Archive for the ‘Ya’juj dan Ma’juj’ Tag

1.5. Petunjuk Kuat Qur’an Pada Sosok Zulkarnain   Leave a comment


Oleh karena kita belum dapat membuat kesimpulan siapa sosok Zulkarnain yang benar, maka mari kita melangkah pada perkataan lebih lanjut dari Al-Qur’an. Dalam QS. 18:95-96, Allah berfirman:

Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan batas/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua pinggir/puncak gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!. Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berikanlah kepadaku agar aku tuangkan ke atasnya leburan tembaga“.”

Petunjuk kuat dari ayat Qur’an diatas adalah bahwa lokasi kejadian berada di pegunungan dan sekitarnya, dimana di gunung tersebut terdapat penghalang yang terbuat dari besi dan tembaga.

Banyak orang yang beranggapan bahwa para ahli belum menemukan lokasi dengan ciri-ciri yang dimaksud. Kita tentu bertanya-tanya, masa sich zaman modern dan canggih seperti sekarang, lokasi yang mencolok tersebut belum didapat? Bahkan kalau dipikir-pikir, untuk menemukan lokasi mencolok seperti itu sebenarnya tidak memerlukan peralatan modern nan canggih. Berarti, Al-Qur’an ngawur dong!

Anda bisa saja berpikir demikian! Tetapi bagaimana kalau saya katakan bahwa penghalang besi tersebut telah lama hancur? Tetapi kalau begitu khan, berarti sudah kiamat, karena Ya’juj dan Ma’juj sudah lama keluar!

Saudaraku, jika Al-Qur’an berbicara “telah dekat” bukan berarti benar-benar dekat menurut kita yang tinggal di bumi. Dalam hal ini, Al-Qur’an berbicara dalam alam Lauh Mahfudz di akhirat. Maka dari itu, Allah berfirman pada beberapa ayat:

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al-Hajj [22]:47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As-Sajdah [32]:5)

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al-Ma’aarij [70]:4)

Ayat-ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa satu hari disisi Allah tidak dapat dibandingkan dengan satu hari seperti yang ada di bumi. Secara logika sederhana, penjelasan ini mungkin sulit diterima. Namun secara ilmiah sebenarnya telah ada pembuktiannya. Ilmuwan besar asal AS, Albert Einstein menunjukkan dalam teori relativitasnya bahwa lamanya waktu tergantung dari massa dan kecepatan.

Namun memang sebaiknya kita berpikir bahwa kiamat itu telah dekat, agar kita segera rajin beribadah dan memohon ampun kepada-Nya. Bukankah kita tak tahu kapan kiamat itu terjadi?

Firman Allah:

“Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran serta dengan perimbangan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat.” {QS. Asy-Syuura [42] ayat 17}

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. {QS. 7:187}

Kembali kepada topik pembahasan!

Suatu hari istri Nabi Muhammad, Zainab binti Jahsy didatangi Rasulullah dengan tergopoh-gopoh sambil mengatakan :

La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab dari keburukan yang telah dekat. Pada hari ini benteng Ya`juj Ma`juj dibuka seperti ini. Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari telunjuknya.” (Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1341; Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1987).

Dari hadits tersebut sebenarnya secara tersirat kita dapat mengetahui bahwa pada waktu itu lubang dinding besi sudah mulai terbuka. Dan pada zaman ini, kemungkinan besar benar-benar telah terbuka.

Maka dari itu, lokasinya sulit didapat karena penutup/dinding besinya telah hancur. Namun rupanya ada titik terang mengenai ini.

1.1. Pendahuluan   2 comments


Dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan:

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.”Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati disitu suatu kaum. Kami berkata: “Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulkarnain: “Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”. Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati di belakangnya suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/dinding antara kami dan mereka?”. Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan batas/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua pinggir/puncak gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!. Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berikanlah kepadaku agar aku tuangkan ke atasnya leburan tembaga”. Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”.

Kisah ini muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraisy Makkah yang ingin menguji kenabian Muhammad SAW. Dikisahkan kaum kafir Quraisy Makkah mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al Harits untuk menjumpai rabi Yahudi di Madinah yang kemudian menyarankan untuk mengajukan 3 pertanyaan kepada Rasulullah SAW.

Sang pendeta berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang bajingan…… Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG dimasa lalu ….. kedua, tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. TANYAKANLAH KEPADANYA TENTANG ROH. Jika mampu menjawab dengan benar, maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.

Dari ayat diatas, ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam benak kita:

~ Siapakah sosok Zulkarnain sebenarnya?

~ Siapakah yang disebut Ya’juj wa Ma’juj oleh Allah?

~ Dimanakah letak dinding besi tempat Ya’juj wa Ma’juj terhalang?

~ Apakah dinding besi tersebut telah hancur atau belum?

Para ulama berbeda pendapat dalam menjawab keempat pertanyaan diatas. Oleh sebab itu, maka saya mencoba untuk menguak misteri kisah Zulkarnain serta Ya’juj dan Ma’juj berdasarkan hasil ijtihad saya secara mendalam setelah membaca berbagai sumber referensi tentang hal tersebut.