taifali who before 370 held Oltenia and western part of Muntenia. In Gaul Taifali, probably Türkic, and Sarmatians were settled together.

Pada tahun 377-378 M, aliansi Hun dan Alans dikenal sebagai barbar di Moesia. Pada tahun 378 M, anak tertua dari Hun Bulyumar (Balamber) menyeberangi Danube dan dengan Visigoth, Ostrogoth dan Alans mengalahkan tentara Byzantium dekat Andrianopole, sehingga Valeria, provinsi paling timur Pannonia, dibanjiri oleh Goth, Hun, dan Alans. Pada akhirnya gabungan Goth, Hun, dan Alans menguasai Pannonia setelah menyerang Gratian dan membunuh Kaisar Valens di Konstantinopel. Namun pada tahun 379 M, Kaisar Theodosius mengalahkan mereka. Pada tahun 380 M, Kaisar Theodosius berhasil membujuk Goth menjadi bagian dari Romawi. Sementara sebagian Alans memilih untuk bergerak ke utara. Banyak dari Alan, Hun, dan Gothic menjadi bagian dari tentara Romawi di bawah Kaisar Theodosius setelah direkrut oleh Gratianus.

Pada 383 M, invasi Juthungi di Raetia (wilayah Romawi) dipukul mundur oleh pasukan tambahan yang terdiri dari Alans dan Huns. Juthungi (Jerman: Juthungen, Yunani: Iouthungoi, Latin: Iuthungi) adalah suku Jermanik di wilayah utara sungai Danube dan Altmuhl di negara bagian Jerman Bavaria modern.

Tahun 394 M, Saul, Jenderal Theodosius dari suku Alan terlibat dalam pertempuran di Sungai Frigidus melawan Arbogast dan perampas Flavius ​​Eugenius.

Pada 395 M, Hun melakukan operasi militer di Transkaukasus dan menyerang Suriah, Cappadocia, dan Mesopotamia.

Pada 400 M, Alans dan Bolgars teridentifikasi hidup bersama di antara Itil dan Don.

Pada 401 M, pasukan tambahan Alans berada di Norrn Italia untuk memperkuat tentara Romawi dibawah pimpinan Alaric, Raja Visigoth.

Pada tahun 402 M, jenderal tertinggi pasukan Romawi Barat, Stilihon (Flavius Stilicho) yang memiliki ayah dari suku Vandal bersekutu dengan Hun dan Alans, guna membantu Stilihon melawan serangan suku Jerman. Pada tahun ini juga, tentara Stilicho yang dibantu oleh Alan terlibat dalam pertempuran di Pollentia melawan Alaric. Disini terjadi perselisihan internal antara Alans dan Hun, serta antar suku Goth, yang berujung pada saling bantai.

Pada 405 M, bantuan kembali datang dari Hun dan Alans ke Stilihon untuk melawan serangan suku Jerman (Sweves) dan suku Ostrogothic dibawah kepemimpinan Raja Radagaisus.

Pada tahun 406 M, Alans bergabung dengan Vandal dalam menginvasi Galia (Prancis), yang setelah itu mereka bertempur melawan kaum Frank (Frankish) dalam pelayanan terhadap Romawi. Pada tahun ini terjadi pula disintegrasi dari persekutuan Hunno-Alanic, dimana Alans meninggalkan Hun.

Pada tahun 407 M, para Alans yang berada di Inggris dan Prancis menikah dengan penduduk setempat. Sejarawan mengatakan “In 407 AD, Alans settled extensively north of Loire river, once called Armorica, now called Brittany. Alans arrived at about same time as Celtic Britons were fleeing to France after Saxon takeover of England. Alans and Celtic Britons intermarried extensively. Legacy of Alans includes French name “Alain” and its many variations, and cultural foundation of chivalric warfare (armored knights on horseback). Dari sinilah muncul istilah Anglo-Saxon. Jadi negara-negara yang disebut Anglo-Saxon memiliki nenek moyang yang berasal dari bangsa Alan.

Wikipedia mengatakan Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon. Salah satu pengaruh Alan di Inggris adalah pembentukan pasukan ksatria berkuda yang dilengkapi dengan baju besi. Sementara keturunan dan peninggalan Alan di Prancis dapat ditandai dari nama mereka, Alain beserta variasinya.

Pada tahun ini juga (407 M), gabungan Alans, Suebi (Swevs), dan Vandals menginvasi Gaul.

Pada tahun 409 M, Alans, Suebi dan Vandal bergerak dari Gallia ke Spanyol. Mereka menerobos Semenanjung Pyrenean, dimana mereka membentuk Negara Alanian.

Pada 410 M, Bulgar yang telah ditaklukkan Alan menyerang Lombardia (Longobards).

Pada 411 M, Goar (Goarchur) memimpin Alans yang ditinggalkan sekutu Vandal-nya. Pada tahun ini juga wilayah Spanyol dibagi-bagi antara penjajah: Alans, Raja Lusitania dan Carthaginiensis.

Pada 411 M, Alans menyerang perampas Maximus di Tarraco dalam pelayanannya terhadap Gerontius. Pada tahun ini juga, Jovinus yang didukung oleh Alan, Burgundi, dan kaum bangsawan Galia melakukan pemberontakan di Gaul Utara, namun pemberontakan ini gagal dan berujung pada eksekusi mati Jovinus oleh Kaisar Honorius pada tahun 413 M.

Pada 412 M, berdirinya Kedutaan Bizantium untuk Hun Barat di daerah Pontic.

Pada 414 M, pembelotan dilakukan oleh Alans yang bersekutu dengan Visigoth selama pengepungan Vasatae (Aquitaine).

Pada tahun 418 M, Westgoths mengalahkan Alans di Alanian. Raja Alanian di Spanyol, Addac tewas dan dibunuh oleh Vallia di Gibraltar. Para Alans lari ke Kerajaan Vandal dan menyerahkan diri mereka ke Gunderic, Raja Vandal di Gallaecia. Mereka diterima dengan baik oleh Gunderic. Sejak ini, Vandal dan Alans selalu bersatu dan bahu membahu. (hmm… bisa dibayangin deh kalau dua suku paling barbar di dunia bergabung menjadi satu. Alans dari timur, dan Vandal dari barat. Pernah dengar khan istilah vandalism yang merujuk pada tindakan barbar dan sadis. Istilah tersebut diambil dari nama suku Vandal yang memang terkenal kejam)

Pada 420 M, Hun menduduki Pannonia dan menetap di tengah Danube, dipimpin oleh Yabgu Roila (Rugila), Aybat (Mundzuk) dan Kagan Oktar.

Pada 422 M, terjadi perjanjian perdamaian antara Bizantium dengan Persia.

Pada tahun 424-471 M, keluarga Alan Flavius yang keturunan Alans menunjukkan pengaruh besarnya di Byzantium.

Pada 428 M, Geiseric naik tahta menjadi Raja Vandal dan Alans.

Pada tahun 429 M, Vandal dan Alan melakukan penyeberangan dari Spanyol ke Afrika Utara.

Pada 434 M, Hun mengepung Konstantinopel yang berakibat  kematian pada Rugila. Rugila lalu digantikan oleh Atilla dan Bleda.

Pada 436 M, St Germanus memohon pada Raja Alanik untuk mengampuni Armorika (termasuk wilayah jajahan Romawi saat itu). Saat ini Armorika disebut Brittany, merupakan salah satu provinsi di Prancis. Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan, dengan luas wilayah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 440 M, Alans menetap di Valence di bawah kepemimpinan kepala suku Sambida.

Pada 442 M, pembenahan kediaman Alans di Transalpine Gaul oleh Aetius.

Pada 445 M, Attila mulai memimpin Hun dalam pemerintahan tunggal.

Pada 447 M,  Eochar, raja Alans, dikirim oleh Aetius untuk menghadapi Bacaudae dari Armorica sebagai balasan atas pemberontakan mereka. Pembantaian Alans terhadap kaum Bacaudae baru berhenti setelah St Germanus (Uskup Auxerre) turun tangan.

Pada 448 M, Attila kalah dari Akatsir Scythians dan akhirnya digantikan oleh Ellak, anak tertuanya, sebagai penguasa Pontus Hun.

Pada 450 M, tentara negara-negara sekutu di Selatan Kaukasia mendapatkan benteng-benteng yang dinamai “Pahane Honsu” (pertahanan terhadap Hons). Pada tahun ini terjadi pula penghancuran terhadap Benteng Chor (Derbent) oleh pasukan Armenia dan Albania. Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap Alans yang dipimpin oleh Raja Georgia, Vaxtang Gorgasali.

Pada 451 M, terjadi pertempuran di jurang Catalaun dekat Trua antara Atilla dengan Aecius.  Di sisi Atilla ada Hun, Geruls, dan bagian dari Frank Ostrogoth, sedangkan di sisi legiun Romawi pimpinan Aecius tentaranya direkrut dari Gaul dan Jerman, serta Vestgoths, Burgunds, Frank, dan Armorician Alans (dipimpin oleh Sanhiban). Tidak ada hasil yang pasti pada pertempuran ini.

Pada 452 M, Hun menginvasi Azerbaijan.

Pada 453 M, terjadi penaklukan Alans di [Transalpine] Gaul oleh Raja Visigoth, Thorismud.

Pada 454 M Ellak (anak tertua Atilla) mencoba menekan pemberontakan, namun ia dikalahkan dan tewas dalam pertempuran di Nedao. Sisa-sisa tentara Ellak mundur ke timur Carpathians. Dua anak lainnya (Dengizik dan Ernak) tetap di Dacia dan Bessarabia. Kekalahan Hun di Nedao mengakhiri masa Kekaisaran Hun. Sementara Alans, yang dipimpin oleh Kandak dipaksa untuk pergi ke Dobrudja. Dobrudja atau Dobrogea adalah wilayah di Rumania dan Bulgaria, terletak antara Sungai Donau dan Laut Hitam. Wilayah Dobrogea meliputi Dobrogea Utara yang merupakan bagian dari Rumania dan Dobrogea Selatan yang merupakan bagian dari Bulgaria.

Pertempuran Nedao di Pannonia adalah pertarungan paling brutal dalam sejarah; dimana beberapa suku barbar terlibat di dalamnya, yaitu Goth, Gepids, Rug, Swev, Hun, Alan, dan Gerule. Sejarawan Jordanes mengatakan And so the bravest nations tore themselves to pieces. For then, I think, must have occurred a most remarkable spectacle, where one might see the Goths fighting with pikes, the Gepidae raging with the sword, the Rugi breaking off the spears in their own wounds, the Suavi fighting on foot, the Huns with bows, the Alani drawing up a battle-line of heavy-armed and the Heruli of light-armed warriors.

Setelah pertempuran di Sungai Nedao (Pannonia), Alans menetap di Scythia Minor dan Lower Moesia dibawah pimpinan kepala suku Candac pada tahun 455 M. Pada tahun ini juga, Kerajaan Hephthalites yang sering disebut Hun Putih menaklukkan Kushans dan menyerang India dibawah kepemimpinan Abdaly.

Pada 456 M, Byzantium menduduki Lazika (sekarang masuk wilayah Georgia) yang merupakan tempat strategis di sekitar Laut Hitam.

Pada 463 M, Saragurs dari kaum Oguric menundukkan Akatsirs dari kaum Schythia.

Pada 464 M, Beorgor, raja Alans, dikalahkan dan dibunuh di Bergamo oleh bangsawan Ricimer.

Pada 466 M, terjadi invasi Saragurs dan Onogurs di Transkaukasia.

Pada tahun 468-469 M pecah pertempuran di Danube antara Hun dan Byzantium. Bel-Kermek (Hernach) setelah kematian Dengizik memimpin tentara Hun. Byzantium mengalahkan serbuan Hun dengan susah payah. Tentara Byzantium yang dipimpin oleh Aspar (yang ayahnya seorang Alan) terdiri dari tentara bayaran dari Slavia dan Alans. Setelah kemenangan Byzantium, Hun meninggalkan Dacia dan Bessarabia. Provinsi ini dibuka untuk kolonisasi Slavia. Selain itu, Hun juga menawarkan aliansi pada kekaisaran Romawi Timur.

Pada tahun 477 M, Huneric naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alan.

Pada 478 M, percobaan pembunuhan Konsul Illus, konselor dari Kaisar Zeno, oleh seorang Alan.

Pada 481 M, kaum Goth pimpinan Theodoric, anak dari Triariya, meraih kemenangan atas Bulgars.

Pada 487 M, tentara Alans memperkuat ekspedisi dari Ravenna-Italia melawan Rugi yang dipimpin oleh Raja Italia (Odoacer).

Pada 530 M, Gelimer menjadi Raja Vandal dan Alan.

Pada 531 M, Raja Sasania Husrav Anosruvan memperkuat Darband dan membentengi wilayah Kaukasus Timur dan Tengah dalam upaya untuk menangkis serangan kaum nomaden dari utara, termasuk oleh Alans.

Pada 534 M, penghancuran kerajaan Vandal di Afrika oleh Belisarius (Jenderal Bizantium).

Pada 548 M, suatu aliansi dibuat oleh Gubazes, Raja Lazi/Lazica, dengan Alans dan Sabirs untuk menguasai Iberia yang dikuasai Romawi.

Pada 549 M, Alans ikut dalam ekspedisi Jenderal Sasania (Chorianes/Farroxan) guna melawan Lazika.

LazikaPeta Lazika pada abad kuno

Sumber: en.wikipedia.org

Sekitar 550 M, terjadi kontak erat antara Alania dan Byzanthia/Byzantium di masa pemerintahan Raja Sarosius di Alania.

Pada 551 M, Bulgar dan Alans terdeteksi sebagai populasi yang menetap di kota-kota di Bulgaria, berada dekat dengan Gerbang Kaspia. Selain itu, ada juga Alans dan Bulgar yang terdeteksi sebagai nomaden yang berada di stepa utara Kaukasus. Sejarawan Zachariah Ritor mengatakan bahwa pada saat itu juga orang-orang Avnagur (Onogur), Avgar, Sabir, Burgar, Alan, Kurtargar, Avar, Hasar, Dirmar, Sirurgur, Bagrasir, Kulas, Abdel dan Hephtalite tinggal di tenda, memakan daging ternak dan ikan, serta berburu hewan liar dengan senjata mereka.

Pada 556 M terjadi konflik teritorial antara Alans dan Misimians di Lazica.

Pada 557 M Bangsa Avar datang di tanah yang dikuasai Sarosius (Sarodius, Saroes), raja Alans. Sejarawan Gumilev mengatakan nenek moyang orang Hungaria adalah percampuran antara suku Avar dengan Alans.

Pada 561 M, merupakan kejadian lima puluh tahun perdamaian antara Justinian (Kaisar Romawi) dan Husrav Anosruvan (Raja Persia). Alans dan Hun dilarang untuk menyeberang Darial dan Darband (wilayah Persia) untuk menyerang wilayah Bizantium (Romawi).

Pada 563-567 M, Persia menjalankan aksi militer yang sukses melawan Ephtalites, namun di waktu yang hampir bersamaan Persia dikalahkan suku Savir yang berada di Kaukasus Selatan. Suku Savir tinggal bertetangga dengan suku Masguts (Alans).

Antara 566 dan 571 M, Istemi Djabgu ditundukkan masyarakat Banajar, Balanjar (Belenjer) dan Khazar. Baranjar (Balanjar) = Onogur = Utigur Bolgars. Pengaruh Khazar meningkat. Khazar menjadi asisten dan sekutu terdekat dari bangsa Turks.

Sekitar tahun 570 M, Diplomat Zemarchus dari Bizantium pergi ke Kekhanan di Turki Barat. Persia lalu berupaya untuk mencegat Zemarchus melalui Alans. Dalam perjalanan kembali, ketegangan terjadi antara Sarodius, raja Alans, dan duta besar Turki.

Pada 572 M, Saroes, raja Alans, bersekutu dengan John dari Armenia, guna melawan Persia.

Pada 574 M, Alans (sekutu Persia) ditangkap dan dibawa sebagai sandera ke Byzantium untuk diperhadapkan ke Kaisar Tiberius Constantine.

Pada 576 M, Bizantium yang dibantu oleh Savirs dan Alans merampas Albania yang dikuasai Sassanid (Persia). Hal ini juga mengakibatkan suku Alan berhasil mengontrol Celah Darial.

Pada 580 M terjadi serangan dari Alans yang di bayar Byzantium untuk melawan Persia di Azerbaijan.

Dalam “Buku Sui” yang diterbitkan pada 581 M dibahas tentang “Deskripsi Tele”, dimana disitu terdapat daftar 45 suku padang rumput Asia, termasuk Lan (Alans). Alans disebutkan berasal dari Turki yang berbahasa suku Tele.

Pada 642 M kampanye militer dilakukan oleh Jenderal Asad, atas perintah Khalifah ‘Umar I, di pegunungan Alans.

Pada 651 M dengan hilangnya aturan Kekhanan Utara, mantan konfederasi Khazaria, seperti Bolgar Kutugurs, Alans, Slavia dan ITIL Bolgars mendapatkan kemerdekaan. Sedangkan Khazar tetap merupakan Kekhaganan dari Dinasti Ashina. Pada tahun ini pula (651 M) kekalahan tentara Khazar-Alan oleh pasukan Abd Al Rahman di pertempuran Efrat.

Pada 655 M Khazar bekerja sama dengan Alans yang menggunakan bahasa Iran.

Pada 662 M terjadi ekspedisi militer oleh orang Muslim terhadap Alans.

Pada 670 M Bolgars Bat-Boyan dikalahkan oleh Khazar. Khazar lalu memulihkan wilayah dengan Bolgar timur (Utugur) dan populasi Alan. Wikipedia mengatakan ada kemungkinan kata “Boyan” berasal dari kata “Boii” (laki-laki) dari suku Celtic yang pernah berdiam di Ceko. Kata ini kemudian juga meluas ke bekas Negara Yugoslavia, seperti Serbia dan Kroasia, dengan nama “Bojan”. Boyan sendiri adalah kata berbahasa Bulgaria dan Slavia yang biasa diberikan untuk nama anak lelaki. Bentuk pendek dari nama Boyan digunakan di Bulgaria adalah Bobi atau Bobby.

Ada juga kemungkinan lain bahwa nama “Boyan” atau “Bojan” berasal dari bahasa Celtic: “Bryan” atau “Brian” yang memiliki arti “kuat” atau “mulia”.

Pada 682 M terdeteksi “Kerajaan Hun” yang biasa disebut dengan nama Belenjer atau Baranjar atau Balanjar atau Onogur atau Utigur Bolgars dengan ibukota Varachan yang terletak di utara Derbent. Kerajaan ini berada dibawah kekuasaan Kerajaan Khazar.

Pada 705 M serangan Alan melawan Abasgia (di bawah pemerintahan Arab) setelah dihasut oleh Kaisar Romawi (Justinian II).

Pada 715 M terjadi ekspedisi militer bangsa Arab terhadap Alans dibawah kepemimpinan Khalifah ‘Umar II.

Pada 721 M terjadi invasi negara Alans oleh bangsa Turki Khazar.

Pada 722 M terjadi Perang Kedua antara bangsa Khazar dengan Arab dimana kampanye militer pertama dilakukan pasukan Arab yang dipimpin oleh Zh. Jirrah di Kaukasus Utara melawan Alans dan Khazar. Pasukan Arab yang dipimpin Jenderal Tabit al-Nahram dikalahkan oleh Alans dan Khazar.

Pada 723 M Khazar kehilangan Balanjar oleh pasukan Arab, sehingga Khazar terpaksa memindahkan ibukota mereka ke Samandar.

Pada 724 M lagi-lagi terjadi ekspedisi militer melawan Alans dan Khazar oleh bangsa Arab yang dipimpin oleh al Jarrah bin ‘Abdallah al-Hakami.

Pada 725 M bangsa Alans terdorong ke anak sungai sebagai akibat dari serangan terhadap mereka oleh pasukan Khalifah Umayyah yang dipimpin oleh al-Hajjaj bin ‘Abd al-Malik.

Pada 728 M terjadi ekspedisi militer melawan Turki Khazar oleh pasukan Arab yang dipimpin oleh Maslamah bin ‘Abd al-Malik melalui Gerbang Alans (Darial).

Pada 730 M terjadi kekalahan pasukan Arab dan kematian al-Jarrah bin ‘Abdallah al Hakami di tangan Turki Khazar yang merupakan penjajah dari negara Alans.

Pada 735 M terjadi kampanye militer oleh pasukan Arab dibawah kepemimpian Mervan Kru di Alania yang dipimpin oleh Raja Itaz.

Pada 736 M terjadi penaklukan tiga benteng di negara Alans oleh pasukan Muslim pimpinan Marwan bin Muhammad.

Pada 737 M terjadi ekspedisi militer melawan negara Khazar yang dipimpin oleh Marwan bin Muhammad melalui Gerbang Alans.

Pada 751 M pasukan tambahan Alan terdeteksi di Armenia untuk memperkuat pasukan Romawi (Constantine V).

Pada 758 M pasukan Muslim pimpinan Yazid bin Usaid bin Sulami berhasil menaklukkan Gerbang Alans.

Pada 770 M Bangsa Oguzes datang ke Transoxania. Mereka akhirnya memiliki wilayah sendiri disana yang disebut Oghuz Yabgu. Para pendiri kekaisaran Ottoman adalah keturunan dari Oghuz Yabgu. Saat ini warga Turki, Turkmenistan, Azerbaijan, dan Gaugazia adalah keturunan Oghuz. Istilah Oghuz berangsur tergantikan dengan istilah Turkmen atau Turcoman yang berarti Orang Turki. Mereka pernah memiliki peran utama sebagai tentara bayaran Pangeran Rus untuk memperkuat pasukan kavaleri Rusia. Saat itu mereka dikenal dengan julukan “Topi Hitam”. Mereka juga tercatat pernah memperkuat pasukan Muslim di Timur Tengah, Byzantium, bahkan di Spanyol dan Maroko.

Oguz YabguPeta wilayah Oghuz Yabgu (Kazakhstan saat ini)

Sumber: en.wikipedia.org

Transoxania sendiri adalah nama sebuah wilayah kuno yang terletak di Asia Tengah, antara Sungai Amu Darya (Sungai Oxus) dengan Sungai Syr Darya (Sungai Jaxartes/Yaxartes). Transoxania atau Transoxiana berasal dari bahasa Yunani yang berarti “daerah di sekitar Sungai Oxus”. Setelah ditaklukkan Arab pada abad ke-8, daerah ini dikenal sebagai Ma-Nahr wara’un yang artinya “yang berada di luar sungai”. Orang Persia menyebutnya dengan nama “Turan”. Wilayah ini pernah merupakan salah satu satrap dari Dinasti Achaemenid Persia dengan nama Sogdiana.

Daerah ini sekarang sebagian besar berada di Uzbekistan, tetapi juga sebagian di selatan Kazakhstan,  Tajikistan dan Turkmenistan.

Kota-kota bersejarah yang penting di Transoxania yaitu Samarkand dan Bukhara.

Pada tahun 776 M, Negara Alania terdeteksi dalam peta St. Beat yang terletak antara muara Sungai Danube dengan Dniester.

Pada tahun 820 M Alans memperkuat pasukan Thomas dari suku Slav, pemimpin pemberontakan melawan Kaisar Bizantium (Michael II).

Pada 842 M, Sallam pergi ke negara Alans dengan bertindak sebagai juru bahasa bagi negara Khazars.

Pada 851 M, ekspedisi militer dilakukan oleh bangsa Turk pimpinan Abu Musa Buga Elder terhadap Georgia, Abkhazia, Alans dan Khazar. Serangan ini menyebabkan sekitar seratus Alan dideportasi ke Dmanisi (Tasiri).

Pada 888 M, keturunan suku Alan berjuluk “Alan I the Great”, menjadi raja Brittany. Brittany atau Bretagne adalah wilayah budaya di utara-barat Perancis; meliputi bagian barat Armorica, seperti yang dikenal selama periode pendudukan Romawi. Brittany kemudian menjadi sebuah kerajaan yang independen dan kemudian kadipaten sebelum bersatu dengan Kerajaan Perancis pada 1532 sebagai provinsi. Brittany juga telah disebut sebagai Kurang, Lesser atau Little Britain. Letak Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan. Luas wilayahnya adalah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 888 M, Alan Baqat’ar, sekutu Bagrat I dari Abkhazia berperang melawan raja Georgia, Adarnase II.

Pada 895 M, Alans dan Bulgar dibebaskan dari kekuasaan Khazar.

Pada 900 M, terjadi perang Alano-Khazar selama pemerintahan Aaron, raja Khazaria.

Pada 903 M, Ibnu Rustah memberi keterangan mengenai deskripsi geografis Kerajaan Alania.

Pada 905 M, Raja Alans pindah ke agama Kristen melalui perantaraan Exusiastes dari Abasgia.

Pada 910 M, pengkhotbah-pengkhotbah Kristen dari Bizantium memulai misi pertamanya di Alania. Mereka berusaha membangun fondasi keuskupan di Alania, dimana Peter menjadi Uskup Agung yang pertama.

Pada 920 M, Khazar bertarung dengan Burtas, Oghuz, Bizantium, Kengeres dan Kara Bolgars.

Pada 924 M, upaya aliansi anti-Bulgaria dilakukan oleh Kaisar Romanus I Lecapenus dengan Ruses, Pechenegs, Alans dan Magyars.

Pada tahun 930 M, Kazars bersekutu dengan Alans, dan mengadopsi Yudaisme sebagai agama, serta mengatur pernikahan dinasti.

Pada 931 M, Agama Kristen ditinggalkan oleh Alans yang akhirnya mengusir uskup dan imam yang dikirim oleh Kaisar Bizantium.

Pada 943 M, deskripsi geografis kerajaan Alania dilakukan oleh al-Mas’udi yang sekaligus merupakan orang pertama yang mencatat penampilan kota Magas. Pada tahun ini juga terjadi aliansi antara raja Alans dan raja Daghestan dari kaum Avar. Al-Mas’udi dalam catatannya berjudul “Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia” melaporkan bahwa Raja Alans melengkapi pasukannya sebanyak 30.000 kavaleri. Dia mengatakan bahwa Raja Alans adalah raja yang kuat, dan menikmati pengaruh lebih dibanding raja-raja lainnya. Pada saat itu Alania telah memiliki 150.000 penduduk.

Pada 944 M terjadi persekongkolan antara Alans, Rusia dan Lesghians melawan Arran.

Pada 965 M penghancuran Kekaisaran Khazar serta kekalahan Alans dan Circassians oleh Pangeran Rus (Svyatoslav dari Kyiv).

Pada 977 M, Ibnu Haukal dalam “Wajah Bumi” mencatat bahwa bahasa Azeri dan bahasa Persia digunakan sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di Kaukasus.

Pada 1014 M, Alda (putri Alan), diperistrikan oleh Raja Giorgi I dari Georgia.

Pada 1029 M, Urdure, raja Alans, dibunuh dalam pertempuran oleh Kwirike III, raja Kaxet’i. Pada tahun ini pula terjadi ekspedisi militer yang dipimpin oleh Pangeran Yaroslav Wise dari Kyiv terhadap Alans.

Pada tahun 1032-1033 M, serangan dari Alans, Avars, dan Ruses terhadap daerah-daerah Muslim di Transkaukasia Timur, seperti Sarwan dan Darband mengalami kegagalan.

Pada tahun 1050 Kaisar Constantine IX Monomachus dan putri raja Alania terlibat perselingkuhan.

Tahun 1062 M Dorgoleli diangkat menjadi raja Alans. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan antara raja Georgia (Bagrat IV) dengan putri Alan (Borena).

Pada tahun 1062-1065 M para Alan melakukan serangan melalui Darial terhadap Saddadid, Emirat Arran (Timur Transkaukasia).

Pada 1065 M Raja Alania (Durguleit Yang Agung) berkunjung kepada raja Georgia (Bagrat IV) di Kutais.

Pada tahun 1066 M, banyak keturunan Alanic dari Bretons bergabung dengan William Sang Penakluk dalam penaklukan Inggris. Kontribusi taktik militer diwarisi dari leluhur mereka, dan kemudian menyebarkan pengaruh genetik mereka melalui Inggris ke Skotlandia serta tempat lain. Salah satu frekuensi tertinggi haplotype R1b 35 di mana saja di database Y-STR adalah salah satu sampel dari Paris, Perancis, berdekatan dengan Normandia, dan bahkan lebih dari itu, diantara Amerika keturunan “Cajun”. “Cajun” sebenarnya merupakan kontraksi sehari-hari dari kata “Acadian” (sekarang Nova Scotia dan New Brunswick, dan bagian utara Maine). Mayoritas dari pemukim awal PerancisKanada adalah dari Acadia dan Quebec berasal dari Norman atau Breton. Banyak keluarga Skotlandia yang menunjukkan penanda DYS393 = 12 yang berarti merupakan keturunan dari Alans yang tiba dengan Normandia, sejak Sarmatians yang datang dengan Romawi.

Pada tahun 1072 M, terjadi pernikahan antara Maria Alania (keturunan Alans) dengan kaisar Byzantium, Michael VII Duca Parapinaces.

Pada tahun 1072 M terjadi perekrutan pasukan tentara bayaran di Alania oleh Michael VII Ducas untuk menghadapi pemberontakan Norman Roussel dari Bailleul. Pada tahun ini pula tentara bayaran Alan melayani Comneni bersaudara di Anatolia.

Pada tahun 1075 M intrik licik terjadi di Byzantium yang dilakukan Maria dari Alania (istri Michael VII Ducas) dengan Nicephorus III Botaneiates. Pada tahun ini, Irene dari Alania dipristrikan oleh Isaac Comnenus (saudara tua dari Kaisar Alexios I Komnenos).

Pada tahun 1085 M Adam dari Bremen memberi keterangan tentang suku Scythian kuno di wilayah Baltik timur. Ia mengatakan bahwa di wilayah tersebut hidup suku Alans atau Albans, yang dalam bahasa mereka sendiri disebut Vizzes yang kemudian disebut Ambrones yang dikenal sangat kejam dan terlahir dengan rambut putih.

Hmm.. mungkinkah pernyataan diatas memiliki korelasi dengan hadits berikut:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka. ” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.

Pada 1099 M, Karachai-Balkarian (bagian dari serikat suku Alan) muncul ke permukaan.

Pada 1107 M, Rhosmices, bangsawan dari Alania membantu Bizantium selama invasi Epirus oleh pangeran Norman, Bohemund dari Antioch.

Pada 1116 M, Don Kipchak menyerbu lagi dan dikalahkan oleh Pangeran Rusia. Rusia menyerbu balik Cumans-Kipchaks dan berhasil mengambil kota Sharukhan, Sugrov dan Balin yang dihuni oleh populasi Alano-Bulgar. Pada akhirnya terjadi pernikahan Yaropolk, putra Vladimir II Monomah dari Kyiv, dengan putri Alan. Pada tahun ini pula suku Alan direkrut menjadi tentara bayaran oleh Alexius I Comnenus untuk menghadapi Turki Seljuk pimpinan Sultan Melik Shah.

Pada tahun 1118 M, Suku Kipchak berdamai dengan Alans. Khan Otrak (pemimpin Kipchak yang dikalahkan Rusia) bersekutu dengan Raja Georgia (David IV). Alhasil suku Kipchak boleh menetap di Georgia namun harus membantu Georgia dalam perang dengan Seljuk.

Pada 1150 M, Khuddan menjadi raja Alans. Selain itu, pada tahun ini juga terdeteksi dalam Peta Hieronim nama Sungai Danube yang dinamakan sebagai Sungai Pruth “Alanus”.

Pada tahun 1153 M ahli hukum Muslim, Ibn al-Azraq yang kelahiran Granada, pergi ke Alania bersama-sama dengan Raja Georgia, Demetre I.

Pada tahun 1155 M tentara bayaran dari suku Alan yang dikirim oleh Kaisar Manuel I Comnenus melakukan ekspedisi militer untuk menaklukkan kembali Italia. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan pangeran Georgia (Giorgi) dengan Burdukhan (putri Raja Alan [Khuddan]).

Pada tahun 1160 M Benjamin dari Tudela melakukan perjalanan, dan menemukan bukti adanya komunitas Yahudi di Alania.

Pada tahun 1173 M terjadi perampasan dari Alans, Cumans dan Avar dalam pelayanan terhadap Bekbars dari Darband yang berperang melawan Sirwansah Ahsatan.

Pada tahun 1175 M, seorang Alans bernama Küchük Anbal (yang berarti Turk kecil atau anak selir) yang merupakan saudara dari Putri Yasian membunuh iparnya, Pangeran Andrey Bogolyubsky.

Andrey BogolyubskyTampak pada gambar diatas Andrey I Yuryevich, yang umumnya dikenal dengan julukannya, Andrey Bogolyubsky. Dia adalah anak dari Yuri Dolgoruki (seorang Pangeran Rurikid dan pendiri Moskow). Sedangkan ibunya adalah seorang putri Cuman (yang wilayahnya dikenal dengan sebutan Cuman-Kipchak, setelah bergabung dengan Kipchak). Andrey Bogolyubsky dikenal di Barat sebagai Pangeran Skit/Scythian. Andrey dibeatifikasi sebagai seorang santo dalam Gereja Ortodoks Rusia.

Sumber Gambar: russiapedia.rt.com

Pada tahun 1185 M, tentara bayaran Alan dari Tesalonika menaklukkan Normandia dari Sisilia.

Pada tahun 1189 M terjadi pemusnahan korps tentara bayaran Alan dekat Philippopolis (Plovdiv) oleh tentara salib dari Jerman atas perintah Kaisar Frederick Barbarossa I.

Sekitar tahun 1190 M, terjadi pernikahan antara Ratu Tamar dari  Georgia dengan David Soslan (Pangeran Alans). Bagi Ratu Tamar ini adalah pernikahannya yang kedua setelah sebelumnya ia bercerai dengan Pangeran Rus (Yuri Bogolyubsky). Yuri Bogolyubsky adalah anak dari Andrei Bogolyubsky yang mati terbunuh (lihat 1175 M). Pernikahannya dengan Ratu Tamar adalah pernikahan yang diatur oleh bangsawan Georgia. Besar kemungkinan, pernikahan tersebut diatur untuk meredam ambisi Yuri yang ingin kembali menguasai Rus (yang saat ini meliputi wilayah Rusia, Ukraina, dan Belarus) yang telah berada dalam genggaman penguasa keturunan Alan dari daerah pegasingannya (di Kipchack Khanate). Jika hal tersebut terjadi (Yuri menguasai Rus), maka bisa jadi Rus suatu saat akan meluaskan wilayah kekuasaannya sampai ke Georgia.

Rus MapTampak dalam peta diatas wilayah Belarus, Ukraina, dan Rusia, yang dekat dengan Georgia

Sumber Gambar: jeremyrenners.blogspot.com

Pangeran Yuri diceraikan oleh Ratu Tamar karena dituduh menjadi pemabuk berat, ambisius, dan terlibat dalam kejahatan seksual (melakukan sodomi). Walaupun hal buruk tersebut bisa jadi telah diatur dan merupakan jebakan atas dirinya, namun Yury diusir dari Georgia pada tahun 1188 M. Pada tahun 1191, ia bersekutu dengan beberapa bangsawan kuat Georgia untuk memimpin pemberontakan melawan Tamar. Namun pemberontakannya berhasil dipadamkan, dan Tamar mengampuninya. Tetapi ia sempat memberontak lagi dalam beberapa tahun, namun ia dikalahkan lagi. Ia akhirnya benar-benar terusir dari Georgia. Sejak itu, Yuri menghilang dari sejarah.

Sedangkan Ratu Tamar adalah putri dari George III, Raja Georgia, dan permaisurinya Burdukhan, putri Raja Alania. Ratu Tamar konon memilih sendiri David Soslan sebagai suami keduanya. David Soslan sendiri ditengarai sebagai keturunan dari George I dari Georgia (1014-1027) dan istrinya yang merupakan Putri Alan (Alde/Alda) yang merupakan orang tua dari Demetrius/Demetre [ayah David]. Yang tak kalah mengejutkan, baik nama David maupun Tamar berasal dari bahasa Ibrani dan seperti nama-nama alkitabiah lainnya, disukai oleh Dinasti Georgia (Bagrationi) karena klaim mereka sebagai keturunan Efraim dan Daud (David), raja kedua Bani Israil. 

Pada tahun 1222 M, suku Alans dan Cumans-Kipchak dikalahkan oleh serangan Mongol-Tatar, yang menyebabkan Mongol-Tatar berhasil merebut ibukota Alania [Magas (Meget)].

Pada tahun 1223 M, Georgia disubordinasikan oleh Mongol, tetapi keturunan Thamar dan David bertahan dan terus memasok Georgia dengan raja sampai abad kesembilan belas. Salah satunya adalah Pangeran Ovs (sebutan Alans bagi orang Georgia dan bisa jadi merupakan asal kata dari “Ossetia”).

Pada tahun 1225 M, suku Alans membantu Georgia pimpinan Ratu Rusudan (putri dari Tamar dan Soslan) melawan invasi Kekaisaran Khwarezmian pimpinan Hwarezmsah Galal al-Din.

Pada tahun 1226 M, Uskup Theodore mulai melakukan perjalanan pastoralnya ke Alania.

Pada tahun 1229 M, Mongol mengirim para Alan ke Cina selama pemerintahan Ogodei dan Mongke.

Pada tahun 1236 M, Qachir-Ukule (pemimpin Ases) ditangkap dan dieksekusi oleh Mongke di tepi Volga.

Pada tahun 1239 M terjadi aneksasi Alania ke Ulus Juchi.

Pada tahun 1243 M terjadi pernikahan antara Raja Georgia Raja Davit VII Ulu (Turk. “David Uĝlu = Besar”) dengan putri Alan bernama Altun (Turk. “Emas”).

Pada tahun 1245 M, sebagian Alans mencoba menyerang Mongol demi mendapatkan kembali sebagian wilayah mereka di Kaukasus.

Pada tahun 1253 M, Friar William dari Rubruck melakukan perjalanan ke Kekaisaran Mongol, dimana Alans juga berada disitu (di Karakorum).

Pada tahun 1258 M, Alan terlibat sebagai tentara bayaran dalam membantu aktifitas militer Dinasti Yuan (Mongol) di Cina.

Pada tahun 1261 M, hubungan diplomatik terjadi antara Mamluk (dibawah kepemimpinan Sultan al-Malik al-Zahir) dengan Kipchak Khanate (dibawah kepemimpinan Berke), melalui pedagang Alan.

Pada 1263-1264 M dilaporkan adanya pemukiman Alan di Krimea (wilayah Rusia saat ini).

Pada 1275 M terjadi pembantaian oleh garnisun Kristen Alan dalam pelayanan terhadap Mongol pimpinan Jenderal Bayan di kota Zhenchao (Jiangsu) di Cina.

Pada 1277 M terjadi ekspedisi militer oleh Pangeran Rus terhadap Alans yang dikirim oleh pemimpin Kipchak Khanate (Mongke Termir).

Pada 1278 M, Mongol-Tatar dan Ruses merebut kota Alania (Dediakov).

Pada 1280 M, Alans melayani Kepala Suku Mongol (Noyai) di Kipchak Khanate.

Pada 1290 M terjadi serangan oleh Alan yang dipimpin oleh Pangeran Parejan ke Georgia.

Pada 1300 M terjadi perang saudara di Kipchak Khanate. Pada tahun ini juga terjadi serangan oleh Alan pimpinan Bagatar di Georgia.

Pada 1301 M terjadi perdagangan budak Alan dari koloni Italia di utara Laut Hitam ke Eropa.

Pada 1302 M tentara bayaran Alan tiba di Byzantium untuk membantu Romawi melawan Turki.

Pada 1304 M Bizantium merekrut Alans Kaukasus sebagai sekutu proksi.

Pada 1304-1306 M terjadi bentrokan antara tentara bayaran Alan dengan perusahaan besar Catalan di wilayah Kekaisaran Bizantium.

Pada 1310 M tiga puluh ribu Alans terlibat dalam pelayanan untuk kekaisaran Mongol (Dinasti Yuan) di Cina.

Pada 1314 M terjadi kekalahan dan pengusiran Alans dari Georgia oleh Raja George V.

Pada 1318 M kehadiran Alans (Yasses / Jasses) terdeteksi di Hongaria.

Pada 1322 M, Alans dari Itiles (Itil) dan Temeres (Timur) melayani/membantu Raja Bulgaria (Tsar George II Terter), yang bertanggung jawab atas pertahanan Philippopolis dalam perang melawan Bizantium.

Pada 1329 M, Sayf al-Din Bahadur As (Asian Bogatyr), atau yang dikenal dengan nama Alan Mamluk (keturunan Alan) meninggal di Mesir.

Pada tahun 1333 M, Ibn Battuta menginap di Kipchak Khanate, dimana ia menemukan Muslim Alan di Sarai al Djadid, ibukota Özbeg Kagan.

Pada 1336 M, kedutaan dikirim oleh Kaisar Mongol (Togon Temur) dan lima pangeran Alan di Cina untuk Paus Benediktus XII. Hal ini terkait dengan misi Friar John dari Marignolli di Khan Baliq (Beyjing).

Pada 1349 M, John Cantacuzenus menjadi “Kaisar Alans”.

Pada 1385 M, para Alans dikuasai oleh Tar-Tar yang berhasil menghancurkan ibukota Alania (Maghas) dan bergabung bersama mereka dibawah kepemimpinan Toqtamish Khan (keturunan dari cucu tertua Genghis Khan) untuk melawan Persia. Namun akhirnya pada tahun 1395 mereka dikalahkan oleh Persia dibawah kepemimpinan Tamerlan (Timurleng) di Kaukasus Utara, yang membantai Alan secara masif. Para korban terfragmentasi, didorong lebih jauh ke selatan Kaukasus, mulai mengintegrasikan diri dengan penduduk asli dan akhirnya kembali muncul sebagai proto-Ossetia. Mereka membentuk menjadi dua kelompok, Digor dan Iron.

Yang unik disini adalah perkataan iron. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa kata “iron” tersebut mungkin memiliki makna yang sama dengan kata “Iran”. Ini karena bahasa orang Iron sangat mirip dengan bahasa orang Iran. Sejarawan memasukkan bahasa orang Iron (Iron Dialect) dalam keluarga bahasa Indo-Eropa, Indo-Iran, dan Iran. Namun bisa jadi juga bahwa kata “iron” berarti “besi”, mengingat bahasa Iron juga memiliki hubungan dengan bahasa Anglo-Saxon. Jika ini benar, maka semakin menguatkan pendapat bahwa mereka memang pernah terkungkung oleh Dinding Besi Derbent yang dibuat oleh Zulkarnain, sehingga mereka mengatakan dirinya sebagai “Bangsa Besi (Iron People)”. Disamping itu, bisa jadi juga memiliki makna “pandai besi”. Hal ini karena sejak nenek moyang mereka (bangsa Kassites), mereka terkenal sudah pandai membuat pisau dan pedang yang terbuat dari besi berlapis baja. Oleh sebab itu, Wikipedia mengatakan bahwa jika mengacu ke bahasa Proto Indo Eropa, maka Iran berarti ar-yo- (aryan) yang memiliki makna “perakit terampil (skillful assembler)“. Kata “assembler” dalam Bahasa Inggris lebih ditujukan kepada perakitan mesin (yang terbuat dari besi/baja). Sedangkan kata “Digor” mungkin berhubungan dengan kata “Georgia” sebagai tempat tinggal sebagian besar diantara mereka.

Pada 1400 M, Alan melayani kepala suku Arugtai di Mongolia.

Pada 1690 M, Kabardins (kelompok Adyg) mengisi dataran Alania.

Pada tahun 1767, daerah Alans jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan Rusia.  Dalam hal identitas mereka membentuk Ossetia yang berbasis di Georgia saat ini dan berbatasan dengan Republik Rusia. Mereka adalah salah satu wakil yang tersisa dari Scythians kuno dan Sarmatians. Sebagian besar orang Ossetia beragama Kristen Ortodoks dan sebagiannya lagi beragama Islam. Agama Kristen Ortodoks dianut mereka setelah Rusia menekan mereka untuk pindah agama. Sedangkan agama Islam diperkenalkan oleh tetangga mereka (orang-orang Kardabay). Selama perang Rusia – Georgia, banyak dari Muslim Digor dan Muslim Iron yang beremigrasi ke Kekaisaran Ottoman, dan saat ini menjadi warga minoritas di Turki.

Beberapa kota dengan nama yang mungkin terkait dengan ‘Alan’, seperti: Allainville, Allaines, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Eure-et-Loir, dan Les Allains, serta Eure mencermikan bukti keberadaan mereka di Eropa. Begitupun dengan nama hewan seperti Alaunt dan Alano, yang secara historis telah digunakan untuk sejumlah ras anjing di beberapa negara Eropa diperkirakan turun dari anjing asli dari Alans. Alaunt/Alano dikenal di Eropa sebagai jenis anjing yang sangat pandai berburu dan berkelahi.