Archive for the ‘Suriah’ Tag

3.20. Simbol-simbol Masonik   Leave a comment


Simbol atau lambang merupakan tanda pengenal bagi sebuah organisasi. Bahkan karena simbol atau lambang, orang dengan cepat mengetahui dan mengenali organisasi tersebut. Sebagai sebuah organisasi, Freemasonry juga memiliki simbol. Uniknya, karena organisasi ini bersifat tertutup dan rahasia, organisasi persudaraan kuno bangsa Yahudi ini memiliki simbol lebih dari satu. Lambang jangka dengan penggaris siku yang diposisikan sedemikian rupa hanya satu di antaranya.

TGWMNMTampak pada gambar; The George Washington Masonic National Memorial yang merupakan gedung Masonik yang berlokasi di Alexandria, Virginia, AS. Gedung ini dibangun untuk menghormati Jenderal George Washington, Presiden AS pertama yang merupakan pentolan Freemason. Tampak pada gedung yang menampakkan lambang jangka dengan penggaris siku atau penggaris kuadrat. Penggaris kuadrat (the square) merepresentasikan pokok generatif (reproduksi) dari perempuan (pasif), bumi, watak sensual yang lebih dasar; sedangkan jangka (the compass) merepresentasikan pokok generatif dari lelaki (aktif), matahari/surga, dan watak spiritual lebih tinggi. Jangka diatur di atas penggaris kuadrat untuk menyimbolkan lelaki (matahari) yang membuahi perempuan (bumi) dengan “sinar kehidupannya”. Jadi makna yang terkandung adalah bahwa “matahari yang aktif” (dewa matahari) dari atas memberikan kehidupan kepada “bumi yang pasif” (dewi kesuburan) di bawah untuk menghasilkan kehidupan yang baru. Secara sederhana kita dapat memaknai bahwa jangka dapat membentuk lingkaran (matahari), sedangkan penggaris siku dapat membentuk persegi (wadah/tempat). Jika digabungkan maka keduanya dapat membentuk lingkaran dalam persegi (squaring the circle) yang dapat diartikan sebagai “wadah yang disediakan untuk menampung suatu tujuan (goals)”. Sementara huruf G merupakan singkatan dari Gamma (bahasa Yunani) yang bentuknya L terbalik seperti Γ. Alasannya, salah satu dari 3 perangkat “speculative masonry” adalah persegi (wadah). Asal usul huruf “G” disini sebenarnya merupakan sebuah wadah panah melingkar yang merupakan konsep idealisasi dari OUROBOROS (simbol ular yang memakan ekornya sendiri sehingga membentuk lingkaran).

Sumber: victoriajackson.com (gambar kiri), en.wikipedia.com (gambar kanan)

Keunikan Freemasonry yang lain adalah, organisasi ini memiliki kode-kode agar antar sesama anggota dapat saling mengenali, namun orang di luar organisasi ini takkan tahu. Mereka bahkan memiliki tata cara pergaulan yang khas yang tidak dimiliki organisasi lain yang non Yahudi.

Berikut simbol-simbol Freemasonry tersebut:

One EyeTampak lambang Mata Satu (One Eye) yang berada pada celemek George Washington. Lambang Mata Satu sering juga disebut “All Seeing Eye”, karena dianggap dapat melihat ke segala arah.

Sumber: richardcassaro.com

Lambang diatas pasti telah sangat akrab dengan Anda karena dapat ditemukan pada uang kertas pecahan satu dolar Amerika, dan telah sering pula dibahas para pecinta teori Konspirasi. Simbol ini berupa piramida dengan puncak terpisah dari badannya, dan pada puncak tersebut terdapat sebuah mata yang digambarkan tengah melihat ke segala arah. Bila Anda pernah berkunjung ke lodge-lodge para Mason dimana pun di seluruh dunia ini, dan juga ke sinagog yang merupakan kuil tempat kaum Yahudi beribadah, simbol ini juga dapat ditemukan.

Piramid pada simbol ini merupakan representasi dari Piramid Cheops, kuburan Fir’aun yang terbesar. Mengapa merepresentasikan hal ini? Jawabannya adalah, ajaran Kabbalah yang dianut Yahudi, termasuk pada Mason, merupakan ajaran yang juga dianut para penyihir raja yang ditenggelamkan Allah di Laut Merah tersebut. Sedang mata pada puncak piramid merepresentasikan Mata Dewa Horus (Dewa Matahari), salah satu dewa yang disembah kaum Yahudi selain Lucifer, raja iblis yang dianggap Tuhan oleh mereka.

horus eyeMata Dewa Horus

Sumber: gendis-vanjava.blogspot.com

Bukti bahwa Yahudi menganggap Lucifer sebagai Tuhan, bisa dikaji dari tulisan Albert Pike, grand master Illuminati pengganti Adam Weishaupt, dalam tulisan berjudul ‘Moral dan Dogma’. Pada halaman 321 dan 567 tulisan tersebut terdapat kalimat yang menyatakan bahwa Lucifer adalah Sang Cahaya Pembimbing dan Malaikat Cahaya. Bahkan dalam tulisannya yang berjudul ‘The Lost Keys to Freemasonry’ yang terbit pada 1979, pada halaman 48 Manly P. Hall, seorang Mason berkata, bahwa para Mason juga mempelajari berbagai keterampilan tangan dan meyakini, bahwa hal tersebut sepenuhnya dibimbing oleh tangan Lucifer.

Wikipedia mengatakan bahwa Lucifer dalam bahasa Arab disebut Azazil yang merupakan nama asli dari iblis, dan merupakan bapak dari bangsa jin. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa nama asli Iblis adalah al-Harits. Menurut beberapa ulama `Azâzîl adalah pemimpin kelompok syaitan dari kalangan jin dan manusia. Konon sebelum diciptakannya Adam, Azâzîl pernah menjadi Imam para Malaikat (Sayyid al-Malaikat) dan Khazin al-Jannah (Bendaharawan Surga), selama beberapa puluh ribu tahun sebelum membangkang kepada Allah. Nama Azazil dapat ditemukan dalam beberapa kitab tafsir, diantaranya dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, (Mujallad I-1/76 – 77), Tafsir Al- Khozin – Tafsir Al- Baghowi (I-1/48). Azâzîl sangat banyak memiliki nama panggilan seperti, “Abu Kurdus”, Sayid al-Malaikat dan Khazin al-Jannah. Di setiap langit ia memiliki julukan yang sangat bagus, sampai akhirnya dipanggil “Iblis” oleh Allah, ketika ia tidak mau menghormati Adam.

azazilTampak pada gambar kiri, sebuah gambaran tentang Azazel dalam bentuk yang sangat dikenal, yaitu bentuk setan-kambing jantan (Baphomet), karya Collin de Plancy Dictionnaire Infernal (Paris,1825). Sedangkan gambar kanan adalah Gunung Azazil (Jabal Muntar) di Gurun Yudea, Suriah, yang dianggap sebagai tempat dimana Azazil dibuang ke bumi.

Sumber: id.wikipedia.org

Freemasonry meletakkan Mata Horus di puncak piramida sebagai penegasan bahwa ‘Mata Tuhan’ melihat dan mengawasi aktivitas mereka dan para ghoyim (non Yahudi), serta konsisten untuk mencapai tujuan menguasai dunia. Simbol ini diputuskan untuk diterakan pada uang satu dolar Amerika dan menjadi salah satu lambang negara itu pada 1776 dalam sebuah pertemuan rahasia yang diselenggarakan para anggota Kongres Konstitusi Amerika yang di antaranya merupakan tokoh-tokoh Freemason-Illuminati.

Selain lambang mata satu, lambang lainnya yang amat populer adalah “Bintang Daud”, karena merupakan lambang khas kaum Yahudi, yang juga digunakan oleh para Mason. Bila Anda pernah mengkonsumsi minuman suplemen M150 atau permen bermerek Goliath, Anda akan menemukan lambang berbentuk segi enam atau heksagram ini. Lencana para sherif di Amerika pun menggunakan lambang ini.

David Star IsraelTampak Star of David (Bintang Daud) yang merupakan lambang bendera Israel berdiri disamping bendera AS (The Star Spangled Banner).

Sumber: usmediaandisrael.com

Bintang David bersumber dari segitiga sama sisi yang diletakkan tumpang tindih. Konon lambang ini merupakan lambang yang digunakan oleh Nabi Sulaiman (King Solomon) semasa masih berkuasa, sehingga dapat dikatakan bahwa lambang ini merupakan cap seorang nabi dan merupakan simbol suci. Namun setelah diadopsi Yahudi dan Freemasonry maknanya menjadi berbeda dan lebih luas, karena menjadi simbol penyembahan terhadap berhala (paganisme). Dalam artikel berjudul ‘Alegori dan Simbol-simbol di Dalam Ritual Kita’, Mimar Sinan menulis begini:

“Sebuah segitiga sama sisi dengan tiga ujung yang sama jaraknya satu sama lain, menunjukkan bahwa nilai-nilai sama. Simbol yang diadopsi oleh kaum Mason ini dikenal sebagai Bintang David. Simbol ini merupakan sebuah segi enam yang terbentuk dari peletakan sebuah segitiga sama sisi terbalik di atas segitiga sama sisi lain. Sebenarnya, asal usul simbol ini adalah dari Mesir Kuno. Emblem ini sering digunakan oleh para Templar sebagai simbolisme pada dekorasi dinding di gereja-gereja mereka (Gereja Yohanes Pembaptis atau Gereja Magdalena, atau mungkin juga Gereja Yesus sebagai kamuflase). Setelah para Templar disingkirkan, simbol ini mulai digunakan di sinagog-sinagog. Di dalam Masonry, pengertian simbol ini bersifat universal sebagaimana pada masa Mesir Kuno. Jika Anda hapus dasar dari kedua segitiga sama sisi, Anda akan menemukan simbol aneh yang sangat Anda kenal, yakni simbol Freemasonry: dua jangka berhimpitan bertolak belakang.”

pillarsPilar Kembar

Sumber: cedargrass.tumblr.com

Simbol pilar kembar seperti gambar diatas dapat ditemukan di pintu masuk kuil-kuil atau gedung Masonik. Juga dalam buku-buku, majalah, dan lain-lain yang diterbitkan para Mason. Kedua pilar sering disebut “Jachin” dan “Boaz” yang berarti establish (mendirikan / menetapkan) dan strength (kekuatan). Pilar kembar juga merepresentasikan matahari dan bulan, yang diambil dari arti kata Solomon (sol=solar=matahari; mon=moon=bulan).

Simbol pilar kembar konon merupakan tiruan dari dua tiang yang ada di pintu masuk Haikal Sulaiman (Kuil Solomon). Namun demikian, penggunaan simbol ini bukanlah wujud penghargaan para Mason terhadap Nabi yang mampu berbicara kepada binatang dan memerintah jin tersebut, melainkan sebagai penghormatan bagi para dewa yang mereka sembah.

Mengenai hal ini, dalam tulisannya yang berjudul ‘Alegori dan Simbol-simbol dalam Ritual Kita’, Mimar Sinan juga menulis begini; “Di Mesir, Horus dan Set merupakan arsitek kembar dan dianggap penopang langit. Bahkan begitu juga Bacchus di Thebes. Kedua tiang di dalam lodge kita berasal usul dari Mesir Kuno. Salah satu tiang ini berada di selatan Mesir, di kota Thebes; yang lainnya berada di utara Heliopolis. Di pintu masuk kuil Amenta yang dipersembahkan untuk Ptah, dewa kepala Mesir, disebutkan dua tiang, dinamai kecerdasan dan kekuatan, yang didirikan di depan gerbang masuk keabadian”.

coin pillarsTampak pada gambar diatas sebuah koin yang menampakkan pilar kembar, jangka-siku, bulan – matahari, serta all seeing eye. Koin tersebut diterbitkan pada tahun 1813, diambil dari Loge HHH (Harmonia-Hono-Humanitas) di Le Havre, Prancis. Kini koin tersebut berada di Stadsmuseum (STAM) di kota Ghent, Belgia.

Sumber: divine-name.info

Selain simbol-simbol diatas, salah satu simbol kaum pagan lainnya adalah bangunan Obelisk. Simbol ini diambil dari salah satu gaya arsitektur Mesir Kuno. Obelisk berbentuk menara tinggi dengan posisi tegak lurus menjulang ke langit dan dihiasi sebuah piramid pada puncaknya. Obelisk antara lain dapat ditemukan di New York, London, Paris, dan Jakarta yang kita kenal dengan nama Monas. Simbol ini umumnya dibangun menghadap gedung atau pusat kekuasaan sebagai cerminan dari ‘kejantanan’ dan ‘kekuatan’, seperti halnya Monas yang menghadap ke Istana Negara. Obelisk juga berdiri kokoh di tengah-tengah lapangan Katedral Saint Peter, pusat tahta suci Vatikan.

Washington MonumentTampak diatas, gambar Washington Monument yang merupakan salah satu bangunan berbentuk obelisk yang terletak di ibukota AS, Washington DC.

Sumber: dcpages.com (gambar kiri), newswithviews.com (gambar kanan)

Obelisk merupakan simbol paganisme, karena simbol ini dianggap sebagai lambang kesucian Dewa Matahari, ritus penyembahan, kekuatan, dan lambang keperkasaan (maskulinitas). Obelisk sering juga diistilahkan sebagai phallus atau phallic yang berarti penis (organ kelamin laki-laki). Penjelasan bagus mengenai ini diberikan oleh website http://www.newswithviews.com/Horn/thomas131.htm dan film berjudul “Freemasonry and Phallic Symbolism” di YouTube.

Selain Obelisk, dikenal juga apa yang diistilahkan sebagai “Circle With Dot” (Lingkaran dengan Titik). Lambang berupa lingkaran dengan titik di tengahnya ini merupakan bagian dari kepercayaan satanisme (okultisme) yang terkait dengan organ kewanitaan, dan merupakan ‘pasangan’ Obelisk yang melambangkan maskulinitas.

Dalam tulisan berjudul ‘Point Within Circle’ (Titik dalam Lingkaran) yang diterbitkan Masonic Short Talk Bulletin edisi Agustus 1931 disebutkan bahwa simbol ʘ (lingkaran dengan 1 titik di tengah) merupakan simbol okultis dari organ kewanitaan (dikenal sebagai “yoni”). Ini karena ritual seks adalah bagian dari satanisme, sehingga untuk melakukan ritual seks tersebut para pemuja satanisme harus memiliki simbol organ wanita (vagina) untuk digabungkan dengan simbol organ lelaki yaitu obelisk atau disebut juga dengan “lingga”. Simbol “Circle With Dot” juga merupakan representasi matahari yang merupakan simbol Dewa kaum Pagan Mesir Kuno, dimana orang Yunani menyebutnya “Theòs” yang inisialnya adalah “Θ atau ʘ = Theta“.

cwdTampak gambar “Circle With Dot” dalam piramida

Sumber: ionamiller2010.iwarp.com

Posted 28 Juni 2015 by Ada in T. Simbol-simbol Masonik

Tagged with , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

2.2. Kemunculan Suku Alan   Leave a comment


Ada hal menarik dari asal kata Darial Gorge, tempat Ya’juj wa Ma’juj pernah tertahan yang berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans (Alani) di Persia. Besar kemungkinan dinamakan demikian karena lewat celah inilah Bangsa Alan dulunya selalu lewat untuk menyerang Derbent dan sekitarnya. Namun bisa jadi juga bahwa nama Darial Gorge berasal dari nama Raja Darius Agung (Darius I) yang membuat ngarai tersebut menjadi tempat terkungkungnya bangsa Alan, karena bangsa tersebut hanya bisa melihat Derbent dari Darial, sebab mereka tidak mampu menembus benteng yang dibuat Darius.

Oleh sebab itu, nama Darial dan nama Darius memiliki kemiripan, sama-sama berkonsonan d-a-r-i. Bahkan jika kita memakai bahasa asli Darial dari Georgia, yaitu Darialis dengan bahasa Iran Kuno (Elamite) dari Darius, yakni Dariamauis, maka nyaris tidak ditemukan adanya perbedaan berarti dalam pengucapannya. Maka dari itu, boleh jadi kata “Darial” berarti tempat dikurungnya bangsa Alan oleh Darius.

Berdasarkan materi arkeologi, Alans adalah salah satu suku nomaden dari Iran yang mulai memasuki era Sarmatian antara pertengahan abad ke-1 dan abad ke-2. Nama “Alani” muncul pada waktu yang hampir bersamaan di geografi Yunani-Romawi dan sejarah Dinasti Cina.

Suku Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1 dan dijelaskan sebagai orang-orang kejam yang suka berperang. Mereka sering menyerang kerajaan Persia dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran Romawi. Bangsa Alan dikenal sangat pandai berkuda, dimana dalam keadaan berkuda mampu memainkan berbagai senjata tajam dengan lihai, serta memiliki pergerakan yang sangat cepat dalam menyerang lawan-lawannya.

Di Persia, suku Alan disebut dengan nama Saka atau dalam dunia sejarah lebih dikenal dengan istilah suku Schytians/Scythia, namun terkadang juga disebut dengan nama Aorsi, Agathyrsi, Roxolani, Hun, Masguts, Massagetae, Iazygez, Yazygs, Maeotis, Dacians, Chionite, Xiongnu, Burtas, Cumans, Turks, Tatars, dan lain-lain. Adanya penyebutan yang berbeda-beda ini disebabkan sebagai akibat dari perbedaan penyebutan lafadz atau dialek serta nama daerah asal atau kediaman yang berbeda-beda dari suku-suku itu. Secara umum suku-suku nomaden dan bar-bar tersebut disebut dengan istilah Sarmatian oleh para sejarawan. Pada akhirnya suku-suku Sarmatian dari berbagai penjuru berkumpul dan bersatu, dan akhirnya lebih dikenal dengan nama Schythia atau Alan. Menurut saya, suku Alan atau Schytia inilah yang dimaksud sebagai Ya’juj wa Ma’juj.

kulit sakaTampak pada gambar (1), relief suku Saka bersama kuda mereka yang berada di Persepolis, Iran. Tampak wajah mereka seperti topi baja yang berbulu. Sementara gambar (2) adalah alas kaki bulu suku Schythian, sedangkan gambar (3) menunjukkan perisai mereka yang terbuat dari kulit dan rotan, dan gambar (4) merupakan pakaian mereka yang terbuat dari kulit yang bersulamkan legenda kuda terbang bertanduk [unicorn/pegasus] (tersimpan di Hermitage Museum, St. Petersburg – Rusia).

Sumber: kavehfarrokh.com (1), pinterest.com (2), bookandsword.com (3), skinandbonetattoo.blogspot.co.id (4)

Penjelajah terkenal Marco Polo pernah mengatakan bahwa suku Comanians terperangkap di belakang Dinding Besi Alexander. Suku ini pada akhirnya bersatu dengan suku Kipchak, sehingga sering disebut sebagai Cuman-Kipchak. Yang mencengangkan adalah ciri-ciri bangsa ini sangat mirip dengan ciri-ciri Ya’juj Ma’juj, dimana rambut mereka berwarna terang; ada yang pirang dan ada yang merah, serta kulit kekuningan. Bahkan dari patung mereka yang ada di Luhansk – Ukraina menunjukkan bahwa mata mereka kecil dan memiliki wajah seperti perisai (lihat gambar bawah).

KipchakPatung suku Kuman-Kipchak di Luhansk – Ukraina

Sumber: en.wikipedia.org

Dalam bukunya yang berjudul Yas’aluunaka Min Zulkarnain, Abul Kalam Azad menyebut suku Scythia/Schytian dengan “Sitahin”. Ia mengatakan bahwa pada tahun 700 SM, muncul suku Sitahin diatas panggung sejarah. Mereka menyerang daerah-daerah di Asia Barat, salah satunya adalah serangan yang terjadi pada 620 SM. Mereka melewati celah Darial di Pegunungan Kaukasus sebagai tanda bahwa barisan depan dari pasukan yang kejam itu sampai di Ninoi (Ninive), mereka memusnahkan Azerbaijan, Mazandaran, Jailan, dan Kurdistan.

Maka dari itu, tak heran jika Mikhail Lermontov mengejawantahkan Darial Gorge sebagai iblis, karena dari tempat inilah suku Alan atau Schythia, sang pemuja setan sering bersemayam. Dari sinilah mereka sering melancarkan serangan brutal dan biadab terhadap negeri-negeri yang ingin mereka kuasai. Di lokasi inilah mereka pernah membantai, menyiksa, dan memperkosa. Dan di tempat ini pula mereka sering berbuat tak senonoh dan menjijikkan, serta melakukan ritual-ritual aneh yang sangat disenangi oleh iblis.

Apa yang dikatakan sejarawan timur, Abul Kalam Azad menunjukkan bahwa Alans/Schythians rupanya sudah muncul sebelum milenium ke-1, yakni pada tahun 700 SM. Pendapat ini diperkuat dalam sumber-sumber Assirian yang menyebut nama Scythian dengan istilah Ishkuza = Ish-Oguz pada 650 SM.

Sejarawan Yahudi kontemporer, Josephus, mengatakan dalam bukunya berjudul “Perang Yahudi bagaimana Alans atau Scythians yang tinggal dekat Danau Meotis, dan pernah terperangkap oleh Gerbang Besi (yang dibuat oleh Raja Alexander) menjarah dan mengalahkan tentara Pacorus II, raja Media, dan Tiridates I, Raja Armenia, dua bersaudara yang kerajaannya diberikan oleh saudara mereka yang lain, Vologases I (raja Parthia). Saat itu, Parthia menguasai Media dan Armenia.

Berikut perkataan Josephus (dari Wikipedia):

Now there was a nation of the Alans, which we have formerly mentioned somewhere as being Scythians, and inhabiting at the Lake Meotis. This nation about this time laid a design of falling upon Media, and the parts beyond it, in order to plunder them; with which intention they treated with the king of Hyrcania; for he was master of that passage which king Alexander shut up with iron gates. This king gave them leave to come through them; so they came in great multitudes, and fell upon the Medes unexpectedly, and plundered their country, which they found full of people, and replenished with abundance of cattle, while nobody durst make any resistance against them; for Pacorus, the king of the country, had fled away for fear into places where they could not easily come at him, and had yielded up everything he had to them, and had only saved his wife and his concubines from them, and that with difficulty also, after they had been made captives, by giving them a hundred talents for their ransom. These Alans therefore plundered the country without opposition, and with great ease, and proceeded as far as Armenia, laying all waste before them. Now, Tiridates was king of that country, who met them and fought them but had luck to not have been taken alive in the battle; for a certain man threw a net over him from a great distance and had soon drawn him to him, unless he had immediately cut the cord with his sword and ran away and so, prevented it. So the Alans, being still more provoked by this sight, laid waste the country, and drove a great multitude of the men, and a great quantity of the other prey they had gotten out of both kingdoms, along with them, and then retreated back to their own country.

Dari perkataan Josephus diatas kita dapat memetik pelajaran bahwa suku Alan yang merupakan kaum “Ya’juj wa Ma’juj” memang pernah terhalang oleh gerbang besi, serta menghancurkan berbagai wilayah yang dilaluinya.

Sisi menarik lainnya dari perkataan sejarawan Josephus bahwa ia menyebut kata “Hyrcania”; tempat yang menurut saya dimaksud QS. 18:93 sebagai tempat “diantara dua gunung”. Hyrcania saat ini bernama Mazandaran yang berarti dalam batas atau batas gunung, persis petunjuk yang diberikan QS. 18:93. Tempat ini memiliki panorama menawan serta lahan subur, yang ditumbuhi banyak pohon penghasil kayu, memiliki banyak sungai yang semuanya berjalan dari gunung ke laut, dan hewan-hewan herbivora maupun karnivora.

Wikipedia mengatakan:

Hyrcania, now called Mazanderan, comprehends the largest and widest portion of the low plain along the shores of the Caspian Sea. It is one of the most fertile provinces of the Persian empire, whether the mountains or the plains are considered. Travellers passing through the forests of Mazanderan, pass through thickets of sweetbriar and honeysuckle ; and are surrounded with acacias, oaks, lindens, and chestnut trees. The summits of the mountains are crowned with cedars, cypresses, and various species of pines. So beautiful is this district, that in the hyperbolical language of the orientals it is styled, Belad-al-Irem, or, the Land of the Terrestrial Paradise.

Selanjutnya dalam Wikipedia disebutkan:

“Hyrcania (Ὑρκανία) adalah nama Yunani yang berasal dari bahasa Persia Lama Verkâna seperti yang tercatat dalam Prasasti Behistun Raja Darius Agung, serta di Prasasti Kuno berskript cuneiform lainnya di Persia. Verka berarti “serigala” dalam bahasa Persia Kuno. Dalam bahasa Avesta disebut Vəhrkō, dalam bahasa Gilaki dan Mazandarani disebut Verk, dalam bahasa Persia modern disebut gorg, dan dalam Sansekerta disebut Vŗka (वृक). Akibatnya, Hyrcania berarti “Tanah Serigala”. Nama itu meluas ke Laut Kaspia dan mendasari nama kota Sari (Zadracarta), kota pertama dan kemudian terbesar di bagian utara Iran (Mazandaran, Golestan [Gorgan], dan Gilan) dan merupakan ibukota Hyrcania kuno.

cangkir emas HyrcaniaTampak pada gambar diatas, cangkir emas orang Hyrcania yang diperkirakan merupakan peninggalan pada tanggal paruh pertama di Milenium ke-1, digali di Kalardasht di Mazandaran.

Sumber: en.wikipedia.org

Kata “Verk” dan “Vrka” merupakan dasar dari kata “Vargr”, “Warg” dan “Varg” dalam mitologi nordik yang berarti serigala dan khususnya mengacu pada serigala Fenrir dan anak-anaknya Sköll dan Hati. Berdasarkan hal ini, JRR Tolkien dalam fiksi nya (yang dikenal dengan judul The Hobbit dan The Lord of the Rings) menggunakan bahasa Inggris Kuno (warg) untuk menyebut makhluk seperti serigala dari jenis yang sangat jahat.

WargTampak pada foto sebelah kiri, seorang wanita raksasa yang memegang ular sedang mengendarai warg pada batu bergambar. Batu bergambar ini berasal dari monumen kuno (Monumen Hunnestad) yang telah hancur di Swedia. Sedangkan gambar sebelah kanan menunjukkan warg yang ditunggangi oleh seorang kaum barbar yang melayani Sauron (Dewa bermata satu) dalam film The Lord of The Rings.

Sumber: en.wikipedia.org (gambar kiri), lotr.wikia.com (gambar kanan)

Dalam literatur Latin, Hyrcania sering disebutkan dalam hubungan dengan harimau, yang tampaknya sangat melimpah di sana selama Zaman Klasik (meskipun telah punah sejak awal 1970-an).

Komik fiksi karya Robert E. Howard tentang pahlawan wanita bernama Red Sonja digambarkan datang dari Hyrcania.

Shakespeare, mengandalkan sumber Latin, membuat ulang referensi dalam dramanya ke “Harimau Hyrcania” (Macbeth, III.iv.1281) atau “binatang Hyrcanian” (Hamlet, II.ii.447) sebagai lambang haus darah dan kekejaman. Di Henry VI, Bagian 3, Duke of York membandingkan Queen Margaret dengan “Harimau Hyrcania” (I.iv.622) atas kebiadabannya.

Bahkan di Merchant Shakespeare di Venesia, Pangeran Maroko juga membuat referensi ke Hyrcania. Dia mengatakan, “Padang pasir Hyrcania dan alam liar Arabia memiliki kesamaan saat ini”.

Menurut Morier, Mazanderan adalah ungkapan Persia modern, yang berarti: “Dalam batas atau Batas gunung”. Hal ini ditegaskan oleh Sir W. Ouseley, yang mengatakan dari Hamdallah (seorang ahli geografi Persia terkemuka), bahwa Mazanderan awalnya bernama Mawz-anderan, atau dalam gunung Mawz. Ia mengatakan: “Coh-Alburz adalah gunung yang sangat besar yang berdekatan dengan Bab al-abwab (Derbend), dan banyak gunung yang terhubung dengan Alburz, sehingga dari Turkestan ke Hejas, membentuk jarak sepanjang kurang lebih 1.000 farsangs, atau sekitar 130 mil, dan pada akun ini beberapa menganggapnya sebagai gunung Kaf [Kaukasus]. Sisi baratnya terhubung dengan pegunungan Gurjestan (Georgia), disebut Coh Lagzi (Daghestan), dan berkaitan dengan Sur a lakaeim. Dalam Coh Lagzi ada berbagai ras orang, sehingga sekitar tujuh puluh bahasa dan dialek yang digunakan di antara mereka. Dalam gunung yang memiliki banyak objek indah ini, dan ketika [kisaran] mencapai Shemshat dan Malatiah (Samosata Melitene), atau Kali Kala Pada Antakia dan Sakeliah (Antiokhia dan Seleukia), itu disebut Lekam, yang membagi Sham (Suriah) dari Room (Asia Minor). Ketika mencapai antara Hems (Emesa) dan Demishk (Damaskus), itu disebut Lebnan (Libanon), dan dekat Mekkah dan Madinah itu disebut Arish. Sisi timurnya terhubung dengan pegunungan Arran (Timur Armenia) dan Aderbijan (Azerbaijan), hal itu disebut Keik, dan saat mencapai Ghilan (Gelae dan Cadusians), dan Iraq (Media), dibutuhkan nama Terkel-diz-cuh, itu disebut Mauz saat mencapai Kurnish dan Mazandaran, dan awalnya Mazandaran bernama Mawzandaran, dan ketika Alburz mencapai Khorassan (Khurasan), hal itu disebut Lurry”.

Hyrcania terletak di sebelah utara Laut Kaspia (sehingga pada masa lampau Laut Kaspia disebut dengan nama “Laut Hyrcania”), dan pegunungan Alborz  di selatan dan barat. Negeri ini memiliki iklim tropis dan sangat subur. Orang-orang Persia menganggap wilayah Hyrcania merupakan salah satu “tanah-tanah dan negara-negara yang bagus” yang pernah diciptakan dewa tertinggi mereka (Ahura Mazda) sendirian.  Ke timur laut, Hyrcania terbuka ke stepa Asia Tengah, di mana suku nomaden telah hidup selama berabad-abad.”

Dari sini kita juga bisa menafsirkan bahwa bisa jadi laut yang dimaksud dalam QS. 18:86 adalah Laut Kaspia. Laut Kaspia adalah danau terluas di dunia. Danau ini merupakan danau yang berciri-ciri seperti laut: berair asin dan sangat luas, serta dikelilingi daratan berpasir seperti halnya pesisir pantai. Karena itulah danau ini sering disebut laut. Laut Kaspia terletak di sebelah timur dari Pegunungan Kaukasus dan di sebelah barat padang luas Asia Tengah. Di bagian utara laut Kaspia, terdapat daratan depresi (Caspian Depression) yang merupakan salah satu titik darat terendah di dunia. Iklim di wilayah sekeliling laut ini adalah sub tropis lembab, dikarenakan banyaknya uap air dari danau tersebut. Vegetasi disana berupa hutan musim yang selalu basah seperti hutan hujan, namun bukan hutan tropis.

Laut Kaspia memiliki luas permukaan 371.000 km2 (143.200 sq mi) (tidak termasuk laguna terpisah nya Garabogazkol Aylagy ) dan volume 78.200 km3 (18.800 cu mi). Ia memiliki salinitas sekitar 1,2% (12 g/l), sekitar sepertiga dari salinitas air laut. Danau ini diairi oleh sungai Volga, Ural, Kura, dan Terek.

Danau ini mungkin terbentuk sekitar 5,5 juta tahun yang lalu dan masih menjadi satu dengan Danau Aral, namun kedua danau itu sekarang terpisah menjadi danau-danau tersendiri, yakni Danau Aral dan Laut Kaspia.

Nama “Kaspia” berasal dari kata Caspi yang merupakan sebutan untuk suku pedalaman yang hidup di wilayah Caspiane (istilah Strabo untuk Transkaukasia), yaitu wilayah di sepanjang pantai selatan dan barat daya dari Laut Kaspia. Suku Caspi atau Caspians ini umumnya dianggap sebagai orang-orang pra Indo-Eropa oleh para sejarawan, dimana mereka telah diidentifikasi oleh  Ernst Herzfeld  sebagai Kassites atau Kossaei (istilah Strabo). Kassites atau Kossaei adalah orang-orang Timur Dekat Kuno yang menguasai Babilonia setelah jatuhnya Kekaisaran Babilonia Lama dan memiliki nama yang mirip dengan orang-orang Indo-Eropa. Mereka juga sangat pandai berkuda dan memanah. Penulis menduga bahwa suku Caspians atau Kassites inilah yang merupakan nenek moyang dari suku Alan dan Khazar, serta merupakan nenek moyang orang-orang Babilonia (termasuk Raja Nebukadnezar II) yang menguasai Israel pada masa silam.

Mungkin sampai disini Anda agak bingung dengan perkataan saya. Tetapi menurut saya inilah bukti kebesaran Allah yang ditunjukkan lewat Al-Qur’an. Dari QS. Al Kahfi 83-98 kita dapat mengetahui bahwa Darius I pernah berada di wilayah Laut Kaspia serta padang pasir Khorasan sebelum menuju Derbent untuk membangun Dinding Besi. Dan dari QS. Al Kahfi 83-98 pula kita akhirnya mengetahui bahwa Alexander III melewati daerah Laut Hitam serta gurun Anatolia sebelum menuju Derbent untuk membarui Gerbang Besi.

Lebih lanjut Wikipedia mengatakan:

“Hyrcania menjadi bagian dari Kekaisaran Persia pada masa pemerintahan Cyrus Agung (559-530 SM) atau Cambyses (530-522 SM). Semasa Dinasti Akhemeniyah (Achaemenids), Hyrcania sepertinya dimasukkan sebagai sub provinsi Parthia dan tidak disebutkan secara terpisah dalam daftar provinsi Darius dan Xerxes. Ibukota dan juga kota terbesar dan situs dari “istana” dari Hyrcania adalah Zadracarta.  Dari Prasasti Behistun kita tahu bahwa Hyrcania merupakan bagian dari Persia pada tahun 522. Ceritanya adalah sebagai berikut: Setelah kematian Cambyses, yang Majusi perampas Gaumâta, yang tidak termasuk dalam dinasti Achaemenian, merebut tahta. Para penganut kerajaan rumah Persia, bagaimanapun, membantu Darius untuk menjadi raja, ia membunuh perampas pada tanggal 29 September 522 SM. Hampir segera, subyek kekaisaran memberontak. Ketika Darius menekan pemberontakan ini dan tinggal di Babel, pemimpin Median, Phraortes, mengajukan tawaran untuk kekuasaan (Desember 522). Pemberontakannya segera menyebar ke Armenia , Asyur , Parthia dan Hyrcania. Namun garnisun Persia di Parthia masih bertahan. Itu diperintahkan oleh ayah Darius, Hystaspes. Pada tanggal 8 Maret 521 SM, Partia dan sekutu mereka, Hyrcanians, menyerang garnisun Persia, tetapi mereka dikalahkan. Tidak lama kemudian, Darius mampu meredakan ayahnya. Ini adalah penampilan pertama dalam sejarah Hyrcanians.”

Dari penjelasan diatas jelas Raja Darius Agung alias Malaikat Zulkarnain pernah berada di Hyrcania. Ini semakin menguatkan dugaan saya bahwa tempat “diantara dua gunung” yang dimaksud dalam QS. Al-Kahfi ayat 93 adalah Hyrcania alias Mazandaran. Sedangkan kalimat tempat “duunihimaa” (arah belakang kedua gunung) yang merupakan kediaman dari suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan pada QS. 18:93 adalah Dagestan. Sebagaimana yang dikatakan Sir W. Ouseley yang mengutip pernyataan Hamdallah bahwa dalam Coh Lagzi (Dagestan) ada berbagai ras orang, sehingga sekitar tujuh puluh bahasa dan dialek yang digunakan di antara mereka.

Hampir senada dengan Ouseley dan Hamdallah dalam artkel Harian Republika berjudul “Dagestan, Negeri Islam di Rusia” dikatakan bahwa Dagestan adalah sebuah kawasan yang memiliki keragaman etnis yang kaya, dengan puluhan kelompok etnis dan subetnis hidup di dalamnya. Amri Shikhsaidov dalam situs http://www.ca-c.org mengutip pandangan umum yang menyebut negara tersebut dihuni oleh lebih dari 30 kebangsaan. Hal ini juga sekaligus semakin menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa Zulkarnain pernah membangun Gerbang atau Benteng Besi di Derbent, yang merupakan salah satu kota penting di Dagestan.

peta dagestanPeta Dagestan dan Sekitarnya

Sumber: republika.co.id