Archive for the ‘Australia’ Tag

2.4. Ya’juj Ma’juj Masa Kini   Leave a comment


Dari rentetan mengenai sejarah bangsa Alan, maka ada beberapa sifat buruk dari mereka yang kita dapat; yaitu bahwa mereka gemar berperang, suka berkhianat, pandai menipu, dan berusaha untuk kawin dengan orang berpengaruh.

Namun ada satu hal dari Alans yang membuat kita merasa was-was, yakni bahwa mereka telah banyak memiliki keturunan dimana-mana. Jadi rupanya jumlah mereka banyak dan telah menyebar hampir di berbagai penjuru bumi. Walau mungkin tidak semua dari mereka memiliki perangai buruk seperti nenek moyang mereka, namun hal ini tidak boleh membuat kita lengah dan tidak waspada.

Sabda Rasulullah saw:

Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan menyala (terang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)

“Sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka terlepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia. Dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)

gog and magogTampak pada gambar sebelah kiri patung Gog dan Magog di Royal Arcade, Melbourne – Australia. Sedangkan gambar sebelah kanan adalah parade dalam prosesi tradisional pada Lord Mayor’s Show di kota London – Inggris yang mempertontonkan patung Gog dan Magog yang dianggap sebagai penjaga kota London dan pelindung orang-orang kudus. Arak-arakan patung Gog dan Magog tersebut sempat menjadi tanda tanya masyarakat Inggris, karena mereka justru beranggapan bahwa Gog dan Magog adalah setan raksasa yang jahat. Gog dan Magog dianggap banyak kalangan sebagai nama lain dari Ya’juj wa Ma’juj, dimana kata “Gog dan Magog” terdapat di Bible, sedangkan Ya’juj wa Ma’juj disebutkan dalam Qur’an. Menurut salah satu mitos yang beredar di Eropa, bahwa Gog dan Magog merupakan keturunan dari 33 putri jahat Kaisar Romawi, Diocletian, setelah mereka terdampar di Pulau Albion yang dihuni oleh setan. Albion berasal dari kata “Alda” yang merupakan nama putri sulung dari Diocletian. Sementara dalam Alkitab dikatakan bahwa Gog adalah raja negeri Magog dan pimpinan tertinggi negeri Mesekh dan Tubal. Dalam Kejadian 10:2, Magog, Mesekh, dan Tubal adalah nama putra-putra Yafet (anak dari Nabi Nuh). Sedangkan Gog sendiri adalah putra Nabi Yoel (1 Tawarikh 5:4). Dalam Kitab Wahyu pasal 20 ayat 7-8 dikatakan: “Sesudah habis masa seribu tahun itu, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menipu bangsa-bangsa yang tersebar di seluruh dunia, yaitu Gog dan Magog. Iblis mengumpulkan mereka untuk berperang, suatu jumlah yang besar sekali, sebanyak pasir di laut”. Menurut Patrick Scrivener (sejarawan asal Irlandia): “Gog dan Magog adalah dua raksasa yang kakinya tertanam kuat di kota Vatikan dan London, yang menjaga semua emas di Bank of England yang dicuri dari Afrika Selatan dan Fort Knox. Yang tak kalah aneh, jika membicarakan Gog dan Magog di Inggris, mereka terkadang menghubungkannya dengan Orb. Secara umum, Orb merupakan sebuah fenomena munculnya objek berbentuk bola atau lingkaran pada sebuah frame foto atau rekaman digital yang diindikasikan sebagai hadirnya sosok gaib dari dunia lain (lihat gambar bawah). Namun secara khusus, Orb adalah simbol kekuasaan yang universal. Makanya, patung Dewa Zeus atau Jupiter bahkan Ratu Elizabeth pernah memegang orb di tangannya (lihat gambar bawah).

Sumber: en.wikipedia.org (gambar kiri), reformation.org (gambar kanan)

Orbking queenTampak pada gambar atas; Orb yang memancarkan energi. Hmm.. koq sewaktu melihat gambarnya, penulis jadi teringat dengan sosok Sauron (Dewa bermata satu) di film “The Lord of The Rings” yach.. Sementara gambar bawah kiri adalah patung Zeus/Jupiter yang memegang Orb di tangan kanannya, sedangkan gambar bawah kanan adalah Ratu Elizabeth II yang memegang Orb di tangan kirinya sewaktu dinobatkan menjadi Ratu Inggris.

Sumber: koprolmedan.blogspot.com (gambar atas), reformation.org (gambar bawah)

Jika kita melihat hadits Nabi diatas, maka ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang bermata kecil dan berambut terang tampaknya mengacu pada perpaduan antara orang Asia dan Eropa. Ciri-ciri ini pada masa kini sepertinya tidak pernah kita jumpai, terkecuali pada orang-orang Asia Timur yang sengaja mengecat rambutnya dengan warna blonde. Saat ini yang paling mendekati ciri-ciri itu hanyalah orang-orang Asia Tengah pecahan eks Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sejarawan mengatakan bahwa ciri-ciri tersebut hanya banyak dijumpai pada orang-orang Kaukasoid masa lalu, dimana wilayahnya memang dikenal dengan nama Eurasia (Eropa-Asia).

Walau demikian, ada petunjuk bagus mengenai ini. Pada tanggal 7 November 2007, di Sekolah Tinggi Jokela di Jokela-Tuusula, Finlandia, terjadi penembakan oleh mahasiswa berusia 18 tahun bernama Pekka Eric Auvinen, yang menewaskan 8 orang dan melukai 1 orang. Eric Auvinen sendiri bunuh diri dengan cara menembak dirinya di kepala. Menurut manifestonya,  motivasinya adalah keterasingan dan penghinaan bagi umat manusia. Dalam videonya di YouTube dengan akun bernama “Sturmgeist89”, ia mengatakan: “Saya, sebagai pemilih alami, akan menghilangkan semua yang saya lihat tidak layak, termasuk ras manusia yang merupakan kegagalan dari seleksi alam. Ia juga sempat berkata: “I am the law, judge, and executioner. There is no higher authority than me. I’m a god-like atheist”. “Sturmgeist” berarti semangat badai dalam bahasa Jerman. Semua video Eric Auvinen dihapus oleh YouTube, namun sebagian diantaranya ada yang berhasil diupload ulang oleh orang lain.

Kurang dari satu tahun setelah pembantaian sekolah Jokela, tepatnya pada tanggal 23 September 2008; penembakan sekolah lain terjadi di Kauhajoki-Finlandia, dimana seorang pria bersenjata menembak dan menewaskan 10 orang sebelum membunuh dirinya sendiri. Kejadian tersebut berlangsung di Universitas Seinäjoki oleh seorang mahasiswa kampus tersebut yang berusia 22 tahun bernama Matti Juhani Saari. Di asrama kampusnya, ia meninggalkan dua catatan, yang mengatakan: “Saya benci umat manusia”; “Solusinya adalah Walther 22” (jenis pistol yang digunakannya untuk membunuh). Seorang juru bicara polisi berkomentar: “Saari meninggalkan catatan dengan mengatakan bahwa ia memiliki kebencian bagi umat manusia, untuk seluruh umat manusia, dan bahwa ia telah memikirkan apa yang ia akan lakukan selama bertahun-tahun. Catatan tersebut juga menunjukkan bahwa dia sangat gelisah dan membenci segala sesuatu”. Saari juga sempat memposting video pada situs jejaring sosial, dimana ia menunjuk pistol pada kamera dan berkata dalam bahasa Inggris: “Kamu akan mati berikutnya”, diikuti dengan menembakkan empat tembakan ke arah kamera.

Yang menarik, ciri-ciri dari Eric Auvinen dan Matti Juhani Saari ini persis seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. Berikut gambar wajah dari Eric Auvinen dan Matti Saari:

Eric Auvinen

Gambar: Pekka-Eric Auvinen

Sumber: archive.worldhistoria.com (kiri), en.wikipedia.org (kanan)

Matti Saari 1Matti Saari 2Gambar: Matti Saari

Sumber: en.wikipedia.org (atas, kiri), news.bbc.co.uk (kanan)

Yang tak kalah menarik, baik Eric Auvinen maupun Matti Saari berasal dari negara yang sama, yakni: Finlandia.

Dalam buku “Pawns in The Game” karya William Guy Carr terbitan tahun 1958 dikatakan bahwa: “Ras Non-Semit dan Turki-Finlandia menyusup ke Eropa dari Asia pada abad pertama. Mereka mengambil jalur darat di sebelah utara Laut Kaspia. Merekalah yang dalam sejarah disebut sebagai Khazar. Mereka adalah orang-orang kafir penyembah berhala. Mereka menetap di Eropa Timur dan mendirikan Kerajaan Khazar yang sangat kuat. Mereka memperluas wilayah mereka lewat penaklukan militer sampai akhir abad ke-8, mereka menduduki porsi yang sangat besar di Eropa Timur, yakni di sebelah barat Pegunungan Ural, dan utara Laut Hitam. Bangsa Khazar akhirnya memilih Yudaisme sebagai agama mereka dibanding agama Kristen atau Islam. Sinagog dan sekolah untuk mengajar Yudaisme, dibangun di seluruh kerajaan mereka. Pada puncak kekuasaan mereka, bangsa Khazar mengumpulkan upeti dari 25 suku bangsa yang mereka taklukkan. Kerajaan Khazar Raya mampu eksis selama hampir lima ratus tahun. Kemudian, menjelang akhir abad ke-10, bangsa Khazar dikalahkan dalam pertempuran oleh Varangia (Rusia) yang menyapu mereka dari utara. Penaklukan Khazar telah selesai pada akhir abad ke-13. Gerakan revolusioner yang terinspirasi oleh Khazar-Yahudi tertular ke dalam Kekaisaran Rusia dari abad ke-13 sampai Revolusi Oktober Merah pada tahun 1917. Penaklukan bangsa Khazar di abad ke-13 menjelaskan bagaimana begitu banyak orang, yang kini biasa disebut sebagai Yahudi, tetap berada dalam Kekaisaran Rusia”.

Bangsa Khazar dulunya dikenal sebagai bangsa barbar. Pada abad ke-5, bangsa Khazar berada diantara gerombolan perusak Attila, bangsa Hun. Sekitar tahun 550 M, bangsa Khazar yang nomadik mulai menetap di wilayah sebelah utara Kaukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Setelah timbul perpecahan dalam Göktürk Qağanate (sekitar tahun 630 M), bangsa Khazar mulai mendirikan kerajaan sendiri, yang beribukota di Itil yang dibangun di hulu Sungai Volga yang mengalir ke Laut Kaspia, dalam rangka mengontrol lalu lintas sungai. Bangsa Khazar kemudian memungut pajak dalam jumlah besar setiap muatan yang melintasi Itil di Sungai Volga . Mereka yang menolak, diserang dan dibantai.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tahun 930 M, Bangsa Khazar mengatur pernikahan dinasti dengan Bangsa Alan; yang berarti bahwa keturunan Bangsa Khazar pada masa kini juga merupakan keturunan dari Bangsa Alan (ya’juj ma’juj pada masa lalu).

Menarik untuk dicermati bahwa gabungan dari bangsa Alan dan Khazar memilih Yudaisme sebagai agama, padahal mereka merupakan penganut paganisme (menyembah berhala). Alasannya jelas karena agama Yahudi lebih dapat diterima di dunia internasional. Mereka tidak mungkin mengakui bahwa diri mereka adalah penyembah setan, karena jika ini mereka lakukan, maka mereka akan dimusuhi dan dikucilkan dari dunia internasional. Lantas, mengapa mereka memilih Yudaisme, bukan Kristen atau Islam?. Sebab mereka memang memiliki darah Yahudi. Baik kerajaan Alania maupun Khazaria tercatat dalam sejarah merupakan salah satu tempat bermukim bagi bangsa Yahudi selama masa diaspora. Bahkan kemungkinan besar para rahib Yahudi beserta keturunan dan pengikutnya lebih memilih berdiam di Alania dan Khazaria, sebab pada dasarnya mereka adalah pengikut iblis yang suka memutarbalik perkataan Taurat dan Injil sesuai kehendak mereka. Keyakinan mereka tentunya sepaham dengan suku Alan dan Khazar yang juga adalah pengikut setan. Oleh sebab itu, jangan heran jika mereka dapat mengetahui dengan jelas tentang Yudaisme dan sejarah bangsa Yahudi.

Pada akhirnya keturunan Alan-Khazar-Yahudi dikenal dengan nama Yahudi Ashkenazi, dimana sebelumnya mereka juga dikenal dengan istilah ras Arya. Mereka inilah Ya’juj Ma’juj masa kini. Studi-studi genetika pada masa kini menunjukkan bahwa Y-DNA Yahudi cenderung berasal dari Timur Tengah, dan studi-studi yang memperhitungkan mtDNA memperlihatkan bahwa banyak penduduk Yahudi yang terkait dengan kelompok-kelompok non-Yahudi di sekitarnya lewat garis ibu. Sementara studi-studi ini juga menunjukkan bahwa sejumlah orang Yahudi Ashkenazi mempunyai nenek moyang Eropa Timur non-Yahudi.

Walau demikian, tak semua Yahudi Ashkenazi memiliki perangai yang buruk dan jahat. Ada juga sebagian kecil diantara mereka yang tetap melaksanakan ajaran Taurat dan Injil secara konsekwen. Maka dari itu, disini saya ingin mengistilahkan bahwa ada yang dinamakan dengan Yahudi Jahat dan Yahudi Baik.

Saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah keturunan Yahudi Ashkenazi. Kata Ashkenazi berasal dari sebutan orang Asyur terhadap Schythians, yaitu Ashkuza atau Ishkuza. Selain itu, juga disebutkan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Kitab 1 Tawarikh 1, Kitab Kejadian 10, Kitab Yeremia 51) sebagai Ashkenaz. Ashkenaz dalam Perjanjian Lama dikenal sebagai keturunan Gomer, dimana Gomer sendiri merupakan keturunan Yafet yang merupakan anak dari Nabi Nuh. Disamping itu, Ashkenaz juga disebutkan sebagai nama kerajaan bersama dengan Minni dan Ararat. Kata Arya sendiri diperkirakan merupakan sebutan suku Alan atau Schythia bagi diri mereka sendiri.

Dosen USC (University of Southern California), Dr. Kaveh Farrokh, dalam tulisannya berjudul “Schythians and Alans” mengatakan (dengan sedikit tambahan dari saya) bahwa:

“Sampai akhir dekade penutupan abad ke-4 SM, orang-orang Iran masih yang terbesar dan kelompok yang paling luas dalam keluarga Indo-Eropa yang besar; posisi ini sudah dilakukan selama ribuan tahun oleh nenek moyang mereka yang nomaden, dan tidak dilepaskan hingga memasuki periode Romawi. Selama ribuan tahun mereka pergi jauh, menjelang akhir milenium kedua SM, beberapa dari mereka, terpikat oleh peradaban besar Indus Vally, Elam, Mesopotamia, dan Asia Kecil, pindah ke selatan dan membuat permukiman permanen; tidak butuh waktu lama bagi satu kelompok untuk menetap. Media, adalah tempat leluhur nomaden mereka dalam waktu yang sangat lama; tidak sampai abad ke-5 suku-suku Turki menyerang dan mendorong mereka keluar dari tanah air mereka menuju Eropa Tengah dan Barat; saat itu, tentu saja, sejumlah besar dari mereka telah bergabung dengan Eropa Timur untuk membentuk inti dari Slavia yang modern; sisanya akhirnya berasimilasi di Eropa Barat, terutama di Prancis. Maksud dari tulisan ini adalah untuk memberikan garis besar dari sejarah dan budaya pejuang yang menarik, yang selama ribuan tahun menguasai stepa; sepanjang sejarah panjang kehidupan nomaden mereka, mereka dikenal dengan berbagai nama, baik asli maupun asing.

Kami berutang banyak terhadap pra-sejarah Iran, salah satunya adalah Zoroaster, umumnya dianggap sebagai yang pertama dari para nabi besar, dan awal dari pemikir besar; umatnya, dalam teks-teks suci, yang disebut sebagai Airyas, dan tanah air mereka, diyakini sebagai suatu tempat di Iran Timur, sebagai Airyana vaejah; kata Ariya, berarti mulia, juga dibuktikan dalam Prasasti Darius Agung dan putranya, Xerxes; digunakan baik sebagai linguistik dan sebutan rasial. Darius mengacu pada Prasasti Behistun-nya (DBiv.89) sebagai (tertulis) di Ariya; teks-teks mereka ada di Naqsh-i Rustam (DNa.14), Susa (DSe.13), dan Persepolis (XPh.13): (adam) P ~ rsa, P ~ ~ rsahy Puca; Ariya, Ariya Cica; artinya: Saya Persia, anak seorang Persia; Arya, milik ras Arya.

Kami bertemu kata ini lagi dalam literatur Pahlevi, dan dalam banyak prasasti Sasania, koin, segel dan dokumen lainnya; itu dibuktikan dalam Pahlevi sebagai _r, yang berarti mulia atau pahlawan; Iran, yang berarti Iran; Iran Shahr-, yang berarti Kekaisaran Iran; Iran-vez, yang berarti tanah asli mitos bangsa Arya; an’r, yang berarti non-Aryan, barbar; dan anīrān, yaitu, kebiadaban dan ignobility. Referensi paling awal untuk kata ini dalam konteks Iran, bagaimanapun, mendahului Zoroaster dan dibuktikan dalam non-Gathic Avesta; tampak sebagai airya, yang berarti mulia; sebagai airya dainhava (Yt.8.36, 52) yang berarti tanah bangsa Arya; dan sebagai vaejah airyana, tanah asli bangsa Arya; istilah ini, tampaknya, diadopsi di zaman kuno jauh dengan Iran sebagai identitas nasional mereka; maka orang lain disebut Anairya, yang berarti non-Aryan, mungkin sebutan rasial menghina seperti, Yunani & barbar, Yahudi & Goyim, Arab & Ajams, serta Jerman & Welsch. Fakta bahwa Iran, India, dan mungkin beberapa orang Eropa juga menyebut diri mereka dengan nama ini, menunjukkan bahwa kata Airya mungkin sebutan asli yang kuno untuk kelompok rasial, yang saat ini disebut Indo-Eropa, Indo-Jerman, Eropa, Kaukasian atau hanya kulit putih; itu memang diadopsi di pertengahan abad ke-19 sebagai sebutan kolektif untuk kelompok ras di atas dan bahasa mereka.

Kebanyakan sumber klasik mengatakan bahwa mereka adalah raksasa berambut pirang dan bermata biru, serta berkepala panjang. Baru-baru ini, sejumlah besar mayat mereka ditemukan di Cina barat. Mumi yang sangat terawat baik ini berada di kondisi kering gurun Taklamakan, sekarang dipajang di museum Khotan, Urumchi, dan Turfan di Sinkiang; mereka mengenakan kostum Skit, yaitu, tunik dan celana kulit, dan biasanya ditampilkan dalam posisi duduk, persis seperti yang dijelaskan oleh Herodotus. Ciri khas Eropa Utara mereka, bagaimanapun, adalah ketinggian raksasa mereka yang lebih dari dua meter meskipun secara berangsur telah menyusut selama ribuan tahun terakhir.

Orang-orang Zoroaster menyebut suku barbar nomaden di Iran bagian Timur sebagai Saka, dan beberapa dari mereka lebih ke barat sebagai Skudra atau Skuda.

Banyak suku Saka meninggalkan stepa utara sebentar-sebentar untuk menetap secara permanen di Asia Tengah, Afghanistan modern, dan Persia.

Bangsa Iran nomaden dari stepa barat utara, bagaimanapun, terutama yang menetap di Eropa, yang banyak dibahas oleh para penulis klasik; telah dibuktikan dalam penggalian arkeologi berada dalam jumlah yang sangat banyak di Eropa Timur. Orang-orang ini dikenal di Barat sebagai Cimmerians, Scythians, Sarmatians, Alans, dan akhirnya Ossets; harus ditekankan bahwa semua nama-nama ini merujuk pada gelombang migrasi berurutan dari orang yang sama, yang mungkin menyebut diri mereka dengan nama Airya.

Tercatat bangsa nomaden di Iran barat yang paling awal adalah Cimmerians; mereka membuat penampilan pertama mereka di sejarah Asyur pada awal abad ke-8 SM, di mana mereka disebut sebagai Gimmiri; mereka turun dari Ukraina modern, dan menaklukkan Trake Timur, dan sebagian besar dari Turki modern, didorong ke barat oleh bangsa Iran nomaden lainnya (Scythians); mereka tinggalkan kekayaan materi arkeologi yang termasuk sejumlah besar gundukan-penguburan di bagian barat Asia Kecil; mereka kemudian bersekutu dengan Media melawan Kekaisaran Asyur. Kata GIMMIRI terdapat dalam Perjanjian Lama (Kejadian 1:12), sebagai Gomer, nama yang diberikan untuk salah seorang putra Yafet.

Schythians adalah sebutan yang paling penting dan abadi yang diberikan oleh sumber-sumber klasik untuk bangsa Iran nomaden dari stepa; baik yang ada di barat (Skudra/Skuda) maupun di timur (Saka). Pengembara ini mungkin menyebut diri mereka dengan istilah generik “Airya”.

Penampilan pertama mereka dalam sejarah Asyur, di mana mereka mengejar Cimmerians, sanak saudara mereka sendiri, pertama dari Eropa, kemudian dari Asia Kecil ke dalam wilayah Median pada abad ke-7 SM. Mereka bersekutu dengan orang Asyur, dan menyerang pasukan gabungan dari Kerajaan Media dibawah pimpinan Raja Khshathrita (Phraortes dalam bahasa Yunani, Kashtariti dalam bahasa Akkadia) dan sekutu Cimmerians-nya. Bangsa Asyur lalu memukul mundur Media, membunuh Phraortes, dan mengalahkan orang Cimmerians. Pemenang sebenarnya, bagaimanapun, adalah Scythians. Untuk 28 tahun ke depan, Schythians bersekutu dengan mantan musuh mereka, Cimmerians. Mereka merusak sebagian besar wilayah di Timur Dekat Kuno, termasuk Media; kemudian mereka bersekutu dengan anak Khshathrita, kaisar Median, Hvakhshathara II (Cyaxares dalam bahasa Yunani, Uaksatar II dalam bahasa Akkadia), dan raja Babel, Nabopolassar. Mereka mengambil Niniwe pada tahun 612 SM dan menghancurkan Kekaisaran Asyur (mantan sekutu mereka) yang perkasa.

Suku Schythia sangat pandai berkuda, perempuan berjuang bersama laki-laki. Perempuan mereka tidak hanya memiliki status yang sama dengan laki-laki, tetapi juga secara berkala memerintah kaum lelaki mereka. Salah satu pemimpin perempuan mereka yang terkenal adalah Ratu Tomyris.”

Dari penjelasan diatas, kita mengetahui bahwa Suku Schythia disebut oleh orang-orang Zoroaster di Iran sebagai Saka dan Skudra atau Skuda, yang lalu oleh orang Yunani disebut dengan nama “Schythia”.

Kata “Saka” berhubungan dengan kata “Sachs” di Jerman yang berarti melempar belati, juga berhubungan dengan kata “Saxon” di Inggris yang berarti menembak. Ini semua tak lepas dari keahlian Schythians yang pandai melempar pisau dan memanah. Dalam perkembangannya, suku Schythia bergabung dengan suku Cimmeria yang dalam bahasa Asyur disebut sebagai “Gimmiri”, yang juga disebut sebagai “Gomer” dalam Alkitab, putra Yafet (anak Nabi Nuh yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Eropa).

Sedangkan kata “Skudra” kemungkinan besar berhubungan dengan kata “Dragon” yang berarti “Naga”, sedangkan kata “Dragon” hampir pasti yang membentuk kata “Dracula”. Kata “Dracula” merupakan dialek berbahasa Rumania yang bermakna “Anak Naga”. Wikipedia mengatakan Bahasa Rumania termasuk dalam sub rumpun Bahasa Indo-Eropa. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Bahasa Indo-Eropa berakar dari sub rumpun Bahasa Indo-Iran yang dikembangkan oleh suku Schythia. Hal ini menjadi wajar, sebab menurut Wikipedia, wilayah Rumania pada dahulu kala dihuni oleh orang Dacia. Dacia merupakan sebutan Romawi bagi tempat yang didiami oleh Schythians. Kata “Dragon (Naga)” bisa jadi diperoleh dari kebiasaan Schythians yang menyembah api. Sebagaimana yang diketahui bahwa Naga merupakan hewan mitos yang dapat menyemburkan api dari mulutnya. Tidak heran rasanya jika ada yang mengatakan bahwa Ya’juj wa Ma’juj memiliki akar kata dari bahasa Arab yakni dari Ajaja an-Nar yang berarti jilatan api.

ordo draculGambar diatas adalah lambang game “Ordo Dracul”. Dalam dunia nyata; Dracul adalah sebutan bagi Pangeran Vlad II Dracul dari Kerajaan Wallachia (sekarang masuk wilayah Rumania yang berbatasan dengan Sungai Donau di utara dan Carpathia Selatan di selatan). Sebutan Dracul di belakang namanya muncul setelah pada tahun 1431 M ia bergabung dalam Ordo Naga (Order of The Dragon) yang didirikan pada 1408 M oleh Raja Sigismund dari Luxemburg (yang pernah menjadi Raja Hungaria, Kroasia, Bohemia, Italia, serta Kaisar Romawi Suci), sebagai bagian dari desain untuk mendapatkan bantuan politik dari Gereja Katolik dan untuk membantu dalam melindungi Wallachia melawan Kekaisaran Ottoman. Anak dari “Vlad II Dracul” adalah “Vlad III Dracula”. Kata “Dracula” dibelakang namanya berarti “anak dari Dracul”, yang secara harfiah bermakna “Anak Naga”. Semasa hidupnya, Dracula pernah mengeksekusi kurang lebih 100.000 warga sipil Eropa secara biadab. Vlad Dracula diduga pernah berpesta pora diatas tubuh sekarat mereka yang menggeliat kesakitan, dan bahkan dikatakan minum darah korbannya yang diletakkan di mangkuk. Ordo Naga sendiri dibentuk dengan tujuan untuk membela salib dan melawan musuh-musuh Kristen, utamanya dalam melawan Kekaisaran Ottoman pada Perang Salib. Ordo Naga dibentuk pada tanggal 12 Desember 1408 setelah Pertempuran Dobor dimana Sigismund membantai 200 keluarga bangsawan Bosnia, yang mereka sebut dengan nama “Bogomil” yang berarti bidat sesat. Ordo ini mirip dengan Ordo St. Geoge (didirikan oleh Raja Carol Robert of Anjou pada tahun 1318) yang mengadopsi perintah St. George sebagai santo pelindungnya dan menggunakan naga sebagai simbol miter dan etos religius.

Sumber Gambar: whitewolf.wikia.com

Sementara kata “Skuda” bisa jadi memiliki hubungan dengan kata “kuda”. Kata “Kuda” merupakan bahasa Indonesia dan Melayu yang diserap dari lafadz bahasa orang India.

Wikipedia mengatakan: Di India bahasa Mundari dan bahasa Santali adalah bahasa Austro-Asia yang sudah dipengaruhi oleh bahasa Indo-Eropa cabang Indo-Arya dan bahasa-bahasa Dravida. Rumpun bahasa Austro-Asia menyebar terpisah-pisah di India, Bangladesh, dan Asia Tenggara, dipisahkan oleh daerah dimana bahasa-bahasa lain dituturkan. Secara luas dipercaya bahwa rumpun bahasa Austro-Asia merupakan bahasa asli daerah di Asia Tenggara dan bagian timur anak benua India, dan bahwa rumpun bahasa lain di daerah itu termasuk Indo-Eropa, Tai-Kadai, Dravida, dan Sino-Tibet, adalah hasil dari migrasi manusia yang terjadi belakangan. Beberapa ahli bahasa telah membuktikan bahwa rumpun bahasa Austro-Asia berkerabat dengan rumpun bahasa Austronesia, sehingga membentuk rumpun besar Austrik.

Munculnya kata “kuda” kemungkinan besar dipengaruhi oleh kemahiran orang-orang Schythia dalam berkuda.

Sementara kata “Massagetae” merupakan sebutan orang Romawi terhadap suku “Schythia”. Kata “massa” dapat berarti besar atau berat, sedangkan kata “getae” merupakan istilah Yunani yang merujuk kepada nama tempat kediaman suku “Schythia”. Jadi “Massagetae” dapat berarti “Orang-orang kuat dari Getae”. Strabo, adalah salah satu sumber kuno pertama yang menyebutkan kata Getae dan Dacians, dinyatakan dalam Geographica-nya (sekitar 7 SM – 20 M) bahwa Dacians tinggal di bagian barat Dacia, terhadap Germania dan sumber Sungai Danube, dan yang Getae di bagian timur, menuju Laut Hitam, baik selatan maupun utara Danube. Geografer kuno juga menulis bahwa Dacians dan Getae berbicara bahasa yang sama, setelah menyatakan hal yang sama tentang Getae dan Trakia.

Pada akhirnya, suku “Schythia” disebut juga dengan nama suku “Alan”. Kata “Alan” besar kemungkinan berasal dari kata “Aryan” atau “Arian”, sebutan bagi bangsa Arya. Begitupun dengan nama “Iran” yang merupakan sebuah kognat perkataan “Arya” yang berarti “Tanah Bangsa Arya”. Kata “Arya” juga digunakan dalam sebuah istilah dalam agama Hindu dengan sejumlah arti, dan dari kata ini orang-orang Jawa memiliki nama-nama seperti Arya, Aryo, Harya, Haryo, dll.

Pada era modern, nama Arya mulai menggema ketika Adolf Hitler menyebutnya sebagai istilah ras unggul dari bangsa Jerman yang terkadang disebut “Jerman Murni”. Untuk mendapatkan ras Arya (Jerman) murni, ia mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia, dimana di dalamnya pemuda-pemudi Jerman yang berambut pirang dan bermata biru dikumpulkan dan dituntut untuk melakukan hubungan seks bebas.

Yang lebih gila, ukuran tengkorak manusia Jerman, terutama yang baru lahir, juga diukur. Ini karena menurut teori Evolusi Darwin yang dianutnya, volume otak makhluk hidup akan membesar saat menaiki tangga evolusi. Akibatnya, bayi yang tak memiliki volume otak tak sesuai harus juga disingkirkan. Dengan demikian akan didapat manusia yang benar-benar sempurna untuk dijadikan prajurit masa depan Jerman.

Selain itu, dalam usahanya untuk memperoleh ras Arya (Jerman) murni tersebut, Hitler mengeluarkan undang-undang untuk mencegah lahirnya anak-anak dengan penyakit turunan. Di antara ketentuan lainnya adalah tindakan yang melarang “orang-orang yang tidak diinginkan” untuk mempunyai anak dan mewajibkan sterilisasi paksa atas orang-orang cacat fisik atau mental tertentu. Nazi lalu menyebarluaskan aturan tersebut lewat poster yang ditempelkan di tempat-tempat umum, lewat radio, film, di dalam ruang kelas, dan di dalam surat kabar. Nazi mulai mempraktikkan ideologinya dengan dukungan para ilmuwan Jerman yang meyakini bahwa ras manusia dapat ditingkatkan dengan cara membatasi reproduksi orang-orang yang dianggap “inferior.” Mulai tahun 1933, para dokter Jerman diperbolehkan melakukan sterilisasi paksa, yaitu tindak bedah yang menjadikan si korban tidak mungkin memperoleh anak. Di antara mereka yang menjadi sasaran program umum ini adalah orang-orang Roma (Gipsi), suatu minoritas etnis berjumlah 30.000 jiwa di Jerman, dan para pengidap cacat, termasuk para tunagrahita dan mereka yang terlahir tunarungu dan tunanetra. Selain itu, sekitar 500 anak Afrika-Jerman turut menjadi korban; mereka ber-ibu-kan orang Jerman dan ber-ayah-kan serdadu kolonial Afrika yang memperkuat tentara Sekutu yang menduduki wilayah Rhineland Jerman pasca-Perang Dunia I. Yang agak mengherankan disini, orang-orang Yahudi tidak termasuk dalam program sterilisasi paksa, padahal Hitler dikenal sebagai orang yang sangat membenci Yahudi.

HitlerTampak pada gambar diatas pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Kematian Hitler sampai saat ini masih menjadi misteri. Salah satu desas-desus yang beredar, ia meninggal di Indonesia, dengan nama samaran “Dr. Georg Anton Poch” atau yang lebih dikenal dengan “Dr. Poch”.

Sumber Gambar: planet-wissen.de

Kata “Aryan atau “Arian” berasal dari bahasa Avesta: “Airya” atau “Ariya”, yang berarti “mulia”; pertama kali digunakan oleh penganut paham Zoroaster untuk menyebut diri mereka, karena mereka percaya bahwa hanya mereka yang pantas disebut “mulia”, karena telah menyembah Tuhan yang benar, yang menciptakan seluruh ruh alam semesta.

Ini mirip kepercayaan umat Islam bagi orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. {QS. 49:13}

Siapa yang dimaksud orang yang paling taqwa, yang merupakan orang termulia di sisi Allah pada ayat diatas? Dalam Al-Qur’an jelas tersirat bahwa orang yang paling taqwa saat ini adalah umat Islam yang merupakan umat terbaik, yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah:

Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. {QS. 3:110}

2.3. Perjalanan Bangsa Alan   Leave a comment


Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa yang dimaksud dengan Ya’juj Ma’juj masa lalu adalah Suku Alan. Namun bagaimana sebenarnya sepak terjang dari kaum barbar tersebut? Berikut sejarah perjalanan Bangsa Alan (yang banyak dikutip dari website http://www.turkicworld.org/):

Tahun 500 SM suku Aderbics, bagian dari Masguts / Massagetae, mengirim 40 ribu infanteri dan 2 ribu orang berkuda ke kamp Darius Agung di Babel. Ini adalah bukti dari penduduk nomaden besar yang tinggal di tepi Uzboy.

Dari sumber-sumber Cina, Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku orang-orang Hun (Xu-la, Lan, Hiu-bu, Siu-lin) yang paling disukai oleh raja-raja Timur Hun (Mao-dun / Mete dan anaknya Ki-ok / Kök) dari abad ke-3 SM. Hiu-bu dan Siu-lin adalah variasi kata untuk suku Yui atau Uigurs. Sedangkan Lan adalah sebutan untuk suku Alan.

Sekitar 220 SM terjadi migrasi awal suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia.

Sekitar 210 SM terjadi migrasi tahap ke-2 suku-suku Sarmatian ke wilayah Schythia, berakhir dengan himpitan Scyths dan dominasi Sarmatian di Pontic Utara.

Sekitar 204 SM Kekaisaran Hun dimana Alans termasuk di dalamnya mendirikan kekaisaran yang berlokasi di utara Siberia, timur Kashmir, dan sebelah barat Samudera Pasifik dan Laut Kaspia, dengan luas wilayah sekitar 18.000.000 km2.

Tahun 128 SM, para Alans disebutkan oleh penjelajah dan diplomat Cina Zhang Qian sewaktu berkunjung ke Kangju. Zhang Qian mengatakan: Kangju terletak sekitar 2.000 li [832 km] barat laut dari Dayuan. Penduduknya merupakan perantau dan menyerupai Yuezhi dalam adat istiadat mereka. Mereka memiliki 80.000 atau 90.000 pemanah terampil. Negara ini kecil, dan berbatasan dengan Dayuan (Ferghana). Mereka berhubungan dengan orang-orang Yuezhi di Selatan dan Xiongnu di Timur.

negara zhang qianNegara-negara yang dijelaskan dalam laporan Zhang Qian. Negara yang dikunjungi disorot dengan warna biru.

Sumber: en.wikipedia.org

Jenderal Ban Chao dalam Buku Han mengatakan bahwa pada 94 M Yuezhi mengatur perkawinan raja mereka dengan putri Kangju. Orang-orang Cina kemudian mengirim “hadiah besar sutra” ke Yuezhi yang berhasil mendapatkan bantuan mereka dalam menekan Kangju untuk berhenti mendukung raja Kashgar yang merupakan lawan mereka.

Dalam Buku Han juga tertulis bahwa pada periode dari 125 SM sampai 23 M wilayah Kangju telah meluas jauh dengan jumlah penduduk 600.000 orang, dimana 120.000 orang diantaranya mampu memikul senjata. Pada saat itu mereka telah menguasai Dayuan dan Sogdiana yang dikendalikan oleh sekitar lima orang raja.

Dengan posisi yang strategis yang didukung oleh ratusan ribu pemanah hebat, Kangju mengendalikan semua jalan di sepanjang rute perdagangan melintasi Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.

Pada abad ke-3 Weilüe menyatakan:

“Di kawasan Kangju ada kerajaan Liu, kerajaan Yan [di utara Yancai], dan kerajaan Yancai, yang berubah nama menjadi Alanliao (Alan). Mereka semua memiliki cara hidup dan berpakaian yang sama sebagai orang-orang dari Kangju.

Ke barat, kerajaan Alanliao berbatasan dengan Da Qin [wilayah Kekaisaran Romawi], ke arah tenggara berbatasan dengan Kangju Chu, Talas, dan Jaxartes.

Kangju berada di antara sejumlah negara yang telah ada sebelumnya dan tidak tumbuh atau menyusut, tapi kemudian kerajaan Liu, Yan dan Yancai / Alan tidak lagi menjadi bagian dari Kangju.”

Kangju mempertahankan independensi dan terus mengirim utusan ke Cina sampai akhir abad ke-3. Tak lama setelah itu, kekuatannya mulai berkurang dan akhirnya diserap ke dalam kerajaan Hephthalite.

Beberapa sarjana percaya bahwa negara Kangju / Kangui adalah polyethnic, yang terdiri dari empat suku utama, yakni Saks (Saka), Hun, Sarmatians Asia dan Kangju sendiri. Dua gaya hidup – nomaden dan menetap di sana hidup berdampingan.

Saat ini Kangju Wilayah Sogdiana berkaitan dengan provinsi Samarkand dan Bokhara di Uzbekistan modern serta provinsi Sughd di Tajikistan modern.

Pada 107 SM pemimpin Rhoxolani, yang bersekutu dengan Palacus, Raja Crimean Scythians, berperang melawan Mithridates VI Eupator, Raja Pontus.

Pada 16 SM terjadi serangan pertama dari Iazyges pada Moesia (salah satu daerah kekuasaan Romawi).

Pada 6 M Iazyges dan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 35 M Alan berpartisipasi dalam perang Ibero-Parthia, dimana Alan berperang di sisi Iberia.

Pada 49 M Eunones, Raja Aorsi, yang merupakan sekutu Romawi bersama dengan Cotys I, Raja Bosporus, berperang melawan Mithridates (Raja Pontus/Pontic).

Pada 56 M Plautius Sylvanus menahan serangan Sarmatians di Lower Danube.

Pada 62 M Raja Parthia Vologeses berjuang melawan Kuluk, Raja Alani.

Pada 67 M Roxolans menghancurkan Moesia, yang menyebabkan Legiun Ketiga dari Mark Antonius (Jenderal Romawi) memeriksa Moesia akibat serangan tersebut pada tahun 69 M.

Pada 69 M Roxolans yang beraliansi dengan Dacians kembali menyerang Moesia.

Pada 72 M Alans menyerang Kaukasus, dan akhirnya menyerang kerajaan bawahan Parthia dari Media dan Armenia.

Pada 89-92 M Iazyges bersama dengan suku Jerman Suebi menyerang wilayah Romawi dibawah kekuasaan Domitianus yang akhirnya menderita kekalahan. Ini adalah serangan pertama yang sukses dari kaum barbar terhadap suatu kerajaan.

Pada 93 M terjadi aliansi antara kepala suku Barbar lokal dengan Alans di Bosporus pada masa pemerintahan Sauromates I, Raja Bosporus.

Pada 102 M kavaleri Roxolan berpartisipasi dalam serangan Decibal untuk menjatuhkan Moesia.

Pada 117 M Roxolans menyerang pasukan Romawi di Dacia. Pada tahun ini juga Sarmatian dan Rhoxolan melakukan penyerbuan di Moesia. Akibat penyerbuan ini, Kerajaan Romawi dibawah kepemimpinan Kaisar Hadrian memilih berdamai dengan raja Rhoxolani, P. Aelius Rasparaganus.

Pada 128 M Kaisar Hadrian membayar upeti tahunan kepada Rhoxolani untuk memungkinkan pasukan Romawi dapat melalui jalur Dacia menuju ke Tissa.

Pada 135 M Alan melakukan operasi militer di Transkaukasus dan Media guna menyerang Albania, Media, Armenia dan Cappadocia, yang akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Flavius ​​Arrianus dari Nikomedia.

Pada 139 M sebagaimana ditulis oleh Ptolemy bahwa di Eropa hidup suku Sarmatians Asia.

Pada pertengahan abad ke-2, Alans dikalahkan oleh tentara Romawi di bawah kepemimpinan Marcus Aurelius. Namun justru disini kedudukan Alans semakin kuat. Mereka kawin-mengawin dengan suku-suku Sarmatian lainnya dan membentuk satu-kesatuan yang solid. Banyak dari Alans (sekitar 8000 orang) yang diambil sebagai pasukan Romawi untuk menginvasi Eropa. Karena kemahirannya dalam berkuda dan memanah, salah satu diantara para Alans dipercaya sebagai panglima di Legion VI Victrix yang bertugas di Inggris. Legiun ini sebagian besar juga diisi oleh para Alans. Nama panglimanya adalah Lucius Artorius Castus setelah berganti nama. Setelah pensiun dari tugas mereka di Inggris, banyak diantara mereka menetap di dekat desa Lancashire dari Ribchester, yang dikenal pada zaman Romawi sebagai Bremetennacum Veteranorum. Dan populasi mereka di Inggris semakin lama semakin banyak.

Pada tahun 210 M Dacia diduduki oleh Sarmatians yang dimotori oleh Alans, sehingga sejak saat itu daerah di sekitar Sungai Danube menjadi derah yang sangat rawan dan berbahaya.

Pada tahun 225 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia Xosrov I untuk melawan Persia.

Pada 230 M,  Goth datang ke Pontic barat laut, sementara Roxolans tiba di Tissa dan bergabung dengan Yazygs.

Pada tahun 235-238 M, Pemerintahan Maximinus yang merupakan keturunan Alan memerintah Romawi.

Pada 273 M perluasan wilayah pengaruh Sassanian Persia sejauh “Gerbang Alans” (Darial) di bawah kepemimpinan Sabuhr I.

Pada 242 M, Alans bersekutu dengan Goth dan Carpi untuk mengganggu Trakia dan mengalahkan Gordian II di Phyllipolys.

Pada 260 M, Jenderal Dacia (Regalianus) yang pernah berbalik melawan Romawi tewas di Moesia oleh rakyatnya sendiri, akibat provokasi Rhoxolani.

Pada tahun 274 M, Alans merebut Palmyra dan Galia.

Pada 276 M terjadi pertikaian antara Roma dan Alans dibawah kepemimpinan Probus.

Pada tahun 300 M, sejarawan mengatakan bahwa “para Alans meraih kemenangan demi kemenangan dibawah nama nasional mereka sendiri, yakni Geloni, Agathyrsi, Melanchlaeni, Anthropophagi, Amazon, dan Seres. Hal ini menunjukkan kepemimpinan negara yang kuat saat Ammianus memerintah”.

Yang menarik disini sejarawan mengatakan suku “Amazon” merupakan bagian dari suku Alan. Wikipedia mengatakan: “Suku Amazon adalah suatu suku bangsa yang seluruhnya adalah perempuan pada Era Klasik dan dalam mitologi Yunani. Menurut Herodotos, suku Amazon ada di daerah perbatasan Skithia  di Sarmatia (Ukraina modern). Para historigrafer lainnya berpendapat bahwa suku Amazon menghuni  Asia Minor, Libya, atau India. Dalam historiografi Romawi, ada banyak serangan suku Amazon di Asia Minor. Sejak masa Modern Awal, nama suku Amazon telah menjadi julukan untuk prajurit wanita secara umum”.

Pada tahun ini juga (300 M) bangsa Goth ditundukkan oleh Alans.

Pada tahun 330 M, Alans bersekutu dengan Sanesan, Raja Massagetae untuk melawan Raja Xosrov II Kotak dari Armenia. Sepertinya disinilah (gabungan antara Alans dan Massagetae), nama Schythians semakin dikenal.

Pada tahun 351 M, Alans bersekutu dengan Raja Armenia (Arsak II) guna melawan Persia.

Pada 356 M, Raja Shapur II memukul mundur Chionite Hun di perbatasan Persia.

Pada 359 M, Raja Chionite Grumbat mengambil bagian dalam pengepungan Amida yang merupakan negara bagian Persia dibawah Shah Shapur II.

Pada tahun 360 M bangsa barbar Cina, Hun melintasi Sungai Volga dan menyerang Alans. Sebagian dari Alans mundur ke Kaukasus Utara, sebagian diserap dalam Hun, dan sebagian lagi mundur ke Donets Utara.  Pada akhirnya, suku Alans dan Hun bergabung dan membentuk konfederasi Hunnic (Hunno-Alanic). Mereka mengontrol Pontic Utara, Tanais, dan stepa Kaspia Utara. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa sebenarnya dalam literatur China sejak abad ke-3 SM Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku Hun, selain Xu-la, Hiu-bu, dan Siu-lin. Alans sendiri disebut sebagai Lan dalam literatur Cina. Jadi sebenarnya Alans termasuk Hun juga. Pada tahun ini, gabungan Hun dan Alans berhasil menaklukkan Bulgar dan menyerang Ostrogoth di bawah kepemimpinan Ermanaric.

Pada tahun 375-454 M Kekaisaran Hun di Eropa terbentang seluas 4.000.000 km2, yang meliputi Rusia Selatan, Rumania, Yugoslavia Utara, Hungaria, Austria, Chekoslovakia, Jerman Selatan dan Jerman Pusat, Prancis Timur, Urals, Hungaria Utara, dan Byzantium.

Pada 375 M sebagaimana anggapan Ammianus Marcellinus bahwa Alans dan Masguts (Massagets) telah kawin-mengawin serta menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Pada tahun 376 M, Hunnic mengalahkan Vestgoths dan Ostrogoth dalam invasinya ke Eropa. Pada tahun ini, Alans-Hun (Hunnic) kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa Eropa. Sejarawan mengatakan “With Ermanaric’s Ostrogoths, Hun’s Bülümar (Balamber) acquired not only Alans, but other Ostrogoth subjects. Jordanes: “thirteen peoples which the Amalung ruler Ermanaric conquered in north: Golthescytha (Goths Scyths), Thiudos (Germ. People), Inaunxis, Vasinabroncae, Merens (Merya), Mordens (Mordvins), Imniscaris, Rogas (Germ.), Tadzans, Athaul (Türk. Atagul=Archers), Navego, Bubegenes, Coldas”, plus Heruli, Aesti and Venethi, numerous people Taifali who before 370 held Oltenia and western part of Muntenia. In Gaul Taifali, probably Türkic, and Sarmatians were settled together.

Pada tahun 377-378 M, aliansi Hun dan Alans dikenal sebagai barbar di Moesia. Pada tahun 378 M, anak tertua dari Hun Bulyumar (Balamber) menyeberangi Danube dan dengan Visigoth, Ostrogoth dan Alans mengalahkan tentara Byzantium dekat Andrianopole, sehingga Valeria, provinsi paling timur Pannonia, dibanjiri oleh Goth, Hun, dan Alans. Pada akhirnya gabungan Goth, Hun, dan Alans menguasai Pannonia setelah menyerang Gratian dan membunuh Kaisar Valens di Konstantinopel. Namun pada tahun 379 M, Kaisar Theodosius mengalahkan mereka. Pada tahun 380 M, Kaisar Theodosius berhasil membujuk Goth menjadi bagian dari Romawi. Sementara sebagian Alans memilih untuk bergerak ke utara. Banyak dari Alan, Hun, dan Gothic menjadi bagian dari tentara Romawi di bawah Kaisar Theodosius setelah direkrut oleh Gratianus.

Pada 383 M, invasi Juthungi di Raetia (wilayah Romawi) dipukul mundur oleh pasukan tambahan yang terdiri dari Alans dan Huns. Juthungi (Jerman: Juthungen, Yunani: Iouthungoi, Latin: Iuthungi) adalah suku Jermanik di wilayah utara sungai Danube dan Altmuhl di negara bagian Jerman Bavaria modern.

Tahun 394 M, Saul, Jenderal Theodosius dari suku Alan terlibat dalam pertempuran di Sungai Frigidus melawan Arbogast dan perampas Flavius ​​Eugenius.

Pada 395 M, Hun melakukan operasi militer di Transkaukasus dan menyerang Suriah, Cappadocia, dan Mesopotamia.

Pada 400 M, Alans dan Bolgars teridentifikasi hidup bersama di antara Itil dan Don.

Pada 401 M, pasukan tambahan Alans berada di Norrn Italia untuk memperkuat tentara Romawi dibawah pimpinan Alaric, Raja Visigoth.

Pada tahun 402 M, jenderal tertinggi pasukan Romawi Barat, Stilihon (Flavius Stilicho) yang memiliki ayah dari suku Vandal bersekutu dengan Hun dan Alans, guna membantu Stilihon melawan serangan suku Jerman. Pada tahun ini juga, tentara Stilicho yang dibantu oleh Alan terlibat dalam pertempuran di Pollentia melawan Alaric. Disini terjadi perselisihan internal antara Alans dan Hun, serta antar suku Goth, yang berujung pada saling bantai.

Pada 405 M, bantuan kembali datang dari Hun dan Alans ke Stilihon untuk melawan serangan suku Jerman (Sweves) dan suku Ostrogothic dibawah kepemimpinan Raja Radagaisus.

Pada tahun 406 M, Alans bergabung dengan Vandal dalam menginvasi Galia (Prancis), yang setelah itu mereka bertempur melawan kaum Frank (Frankish) dalam pelayanan terhadap Romawi. Pada tahun ini terjadi pula disintegrasi dari persekutuan Hunno-Alanic, dimana Alans meninggalkan Hun.

Pada tahun 407 M, para Alans yang berada di Inggris dan Prancis menikah dengan penduduk setempat. Sejarawan mengatakan “In 407 AD, Alans settled extensively north of Loire river, once called Armorica, now called Brittany. Alans arrived at about same time as Celtic Britons were fleeing to France after Saxon takeover of England. Alans and Celtic Britons intermarried extensively. Legacy of Alans includes French name “Alain” and its many variations, and cultural foundation of chivalric warfare (armored knights on horseback). Dari sinilah muncul istilah Anglo-Saxon. Jadi negara-negara yang disebut Anglo-Saxon memiliki nenek moyang yang berasal dari bangsa Alan.

Wikipedia mengatakan Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon. Salah satu pengaruh Alan di Inggris adalah pembentukan pasukan ksatria berkuda yang dilengkapi dengan baju besi. Sementara keturunan dan peninggalan Alan di Prancis dapat ditandai dari nama mereka, Alain beserta variasinya.

Pada tahun ini juga (407 M), gabungan Alans, Suebi (Swevs), dan Vandals menginvasi Gaul.

Pada tahun 409 M, Alans, Suebi dan Vandal bergerak dari Gallia ke Spanyol. Mereka menerobos Semenanjung Pyrenean, dimana mereka membentuk Negara Alanian.

Pada 410 M, Bulgar yang telah ditaklukkan Alan menyerang Lombardia (Longobards).

Pada 411 M, Goar (Goarchur) memimpin Alans yang ditinggalkan sekutu Vandal-nya. Pada tahun ini juga wilayah Spanyol dibagi-bagi antara penjajah: Alans, Raja Lusitania dan Carthaginiensis.

Pada 411 M, Alans menyerang perampas Maximus di Tarraco dalam pelayanannya terhadap Gerontius. Pada tahun ini juga, Jovinus yang didukung oleh Alan, Burgundi, dan kaum bangsawan Galia melakukan pemberontakan di Gaul Utara, namun pemberontakan ini gagal dan berujung pada eksekusi mati Jovinus oleh Kaisar Honorius pada tahun 413 M.

Pada 412 M, berdirinya Kedutaan Bizantium untuk Hun Barat di daerah Pontic.

Pada 414 M, pembelotan dilakukan oleh Alans yang bersekutu dengan Visigoth selama pengepungan Vasatae (Aquitaine).

Pada tahun 418 M, Westgoths mengalahkan Alans di Alanian. Raja Alanian di Spanyol, Addac tewas dan dibunuh oleh Vallia di Gibraltar. Para Alans lari ke Kerajaan Vandal dan menyerahkan diri mereka ke Gunderic, Raja Vandal di Gallaecia. Mereka diterima dengan baik oleh Gunderic. Sejak ini, Vandal dan Alans selalu bersatu dan bahu membahu. (hmm… bisa dibayangin deh kalau dua suku paling barbar di dunia bergabung menjadi satu. Alans dari timur, dan Vandal dari barat. Pernah dengar khan istilah vandalism yang merujuk pada tindakan barbar dan sadis. Istilah tersebut diambil dari nama suku Vandal yang memang terkenal kejam)

Pada 420 M, Hun menduduki Pannonia dan menetap di tengah Danube, dipimpin oleh Yabgu Roila (Rugila), Aybat (Mundzuk) dan Kagan Oktar.

Pada 422 M, terjadi perjanjian perdamaian antara Bizantium dengan Persia.

Pada tahun 424-471 M, keluarga Alan Flavius yang keturunan Alans menunjukkan pengaruh besarnya di Byzantium.

Pada 428 M, Geiseric naik tahta menjadi Raja Vandal dan Alans.

Pada tahun 429 M, Vandal dan Alan melakukan penyeberangan dari Spanyol ke Afrika Utara.

Pada 434 M, Hun mengepung Konstantinopel yang berakibat  kematian pada Rugila. Rugila lalu digantikan oleh Atilla dan Bleda.

Pada 436 M, St Germanus memohon pada Raja Alanik untuk mengampuni Armorika (termasuk wilayah jajahan Romawi saat itu). Saat ini Armorika disebut Brittany, merupakan salah satu provinsi di Prancis. Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan, dengan luas wilayah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 440 M, Alans menetap di Valence di bawah kepemimpinan kepala suku Sambida.

Pada 442 M, pembenahan kediaman Alans di Transalpine Gaul oleh Aetius.

Pada 445 M, Attila mulai memimpin Hun dalam pemerintahan tunggal.

Pada 447 M,  Eochar, raja Alans, dikirim oleh Aetius untuk menghadapi Bacaudae dari Armorica sebagai balasan atas pemberontakan mereka. Pembantaian Alans terhadap kaum Bacaudae baru berhenti setelah St Germanus (Uskup Auxerre) turun tangan.

Pada 448 M, Attila kalah dari Akatsir Scythians dan akhirnya digantikan oleh Ellak, anak tertuanya, sebagai penguasa Pontus Hun.

Pada 450 M, tentara negara-negara sekutu di Selatan Kaukasia mendapatkan benteng-benteng yang dinamai “Pahane Honsu” (pertahanan terhadap Hons). Pada tahun ini terjadi pula penghancuran terhadap Benteng Chor (Derbent) oleh pasukan Armenia dan Albania. Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap Alans yang dipimpin oleh Raja Georgia, Vaxtang Gorgasali.

Pada 451 M, terjadi pertempuran di jurang Catalaun dekat Trua antara Atilla dengan Aecius.  Di sisi Atilla ada Hun, Geruls, dan bagian dari Frank Ostrogoth, sedangkan di sisi legiun Romawi pimpinan Aecius tentaranya direkrut dari Gaul dan Jerman, serta Vestgoths, Burgunds, Frank, dan Armorician Alans (dipimpin oleh Sanhiban). Tidak ada hasil yang pasti pada pertempuran ini.

Pada 452 M, Hun menginvasi Azerbaijan.

Pada 453 M, terjadi penaklukan Alans di [Transalpine] Gaul oleh Raja Visigoth, Thorismud.

Pada 454 M Ellak (anak tertua Atilla) mencoba menekan pemberontakan, namun ia dikalahkan dan tewas dalam pertempuran di Nedao. Sisa-sisa tentara Ellak mundur ke timur Carpathians. Dua anak lainnya (Dengizik dan Ernak) tetap di Dacia dan Bessarabia. Kekalahan Hun di Nedao mengakhiri masa Kekaisaran Hun. Sementara Alans, yang dipimpin oleh Kandak dipaksa untuk pergi ke Dobrudja. Dobrudja atau Dobrogea adalah wilayah di Rumania dan Bulgaria, terletak antara Sungai Donau dan Laut Hitam. Wilayah Dobrogea meliputi Dobrogea Utara yang merupakan bagian dari Rumania dan Dobrogea Selatan yang merupakan bagian dari Bulgaria.

Pertempuran Nedao di Pannonia adalah pertarungan paling brutal dalam sejarah; dimana beberapa suku barbar terlibat di dalamnya, yaitu Goth, Gepids, Rug, Swev, Hun, Alan, dan Gerule. Sejarawan Jordanes mengatakan And so the bravest nations tore themselves to pieces. For then, I think, must have occurred a most remarkable spectacle, where one might see the Goths fighting with pikes, the Gepidae raging with the sword, the Rugi breaking off the spears in their own wounds, the Suavi fighting on foot, the Huns with bows, the Alani drawing up a battle-line of heavy-armed and the Heruli of light-armed warriors.

Setelah pertempuran di Sungai Nedao (Pannonia), Alans menetap di Scythia Minor dan Lower Moesia dibawah pimpinan kepala suku Candac pada tahun 455 M. Pada tahun ini juga, Kerajaan Hephthalites yang sering disebut Hun Putih menaklukkan Kushans dan menyerang India dibawah kepemimpinan Abdaly.

Pada 456 M, Byzantium menduduki Lazika (sekarang masuk wilayah Georgia) yang merupakan tempat strategis di sekitar Laut Hitam.

Pada 463 M, Saragurs dari kaum Oguric menundukkan Akatsirs dari kaum Schythia.

Pada 464 M, Beorgor, raja Alans, dikalahkan dan dibunuh di Bergamo oleh bangsawan Ricimer.

Pada 466 M, terjadi invasi Saragurs dan Onogurs di Transkaukasia.

Pada tahun 468-469 M pecah pertempuran di Danube antara Hun dan Byzantium. Bel-Kermek (Hernach) setelah kematian Dengizik memimpin tentara Hun. Byzantium mengalahkan serbuan Hun dengan susah payah. Tentara Byzantium yang dipimpin oleh Aspar (yang ayahnya seorang Alan) terdiri dari tentara bayaran dari Slavia dan Alans. Setelah kemenangan Byzantium, Hun meninggalkan Dacia dan Bessarabia. Provinsi ini dibuka untuk kolonisasi Slavia. Selain itu, Hun juga menawarkan aliansi pada kekaisaran Romawi Timur.

Pada tahun 477 M, Huneric naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alan.

Pada 478 M, percobaan pembunuhan Konsul Illus, konselor dari Kaisar Zeno, oleh seorang Alan.

Pada 481 M, kaum Goth pimpinan Theodoric, anak dari Triariya, meraih kemenangan atas Bulgars.

Pada 487 M, tentara Alans memperkuat ekspedisi dari Ravenna-Italia melawan Rugi yang dipimpin oleh Raja Italia (Odoacer).

Pada 530 M, Gelimer menjadi Raja Vandal dan Alan.

Pada 531 M, Raja Sasania Husrav Anosruvan memperkuat Darband dan membentengi wilayah Kaukasus Timur dan Tengah dalam upaya untuk menangkis serangan kaum nomaden dari utara, termasuk oleh Alans.

Pada 534 M, penghancuran kerajaan Vandal di Afrika oleh Belisarius (Jenderal Bizantium).

Pada 548 M, suatu aliansi dibuat oleh Gubazes, Raja Lazi/Lazica, dengan Alans dan Sabirs untuk menguasai Iberia yang dikuasai Romawi.

Pada 549 M, Alans ikut dalam ekspedisi Jenderal Sasania (Chorianes/Farroxan) guna melawan Lazika.

LazikaPeta Lazika pada abad kuno

Sumber: en.wikipedia.org

Sekitar 550 M, terjadi kontak erat antara Alania dan Byzanthia/Byzantium di masa pemerintahan Raja Sarosius di Alania.

Pada 551 M, Bulgar dan Alans terdeteksi sebagai populasi yang menetap di kota-kota di Bulgaria, berada dekat dengan Gerbang Kaspia. Selain itu, ada juga Alans dan Bulgar yang terdeteksi sebagai nomaden yang berada di stepa utara Kaukasus. Sejarawan Zachariah Ritor mengatakan bahwa pada saat itu juga orang-orang Avnagur (Onogur), Avgar, Sabir, Burgar, Alan, Kurtargar, Avar, Hasar, Dirmar, Sirurgur, Bagrasir, Kulas, Abdel dan Hephtalite tinggal di tenda, memakan daging ternak dan ikan, serta berburu hewan liar dengan senjata mereka.

Pada 556 M terjadi konflik teritorial antara Alans dan Misimians di Lazica.

Pada 557 M Bangsa Avar datang di tanah yang dikuasai Sarosius (Sarodius, Saroes), raja Alans. Sejarawan Gumilev mengatakan nenek moyang orang Hungaria adalah percampuran antara suku Avar dengan Alans.

Pada 561 M, merupakan kejadian lima puluh tahun perdamaian antara Justinian (Kaisar Romawi) dan Husrav Anosruvan (Raja Persia). Alans dan Hun dilarang untuk menyeberang Darial dan Darband (wilayah Persia) untuk menyerang wilayah Bizantium (Romawi).

Pada 563-567 M, Persia menjalankan aksi militer yang sukses melawan Ephtalites, namun di waktu yang hampir bersamaan Persia dikalahkan suku Savir yang berada di Kaukasus Selatan. Suku Savir tinggal bertetangga dengan suku Masguts (Alans).

Antara 566 dan 571 M, Istemi Djabgu ditundukkan masyarakat Banajar, Balanjar (Belenjer) dan Khazar. Baranjar (Balanjar) = Onogur = Utigur Bolgars. Pengaruh Khazar meningkat. Khazar menjadi asisten dan sekutu terdekat dari bangsa Turks.

Sekitar tahun 570 M, Diplomat Zemarchus dari Bizantium pergi ke Kekhanan di Turki Barat. Persia lalu berupaya untuk mencegat Zemarchus melalui Alans. Dalam perjalanan kembali, ketegangan terjadi antara Sarodius, raja Alans, dan duta besar Turki.

Pada 572 M, Saroes, raja Alans, bersekutu dengan John dari Armenia, guna melawan Persia.

Pada 574 M, Alans (sekutu Persia) ditangkap dan dibawa sebagai sandera ke Byzantium untuk diperhadapkan ke Kaisar Tiberius Constantine.

Pada 576 M, Bizantium yang dibantu oleh Savirs dan Alans merampas Albania yang dikuasai Sassanid (Persia). Hal ini juga mengakibatkan suku Alan berhasil mengontrol Celah Darial.

Pada 580 M terjadi serangan dari Alans yang di bayar Byzantium untuk melawan Persia di Azerbaijan.

Dalam “Buku Sui” yang diterbitkan pada 581 M dibahas tentang “Deskripsi Tele”, dimana disitu terdapat daftar 45 suku padang rumput Asia, termasuk Lan (Alans). Alans disebutkan berasal dari Turki yang berbahasa suku Tele.

Pada 642 M kampanye militer dilakukan oleh Jenderal Asad, atas perintah Khalifah ‘Umar I, di pegunungan Alans.

Pada 651 M dengan hilangnya aturan Kekhanan Utara, mantan konfederasi Khazaria, seperti Bolgar Kutugurs, Alans, Slavia dan ITIL Bolgars mendapatkan kemerdekaan. Sedangkan Khazar tetap merupakan Kekhaganan dari Dinasti Ashina. Pada tahun ini pula (651 M) kekalahan tentara Khazar-Alan oleh pasukan Abd Al Rahman di pertempuran Efrat.

Pada 655 M Khazar bekerja sama dengan Alans yang menggunakan bahasa Iran.

Pada 662 M terjadi ekspedisi militer oleh orang Muslim terhadap Alans.

Pada 670 M Bolgars Bat-Boyan dikalahkan oleh Khazar. Khazar lalu memulihkan wilayah dengan Bolgar timur (Utugur) dan populasi Alan. Wikipedia mengatakan ada kemungkinan kata “Boyan” berasal dari kata “Boii” (laki-laki) dari suku Celtic yang pernah berdiam di Ceko. Kata ini kemudian juga meluas ke bekas Negara Yugoslavia, seperti Serbia dan Kroasia, dengan nama “Bojan”. Boyan sendiri adalah kata berbahasa Bulgaria dan Slavia yang biasa diberikan untuk nama anak lelaki. Bentuk pendek dari nama Boyan digunakan di Bulgaria adalah Bobi atau Bobby.

Ada juga kemungkinan lain bahwa nama “Boyan” atau “Bojan” berasal dari bahasa Celtic: “Bryan” atau “Brian” yang memiliki arti “kuat” atau “mulia”.

Pada 682 M terdeteksi “Kerajaan Hun” yang biasa disebut dengan nama Belenjer atau Baranjar atau Balanjar atau Onogur atau Utigur Bolgars dengan ibukota Varachan yang terletak di utara Derbent. Kerajaan ini berada dibawah kekuasaan Kerajaan Khazar.

Pada 705 M serangan Alan melawan Abasgia (di bawah pemerintahan Arab) setelah dihasut oleh Kaisar Romawi (Justinian II).

Pada 715 M terjadi ekspedisi militer bangsa Arab terhadap Alans dibawah kepemimpinan Khalifah ‘Umar II.

Pada 721 M terjadi invasi negara Alans oleh bangsa Turki Khazar.

Pada 722 M terjadi Perang Kedua antara bangsa Khazar dengan Arab dimana kampanye militer pertama dilakukan pasukan Arab yang dipimpin oleh Zh. Jirrah di Kaukasus Utara melawan Alans dan Khazar. Pasukan Arab yang dipimpin Jenderal Tabit al-Nahram dikalahkan oleh Alans dan Khazar.

Pada 723 M Khazar kehilangan Balanjar oleh pasukan Arab, sehingga Khazar terpaksa memindahkan ibukota mereka ke Samandar.

Pada 724 M lagi-lagi terjadi ekspedisi militer melawan Alans dan Khazar oleh bangsa Arab yang dipimpin oleh al Jarrah bin ‘Abdallah al-Hakami.

Pada 725 M bangsa Alans terdorong ke anak sungai sebagai akibat dari serangan terhadap mereka oleh pasukan Khalifah Umayyah yang dipimpin oleh al-Hajjaj bin ‘Abd al-Malik.

Pada 728 M terjadi ekspedisi militer melawan Turki Khazar oleh pasukan Arab yang dipimpin oleh Maslamah bin ‘Abd al-Malik melalui Gerbang Alans (Darial).

Pada 730 M terjadi kekalahan pasukan Arab dan kematian al-Jarrah bin ‘Abdallah al Hakami di tangan Turki Khazar yang merupakan penjajah dari negara Alans.

Pada 735 M terjadi kampanye militer oleh pasukan Arab dibawah kepemimpian Mervan Kru di Alania yang dipimpin oleh Raja Itaz.

Pada 736 M terjadi penaklukan tiga benteng di negara Alans oleh pasukan Muslim pimpinan Marwan bin Muhammad.

Pada 737 M terjadi ekspedisi militer melawan negara Khazar yang dipimpin oleh Marwan bin Muhammad melalui Gerbang Alans.

Pada 751 M pasukan tambahan Alan terdeteksi di Armenia untuk memperkuat pasukan Romawi (Constantine V).

Pada 758 M pasukan Muslim pimpinan Yazid bin Usaid bin Sulami berhasil menaklukkan Gerbang Alans.

Pada 770 M Bangsa Oguzes datang ke Transoxania. Mereka akhirnya memiliki wilayah sendiri disana yang disebut Oghuz Yabgu. Para pendiri kekaisaran Ottoman adalah keturunan dari Oghuz Yabgu. Saat ini warga Turki, Turkmenistan, Azerbaijan, dan Gaugazia adalah keturunan Oghuz. Istilah Oghuz berangsur tergantikan dengan istilah Turkmen atau Turcoman yang berarti Orang Turki. Mereka pernah memiliki peran utama sebagai tentara bayaran Pangeran Rus untuk memperkuat pasukan kavaleri Rusia. Saat itu mereka dikenal dengan julukan “Topi Hitam”. Mereka juga tercatat pernah memperkuat pasukan Muslim di Timur Tengah, Byzantium, bahkan di Spanyol dan Maroko.

Oguz YabguPeta wilayah Oghuz Yabgu (Kazakhstan saat ini)

Sumber: en.wikipedia.org

Transoxania sendiri adalah nama sebuah wilayah kuno yang terletak di Asia Tengah, antara Sungai Amu Darya (Sungai Oxus) dengan Sungai Syr Darya (Sungai Jaxartes/Yaxartes). Transoxania atau Transoxiana berasal dari bahasa Yunani yang berarti “daerah di sekitar Sungai Oxus”. Setelah ditaklukkan Arab pada abad ke-8, daerah ini dikenal sebagai Ma-Nahr wara’un yang artinya “yang berada di luar sungai”. Orang Persia menyebutnya dengan nama “Turan”. Wilayah ini pernah merupakan salah satu satrap dari Dinasti Achaemenid Persia dengan nama Sogdiana.

Daerah ini sekarang sebagian besar berada di Uzbekistan, tetapi juga sebagian di selatan Kazakhstan,  Tajikistan dan Turkmenistan.

Kota-kota bersejarah yang penting di Transoxania yaitu Samarkand dan Bukhara.

Pada tahun 776 M, Negara Alania terdeteksi dalam peta St. Beat yang terletak antara muara Sungai Danube dengan Dniester.

Pada tahun 820 M Alans memperkuat pasukan Thomas dari suku Slav, pemimpin pemberontakan melawan Kaisar Bizantium (Michael II).

Pada 842 M, Sallam pergi ke negara Alans dengan bertindak sebagai juru bahasa bagi negara Khazars.

Pada 851 M, ekspedisi militer dilakukan oleh bangsa Turk pimpinan Abu Musa Buga Elder terhadap Georgia, Abkhazia, Alans dan Khazar. Serangan ini menyebabkan sekitar seratus Alan dideportasi ke Dmanisi (Tasiri).

Pada 888 M, keturunan suku Alan berjuluk “Alan I the Great”, menjadi raja Brittany. Brittany atau Bretagne adalah wilayah budaya di utara-barat Perancis; meliputi bagian barat Armorica, seperti yang dikenal selama periode pendudukan Romawi. Brittany kemudian menjadi sebuah kerajaan yang independen dan kemudian kadipaten sebelum bersatu dengan Kerajaan Perancis pada 1532 sebagai provinsi. Brittany juga telah disebut sebagai Kurang, Lesser atau Little Britain. Letak Brittany berbatasan dengan Selat Inggris di utara, Laut Celtic dan Samudra Atlantik di sebelah barat, dan Teluk Biscay di selatan. Luas wilayahnya adalah 34.023 km² (13,136 sq mi).

Pada 888 M, Alan Baqat’ar, sekutu Bagrat I dari Abkhazia berperang melawan raja Georgia, Adarnase II.

Pada 895 M, Alans dan Bulgar dibebaskan dari kekuasaan Khazar.

Pada 900 M, terjadi perang Alano-Khazar selama pemerintahan Aaron, raja Khazaria.

Pada 903 M, Ibnu Rustah memberi keterangan mengenai deskripsi geografis Kerajaan Alania.

Pada 905 M, Raja Alans pindah ke agama Kristen melalui perantaraan Exusiastes dari Abasgia.

Pada 910 M, pengkhotbah-pengkhotbah Kristen dari Bizantium memulai misi pertamanya di Alania. Mereka berusaha membangun fondasi keuskupan di Alania, dimana Peter menjadi Uskup Agung yang pertama.

Pada 920 M, Khazar bertarung dengan Burtas, Oghuz, Bizantium, Kengeres dan Kara Bolgars.

Pada 924 M, upaya aliansi anti-Bulgaria dilakukan oleh Kaisar Romanus I Lecapenus dengan Ruses, Pechenegs, Alans dan Magyars.

Pada tahun 930 M, Kazars bersekutu dengan Alans, dan mengadopsi Yudaisme sebagai agama, serta mengatur pernikahan dinasti.

Pada 931 M, Agama Kristen ditinggalkan oleh Alans yang akhirnya mengusir uskup dan imam yang dikirim oleh Kaisar Bizantium.

Pada 943 M, deskripsi geografis kerajaan Alania dilakukan oleh al-Mas’udi yang sekaligus merupakan orang pertama yang mencatat penampilan kota Magas. Pada tahun ini juga terjadi aliansi antara raja Alans dan raja Daghestan dari kaum Avar. Al-Mas’udi dalam catatannya berjudul “Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia” melaporkan bahwa Raja Alans melengkapi pasukannya sebanyak 30.000 kavaleri. Dia mengatakan bahwa Raja Alans adalah raja yang kuat, dan menikmati pengaruh lebih dibanding raja-raja lainnya. Pada saat itu Alania telah memiliki 150.000 penduduk.

Pada 944 M terjadi persekongkolan antara Alans, Rusia dan Lesghians melawan Arran.

Pada 965 M penghancuran Kekaisaran Khazar serta kekalahan Alans dan Circassians oleh Pangeran Rus (Svyatoslav dari Kyiv).

Pada 977 M, Ibnu Haukal dalam “Wajah Bumi” mencatat bahwa bahasa Azeri dan bahasa Persia digunakan sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di Kaukasus.

Pada 1014 M, Alda (putri Alan), diperistrikan oleh Raja Giorgi I dari Georgia.

Pada 1029 M, Urdure, raja Alans, dibunuh dalam pertempuran oleh Kwirike III, raja Kaxet’i. Pada tahun ini pula terjadi ekspedisi militer yang dipimpin oleh Pangeran Yaroslav Wise dari Kyiv terhadap Alans.

Pada tahun 1032-1033 M, serangan dari Alans, Avars, dan Ruses terhadap daerah-daerah Muslim di Transkaukasia Timur, seperti Sarwan dan Darband mengalami kegagalan.

Pada tahun 1050 Kaisar Constantine IX Monomachus dan putri raja Alania terlibat perselingkuhan.

Tahun 1062 M Dorgoleli diangkat menjadi raja Alans. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan antara raja Georgia (Bagrat IV) dengan putri Alan (Borena).

Pada tahun 1062-1065 M para Alan melakukan serangan melalui Darial terhadap Saddadid, Emirat Arran (Timur Transkaukasia).

Pada 1065 M Raja Alania (Durguleit Yang Agung) berkunjung kepada raja Georgia (Bagrat IV) di Kutais.

Pada tahun 1066 M, banyak keturunan Alanic dari Bretons bergabung dengan William Sang Penakluk dalam penaklukan Inggris. Kontribusi taktik militer diwarisi dari leluhur mereka, dan kemudian menyebarkan pengaruh genetik mereka melalui Inggris ke Skotlandia serta tempat lain. Salah satu frekuensi tertinggi haplotype R1b 35 di mana saja di database Y-STR adalah salah satu sampel dari Paris, Perancis, berdekatan dengan Normandia, dan bahkan lebih dari itu, diantara Amerika keturunan “Cajun”. “Cajun” sebenarnya merupakan kontraksi sehari-hari dari kata “Acadian” (sekarang Nova Scotia dan New Brunswick, dan bagian utara Maine). Mayoritas dari pemukim awal PerancisKanada adalah dari Acadia dan Quebec berasal dari Norman atau Breton. Banyak keluarga Skotlandia yang menunjukkan penanda DYS393 = 12 yang berarti merupakan keturunan dari Alans yang tiba dengan Normandia, sejak Sarmatians yang datang dengan Romawi.

Pada tahun 1072 M, terjadi pernikahan antara Maria Alania (keturunan Alans) dengan kaisar Byzantium, Michael VII Duca Parapinaces.

Pada tahun 1072 M terjadi perekrutan pasukan tentara bayaran di Alania oleh Michael VII Ducas untuk menghadapi pemberontakan Norman Roussel dari Bailleul. Pada tahun ini pula tentara bayaran Alan melayani Comneni bersaudara di Anatolia.

Pada tahun 1075 M intrik licik terjadi di Byzantium yang dilakukan Maria dari Alania (istri Michael VII Ducas) dengan Nicephorus III Botaneiates. Pada tahun ini, Irene dari Alania dipristrikan oleh Isaac Comnenus (saudara tua dari Kaisar Alexios I Komnenos).

Pada tahun 1085 M Adam dari Bremen memberi keterangan tentang suku Scythian kuno di wilayah Baltik timur. Ia mengatakan bahwa di wilayah tersebut hidup suku Alans atau Albans, yang dalam bahasa mereka sendiri disebut Vizzes yang kemudian disebut Ambrones yang dikenal sangat kejam dan terlahir dengan rambut putih.

Hmm.. mungkinkah pernyataan diatas memiliki korelasi dengan hadits berikut:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka. ” Maka Adam bertanya: “Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya: “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.

Pada 1099 M, Karachai-Balkarian (bagian dari serikat suku Alan) muncul ke permukaan.

Pada 1107 M, Rhosmices, bangsawan dari Alania membantu Bizantium selama invasi Epirus oleh pangeran Norman, Bohemund dari Antioch.

Pada 1116 M, Don Kipchak menyerbu lagi dan dikalahkan oleh Pangeran Rusia. Rusia menyerbu balik Cumans-Kipchaks dan berhasil mengambil kota Sharukhan, Sugrov dan Balin yang dihuni oleh populasi Alano-Bulgar. Pada akhirnya terjadi pernikahan Yaropolk, putra Vladimir II Monomah dari Kyiv, dengan putri Alan. Pada tahun ini pula suku Alan direkrut menjadi tentara bayaran oleh Alexius I Comnenus untuk menghadapi Turki Seljuk pimpinan Sultan Melik Shah.

Pada tahun 1118 M, Suku Kipchak berdamai dengan Alans. Khan Otrak (pemimpin Kipchak yang dikalahkan Rusia) bersekutu dengan Raja Georgia (David IV). Alhasil suku Kipchak boleh menetap di Georgia namun harus membantu Georgia dalam perang dengan Seljuk.

Pada 1150 M, Khuddan menjadi raja Alans. Selain itu, pada tahun ini juga terdeteksi dalam Peta Hieronim nama Sungai Danube yang dinamakan sebagai Sungai Pruth “Alanus”.

Pada tahun 1153 M ahli hukum Muslim, Ibn al-Azraq yang kelahiran Granada, pergi ke Alania bersama-sama dengan Raja Georgia, Demetre I.

Pada tahun 1155 M tentara bayaran dari suku Alan yang dikirim oleh Kaisar Manuel I Comnenus melakukan ekspedisi militer untuk menaklukkan kembali Italia. Pada tahun ini pula terjadi pernikahan pangeran Georgia (Giorgi) dengan Burdukhan (putri Raja Alan [Khuddan]).

Pada tahun 1160 M Benjamin dari Tudela melakukan perjalanan, dan menemukan bukti adanya komunitas Yahudi di Alania.

Pada tahun 1173 M terjadi perampasan dari Alans, Cumans dan Avar dalam pelayanan terhadap Bekbars dari Darband yang berperang melawan Sirwansah Ahsatan.

Pada tahun 1175 M, seorang Alans bernama Küchük Anbal (yang berarti Turk kecil atau anak selir) yang merupakan saudara dari Putri Yasian membunuh iparnya, Pangeran Andrey Bogolyubsky.

Andrey BogolyubskyTampak pada gambar diatas Andrey I Yuryevich, yang umumnya dikenal dengan julukannya, Andrey Bogolyubsky. Dia adalah anak dari Yuri Dolgoruki (seorang Pangeran Rurikid dan pendiri Moskow). Sedangkan ibunya adalah seorang putri Cuman (yang wilayahnya dikenal dengan sebutan Cuman-Kipchak, setelah bergabung dengan Kipchak). Andrey Bogolyubsky dikenal di Barat sebagai Pangeran Skit/Scythian. Andrey dibeatifikasi sebagai seorang santo dalam Gereja Ortodoks Rusia.

Sumber Gambar: russiapedia.rt.com

Pada tahun 1185 M, tentara bayaran Alan dari Tesalonika menaklukkan Normandia dari Sisilia.

Pada tahun 1189 M terjadi pemusnahan korps tentara bayaran Alan dekat Philippopolis (Plovdiv) oleh tentara salib dari Jerman atas perintah Kaisar Frederick Barbarossa I.

Sekitar tahun 1190 M, terjadi pernikahan antara Ratu Tamar dari  Georgia dengan David Soslan (Pangeran Alans). Bagi Ratu Tamar ini adalah pernikahannya yang kedua setelah sebelumnya ia bercerai dengan Pangeran Rus (Yuri Bogolyubsky). Yuri Bogolyubsky adalah anak dari Andrei Bogolyubsky yang mati terbunuh (lihat 1175 M). Pernikahannya dengan Ratu Tamar adalah pernikahan yang diatur oleh bangsawan Georgia. Besar kemungkinan, pernikahan tersebut diatur untuk meredam ambisi Yuri yang ingin kembali menguasai Rus (yang saat ini meliputi wilayah Rusia, Ukraina, dan Belarus) yang telah berada dalam genggaman penguasa keturunan Alan dari daerah pegasingannya (di Kipchack Khanate). Jika hal tersebut terjadi (Yuri menguasai Rus), maka bisa jadi Rus suatu saat akan meluaskan wilayah kekuasaannya sampai ke Georgia.

Rus MapTampak dalam peta diatas wilayah Belarus, Ukraina, dan Rusia, yang dekat dengan Georgia

Sumber Gambar: jeremyrenners.blogspot.com

Pangeran Yuri diceraikan oleh Ratu Tamar karena dituduh menjadi pemabuk berat, ambisius, dan terlibat dalam kejahatan seksual (melakukan sodomi). Walaupun hal buruk tersebut bisa jadi telah diatur dan merupakan jebakan atas dirinya, namun Yury diusir dari Georgia pada tahun 1188 M. Pada tahun 1191, ia bersekutu dengan beberapa bangsawan kuat Georgia untuk memimpin pemberontakan melawan Tamar. Namun pemberontakannya berhasil dipadamkan, dan Tamar mengampuninya. Tetapi ia sempat memberontak lagi dalam beberapa tahun, namun ia dikalahkan lagi. Ia akhirnya benar-benar terusir dari Georgia. Sejak itu, Yuri menghilang dari sejarah.

Sedangkan Ratu Tamar adalah putri dari George III, Raja Georgia, dan permaisurinya Burdukhan, putri Raja Alania. Ratu Tamar konon memilih sendiri David Soslan sebagai suami keduanya. David Soslan sendiri ditengarai sebagai keturunan dari George I dari Georgia (1014-1027) dan istrinya yang merupakan Putri Alan (Alde/Alda) yang merupakan orang tua dari Demetrius/Demetre [ayah David]. Yang tak kalah mengejutkan, baik nama David maupun Tamar berasal dari bahasa Ibrani dan seperti nama-nama alkitabiah lainnya, disukai oleh Dinasti Georgia (Bagrationi) karena klaim mereka sebagai keturunan Efraim dan Daud (David), raja kedua Bani Israil. 

Pada tahun 1222 M, suku Alans dan Cumans-Kipchak dikalahkan oleh serangan Mongol-Tatar, yang menyebabkan Mongol-Tatar berhasil merebut ibukota Alania [Magas (Meget)].

Pada tahun 1223 M, Georgia disubordinasikan oleh Mongol, tetapi keturunan Thamar dan David bertahan dan terus memasok Georgia dengan raja sampai abad kesembilan belas. Salah satunya adalah Pangeran Ovs (sebutan Alans bagi orang Georgia dan bisa jadi merupakan asal kata dari “Ossetia”).

Pada tahun 1225 M, suku Alans membantu Georgia pimpinan Ratu Rusudan (putri dari Tamar dan Soslan) melawan invasi Kekaisaran Khwarezmian pimpinan Hwarezmsah Galal al-Din.

Pada tahun 1226 M, Uskup Theodore mulai melakukan perjalanan pastoralnya ke Alania.

Pada tahun 1229 M, Mongol mengirim para Alan ke Cina selama pemerintahan Ogodei dan Mongke.

Pada tahun 1236 M, Qachir-Ukule (pemimpin Ases) ditangkap dan dieksekusi oleh Mongke di tepi Volga.

Pada tahun 1239 M terjadi aneksasi Alania ke Ulus Juchi.

Pada tahun 1243 M terjadi pernikahan antara Raja Georgia Raja Davit VII Ulu (Turk. “David Uĝlu = Besar”) dengan putri Alan bernama Altun (Turk. “Emas”).

Pada tahun 1245 M, sebagian Alans mencoba menyerang Mongol demi mendapatkan kembali sebagian wilayah mereka di Kaukasus.

Pada tahun 1253 M, Friar William dari Rubruck melakukan perjalanan ke Kekaisaran Mongol, dimana Alans juga berada disitu (di Karakorum).

Pada tahun 1258 M, Alan terlibat sebagai tentara bayaran dalam membantu aktifitas militer Dinasti Yuan (Mongol) di Cina.

Pada tahun 1261 M, hubungan diplomatik terjadi antara Mamluk (dibawah kepemimpinan Sultan al-Malik al-Zahir) dengan Kipchak Khanate (dibawah kepemimpinan Berke), melalui pedagang Alan.

Pada 1263-1264 M dilaporkan adanya pemukiman Alan di Krimea (wilayah Rusia saat ini).

Pada 1275 M terjadi pembantaian oleh garnisun Kristen Alan dalam pelayanan terhadap Mongol pimpinan Jenderal Bayan di kota Zhenchao (Jiangsu) di Cina.

Pada 1277 M terjadi ekspedisi militer oleh Pangeran Rus terhadap Alans yang dikirim oleh pemimpin Kipchak Khanate (Mongke Termir).

Pada 1278 M, Mongol-Tatar dan Ruses merebut kota Alania (Dediakov).

Pada 1280 M, Alans melayani Kepala Suku Mongol (Noyai) di Kipchak Khanate.

Pada 1290 M terjadi serangan oleh Alan yang dipimpin oleh Pangeran Parejan ke Georgia.

Pada 1300 M terjadi perang saudara di Kipchak Khanate. Pada tahun ini juga terjadi serangan oleh Alan pimpinan Bagatar di Georgia.

Pada 1301 M terjadi perdagangan budak Alan dari koloni Italia di utara Laut Hitam ke Eropa.

Pada 1302 M tentara bayaran Alan tiba di Byzantium untuk membantu Romawi melawan Turki.

Pada 1304 M Bizantium merekrut Alans Kaukasus sebagai sekutu proksi.

Pada 1304-1306 M terjadi bentrokan antara tentara bayaran Alan dengan perusahaan besar Catalan di wilayah Kekaisaran Bizantium.

Pada 1310 M tiga puluh ribu Alans terlibat dalam pelayanan untuk kekaisaran Mongol (Dinasti Yuan) di Cina.

Pada 1314 M terjadi kekalahan dan pengusiran Alans dari Georgia oleh Raja George V.

Pada 1318 M kehadiran Alans (Yasses / Jasses) terdeteksi di Hongaria.

Pada 1322 M, Alans dari Itiles (Itil) dan Temeres (Timur) melayani/membantu Raja Bulgaria (Tsar George II Terter), yang bertanggung jawab atas pertahanan Philippopolis dalam perang melawan Bizantium.

Pada 1329 M, Sayf al-Din Bahadur As (Asian Bogatyr), atau yang dikenal dengan nama Alan Mamluk (keturunan Alan) meninggal di Mesir.

Pada tahun 1333 M, Ibn Battuta menginap di Kipchak Khanate, dimana ia menemukan Muslim Alan di Sarai al Djadid, ibukota Özbeg Kagan.

Pada 1336 M, kedutaan dikirim oleh Kaisar Mongol (Togon Temur) dan lima pangeran Alan di Cina untuk Paus Benediktus XII. Hal ini terkait dengan misi Friar John dari Marignolli di Khan Baliq (Beyjing).

Pada 1349 M, John Cantacuzenus menjadi “Kaisar Alans”.

Pada 1385 M, para Alans dikuasai oleh Tar-Tar yang berhasil menghancurkan ibukota Alania (Maghas) dan bergabung bersama mereka dibawah kepemimpinan Toqtamish Khan (keturunan dari cucu tertua Genghis Khan) untuk melawan Persia. Namun akhirnya pada tahun 1395 mereka dikalahkan oleh Persia dibawah kepemimpinan Tamerlan (Timurleng) di Kaukasus Utara, yang membantai Alan secara masif. Para korban terfragmentasi, didorong lebih jauh ke selatan Kaukasus, mulai mengintegrasikan diri dengan penduduk asli dan akhirnya kembali muncul sebagai proto-Ossetia. Mereka membentuk menjadi dua kelompok, Digor dan Iron.

Yang unik disini adalah perkataan iron. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa kata “iron” tersebut mungkin memiliki makna yang sama dengan kata “Iran”. Ini karena bahasa orang Iron sangat mirip dengan bahasa orang Iran. Sejarawan memasukkan bahasa orang Iron (Iron Dialect) dalam keluarga bahasa Indo-Eropa, Indo-Iran, dan Iran. Namun bisa jadi juga bahwa kata “iron” berarti “besi”, mengingat bahasa Iron juga memiliki hubungan dengan bahasa Anglo-Saxon. Jika ini benar, maka semakin menguatkan pendapat bahwa mereka memang pernah terkungkung oleh Dinding Besi Derbent yang dibuat oleh Zulkarnain, sehingga mereka mengatakan dirinya sebagai “Bangsa Besi (Iron People)”. Disamping itu, bisa jadi juga memiliki makna “pandai besi”. Hal ini karena sejak nenek moyang mereka (bangsa Kassites), mereka terkenal sudah pandai membuat pisau dan pedang yang terbuat dari besi berlapis baja. Oleh sebab itu, Wikipedia mengatakan bahwa jika mengacu ke bahasa Proto Indo Eropa, maka Iran berarti ar-yo- (aryan) yang memiliki makna “perakit terampil (skillful assembler)“. Kata “assembler” dalam Bahasa Inggris lebih ditujukan kepada perakitan mesin (yang terbuat dari besi/baja). Sedangkan kata “Digor” mungkin berhubungan dengan kata “Georgia” sebagai tempat tinggal sebagian besar diantara mereka.

Pada 1400 M, Alan melayani kepala suku Arugtai di Mongolia.

Pada 1690 M, Kabardins (kelompok Adyg) mengisi dataran Alania.

Pada tahun 1767, daerah Alans jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan Rusia.  Dalam hal identitas mereka membentuk Ossetia yang berbasis di Georgia saat ini dan berbatasan dengan Republik Rusia. Mereka adalah salah satu wakil yang tersisa dari Scythians kuno dan Sarmatians. Sebagian besar orang Ossetia beragama Kristen Ortodoks dan sebagiannya lagi beragama Islam. Agama Kristen Ortodoks dianut mereka setelah Rusia menekan mereka untuk pindah agama. Sedangkan agama Islam diperkenalkan oleh tetangga mereka (orang-orang Kardabay). Selama perang Rusia – Georgia, banyak dari Muslim Digor dan Muslim Iron yang beremigrasi ke Kekaisaran Ottoman, dan saat ini menjadi warga minoritas di Turki.

Beberapa kota dengan nama yang mungkin terkait dengan ‘Alan’, seperti: Allainville, Allaines, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Eure-et-Loir, dan Les Allains, serta Eure mencermikan bukti keberadaan mereka di Eropa. Begitupun dengan nama hewan seperti Alaunt dan Alano, yang secara historis telah digunakan untuk sejumlah ras anjing di beberapa negara Eropa diperkirakan turun dari anjing asli dari Alans. Alaunt/Alano dikenal di Eropa sebagai jenis anjing yang sangat pandai berburu dan berkelahi.