Archive for the ‘Turki’ Tag

3.11. Dari Templar ke Freemasonry   Leave a comment


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada awal kemunculannya, Templar menggunakan kedok sebagai Ksatria Kristen yang taat dan tulus, namun kemudian mereka memasuki tahap paling gelap dalam keyakinan mereka dan menjalankan kehidupan yang menyimpang dari agama.

Perubahan ini tidak terjadi dalam seketika, melainkan secara perlahan. Sejatinya para Ksatria Templar bukanlah penganut Kristen, mereka adalah pengikut keyakinan Kabbalah Eropa yang berpusat di Narbonne, Prancis. Saat mereka menguasai Yerusalem dan melakukan penggalian di reruntuhan Kuil Herod, mereka menemukan manuskrip “rahasia” dalam filsafat Kabbalah, Sepher ha Bahir yang dengan segera mengubah stagnasi filsafat ini, menghidupkan kembali ajaran Kabbalah, dan menciptakan revolusi kultural di Eropa yang berlandaskan Kabbalah. 

Selain mempelajari rahasia Kabbalah, Templar juga mempelajari mistik dan strategi dari Sekte Al Nizari yang bermarkas di Alamut, dan menggabungkan mistik sekte ini dengan filsafat mistik Kabbalah. Pada titik ini, Templar sudah memalingkan wajah sepenuhnya dari agama Kristiani. 

Perubahan kedua dari Ordo Templar adalah ketika para ksatria yang menyebut dirinya “Ksatria Miskin” ini secara menakjubkan memperoleh kekayaan yang luar biasa banyak dalam tempo yang relatif singkat. 

Sangat penting untuk diingat bahwa mistik dan pengetahuan rahasia semacam sihir memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sebagian manusia. Banyak diantara kita yang percaya, untuk mendapatkan kekayaan atau kekuasaan, seseorang membutuhkan bantuan dari kekuatan gelap yang gaib, yang hanya bisa dipanggil melalui ritual Sihir atau perdukunan. Di Indonesia, kita tentu mengenal, atau paling tidak pernah mendengar, idiom-idiom seperti pesugihan dan tumbal. Sesungguhnya, kedua hal tersebut juga sama dengan Sihir atau Black Magic dalam pengertian bangsa Eropa.

Ordo Templar, yang sejak awal memang memiliki keyakinan mistik, menggunakan bantuan kekuatan gelap itu untuk memperoleh tujuan-tujuan mereka di dunia ini, disamping mereka juga menguasai teknik-teknik yang belum dipahami bangsa Eropa pada masa itu, terutama teknik perbankan yang berbasis riba. 

Investigasi bertahun-tahun yang dilakukan oleh Paus maupun lembaga pengadilan milik Raja Prancis berhasil menunjukkan wajah sebenarnya dari ordo ini, bahwa selama ini mereka bersembunyi di balik topeng Kristiani. Templar telah menggabungkan filsafat dan simbol-simbol, tradisi dan ritual penyembahan berhala, bentuk kepercayaan kuno yang ditentang keras para nabi dan rasul. Dan mereka telah membangun sistem demi kemenangan kepercayaan pagan ini di dunia, sekaligus merintis jalan bagi sejumlah organisasi rahasia yang terbentuk di kemudian hari, yang dilahirkan oleh “anak-anak” mereka sendiri.

lambang freemasonGambar diatas adalah salah satu simbol Freemasonry

Sumber: azzra-write.blogspot.com (gambar kiri), farizsabilla11.blogspot.com (gambar kanan)

Setelah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, Templar “bersembunyi” untuk menghindari penangkapan yang dilakukan oleh Dewan Inkuisisi Gereja. Mereka kemudian menyusup ke sejumlah sekte dan organisasi. Demi tujuan mereka untuk kembali berkuasa, serikat para tukang batu (mason lodge) menjadi pilihan yang ideal, mengingat kedudukan organisasi ini cukup kuat di kalangan masyarakat. Dengan cepat, anggota Templar menyusup ke dalam organisasi ini, mempengaruhinya sedemikian rupa, untuk kemudian mengendalikannya. Salah satu kelebihan yang dimiliki Templar sehingga dengan cepat menguasai serikat tukang batu adalah karena mereka memiliki keahlian dalam hal seni dan arsitektur bangunan, terutama bangunan bergaya Gotik. Semenjak masuknya anggota Templar ke dalam serikat, bangunan-bangunan hasil karya para mason menggambarkan sejumlah simbol dan ukiran yang merupakan simbol-simbol yang dimiliki oleh Templar. Dalam hal ini, kapel Rosslyn adalah contoh terbaik betapa simbol-simbol dan filsafat Templar telah menyatu dengan Mason, dan mewujud ke dalam sebuah bangunan.

Sebuah artikel di majalah Mimar Sinan (majalah terbitan Freemason Turki)  yang terbit tahun 1998 menggambarkan dengan baik berbagai elemen pagan Masonik Templar pada kapel tersebut.

Bukti paling meyakinkan dari penyatuan Templar dengan Mason di Skotlandia adalah benteng sekaligus kapel yang terletak di desa Rosslyn, 10 km di Selatan Edinburgh dan 15 km dari pusat Templar kuno di Balantrodoch. 

Kapel tersebut dibangun antara tahun 1446-1448 oleh William St. Clair yang merupakan salah satu bangsawan utama di Skotlandia bahkan di Eropa pada saat itu. Para Mason dan Rosicrucian melaksanakan pembangunan. Arsitek kapel ini adalah Imam Besar Templar William St. Clair sendiri. Ia membawa arsitek dan tukang batu mason yang berkelana di setiap bagian Eropa. Rumah-rumah baru dibangun di desa terdekat dari Rosslyn dan sebuah perkampungan dibuka.

Perencanaan dan dekorasi kapel ini sungguh unik. Tidak ada contoh semacam itu di Skotlandia atau bahkan di Eropa. Kapel ini dengan tepat menangkap atmosfer Kuil Herod dan setiap bagiannya didekor dengan simbol-simbol Masonik/Templar. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan yang menggambarkan kepala Hiram dan pembunuhnya, sebuah relief dari upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas. Selain itu, kapel ini dikonstruksi dalam suatu gaya pagan yang nyata, dengan berbagai elemen arsitektur Yahudi, Gothik, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik.

Rossilyn ChapelGambar diatas adalah Kapel Rosslyn di Skotlandia tampak luar (gambar kiri) dan tampak dalam (gambar kanan).

Sumber: en.wikipedia.org

Dengan Imam Besar Templar yang juga menjadi anggota Mason, semakin kuat pula cengkeraman Templar di dalam organisasi yang sebelumnya murni beranggotakan para pekerja dan arsitek bangunan ini. Para Templar mempengaruhi anggota-anggota mason yang lemah, dan membentuk kelompok Rosicrucian. Mereka mengorganisasikan dan memperkuat kelompok ini, dan pada akhirnya, menggunakannya sebagai alat.

Templar tidak menemui kesulitan dalam menginfiltrasi organisasi Mason. Ketika kekuasaan Templar menguat, maka sudah tidak bisa dibedakan lagi antara Mason dan Templar, karena keduanya telah menyatu. 

Semenjak itu, karya organisasi Mason senantiasa terilhami Kuil Herod (kuil yang dipuja Templar), disamping juga menggunakan simbol-simbol mistik Kabbalah, upacara-upacara dan sumpah, pakaian, bahkan peraturan kenaikan jabatan, semua menyerupai Templar. 

Templar telah menguasai organisasi Mason di Skotlandia, Inggris, Jerman dan Portugal. Mereka membawa organisasi-organisasi tersebut di bawah kontrol mereka, dan menggunakannya sebagai sarana untuk meraih tujuan mereka.

3.2. Ksatria Templar   Leave a comment


Jika anda pernah menonton film Kingdom of Heaven, ada satu kelompok ksatria di antara Tentara Salib yang menamakan dirinya Ksatria Templar. Mereka digam-barkan berusaha merusak perdamaian yang sudah dijalin antara King Baldwin IV (Raja Yerusalem) dengan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi.

Mereka mengganggu para musafir Muslim dan menculik adik Sultan Shalahuddin, dan hal ini memicu kemarahan Sang Sultan. Walaupun cerita pada film Kingdom Of Heaven jauh dari fakta, namun Ksatria Templar yang digambarkan dalam film ini sebagai sekumpulan orang licik dan kejam, bukanlah kelompok fiktif. Mereka ada, sempat berkuasa di Eropa dan Yerusalem, ditindas oleh Paus Katolik sehingga bertindak secara sembunyi-sembunyi, dan kini muncul kembali, menguasai peradaban modern dan berusaha menggiring umat manusia menjadi budak-budak mereka ke dalam sebuah sistem pemerintahan yang disebut Tata Dunia Baru (New World Order), dimana hanya ada Satu Pemerintah Dunia (One World Government) yang penguasanya adalah mereka dan budaknya adalah kita. Saat menguasai Eropa pada Abad Pertengahan, anggota Templar adalah sekumpulan bankir yang sangat kaya, dengan kekayaan hampir tanpa batas, yang mereka dapatkan dari sistem peminjaman berbasis riba (sistem yang sekarang dianut perbankan modern). Mereka adalah kapitalis Abad Pertengahan.

Kingdom of HeavenGambar: Sampul film “Kingdom of Heaven”

Sumber: amazon.com

Setelah ditindas dan berusaha dimusnahkan oleh Paus Clement V dan Raja Phillips dari Prancis, Templar memilih “bersembunyi” dan melarikan diri. Sebagian besar dari mereka melarikan diri ke Skotlandia dan Britania Raya, dimana mereka berhasil menginfiltrasi kelompok pembuat bangunan batu (Mason). Templar kemudian muncul lagi ke permukaan dengan menggunakan nama Freemasonry, dan sejumlah organisasi lain yang berkedok organisasi amal maupun ilmu pengetahuan.

Templar bukanlah penganut Kristen, mereka adalah penganut kepercayaan Kabbalah, yang doktrinnya dipenuhi ajaran sihir dan penyembahan berhala. Ajaran ini sudah dianut oleh bangsa Yahudi semenjak masa diaspora mereka di Babilonia pada masa kekuasaan Nebukadnezar. Ajaran ini kemudian menyebar ke Eropa melalui komunitas Yahudi Askhenazi. Saat Templar menguasai Yerusalem, mereka berhasil menemukan naskah rahasia Kabbalah, dan semenjak itu, ajaran Kabbalah kian menyebar luas ke seluruh Eropa.

Salah satu keluarga Azkhenazi yang paling terkenal adalah keluarga Rothschild dan Rockefeller. Kuat dugaan, Rothschild yang merupakan bankir internasional superkaya itu adalah keturunan Ksatria Templar. Adalah Mayer Amschell Rothschild atau Rothschild I yang membidani lahirnya Illuminati, sebuah organisasi mengerikan yang bertujuan menguasai seluruh dunia. Hal yang sama juga dilakukan oleh keluarga Rockefeller, terutama David Rockefeller, dengan membidani lahirnya  Bilderberg GroupCouncil on Foreign Relations, dan Trilateral Commission. Salah satu tujuan Illuminati adalah menjatuhkan semua pemerintahan yang sah di dunia. Dan dengan dukungan dana kuat dari para bankir Yahudi pewaris Templar, mereka berhasil melakukannya di Inggris, Prancis (Revolusi Prancis), di Rusia (Revolusi Bolshevik), bahkan Amerika Serikat.

Meskipun pandangan umum menyebutkan bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang menjadi tujuannya. Pada masa itu Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, dan kemakmuran serta kekayaan bangsa-bangsa Timur, terutama Muslim, menarik perhatian mereka. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari kebijakan cinta damai di kalangan Kristen Eropa menjadi agresi militer.

Kita bisa melacak jejak Perang Salib ke tahun 1095, tepatnya November 1095, pada saat Paus Urban II menyelenggarakan Konsili Clermont. Dalam Konsili ini, doktrin cintai damai yang semula mendominasi Dunia Kristen Eropa ditanggalkan, dan sebagai gantinya, menjelang akhir Konsili, Paus Urban II “memanggil” seluruh umat Kristiani Eropa-baik kaya atau miskin, raja atau rakyat biasa-untuk bersatu dan menggelar perang demi “membebaskan” tanah suci dari genggaman orang-orang “kafir” Muslim.

Paus Urban II menyebut pembebasan itu sebagai “Perang Suci”. Minimnya pengetahuan bangsa Eropa terhadap Islam pada Abad Pertengahan menyebabkan propaganda Paus Urban II sangat mudah menyulut emosi umatnya. Disamping itu, Paus Urban II juga dikenal sebagai orator yang ulung. Dia berniat memantik kebencian di kalangan Kristen Eropa terhadap Kaum Muslim, terutama orang-orang Turki dan Arab, dengan mengatakan Kaum Muslim telah mengganggu peziarah Kristen dan merusak sejumlah tempat suci Kristiani di Yerusalem.

Tentu saja, semua itu tidaklah benar. Untuk menggalang lebih banyak massa, Paus Urban II bahkan menyatakan bahwa siapapun yang ikut serta dalam perang suci, maka seluruh dosa-dosanya akan diampuni, sehingga dalam waktu singkat saja, terbentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara profesional dan puluhan ribu rakyat biasa (banyak diantaranya meru-pakan preman dan penjahat kesohor di Benua Eropa). Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Paus Urban II didorong oleh keinginannya untuk mendapatkan prestise sekaligus merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan.

Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka sebenarnya adalah keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangannya di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah…sementara sejumlah orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekedar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” Sepanjang jalan menuju Yerusalem, milisi yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, bahkan Yahudi, dengan harapan menemukan emas dan permata.

Diantara pejuang Salib bahkan memiliki kebiasaan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Pada Perang Salib IV, keserakahan yang bagai tanpa batas ini mendorong pejuang Salib melakukan tindakan memalukan: merampok kota Kristen Konstantinopel dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.

Pada musim panas 1096, Tentara Salib dipecah menjadi tiga kelompok, setiap kelompok menempuh rute yang berbeda menuju Konstantinopel, untuk kemudian bertemu kembali. Kaisar Bizantium, Alexius I, melakukan segala yang bisa dia lakukan untuk melayani Pasukan besar ini, yang terdiri dari 4000 ksatria berkuda dan 25000 prajurit infantri. Raymond IV de Saint Gilles atau Count Toulouse; Bohemond, Duke Of Taranto: Godfrey de Bouillon; Hugh, Count of Vermandois; dan Robert Duke Of Normandy menjadi panglima-panglima pasukan Salib ini, sementara Uskup Adhemar le Puy, teman dekat Paus Urban II, menjadi penasihat spiritual mereka. Setelah menghancurkan banyak kota dan desa di sepanjang perjalanan mereka, Tentara Salib akhirnya tiba di luar kota Yerusalem pada 1099. Setelah melakukan pengepungan selama lima minggu, benteng kota Yerusalem pun runtuh. Pasukan Salib menghambur masuk bagai sekawanan binatang buas yang lepas dari kandangnya. “Mereka membunuh semua orang Saracen dan Turki yang mereka temukan…baik laki-laki maupun wanita”.

perang salib 1Gambar: Pembantaian pasukan Muslim oleh tentara Salib

Sumber: bayasut.net

Tentara Salib membantai siapapun yang mereka lihat dan merampas apapun yang tampaknya berharga. Mereka membunuh orang-orang Muslim dan Yahudi, meru-sak tempat ibadat mereka, tanpa pandang bulu. Salah seorang pejuang Salib, Raymond d’Aguilers, membanggakan kekejaman ini dengan sombong:

Pemandangan yang menakjubkan untuk dilihat: sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya menembak mereka dengan panah sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan diantara tumpukan mayat dan kuda.

Tapi itu hanya hal kecil bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman…di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka.

Di dalam karyanya, The Monks Of War, peneliti sejarah Desmond Seward menarasikan kejadian yang tragis ini, Yerusalem bagai dilanda badai pada bulan Juli 1099. Kerusakan hebat yang ditimbulkan oleh Pejuang Salib menunjukkan betapa minimnya kemampuan Gereja dalam mengkristenkan insting manusia. Seluruh populasi Yerusalem dibantai di ujung pedang, Muslim maupun Yahudi, 70000 orang, laki-laki dan perempuan mengalami holocaust selama tiga hari. Darah menggenang di jalan sampai ke mata kaki dan kuda yang melewatinya mencipratkan darah ke pinggir jalan. Menurut sumber sejarah yang lain, jumlah Muslim yang dibantai adalah 40.000 orang. Berapapun jumlah sebenarnya dari mereka yang dibantai oleh pejuang Salib, apa yang dilakukan oleh pejuang Salib di Tanah Suci adalah contoh konkrit kebiadaban yang mengatasnamakan agama. Perang Salib I berakhir dengan jatuhnya Yerusalem pada 1099. Setelah 460 tahun di bawah pemerintahan Kaum Muslim, Tanah Suci jatuh di bawah kekuasaan Kaum Kristiani. Para pejuang Salib kemudian mendirikan Kerajaan Latin yang wilayahnya membentang dari Palestina hingga Antiokia, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.

Selanjutnya, Pejuang Salib berusaha meneguhkan kekuasaannya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan negara yang baru saja mereka bentuk, mereka perlu mengorganisasikan diri sendiri, termasuk mengorganisasikan militer demi pertahanan. Dengan alasan itu pula, dibentuklah sejumlah ordo-ordo militer. Anggota-anggota orde militer ini-yang bermigrasi dari Eropa ke Palestina- menjalani kehidupan layaknya biarawan. Namun pada saat yang sama, mereka juga dilatih untuk memerangi Kaum Muslim. Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang kelak akan memengaruhi jalannya sejarah, tidak hanya di Eropa, melainkan juga di seluruh dunia. Nama ordo ini: KSATRIA TEMPLAR.

2.3. Perjalanan Bangsa Alan   Leave a comment


Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa yang dimaksud dengan Ya’juj Ma’juj masa lalu adalah Suku Alan. Namun bagaimana sebenarnya sepak terjang dari kaum barbar tersebut? Berikut sejarah perjalanan Bangsa Alan (yang banyak dikutip dari website http://www.turkicworld.org/):

Tahun 500 SM suku Aderbics, bagian dari Masguts / Massagetae, mengirim 40 ribu infanteri dan 2 ribu orang berkuda ke kamp Darius Agung di Babel. Ini adalah bukti dari penduduk nomaden besar yang tinggal di tepi Uzboy.

Dari sumber-sumber Cina, Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku orang-orang Hun (Xu-la, Lan, Hiu-bu, Siu-lin) yang paling disukai oleh raja-raja Timur Hun (Mao-dun / Mete dan anaknya Ki-ok / Kök) dari abad ke-3 SM. Hiu-bu dan Siu-lin adalah variasi kata untuk suku Yui atau Uigurs. Sedangkan Lan adalah sebutan untuk suku Alan.

Sekitar 220 SM terjadi migrasi awal suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia.

Sekitar 210 SM terjadi migrasi tahap ke-2 suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia, berakhir dengan himpitan Scyths dan dominasi Sarmatian di Pontic Utara.

Sekitar 204 SM Kekaisaran Hun dimana Alans termasuk di dalamnya mendirikan kekaisaran yang berlokasi di utara Siberia, timur Kashmir, dan sebelah barat Samudera Pasifik dan Laut Kaspia, dengan luas wilayah sekitar 18.000.000 km2.

Tahun 128 SM, para Alans disebutkan oleh penjelajah dan diplomat Cina Zhang Qian sewaktu berkunjung ke Kangju. Zhang Qian mengatakan: Kangju terletak sekitar 2.000 li [832 km] barat laut dari Dayuan. Penduduknya merupakan perantau dan menyerupai Yuezhi dalam adat istiadat mereka. Mereka memiliki 80.000 atau 90.000 pemanah terampil. Negara ini kecil, dan berbatasan dengan Dayuan (Ferghana). Mereka berhubungan dengan orang-orang Yuezhi di Selatan dan Xiongnu di Timur.

negara zhang qianNegara-negara yang dijelaskan dalam laporan Zhang Qian. Negara yang dikunjungi disorot dengan warna biru.

Sumber: en.wikipedia.org

Jenderal Ban Chao dalam Buku Han mengatakan bahwa pada 94 M Yuezhi mengatur perkawinan raja mereka dengan putri Kangju. Orang-orang Cina kemudian mengirim “hadiah besar sutra” ke Yuezhi yang berhasil mendapatkan bantuan mereka dalam menekan Kangju untuk berhenti mendukung raja Kashgar yang merupakan lawan mereka.

Dalam Buku Han juga tertulis bahwa pada periode dari 125 SM sampai 23 M wilayah Kangju telah meluas jauh dengan jumlah penduduk 600.000 orang, dimana 120.000 orang diantaranya mampu memikul senjata. Pada saat itu mereka telah menguasai Dayuan dan Sogdiana yang dikendalikan oleh sekitar lima orang raja.

Dengan posisi yang strategis yang didukung oleh ratusan ribu pemanah hebat, Kangju mengendalikan semua jalan di sepanjang rute perdagangan melintasi Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.

Pada abad ke-3 Weilüe menyatakan:

“Di kawasan Kangju ada kerajaan Liu, kerajaan Yan [di utara Yancai], dan kerajaan Yancai, yang berubah nama menjadi Alanliao (Alan). Mereka semua memiliki cara hidup dan berpakaian yang sama sebagai orang-orang dari Kangju.

Ke barat, kerajaan Alanliao berbatasan dengan Da Qin [wilayah Kekaisaran Romawi], ke arah tenggara berbatasan dengan Kangju Chu, Talas, dan Jaxartes.

Kangju berada di antara sejumlah negara yang telah ada sebelumnya dan tidak tumbuh atau menyusut, tapi kemudian kerajaan Liu, Yan dan Yancai / Alan tidak lagi menjadi bagian dari Kangju.”

Kangju mempertahankan independensi dan terus mengirim utusan ke Cina sampai akhir abad ke-3. Tak lama setelah itu, kekuatannya mulai berkurang dan akhirnya diserap ke dalam kerajaan Hephthalite.

Beberapa sarjana percaya bahwa negara Kangju / Kangui adalah polyethnic, yang terdiri dari empat suku utama, yakni Saks (Saka), Hun, Sarmatians Asia dan Kangju sendiri. Dua gaya hidup – nomaden dan menetap di sana hidup berdampingan.

Saat ini Kangju Wilayah Sogdiana berkaitan dengan provinsi Samarkand dan Bokhara di Uzbekistan modern serta provinsi Sughd di Tajikistan modern.

Pada 107 SM pemimpin Rhoxolani, yang bersekutu dengan Palacus, Raja Crimean Scythians, berperang melawan Mithridates VI Eupator, Raja Pontus.

Pada 16 SM terjadi serangan pertama dari Iazyges pada Moesia (salah satu daerah kekuasaan Romawi).

Pada 6 M Iazyges dan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 35 M Alan berpartisipasi dalam perang Ibero-Parthia, dimana Alan berperang di sisi Iberia.

Pada 49 M Eunones, Raja Aorsi, yang merupakan sekutu Romawi bersama dengan Cotys I, Raja Bosporus, berperang melawan Mithridates (Raja Pontus/Pontic).

Pada 56 M Plautius Sylvanus menahan serangan Sarmatians di Lower Danube.

Pada 62 M Raja Parthia Vologeses berjuang melawan Kuluk, Raja Alani.

Pada 67 M Roxolans menghancurkan Moesia, yang menyebabkan Legiun Ketiga dari Mark Antonius (Jenderal Romawi) memeriksa Moesia akibat serangan tersebut pada tahun 69 M.

Pada 69 M Roxolans yang beraliansi dengan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 72 M Alans menyerang Kaukasus, dan akhirnya menyerang kerajaan bawahan Parthia dari Media dan Armenia.

Pada 89-92 M Iazyges bersama dengan suku Jerman Suebi menyerang wilayah Romawi dibawah kekuasaan Domitianus yang akhirnya menderita kekalahan. Ini adalah serangan pertama yang sukses dari kaum barbar terhadap suatu kerajaan.

Pada 93 M terjadi aliansi antara kepala suku Barbar lokal dengan Alans di Bosporus pada masa pemerintahan Sauromates I, Raja Bosporus.

Pada 102 M kavaleri Roxolan berpartisipasi dalam serangan Decibal untuk menjatuhkan Moesia.

Pada 117 M Roxolans menyerang pasukan Romawi di Dacia. Pada tahun ini juga Sarmatian dan Rhoxolan melakukan penyerbuan di Moesia. Akibat penyerbuan ini, Kerajaan Romawi dibawah kepemimpinan Kaisar Hadrian memilih berdamai dengan raja Rhoxolani, P. Aelius Rasparaganus.

Pada 128 M Kaisar Hadrian membayar upeti tahunan kepada Rhoxolani untuk memungkinkan pasukan Romawi dapat melalui jalur Dacia menuju ke Tissa.

Pada 135 M Alan melakukan operasi militer di Transkaukasus dan Media guna menyerang Albania, Media, Armenia dan Cappadocia, yang akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Flavius ​​Arrianus dari Nikomedia.

Pada 139 M sebagaimana ditulis oleh Ptolemy bahwa di Eropa hidup suku Sarmatians Asia.

Pada pertengahan abad ke-2, Alans dikalahkan oleh tentara Romawi di bawah kepemimpinan Marcus Aurelius. Namun justru disini kedudukan Alans semakin kuat. Mereka kawin-mengawin dengan suku-suku Sarmatian lainnya dan membentuk satu-kesatuan yang solid. Banyak dari Alans (sekitar 8000 orang) yang diambil sebagai pasukan Romawi untuk menginvasi Eropa. Karena kemahirannya dalam berkuda dan memanah, salah satu diantara para Alans dipercaya sebagai panglima di Legion VI Victrix yang bertugas di Inggris. Legiun ini sebagian besar juga diisi oleh para Alans. Nama panglimanya adalah Lucius Artorius Castus setelah berganti nama. Setelah pensiun dari tugas mereka di Inggris, banyak diantara mereka menetap di dekat desa Lancashire dari Ribchester, yang dikenal pada zaman Romawi sebagai Bremetennacum Veteranorum. Dan populasi mereka di Inggris semakin lama semakin banyak.

Pada tahun 210 M Dacia diduduki oleh Sarmatians yang dimotori oleh Alans, sehingga sejak saat itu daerah di sekitar Sungai Danube menjadi derah yang sangat rawan dan berbahaya.

Pada tahun 225 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia Xosrov I untuk melawan Persia.

Pada 230 M,  Goth datang ke Pontic barat laut, sementara Roxolans tiba di Tissa dan bergabung dengan Yazygs.

Pada tahun 235-238 M, Pemerintahan Maximinus yang merupakan keturunan Alan memerintah Romawi.

Pada 273 M perluasan wilayah pengaruh Sassanian Persia sejauh “Gerbang Alans” (Darial) di bawah kepemimpinan Sabuhr I.

Pada 242 M, Alans bersekutu dengan Goth dan Carpi untuk mengganggu Trakia dan mengalahkan Gordian II di Phyllipolys.

Pada 260 M, Jenderal Dacia (Regalianus) yang pernah berbalik melawan Romawi tewas di Moesia oleh rakyatnya sendiri, akibat provokasi Rhoxolani.

Pada tahun 274 M, Alans merebut Palmyra dan Galia.

Pada 276 M terjadi pertikaian antara Roma dan Alans dibawah kepemimpinan Probus.

Pada tahun 300 M, sejarawan mengatakan bahwa “para Alans meraih kemenangan demi kemenangan dibawah nama nasional mereka sendiri, yakni Geloni, Agathyrsi, Melanchlaeni, Anthropophagi, Amazon, dan Seres. Hal ini menunjukkan kepemimpinan negara yang kuat saat Ammianus memerintah”.

Yang menarik disini sejarawan mengatakan suku “Amazon” merupakan bagian dari suku Alan. Wikipedia mengatakan: “Suku Amazon adalah suatu suku bangsa yang seluruhnya adalah perempuan pada Era Klasik dan dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon ada di daerah perbatasan Skithia  di Sarmatia (Ukraina modern). Para historigrafer lainnya berpendapat bahwa suku Amazon menghuni  Asia Minor, Libya, atau India. Dalam historiografi Romawi, ada banyak serangan suku Amazon di Asia Minor. Sejak masa Modern Awal, nama suku Amazon telah menjadi julukan untuk prajurit wanita secara umum”.

Pada tahun ini juga (300 M) bangsa Goth ditundukkan oleh Alans.

Pada tahun 330 M, Alans bersekutu dengan Sanesan, Raja Massagetae untuk melawan Raja Xosrov II Kotak dari Armenia. Sepertinya disinilah (gabungan antara Alans dan Massagetae), nama Schythians semakin dikenal.

Pada tahun 351 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia (Arsak II) guna melawan Persia.

Pada 356 M, Raja Shapur II memukul mundur Chionite Hun di perbatasan Persia.

Pada 359 M, Raja Chionite Grumbat mengambil bagian dalam pengepungan Amida yang merupakan negara bagian Persia dibawah Shah Shapur II.

Pada tahun 360 M bangsa barbar Cina, Hun melintasi Sungai Volga dan menyerang Alans. Sebagian dari Alans mundur ke Kaukasus Utara, sebagian diserap dalam Hun, dan sebagian lagi mundur ke Donets Utara.  Pada akhirnya, suku Alans dan Hun bergabung dan membentuk konfederasi Hunnic (Hunno-Alanic). Mereka mengontrol Pontic Utara, Tanais, dan stepa Kaspia Utara. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa sebenarnya dalam literatur China sejak abad ke-3 SM Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku Hun, selain Xu-la, Hiu-bu, dan Siu-lin. Alans sendiri disebut sebagai Lan dalam literatur Cina. Jadi sebenarnya Alans termasuk Hun juga. Pada tahun ini, gabungan Hun dan Alans berhasil menaklukkan Bulgar dan menyerang Ostrogoth di bawah kepemimpinan Ermanaric.

Pada tahun 375-454 M Kekaisaran Hun di Eropa terbentang seluas 4.000.000 km2, yang meliputi Rusia Selatan, Rumania, Yugoslavia Utara, Hungaria, Austria, Chekoslovakia, Jerman Selatan dan Jerman Pusat, Prancis Timur, Urals, Hungaria Utara, dan Byzantium.

Pada 375 M sebagaimana anggapan Ammianus Marcellinus bahwa Alans dan Masguts (Massagets) telah kawin-mengawin serta menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Pada tahun 376 M, Hunnic mengalahkan Vestgoths dan Ostrogoth dalam invasinya ke Eropa. Pada tahun ini, Alans-Hun (Hunnic) kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa Eropa. Sejarawan mengatakan “With Ermanaric’s Ostrogoths, Hun’s Bülümar (Balamber) acquired not only Alans, but other Ostrogoth subjects. Jordanes: “thirteen peoples which the Amalung ruler Ermanaric conquered in north: Golthescytha (Goths Scyths), Thiudos (Germ. People), Inaunxis, Vasinabroncae, Merens (Merya), Mordens (Mordvins), Imniscaris, Rogas (Germ.), Tadzans, Athaul (Türk. Atagul=Archers), Navego, Bubegenes, Coldas”, plus Heruli, Aesti and Venethi, numerous people Taifali who before 370 held Oltenia and western part of Muntenia. In Gaul Taifali, probably Türkic, and Sarmatians were settled together.

Pada tahun 377-378 M, aliansi Hun dan Alans dikenal sebagai barbar di Moesia. Pada tahun 378 M, anak tertua dari Hun Bulyumar (Balamber) menyeberangi Danube dan dengan Visigoth, Ostrogoth dan Alans mengalahkan tentara Byzantium dekat Andrianopole, sehingga Valeria, provinsi paling timur Pannonia, dibanjiri oleh Goth, Hun, dan Alans. Pada akhirnya gabungan Goth, Hun, dan Alans menguasai Pannonia setelah menyerang Gratian dan membunuh Kaisar Valens di Konstantinopel. Namun pada tahun 379 M, Kaisar Theodosius mengalahkan mereka. Pada tahun 380 M, Kaisar Theodosius berhasil membujuk Goth menjadi bagian dari Romawi. Sementara sebagian Alans memilih untuk bergerak ke utara. Banyak dari Alan, Hun, dan Gothic menjadi bagian dari tentara Romawi di bawah Kaisar Theodosius setelah direkrut oleh Gratianus.

Pada 383 M, invasi Juthungi di Raetia (wilayah Romawi) dipukul mundur oleh pasukan tambahan yang terdiri dari Alans dan Huns. Juthungi (Jerman: Juthungen, Yunani: Iouthungoi, Latin: Iuthungi) adalah suku Jermanik di wilayah utara sungai Danube dan Altmuhl di negara bagian Jerman Bavaria modern.

Tahun 394 M, Saul, Jenderal Theodosius dari suku Alan terlibat dalam pertempuran di Sungai Frigidus melawan Arbogast dan perampas Flavius ​​Eugenius.

Pada 395 M, Hun melakukan operasi militer di Transkaukasus dan menyerang Suriah, Cappadocia, dan Mesopotamia.

Pada 400 M, Alans dan Bolgars teridentifikasi hidup bersama di antara Itil dan Don.

Pada 401 M, pasukan tambahan Alans berada di Norrn Italia untuk memperkuat tentara Romawi dibawah pimpinan Alaric, Raja Visigoth.

Pada tahun 402 M, jenderal tertinggi pasukan Romawi Barat, Stilihon (Flavius Stilicho) yang memiliki ayah dari suku Vandal bersekutu dengan Hun dan Alans, guna membantu Stilihon melawan serangan suku Jerman. Pada tahun ini juga, tentara Stilicho yang dibantu oleh Alan terlibat dalam pertempuran di Pollentia melawan Alaric. Disini terjadi perselisihan internal antara Alans dan Hun, serta antar suku Goth, yang berujung pada saling bantai.

Pada 405 M, bantuan kembali datang dari Hun dan Alans ke Stilihon untuk melawan serangan suku Jerman (Sweves) dan suku Ostrogothic dibawah kepemimpinan Raja Radagaisus.

Pada tahun 406 M, Alans bergabung dengan Vandal dalam menginvasi Galia (Prancis), yang setelah itu mereka bertempur melawan kaum Frank (Frankish) dalam pelayanan terhadap Romawi. Pada tahun ini terjadi pula disintegrasi dari persekutuan Hunno-Alanic, dimana Alans meninggalkan Hun.

Pada tahun 407 M, para Alans yang berada di Inggris dan Prancis menikah dengan penduduk setempat. Sejarawan mengatakan “In 407 AD, Alans settled extensively north of Loire river, once called Armorica, now called Brittany. Alans arrived at about same time as Celtic Britons were fleeing to France after Saxon takeover of England. Alans and Celtic Britons intermarried extensively. Legacy of Alans includes French name “Alain” and its many variations, and cultural foundation of chivalric warfare (armored knights on horseback). Dari sinilah muncul istilah Anglo-Saxon. Jadi negara-negara yang disebut Anglo-Saxon memiliki nenek moyang yang berasal dari bangsa Alan.

Wikipedia mengatakan Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon. Salah satu pengaruh Alan di Inggris adalah pembentukan pasukan ksatria berkuda yang dilengkapi dengan baju besi. Sementara keturunan dan peninggalan Alan di Prancis dapat ditandai dari nama mereka, Alain beserta variasinya.

Pada tahun ini juga (407 M), gabungan Alans, Suebi (Swevs), dan Vandals menginvasi Gaul.

Pada tahun 409 M, Alans, Suebi dan Vandal bergerak dari Gallia ke Spanyol. Mereka menerobos Semenanjung Pyrenean, dimana mereka membentuk Negara Alanian.

Pada 410 M, Bulgar yang telah ditaklukkan Alan menyerang Lombardia (Longobards).

Pada 411 M, Goar (Goarchur) memimpin Alans yang ditinggalkan sekutu Vandal-nya. Pada tahun ini juga wilayah Spanyol dibagi-bagi antara penjajah: Alans, Raja Lusitania dan Carthaginiensis.

Pada 411 M, Alans menyerang perampas Maximus di Tarraco dalam pelayanannya terhadap Gerontius. Pada tahun ini juga, Jovinus yang didukung oleh Alan, Burgundi, dan kaum bangsawan Galia melakukan pemberontakan di Gaul Utara, namun pemberontakan ini gagal dan berujung pada eksekusi mati Jovinus oleh Kaisar Honorius pada tahun 413 M.

Pada 412 M, berdirinya Kedutaan Bizantium untuk Hun Barat di daerah Pontic.

Pada 414 M, pembelotan dilakukan oleh Alans yang bersekutu dengan Visigoth selama pengepungan Vasatae (Aquitaine).

Pada tahun 418 M, Westgoths mengalahkan Alans di Alanian. Raja Alanian di Spanyol, Addac tewas dan dibunuh oleh Vallia di Gibraltar. Para Alans lari ke Kerajaan Vandal dan menyerahkan diri mereka ke Gunderic, Raja Vandal di Gallaecia. Mereka diterima dengan baik oleh Gunderic. Sejak ini, Vandal dan Alans selalu bersatu dan bahu membahu. (hmm… bisa dibayangin deh kalau dua suku paling barbar di dunia bergabung menjadi satu. Alans dari timur, dan Vandal dari barat. Pernah dengar khan istilah vandalism yang merujuk pada tindakan barbar dan sadis. Istilah tersebut diambil dari nama suku Vandal yang memang terkenal kejam)

Pada 420 M, Hun menduduki Pannonia dan menetap di tengah Danube, dipimpin oleh Yabgu Roila (Rugila), Aybat (Mundzuk) dan Kagan Oktar.

Pada 422 M, terjadi perjanjian perdamaian antara Bizantium dengan Persia.

Pada tahun 424-471 M, keluarga Alan Flavius yang keturunan Alans menunjukkan pengaruh besarnya di Byzantium.

Pada 428 M, Geiseric naik tahta menjadi Raja Vandal dan Alans.

Pada tahun 429 M, Vandal dan Alan melakukan penyeberangan dari Spanyol ke Afrika Utara.

Pada 434 M, Hun mengepung Konstantinopel yang berakibat  kematian pada Rugila. Rugila lalu digantikan oleh Atilla dan Bleda.

Pada 436 M, St Germanus memohon pada Raja Alanik untuk mengampuni Armorika (termasuk wilayah jajahan Romawi saat itu). Saat ini Armorika disebut Brittany, merupakan salah satu provinsi di Prancis. Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan, dengan luas wilayah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 440 M, Alans menetap di Valence di bawah kepemimpinan kepala suku Sambida.

Pada 442 M, pembenahan kediaman Alans di Transalpine Gaul oleh Aetius.

Pada 445 M, Attila mulai memimpin Hun dalam pemerintahan tunggal.

Pada 447 M,  Eochar, raja Alans, dikirim oleh Aetius untuk menghadapi Bacaudae dari Armorica sebagai balasan atas pemberontakan mereka. Pembantaian Alans terhadap kaum Bacaudae baru berhenti setelah St Germanus (Uskup Auxerre) turun tangan.

Pada 448 M, Attila kalah dari Akatsir Scythians dan akhirnya digantikan oleh Ellak, anak tertuanya, sebagai penguasa Pontus Hun.

Pada 450 M, tentara negara-negara sekutu di Selatan Kaukasia mendapatkan benteng-benteng yang dinamai “Pahane Honsu” (pertahanan terhadap Hons). Pada tahun ini terjadi pula penghancuran terhadap Benteng Chor (Derbent) oleh pasukan Armenia dan Albania. Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap Alans yang dipimpin oleh Raja Georgia, Vaxtang Gorgasali.

Pada 451 M, terjadi pertempuran di jurang Catalaun dekat Trua antara Atilla dengan Aecius.  Di sisi Atilla ada Hun, Geruls, dan bagian dari Frank Ostrogoth, sedangkan di sisi legiun Romawi pimpinan Aecius tentaranya direkrut dari Gaul dan Jerman, serta Vestgoths, Burgunds, Frank, dan Armorician Alans (dipimpin oleh Sanhiban). Tidak ada hasil yang pasti pada pertempuran ini.

Pada 452 M, Hun menginvasi Azerbaijan.

Pada 453 M, terjadi penaklukan Alans di [Transalpine] Gaul oleh Raja Visigoth, Thorismud.

Pada 454 M Ellak (anak tertua Atilla) mencoba menekan pemberontakan, namun ia dikalahkan dan tewas dalam pertempuran di Nedao. Sisa-sisa tentara Ellak mundur ke timur Carpathians. Dua anak lainnya (Dengizik dan Ernak) tetap di Dacia dan Bessarabia. Kekalahan Hun di Nedao mengakhiri masa Kekaisaran Hun. Sementara Alans, yang dipimpin oleh Kandak dipaksa untuk pergi ke Dobrudja. Dobrudja atau Dobrogea adalah wilayah di Rumania dan Bulgaria, terletak antara Sungai Donau dan Laut Hitam. Wilayah Dobrogea meliputi Dobrogea Utara yang merupakan bagian dari Rumania dan Dobrogea Selatan yang merupakan bagian dari Bulgaria.

Pertempuran Nedao di Pannonia adalah pertarungan paling brutal dalam sejarah; dimana beberapa suku barbar terlibat di dalamnya, yaitu Goth, Gepids, Rug, Swev, Hun, Alan, dan Gerule. Sejarawan Jordanes mengatakan And so the bravest nations tore themselves to pieces. For then, I think, must have occurred a most remarkable spectacle, where one might see the Goths fighting with pikes, the Gepidae raging with the sword, the Rugi breaking off the spears in their own wounds, the Suavi fighting on foot, the Huns with bows, the Alani drawing up a battle-line of heavy-armed and the Heruli of light-armed warriors.

Setelah pertempuran di Sungai Nedao (Pannonia), Alans menetap di Scythia Minor dan Lower Moesia dibawah pimpinan kepala suku Candac pada tahun 455 M. Pada tahun ini juga, Kerajaan Hephthalites yang sering disebut Hun Putih menaklukkan Kushans dan menyerang India dibawah kepemimpinan Abdaly.

Pada 456 M, Byzantium menduduki Lazika (sekarang masuk wilayah Georgia) yang merupakan tempat strategis di sekitar Laut Hitam.

Pada 463 M, Saragurs dari kaum Oguric menundukkan Akatsirs dari kaum Schythia.

Pada 464 M, Beorgor, raja Alans, dikalahkan dan dibunuh di Bergamo oleh bangsawan Ricimer.

Pada 466 M, terjadi invasi Saragurs dan Onogurs di Transkaukasia.

Pada tahun 468-469 M pecah pertempuran di Danube antara Hun dan Byzantium. Bel-Kermek (Hernach) setelah kematian Dengizik memimpin tentara Hun. Byzantium mengalahkan serbuan Hun dengan susah payah. Tentara Byzantium yang dipimpin oleh Aspar (yang ayahnya seorang Alan) terdiri dari tentara bayaran dari Slavia dan Alans. Setelah kemenangan Byzantium, Hun meninggalkan Dacia dan Bessarabia. Provinsi ini dibuka untuk kolonisasi Slavia. Selain itu, Hun juga menawarkan aliansi pada kekaisaran Romawi Timur.

Pada tahun 477 M, Huneric naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alan.

Pada 478 M, percobaan pembunuhan Konsul Illus, konselor dari Kaisar Zeno, oleh seorang Alan.

Pada 481 M, kaum Goth pimpinan Theodoric, anak dari Triariya, meraih kemenangan atas Bulgars.

Pada 487 M, tentara Alans memperkuat ekspedisi dari Ravenna-Italia melawan Rugi yang dipimpin oleh Raja Italia (Odoacer).

Pada 530 M, Gelimer menjadi Raja Vandal dan Alan.

Pada 531 M, Raja Sasania Husrav Anosruvan memperkuat Darband dan membentengi wilayah Kaukasus Timur dan Tengah dalam upaya untuk menangkis serangan kaum nomaden dari utara, termasuk oleh Alans.

Pada 534 M, penghancuran kerajaan Vandal di Afrika oleh Belisarius (Jenderal Bizantium).

Pada 548 M, suatu aliansi dibuat oleh Gubazes, Raja Lazi/Lazica, dengan Alans dan Sabirs untuk menguasai Iberia yang dikuasai Romawi.

Pada 549 M, Alans ikut dalam ekspedisi Jenderal Sasania (Chorianes/Farroxan) guna melawan Lazika.

LazikaPeta Lazika pada abad kuno

Sumber: en.wikipedia.org

Sekitar 550 M, terjadi kontak erat antara Alania dan Byzanthia/Byzantium di masa pemerintahan Raja Sarosius di Alania.

Pada 551 M, Bulgar dan Alans terdeteksi sebagai populasi yang menetap di kota-kota di Bulgaria, berada dekat dengan Gerbang Kaspia. Selain itu, ada juga Alans dan Bulgar yang terdeteksi sebagai nomaden yang berada di stepa utara Kaukasus. Sejarawan Zachariah Ritor mengatakan bahwa pada saat itu juga orang-orang Avnagur (Onogur), Avgar, Sabir, Burgar, Alan, Kurtargar, Avar, Hasar, Dirmar, Sirurgur, Bagrasir, Kulas, Abdel dan Hephtalite tinggal di tenda, memakan daging ternak dan ikan, serta berburu hewan liar dengan senjata mereka.

Pada 556 M terjadi konflik teritorial antara Alans dan Misimians di Lazica.

Pada 557 M Bangsa Avar datang di tanah yang dikuasai Sarosius (Sarodius, Saroes), raja Alans. Sejarawan Gumilev mengatakan nenek moyang orang Hungaria adalah percampuran antara suku Avar dengan Alans.

Pada 561 M, merupakan kejadian lima puluh tahun perdamaian antara Justinian (Kaisar Romawi) dan Husrav Anosruvan (Raja Persia). Alans dan Hun dilarang untuk menyeberang Darial dan Darband (wilayah Persia) untuk menyerang wilayah Bizantium (Romawi).

Pada 563-567 M, Persia menjalankan aksi militer yang sukses melawan Ephtalites, namun di waktu yang hampir bersamaan Persia dikalahkan suku Savir yang berada di Kaukasus Selatan. Suku Savir tinggal bertetangga dengan suku Masguts (Alans).

Antara 566 dan 571 M, Istemi Djabgu ditundukkan masyarakat Banajar, Balanjar (Belenjer) dan Khazar. Baranjar (Balanjar) = Onogur = Utigur Bolgars. Pengaruh Khazar meningkat. Khazar menjadi asisten dan sekutu terdekat dari bangsa Turks.

Sekitar tahun 570 M, Diplomat Zemarchus dari Bizantium pergi ke Kekhanan di Turki Barat. Persia lalu berupaya untuk mencegat Zemarchus melalui Alans. Dalam perjalanan kembali, ketegangan terjadi antara Sarodius, raja Alans, dan duta besar Turki.

Pada 572 M, Saroes, raja Alans, bersekutu dengan John dari Armenia, guna melawan Persia.

Pada 574 M, Alans (sekutu Persia) ditangkap dan dibawa sebagai sandera ke Byzantium untuk diperhadapkan ke Kaisar Tiberius Constantine.

Pada 576 M, Bizantium yang dibantu oleh Savirs dan Alans merampas Albania yang dikuasai Sassanid (Persia). Hal ini juga mengakibatkan suku Alan berhasil mengontrol Celah Darial.

Pada 580 M terjadi serangan dari Alans yang di bayar Byzantium untuk melawan Persia di Azerbaijan.

Dalam “Buku Sui” yang diterbitkan pada 581 M dibahas tentang “Deskripsi Tele”, dimana disitu terdapat daftar 45 suku padang rumput Asia, termasuk Lan (Alans). Alans disebutkan berasal dari Turki yang berbahasa suku Tele.

Pada 642 M kampanye militer dilakukan oleh Jenderal Asad, atas perintah Khalifah ‘Umar I, di pegunungan Alans.

Pada 651 M dengan hilangnya aturan Kekhanan Utara, mantan konfederasi Khazaria, seperti Bolgar Kutugurs, Alans, Slavia dan ITIL Bolgars mendapatkan kemerdekaan. Sedangkan Khazar tetap merupakan Kekhaganan dari Dinasti Ashina. Pada tahun ini pula (651 M) kekalahan tentara Khazar-Alan oleh pasukan Abd Al Rahman di pertempuran Efrat.

Pada 655 M Khazar bekerja sama dengan Alans yang menggunakan bahasa Iran.

Pada 662 M terjadi ekspedisi militer oleh orang Muslim terhadap Alans.

Pada 670 M Bolgars Bat-Boyan dikalahkan oleh Khazar. Khazar lalu memulihkan wilayah dengan Bolgar timur (Utugur) dan populasi Alan. Wikipedia mengatakan ada kemungkinan kata “Boyan” berasal dari kata “Boii” (laki-laki) dari suku Celtic yang pernah berdiam di Ceko. Kata ini kemudian juga meluas ke bekas Negara Yugoslavia, seperti Serbia dan Kroasia, dengan nama “Bojan”. Boyan sendiri adalah kata berbahasa Bulgaria dan Slavia yang biasa diberikan untuk nama anak lelaki. Bentuk pendek dari nama Boyan digunakan di Bulgaria adalah Bobi atau Bobby.

Ada juga kemungkinan lain bahwa nama “Boyan” atau “Bojan” berasal dari bahasa Celtic: “Bryan” atau “Brian” yang memiliki arti “kuat” atau “mulia”.

Pada 682 M terdeteksi “Kerajaan Hun” yang biasa disebut dengan nama Belenjer atau Baranjar atau Balanjar atau Onogur atau Utigur Bolgars dengan ibukota Varachan yang terletak di utara Derbent. Kerajaan ini berada dibawah kekuasaan Kerajaan Khazar.

Pada 705 M serangan Alan melawan Abasgia (di bawah pemerintahan Arab) setelah dihasut oleh Kaisar Romawi (Justinian II).

Pada 715 M terjadi ekspedisi militer bangsa Arab terhadap Alans dibawah kepemimpinan Khalifah ‘Umar II.

Pada 721 M terjadi invasi negara Alans oleh bangsa Turki Khazar.

Pada 722 M terjadi Perang Kedua antara bangsa Khazar dengan Arab dimana kampanye militer pertama dilakukan pasukan Arab yang dipimpin oleh Zh. Jirrah di Kaukasus Utara melawan Alans dan Khazar. Pasukan Arab yang dipimpin Jenderal Tabit al-Nahram dikalahkan oleh Alans dan Khazar.

Pada 723 M Khazar kehilangan Balanjar oleh pasukan Arab, sehingga Khazar terpaksa memindahkan ibukota mereka ke Samandar.

Pada 724 M lagi-lagi terjadi ekspedisi militer melawan Alans dan Khazar oleh bangsa Arab yang dipimpin oleh al Jarrah bin ‘Abdallah al-Hakami.

Pada 725 M bangsa Alans terdorong ke anak sungai sebagai akibat dari serangan terhadap mereka oleh pasukan Khalifah Umayyah yang dipimpin oleh al-Hajjaj bin ‘Abd al-Malik.

Pada 728 M terjadi ekspedisi militer melawan Turki Khazar oleh pasukan Arab yang dipimpin oleh Maslamah bin ‘Abd al-Malik melalui Gerbang Alans (Darial).

Pada 730 M terjadi kekalahan pasukan Arab dan kematian al-Jarrah bin ‘Abdallah al Hakami di tangan Turki Khazar yang merupakan penjajah dari negara Alans.

Pada 735 M terjadi kampanye militer oleh pasukan Arab dibawah kepemimpian Mervan Kru di Alania yang dipimpin oleh Raja Itaz.

Pada 736 M terjadi penaklukan tiga benteng di negara Alans oleh pasukan Muslim pimpinan Marwan bin Muhammad.

Pada 737 M terjadi ekspedisi militer melawan negara Khazar yang dipimpin oleh Marwan bin Muhammad melalui Gerbang Alans.

Pada 751 M pasukan tambahan Alan terdeteksi di Armenia untuk memperkuat pasukan Romawi (Constantine V).

Pada 758 M pasukan Muslim pimpinan Yazid bin Usaid bin Sulami berhasil menaklukkan Gerbang Alans.

Pada 770 M Bangsa Oguzes datang ke Transoxania. Mereka akhirnya memiliki wilayah sendiri disana yang disebut Oghuz Yabgu. Para pendiri kekaisaran Ottoman adalah keturunan dari Oghuz Yabgu. Saat ini warga Turki, Turkmenistan, Azerbaijan, dan Gaugazia adalah keturunan Oghuz. Istilah Oghuz berangsur tergantikan dengan istilah Turkmen atau Turcoman yang berarti Orang Turki. Mereka pernah memiliki peran utama sebagai tentara bayaran Pangeran Rus untuk memperkuat pasukan kavaleri Rusia. Saat itu mereka dikenal dengan julukan “Topi Hitam”. Mereka juga tercatat pernah memperkuat pasukan Muslim di Timur Tengah, Byzantium, bahkan di Spanyol dan Maroko.

Oguz YabguPeta wilayah Oghuz Yabgu (Kazakhstan saat ini)

Sumber: en.wikipedia.org

Transoxania sendiri adalah nama sebuah wilayah kuno yang terletak di Asia Tengah, antara Sungai Amu Darya (Sungai Oxus) dengan Sungai Syr Darya (Sungai Jaxartes/Yaxartes). Transoxania atau Transoxiana berasal dari bahasa Yunani yang berarti “daerah di sekitar Sungai Oxus”. Setelah ditaklukkan Arab pada abad ke-8, daerah ini dikenal sebagai Ma-Nahr wara’un yang artinya “yang berada di luar sungai”. Orang Persia menyebutnya dengan nama “Turan”. Wilayah ini pernah merupakan salah satu satrap dari Dinasti Achaemenid Persia dengan nama Sogdiana.

Daerah ini sekarang sebagian besar berada di Uzbekistan, tetapi juga sebagian di selatan Kazakhstan,  Tajikistan dan Turkmenistan.

Kota-kota bersejarah yang penting di Transoxania yaitu Samarkand dan Bukhara.

Pada tahun 776 M, Negara Alania terdeteksi dalam peta St. Beat yang terletak antara muara Sungai Danube dengan Dniester.

Pada tahun 820 M Alans memperkuat pasukan Thomas dari suku Slav, pemimpin pemberontakan melawan Kaisar Bizantium (Michael II).

Pada 842 M, Sallam pergi ke negara Alans dengan bertindak sebagai juru bahasa bagi negara Khazars.

Pada 851 M, ekspedisi militer dilakukan oleh bangsa Turk pimpinan Abu Musa Buga Elder terhadap Georgia, Abkhazia, Alans dan Khazar. Serangan ini menyebabkan sekitar seratus Alan dideportasi ke Dmanisi (Tasiri).

Pada 888 M, keturunan suku Alan berjuluk “Alan I the Great”, menjadi raja Brittany. Brittany atau Bretagne adalah wilayah budaya di utara-barat Perancis; meliputi bagian barat Armorica, seperti yang dikenal selama periode pendudukan Romawi. Brittany kemudian menjadi sebuah kerajaan yang independen dan kemudian kadipaten sebelum bersatu dengan Kerajaan Perancis pada 1532 sebagai provinsi. Brittany juga telah disebut sebagai Kurang, Lesser atau Little Britain. Letak Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan. Luas wilayahnya adalah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 888 M, Alan Baqat’ar, sekutu Bagrat I dari Abkhazia berperang melawan raja Georgia, Adarnase II.

Pada 895 M, Alans dan Bulgar dibebaskan dari kekuasaan Khazar.

Pada 900 M, terjadi perang Alano-Khazar selama pemerintahan Aaron, raja Khazaria.

Pada 903 M, Ibnu Rustah memberi keterangan mengenai deskripsi geografis Kerajaan Alania.

Pada 905 M, Raja Alans pindah ke agama Kristen melalui perantaraan Exusiastes dari Abasgia.

Pada 910 M, pengkhotbah-pengkhotbah Kristen dari Bizantium memulai misi pertamanya di Alania. Mereka berusaha membangun fondasi keuskupan di Alania, dimana Peter menjadi Uskup Agung yang pertama.

Pada 920 M, Khazar bertarung dengan Burtas, Oghuz, Bizantium, Kengeres dan Kara Bolgars.

Pada 924 M, upaya aliansi anti-Bulgaria dilakukan oleh Kaisar Romanus I Lecapenus dengan Ruses, Pechenegs, Alans dan Magyars.

Pada tahun 930 M, Kazars bersekutu dengan Alans, dan mengadopsi Yudaisme sebagai agama, serta mengatur pernikahan dinasti.

Pada 931 M, Agama Kristen ditinggalkan oleh Alans yang akhirnya mengusir uskup dan imam yang dikirim oleh Kaisar Bizantium.

Pada 943 M, deskripsi geografis kerajaan Alania dilakukan oleh al-Mas’udi yang sekaligus merupakan orang pertama yang mencatat penampilan kota Magas. Pada tahun ini juga terjadi aliansi antara raja Alans dan raja Daghestan dari kaum Avar. Al-Mas’udi dalam catatannya berjudul “Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia” melaporkan bahwa Raja Alans melengkapi pasukannya sebanyak 30.000 kavaleri. Dia mengatakan bahwa Raja Alans adalah raja yang kuat, dan menikmati pengaruh lebih dibanding raja-raja lainnya. Pada saat itu Alania telah memiliki 150.000 penduduk.

Pada 944 M terjadi persekongkolan antara Alans, Rusia dan Lesghians melawan Arran.

Pada 965 M penghancuran Kekaisaran Khazar serta kekalahan Alans dan Circassians oleh Pangeran Rus (Svyatoslav dari Kyiv).

Pada 977 M, Ibnu Haukal dalam “Wajah Bumi” mencatat bahwa bahasa Azeri dan bahasa Persia digunakan sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di Kaukasus.

Pada 1014 M, Alda (putri Alan), diperistrikan oleh Raja Giorgi I dari Georgia.

Pada 1029 M, Urdure, raja Alans, dibunuh dalam pertempuran oleh Kwirike III, raja Kaxet’i. Pada tahun ini pula terjadi ekspedisi militer yang dipimpin oleh Pangeran Yaroslav Wise dari Kyiv terhadap Alans.

Pada tahun 1032-1033 M, serangan dari Alans, Avars, dan Ruses terhadap daerah-daerah Muslim di Transkaukasia Timur, seperti Sarwan dan Darband mengalami kegagalan.

Pada tahun 1050 Kaisar Constantine IX Monomachus dan putri raja Alania terlibat perselingkuhan.

Tahun 1062 M Dorgoleli diangkat menjadi raja Alans. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan antara raja Georgia (Bagrat IV) dengan putri Alan (Borena).

Pada tahun 1062-1065 M para Alan melakukan serangan melalui Darial terhadap Saddadid, Emirat Arran (Timur Transkaukasia).

Pada 1065 M Raja Alania (Durguleit Yang Agung) berkunjung kepada raja Georgia (Bagrat IV) di Kutais.

Pada tahun 1066 M, banyak keturunan Alanic dari Bretons bergabung dengan William Sang Penakluk dalam penaklukan Inggris. Kontribusi taktik militer diwarisi dari leluhur mereka, dan kemudian menyebarkan pengaruh genetik mereka melalui Inggris ke Skotlandia serta tempat lain. Salah satu frekuensi tertinggi haplotype R1b 35 di mana saja di database Y-STR adalah salah satu sampel dari Paris, Perancis, berdekatan dengan Normandia, dan bahkan lebih dari itu, diantara Amerika keturunan “Cajun”. “Cajun” sebenarnya merupakan kontraksi sehari-hari dari kata “Acadian” (sekarang Nova Scotia dan New Brunswick, dan bagian utara Maine). Mayoritas dari pemukim awal PerancisKanada adalah dari Acadia dan Quebec berasal dari Norman atau Breton. Banyak keluarga Skotlandia yang menunjukkan penanda DYS393 = 12 yang berarti merupakan keturunan dari Alans yang tiba dengan Normandia, sejak Sarmatians yang datang dengan Romawi.

Pada tahun 1072 M, terjadi pernikahan antara Maria Alania (keturunan Alans) dengan kaisar Byzantium, Michael VII Duca Parapinaces.

Pada tahun 1072 M terjadi perekrutan pasukan tentara bayaran di Alania oleh Michael VII Ducas untuk menghadapi pemberontakan Norman Roussel dari Bailleul. Pada tahun ini pula tentara bayaran Alan melayani Comneni bersaudara di Anatolia.

Pada tahun 1075 M intrik licik terjadi di Byzantium yang dilakukan Maria dari Alania (istri Michael VII Ducas) dengan Nicephorus III Botaneiates. Pada tahun ini, Irene dari Alania dipristrikan oleh Isaac Comnenus (saudara tua dari Kaisar Alexios I Komnenos).

Pada tahun 1085 M Adam dari Bremen memberi keterangan tentang suku Scythian kuno di wilayah Baltik timur. Ia mengatakan bahwa di wilayah tersebut hidup suku Alans atau Albans, yang dalam bahasa mereka sendiri disebut Vizzes yang kemudian disebut Ambrones yang dikenal sangat kejam dan terlahir dengan rambut putih.

Hmm.. mungkinkah pernyataan diatas memiliki korelasi dengan hadits berikut:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka. ” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.

Pada 1099 M, Karachai-Balkarian (bagian dari serikat suku Alan) muncul ke permukaan.

Pada 1107 M, Rhosmices, bangsawan dari Alania membantu Bizantium selama invasi Epirus oleh pangeran Norman, Bohemund dari Antioch.

Pada 1116 M, Don Kipchak menyerbu lagi dan dikalahkan oleh Pangeran Rusia. Rusia menyerbu balik Cumans-Kipchaks dan berhasil mengambil kota Sharukhan, Sugrov dan Balin yang dihuni oleh populasi Alano-Bulgar. Pada akhirnya terjadi pernikahan Yaropolk, putra Vladimir II Monomah dari Kyiv, dengan putri Alan. Pada tahun ini pula suku Alan direkrut menjadi tentara bayaran oleh Alexius I Comnenus untuk menghadapi Turki Seljuk pimpinan Sultan Melik Shah.

Pada tahun 1118 M, Suku Kipchak berdamai dengan Alans. Khan Otrak (pemimpin Kipchak yang dikalahkan Rusia) bersekutu dengan Raja Georgia (David IV). Alhasil suku Kipchak boleh menetap di Georgia namun harus membantu Georgia dalam perang dengan Seljuk.

Pada 1150 M, Khuddan menjadi raja Alans. Selain itu, pada tahun ini juga terdeteksi dalam Peta Hieronim nama Sungai Danube yang dinamakan sebagai Sungai Pruth “Alanus”.

Pada tahun 1153 M ahli hukum Muslim, Ibn al-Azraq yang kelahiran Granada, pergi ke Alania bersama-sama dengan Raja Georgia, Demetre I.

Pada tahun 1155 M tentara bayaran dari suku Alan yang dikirim oleh Kaisar Manuel I Comnenus melakukan ekspedisi militer untuk menaklukkan kembali Italia. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan pangeran Georgia (Giorgi) dengan Burdukhan (putri Raja Alan [Khuddan]).

Pada tahun 1160 M Benjamin dari Tudela melakukan perjalanan, dan menemukan bukti adanya komunitas Yahudi di Alania.

Pada tahun 1173 M terjadi perampasan dari Alans, Cumans dan Avar dalam pelayanan terhadap Bekbars dari Darband yang berperang melawan Sirwansah Ahsatan.

Pada tahun 1175 M, seorang Alans bernama Küchük Anbal (yang berarti Turk kecil atau anak selir) yang merupakan saudara dari Putri Yasian membunuh iparnya, Pangeran Andrey Bogolyubsky.

Andrey BogolyubskyTampak pada gambar diatas Andrey I Yuryevich, yang umumnya dikenal dengan julukannya, Andrey Bogolyubsky. Dia adalah anak dari Yuri Dolgoruki (seorang Pangeran Rurikid dan pendiri Moskow). Sedangkan ibunya adalah seorang putri Cuman (yang wilayahnya dikenal dengan sebutan Cuman-Kipchak, setelah bergabung dengan Kipchak). Andrey Bogolyubsky dikenal di Barat sebagai Pangeran Skit/Scythian. Andrey dibeatifikasi sebagai seorang santo dalam Gereja Ortodoks Rusia.

Sumber Gambar: russiapedia.rt.com

Pada tahun 1185 M, tentara bayaran Alan dari Tesalonika menaklukkan Normandia dari Sisilia.

Pada tahun 1189 M terjadi pemusnahan korps tentara bayaran Alan dekat Philippopolis (Plovdiv) oleh tentara salib dari Jerman atas perintah Kaisar Frederick Barbarossa I.

Sekitar tahun 1190 M, terjadi pernikahan antara Ratu Tamar dari  Georgia dengan David Soslan (Pangeran Alans). Bagi Ratu Tamar ini adalah pernikahannya yang kedua setelah sebelumnya ia bercerai dengan Pangeran Rus (Yuri Bogolyubsky). Yuri Bogolyubsky adalah anak dari Andrei Bogolyubsky yang mati terbunuh (lihat 1175 M). Pernikahannya dengan Ratu Tamar adalah pernikahan yang diatur oleh bangsawan Georgia. Besar kemungkinan, pernikahan tersebut diatur untuk meredam ambisi Yuri yang ingin kembali menguasai Rus (yang saat ini meliputi wilayah Rusia, Ukraina, dan Belarus) yang telah berada dalam genggaman penguasa keturunan Alan dari daerah pegasingannya (di Kipchack Khanate). Jika hal tersebut terjadi (Yuri menguasai Rus), maka bisa jadi Rus suatu saat akan meluaskan wilayah kekuasaannya sampai ke Georgia.

Rus MapTampak dalam peta diatas wilayah Belarus, Ukraina, dan Rusia, yang dekat dengan Georgia

Sumber Gambar: jeremyrenners.blogspot.com

Pangeran Yuri diceraikan oleh Ratu Tamar karena dituduh menjadi pemabuk berat, ambisius, dan terlibat dalam kejahatan seksual (melakukan sodomi). Walaupun hal buruk tersebut bisa jadi telah diatur dan merupakan jebakan atas dirinya, namun Yury diusir dari Georgia pada tahun 1188 M. Pada tahun 1191, ia bersekutu dengan beberapa bangsawan kuat Georgia untuk memimpin pemberontakan melawan Tamar. Namun pemberontakannya berhasil dipadamkan, dan Tamar mengampuninya. Tetapi ia sempat memberontak lagi dalam beberapa tahun, namun ia dikalahkan lagi. Ia akhirnya benar-benar terusir dari Georgia. Sejak itu, Yuri menghilang dari sejarah.

Sedangkan Ratu Tamar adalah putri dari George III, Raja Georgia, dan permaisurinya Burdukhan, putri Raja Alania. Ratu Tamar konon memilih sendiri David Soslan sebagai suami keduanya. David Soslan sendiri ditengarai sebagai keturunan dari George I dari Georgia (1014-1027) dan istrinya yang merupakan Putri Alan (Alde/Alda) yang merupakan orang tua dari Demetrius/Demetre [ayah David]. Yang tak kalah mengejutkan, baik nama David maupun Tamar berasal dari bahasa Ibrani dan seperti nama-nama alkitabiah lainnya, disukai oleh Dinasti Georgia (Bagrationi) karena klaim mereka sebagai keturunan Efraim dan Daud (David), raja kedua Bani Israil. 

Pada tahun 1222 M, suku Alans dan Cumans-Kipchak dikalahkan oleh serangan Mongol-Tatar, yang menyebabkan Mongol-Tatar berhasil merebut ibukota Alania [Magas (Meget)].

Pada tahun 1223 M, Georgia disubordinasikan oleh Mongol, tetapi keturunan Thamar dan David bertahan dan terus memasok Georgia dengan raja sampai abad kesembilan belas. Salah satunya adalah Pangeran Ovs (sebutan Alans bagi orang Georgia dan bisa jadi merupakan asal kata dari “Ossetia”).

Pada tahun 1225 M, suku Alans membantu Georgia pimpinan Ratu Rusudan (putri dari Tamar dan Soslan) melawan invasi Kekaisaran Khwarezmian pimpinan Hwarezmsah Galal al-Din.

Pada tahun 1226 M, Uskup Theodore mulai melakukan perjalanan pastoralnya ke Alania.

Pada tahun 1229 M, Mongol mengirim para Alan ke Cina selama pemerintahan Ogodei dan Mongke.

Pada tahun 1236 M, Qachir-Ukule (pemimpin Ases) ditangkap dan dieksekusi oleh Mongke di tepi Volga.

Pada tahun 1239 M terjadi aneksasi Alania ke Ulus Juchi.

Pada tahun 1243 M terjadi pernikahan antara Raja Georgia Raja Davit VII Ulu (Turk. “David Uĝlu = Besar”) dengan putri Alan bernama Altun (Turk. “Emas”).

Pada tahun 1245 M, sebagian Alans mencoba menyerang Mongol demi mendapatkan kembali sebagian wilayah mereka di Kaukasus.

Pada tahun 1253 M, Friar William dari Rubruck melakukan perjalanan ke Kekaisaran Mongol, dimana Alans juga berada disitu (di Karakorum).

Pada tahun 1258 M, Alan terlibat sebagai tentara bayaran dalam membantu aktifitas militer Dinasti Yuan (Mongol) di Cina.

Pada tahun 1261 M, hubungan diplomatik terjadi antara Mamluk (dibawah kepemimpinan Sultan al-Malik al-Zahir) dengan Kipchak Khanate (dibawah kepemimpinan Berke), melalui pedagang Alan.

Pada 1263-1264 M dilaporkan adanya pemukiman Alan di Krimea (wilayah Rusia saat ini).

Pada 1275 M terjadi pembantaian oleh garnisun Kristen Alan dalam pelayanan terhadap Mongol pimpinan Jenderal Bayan di kota Zhenchao (Jiangsu) di Cina.

Pada 1277 M terjadi ekspedisi militer oleh Pangeran Rus terhadap Alans yang dikirim oleh pemimpin Kipchak Khanate (Mongke Termir).

Pada 1278 M, Mongol-Tatar dan Ruses merebut kota Alania (Dediakov).

Pada 1280 M, Alans melayani Kepala Suku Mongol (Noyai) di Kipchak Khanate.

Pada 1290 M terjadi serangan oleh Alan yang dipimpin oleh Pangeran Parejan ke Georgia.

Pada 1300 M terjadi perang saudara di Kipchak Khanate. Pada tahun ini juga terjadi serangan oleh Alan pimpinan Bagatar di Georgia.

Pada 1301 M terjadi perdagangan budak Alan dari koloni Italia di utara Laut Hitam ke Eropa.

Pada 1302 M tentara bayaran Alan tiba di Byzantium untuk membantu Romawi melawan Turki.

Pada 1304 M Bizantium merekrut Alans Kaukasus sebagai sekutu proksi.

Pada 1304-1306 M terjadi bentrokan antara tentara bayaran Alan dengan perusahaan besar Catalan di wilayah Kekaisaran Bizantium.

Pada 1310 M tiga puluh ribu Alans terlibat dalam pelayanan untuk kekaisaran Mongol (Dinasti Yuan) di Cina.

Pada 1314 M terjadi kekalahan dan pengusiran Alans dari Georgia oleh Raja George V.

Pada 1318 M kehadiran Alans (Yasses / Jasses) terdeteksi di Hongaria.

Pada 1322 M, Alans dari Itiles (Itil) dan Temeres (Timur) melayani/membantu Raja Bulgaria (Tsar George II Terter), yang bertanggung jawab atas pertahanan Philippopolis dalam perang melawan Bizantium.

Pada 1329 M, Sayf al-Din Bahadur As (Asian Bogatyr), atau yang dikenal dengan nama Alan Mamluk (keturunan Alan) meninggal di Mesir.

Pada tahun 1333 M, Ibn Battuta menginap di Kipchak Khanate, dimana ia menemukan Muslim Alan di Sarai al Djadid, ibukota Özbeg Kagan.

Pada 1336 M, kedutaan dikirim oleh Kaisar Mongol (Togon Temur) dan lima pangeran Alan di Cina untuk Paus Benediktus XII. Hal ini terkait dengan misi Friar John dari Marignolli di Khan Baliq (Beyjing).

Pada 1349 M, John Cantacuzenus menjadi “Kaisar Alans”.

Pada 1385 M, para Alans dikuasai oleh Tar-Tar yang berhasil menghancurkan ibukota Alania (Maghas) dan bergabung bersama mereka dibawah kepemimpinan Toqtamish Khan (keturunan dari cucu tertua Genghis Khan) untuk melawan Persia. Namun akhirnya pada tahun 1395 mereka dikalahkan oleh Persia dibawah kepemimpinan Tamerlan (Timurleng) di Kaukasus Utara, yang membantai Alan secara masif. Para korban terfragmentasi, didorong lebih jauh ke selatan Kaukasus, mulai mengintegrasikan diri dengan penduduk asli dan akhirnya kembali muncul sebagai proto-Ossetia. Mereka membentuk menjadi dua kelompok, Digor dan Iron.

Yang unik disini adalah perkataan iron. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa kata “iron” tersebut mungkin memiliki makna yang sama dengan kata “Iran”. Ini karena bahasa orang Iron sangat mirip dengan bahasa orang Iran. Sejarawan memasukkan bahasa orang Iron (Iron Dialect) dalam keluarga bahasa Indo-Eropa, Indo-Iran, dan Iran. Namun bisa jadi juga bahwa kata “iron” berarti “besi”, mengingat bahasa Iron juga memiliki hubungan dengan bahasa Anglo-Saxon. Jika ini benar, maka semakin menguatkan pendapat bahwa mereka memang pernah terkungkung oleh Dinding Besi Derbent yang dibuat oleh Zulkarnain, sehingga mereka mengatakan dirinya sebagai “Bangsa Besi (Iron People)”. Disamping itu, bisa jadi juga memiliki makna “pandai besi”. Hal ini karena sejak nenek moyang mereka (bangsa Kassites), mereka terkenal sudah pandai membuat pisau dan pedang yang terbuat dari besi berlapis baja. Oleh sebab itu, Wikipedia mengatakan bahwa jika mengacu ke bahasa Proto Indo Eropa, maka Iran berarti ar-yo- (aryan) yang memiliki makna “perakit terampil (skillful assembler)“. Kata “assembler” dalam Bahasa Inggris lebih ditujukan kepada perakitan mesin (yang terbuat dari besi/baja). Sedangkan kata “Digor” mungkin berhubungan dengan kata “Georgia” sebagai tempat tinggal sebagian besar diantara mereka.

Pada 1400 M, Alan melayani kepala suku Arugtai di Mongolia.

Pada 1690 M, Kabardins (kelompok Adyg) mengisi dataran Alania.

Pada tahun 1767, daerah Alans jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan Rusia.  Dalam hal identitas mereka membentuk Ossetia yang berbasis di Georgia saat ini dan berbatasan dengan Republik Rusia. Mereka adalah salah satu wakil yang tersisa dari Scythians kuno dan Sarmatians. Sebagian besar orang Ossetia beragama Kristen Ortodoks dan sebagiannya lagi beragama Islam. Agama Kristen Ortodoks dianut mereka setelah Rusia menekan mereka untuk pindah agama. Sedangkan agama Islam diperkenalkan oleh tetangga mereka (orang-orang Kardabay). Selama perang Rusia – Georgia, banyak dari Muslim Digor dan Muslim Iron yang beremigrasi ke Kekaisaran Ottoman, dan saat ini menjadi warga minoritas di Turki.

Beberapa kota dengan nama yang mungkin terkait dengan ‘Alan’, seperti: Allainville, Allaines, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Eure-et-Loir, dan Les Allains, serta Eure mencermikan bukti keberadaan mereka di Eropa. Begitupun dengan nama hewan seperti Alaunt dan Alano, yang secara historis telah digunakan untuk sejumlah ras anjing di beberapa negara Eropa diperkirakan turun dari anjing asli dari Alans. Alaunt/Alano dikenal di Eropa sebagai jenis anjing yang sangat pandai berburu dan berkelahi.

1.10. Terungkapnya Sosok Zulkarnain   2 comments


Perlu diketahui disini bahwa Kitab Yasna dan Gathas diterjemahkan oleh para ahli bahasa dari bahasa Avesta lama (Iran Kuno), dimana bahasa ini sering diistilahkan oleh masyarakat pada masa Persia Tengah (mulai dari jatuhnya Achaemenids di abad ke-4 SM sampai jatuhnya Sassanids di abad ke-7 M) sebagai Zand-Avesta. Bahasa Zand-Avesta pada saat itu adalah bahasa suci, yang sangat jarang digunakan oleh masyarakat umum dan hanya sering digunakan oleh para imam suci (penganut ajaran Zarathustra). Hal ini mungkin yang menyebabkan para ahli bahasa sangat kesulitan menerjemahkan Kitab Yasna dan Gathas, sebab bahasa tersebut sudah punah. Kata Zand pada Zand-Avesta sedikit menimbulkan tanda tanya para ahli; apa maksud kata tersebut? dan mengacu kemana? Sampai sekarang belum terpecahkan dan hanya bersifat duga-duga semata. Saya memperkirakan bahwa kata Zand mengacu kepada Zulkarnain, yang sama-sama berkonsonan z-a-n.

Selain itu patut diketahui pula bahwa ajaran Zarathustra (Zorastrianism) pada akhirnya menjelma menjadi apa yang dinamakan sebagai paham Zurvan (Zurvanism). Anehnya, zurvan ini memiliki arti yang mirip dengan Zulkarnain, yaitu “waktu” dalam bahasa Avestan. Dalam film Prince of Persia: The Two Thrones, Zurvan digambarkan sebagai Dewa Waktu dan dalam komik karya Grant Morrison berjudul The Filth, salah satu anggota kelompok yang disebut Kuorum Status adalah superhero bersayap bernama Zurvan. Jadi kata Zurvan yang memiliki konsonan huruf z, u, r, a, dan n saya pikir memiliki korelasi yang sangat erat dengan sosok Zulkarnain yang namanya juga memiliki konsonan huruf z, u, r, a, dan n.

Sampai disini saya sudah merasa sangat yakin bahwa Zarathustra adalah Zulkarnain. Keyakinan saya ini semakin bertambah ketika sejarawan Jona Lendering dalam situs http://www.livius.org/ mengatakan:

“Zarathustra mulai memberitakan bahwa ada dewa tertinggi, “Yang Maha Bijaksana”, Ahuramazda, yang telah menciptakan dunia, manusia, dan semua hal yang baik di dalamnya melalui roh kudus-Nya, Spenta Mainyu. Sisanya alam semesta diciptakan oleh enam roh lain, Spentas Amesha (‘suci abadi’). Namun, urutan penciptaan tujuh kali lipat diancam oleh Kebohongan/Kepalsuan, roh baik dan jahat berjuang dan umat manusia harus mendukung roh yang baik dalam rangka untuk mempercepat kemenangan tak terelakkan dari yang baik.”

Dari pernyataan sejarawan Jona Lendering, tampaknya Zarathustra sering berbicara tentang roh. Kalau kita melihat asbabun nuzul dari QS. Al-Kahfi 83-98, maka disitu terlihat pertanyaan terakhir kafir Quraisy yang menanyakan kepada Nabi Muhammad, apa itu roh? Begitu pula dengan pertanyaan pertama yang berhubungan dengan roh orang yang tertidur. Jadi saya yakin pertanyaan kedua tentang seorang pengembara laki-laki (Zulkarnain) juga berhubungan dengan roh.

Cukup banyak orang yang berpendapat bahwa orang tidur, rohnya diangkat keluar, yang berarti yang tersisa hanya raga/jasad-nya. Tetapi pendapat ini tidak benar, karena sekelompok pemuda beserta anjingnya yang tertidur selama lebih dari 300 tahun berkali-kali menggerakkan badannya, yang berarti roh mereka tidak diangkat.

Ki Bara Astama dalam artikelnya tentang perbedaan ruh dan nafas mengatakan:

“Sebuah jasad tanpa roh, maka jasad itu akan mati, tidak mampu bergerak, tidak kuasa untuk menarik nafas, dan dalam hitungan jam tubuhnya akan kaku karena darah berhenti mengalir. Orang yang sedang tidur bukan berarti roh yang ada didalam jasadnya sedang keluar, sebab bila demikian adanya berarti saat dia tidur maka dia seharusnya mati dalam pengertian yang sesungguhnya tetapi kenyataannya saat seseorang tertidur, dia masih bisa bergerak membalikkan badan, jantungnya masih berdenyut, mulutnya masih bisa mengeluarkan suara mendengkur dan malah tidak jarang orang yang tidurpun bisa tiba-tiba tertawa ataupun menangis bahkan buang air kecil tanpa disadarinya, semua ini mengindikasikan kepada kita bahwa tidur bukanlah suatu keadaan dimana roh meninggalkan badan.

Oleh karena itulah saat menceritakan kisah ashabul kahfi, al-Qur’an menyebut mereka bukan dalam keadaan mati dimana roh penghuni jasadnya dicabut Allah tetapi disebut bahwa mereka sedang tidur dan ciri bahwa mereka tidur adalah tubuh mereka bergerak berbalik-balik.

Dan kamu mengira mereka itu sadar padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka melunjurkan dua kaki depannya dipintu gua. Jika kamu melihat mereka niscaya kamu akan berpaling dan lari dengan penuh ketakutan terhadap mereka. {QS. 18:18}

Kejadian ashabul kahfi yang tidur selama 309 tahun ini mungkin bisa dihubungkan juga dengan teori relativitasnya Einstein seperti yang pernah kita bahas dalam pembicaraan Isra’ Mi’raj Nabi, dimana objek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya akan mengalami perlambatan waktu dengan objek yang memiliki kecepatan statis. Tubuh para pemuda ashabul kahfi mungkin digetarkan oleh Allah molekul-molekulnya mendekati kecepatan cahaya sehingga tubuh mereka bergetar dan membalik-balik agar tahan terhadap perubahan waktu diluar gua yang berjalan lambat sehingga kita yang melihat mereka bagaikan melihat sinar yang berkilatan dan sesuai isi akhir ayat ini kejadian tersebut pasti akan membuat kita lari ketakutan. Bukti dari kebenaran teori ini adalah usia mereka ketika bangun sama seperti saat mereka tidur, padahal waktu yang berjalan diluar gua sudah berlalu 309 tahun.”

Tentang pertanyaan terakhir (apa itu roh?), Allah menyuruh Rasulullah untuk menjawab:

“Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit.” {QS. 17:85}

Lantas mengapa Zulkarnain banyak berbicara tentang roh? Karena dia juga adalah roh! Roh tentu lebih tahu mengenai dirinya dibanding manusia biasa. Jangan sembarang ngomong dong, maksud lho apa? Maksud saya, Zulkarnain itu adalah MALAIKAT!!.

Ketika berbicara tentang ruh (roh), Allah terkadang merujuk kata tersebut kepada malaikat. Masih ingat khan tentang bunyi QS. Al-Maa’idah ayat 110 {(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.}. Banyak ulama yang menafsirkan bahwa ruhul qudus pada ayat tersebut adalah malaikat Jibril yang masuk ke raga Nabi Isa. Begitu pula ketika menafsirkan kata “Ar-Ruh Al-Amin” pada QS. Asy-Syu’araa’ (26) ayat 193, banyak ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud Ar-Ruh Al-Amin adalah malaikat Jibril. Kalau Anda masih kurang yakin, berikut bunyi QS. Maryam (19) ayat 17:

maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (malaikat Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Dari ayat tersebut, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa malaikat dapat menjelma menjadi manusia biasa dalam wujud yang sempurna. Jadi kalau Zulkarnain tidak dapat dikenali sebagai malaikat, yach wajar, karena dia lebih sering menjelma menjadi manusia.

Menurut saya sepertinya ada keterkaitan antara sosok kereta kuda putih tanpa penunggang yang sering diceritakan para ahli sejarah dengan perkataan Darius I yang menyatakan bahwa pasukan Persia pada Dinasti Achaemenid diberkati oleh Ahura Mazda dalam setiap pertempuran, yang dimana pada masa Dinasti Sassanid, penunggang tersebut digambarkan sebagai sosok lelaki tua yang memiliki sayap (lihat gambar bawah). Perkiraan saya, sosok penunggang tersebut adalah Zulkarnain alias Zarathustra.

penunggang kudaTampak pada gambar diatas sosok lelaki tua bersayap yang sedang menunggangi kereta.

Sumber: en.wikipedia.org

Sebenarnya sejak pertama kali saya membaca QS. Al-Kahfi ayat 83-98, saya sudah mulai curiga bahwa sosok Zulkarnain bukanlah berasal dari bumi, tetapi dari langit. Ini terlihat dari kalimat pada ayat 84 yang mengatakan: “Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi…”. Cuman kebanyakan Al-Qur’an menerjemahkan kata “makkannaa” dengan arti memberi kedudukan atau memberi kekuasaan, bukan menempatkan. Begitu pula dengan kata “atba’a” yang diterjemahkan dengan arti menempuh, bukan mengikuti, padahal yang namanya malaikat tugasnya hanyalah mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan bisa jadi Zulkarnain memiliki rupa asli dengan 2 tanduk diatas kepala; sesuai dengan arti dari namanya.

Selain itu, kalau kita perhatikan kalimat: Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka yang terdapat pada QS. 18:86 seakan menunjukkan bahwa Allah berbicara langsung kepada Zulkarnain. Sebagaimana kita ketahui bahwa tak ada satupun nabi, kecuali Nabi Musa (sewaktu berada di Bukit Sinai) dan Nabi Muhammad (pada waktu Isra’ Mi’raj) yang pernah berbicara langsung dengan Allah. Akan tetapi kedua nabi tersebut (Nabi Musa dan Nabi Muhammad) dapat berbicara langsung dengan Allah setelah diberi mukjizat. Ini berbeda dengan Zulkarnain yang memang dapat berkomunikasi langsung dengan Allah berkat kodrat yang dimilikinya.

Disini tampaknya kita sudah dapat mengambil kesimpulan final siapa sebenarnya sosok Zulkarnain! Yup, Anda betul! Zulkarnain adalah malaikat pengembara yang membangun dinding besi Derbent.

Dan pendapat saya ini sepertinya diamini amirul mukminin, Umar bin Khattab radiyallaahu ‘anhu.

Berikut pernyataan sejarawan Ibnu Ishaq dalam bukunya “Kitab Sejarah Nabi Tertua”:

Khalid berkata, Umar mendengar seorang laki-laki memanggil seseorang dengan sebutan Zulkarnain, dan dia berkata, “Tuhanmu mengampunimu, tidakkah kamu merasa puas dengan menggunakan nama-nama nabi untuk anak-anakmu sehingga kamu harus menggunakan nama malaikat.

Namun banyak yang mengatakan bahwa malaikat tidak mungkin dijadikan seorang nabi atau rasul oleh Allah. Sedangkan menurut suatu hadits, Zulkarnain adalah Nabi.

Thaur bin Yazid dari Khalid bin Ma’dan al Kala’I, mengatakan bahwa Rasulullah mendapat pertanyaan tentang Zulkarnain dan beliau menjawab, “Dia adalah seorang nabi yang mengukur bumi ini dengan jubahnya”.

Nabi Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa seorang malaikat tidak mungkin menjadi nabi/rasul. Bahkan sebelum mendapat wahyu sehingga menjawab dengan kalimat diatas, Rasulullah sempat mengatakan: “Aku tidak tahu, Zulkarnain itu nabi atau bukan(diriwayatkan oleh Al-Hakim dari hadits Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu).

StraboTampak pada gambar diatas, patung Strabo yang memakai jubah di Amasya/Turki, di sepanjang Sungai Iris. Sebagian sejarawan beranggapan bahwa Strabo adalah Zoroaster (Zarathustra). Wikipedia mengatakan kisah sejarah Strabo hampir sepenuhnya hilang. Dipanggil strabo karena matanya terdistorsi atau juling atau dipengaruhi oleh strabismus. Ia dikenal sebagai seorang sejarawan, geographer (ahli geografi/ilmu bumi), dan filsuf yang sering berkelana keliling dunia. Karya besar Strabo, Sketsa Historis (Historica hypomnemata), ditulis saat dia di Roma (ca. 20 SM), hampir sepenuhnya hilang. Menurut Wikipedia karya Strabo tersebut sengaja dihilangkan dengan tujuan untuk menutupi sejarah dunia yang dikenal dari penaklukan Yunani oleh Romawi.

Sumber: en.wikipedia.org

Oleh sebab itu, dalam Al-Qur’an dikatakan:

Dan kalau Kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri.” {QS. 6:9}

Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia berjenis kelamin laki-laki, karena seorang laki-laki (manusia) tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.

“Katakanlah: “Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul.” {QS. 17:95}